ASMA BRONKIAL
Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
Stase Ilmu Penyakit Anak
Diajukan Kepada :
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2016
1
LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN
ILMU KESEHATAN ANAK
REFLEKSI KASUS
ASMA BRONKIAL
Disusun Oleh:
Pembimbing Klinik
Ilmu Kesehatan Anak
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama anak : An. K
Umur : 3 tahun 5 bulan
Agama : Islam
Alamat : Ngaliyan, Semarang
Tgl masuk RS : 14 Juni 2017
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Alloanamnesa dari Ibu Pasien pada tanggal
16 Juni 2017 pukul 16.00 WIB di Bangsal Melati RSUD Tugurejo Semarang.
a. Keluhan Utama : Sesak Nafas
4
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien dibawa ke IGD RSUD Tugurejo dengan keluhan sesak nafas.
Sesak nafas dirasakan sejak 9 jam SMRS. Sesak disertai dengan bunyi mengi.
Sesak tidak membaik dengan perubahan posisi dan hanya membaik dengan
penggunaan obat . Pada pasien ini bukan sesak yang pertama karena
sebelum ini beberapa kali pernah mengalami sesak nafas dengan keluhan
yang hampir sama dan biasanya sering kambuh ketika udara dingin. Sesak
juga tidak disertai dengan kebiruan pada telapak tangan, kaki atau biru pada
mulut. Sesak dirasakan lebih dari satu kali dalam seminggu dan kurang dari
satu kali dalam sehari. Sesak mengganggu aktifitas. Pasien dapat berbicara
dalam penggalan kalimat. Nyeri dada disangkal.
Pasien juga dikatakan batuk sejak 3 hari SMRS. Batuk terus menerus
dengan sedikit dahak tidak berwarna. Dahak sukar dikeluarkan dan tidak
berdarah. Mual dan muntah disangkal.
Pasien pilek sejak 1 hari lalu. Keluar hingusan berwarna bening, encer
dan tidak berdarah. Pasien juga bersin pada waktu pagi beberapa kali.
Demam disangkal . BAB dan BAK lancar, tidak ada keluhan.
5
Pasien tinggal bersama adik perempuan dan kedua orangtuanya.
Pasien tinggal dirumah dengan lantai keramik, ventilasi cukup dan cahaya
matahari bisa masuk kedalam rumah. Sumber air berasal dari PAM. Ayah
pasien bekerja sebagai karyawan pabrik, upah ayah pasien sesuai UMR,
ibu pasien sebagai ibu rumah tangga. Biaya perawatan di RS ditanggung
Jamkesmaskot. Kesan: keadaan social dan ekonomi cukup
f. Data Khusus
1. Riwayat Kehamilan/Pre Natal :
An.K adalah anak kedua dari Ny.N. selama hamil ibu rutin
memeriksakan kehamilanya di bidan. Saat hamil, pasien tidak
memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit gula selama kehamilan.
Ibu pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu, alkohol, maupun
rokok selama kehamilan. Suntik tetanus toksoid (TT) sebanyak dua
kali. kehamilan cukup bulan (39 minggu).
2. Riwayat persalinan/natal:
Lahir spontan dengan bantuan bidan di puskesmas, langsung
menangis kuat, dan segera dilakukan inisiasi menyusui dini. Berat
badan saat lahir sekitar 3200 gram, panjang badan 49 cm.
3. Riwayat pasca persalinan/ post natal:
Perdarahan pasca lahir disangkal.
4. Riwayat Imunisasi :
Usia Imunisasi
0 bulan Hepatitis B, Polio 0
1 bulan BCG
2 bulam Pentavalen 1 (DPT, Hepatitis B, Hi B), Polio 1
b. Status Generalisata
1. Kepala : kesan mesocephal
2. Mata : konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
mata cowong (-/-), reflek cahaya direct (+/+), reflek
cahaya indirect (+/+), edem palpebra (-/-),
3. Hidung : nafas cuping (-), deformitas (-), sekret (-)
4. Telinga : serumen (-), nyeri mastoid (-), nyeri tragus (-)
5. Mulut : kering (-), sianosis (-), faring hiperemis (-),
tonsil T1-T1.
6. Leher : Pembesaran limfonodi (-), penggunaan otot tambahan (+)
7. Thorax
Pembesaran limfonodi axilla (-)
Pulmo Sinistra Dextra
Depan
1. Inspeksi Normochest Normochest,
Simetris statis-dinamis Simetris statis-dinamis
sinistra = dextra sinistra = dextra
diameter AP < lateral diameter AP < lateral
retraksi (+) substernal retraksi (+) substernal
8
2. Palpasi Pergerakan hemithorak Pergerakan hemithorak
sinistra = dextra sinistra = dextra
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Arcus costa normal Arcus costa normal
4. Auskultasi
Suara dasar vesikuler (+) Suara dasar vesikuler (+)
Wheezing (+) ronki (+) Wheezing (+) ronkhi (+)
hantaran (-) hantaran (-)
Belakang
1. Inspeksi Normochest Normochest,
Simetris statis-dinamis Simetris statis-dinamis
sinistra = dextra sinistra = dextra
diameter AP < lateral diameter AP < lateral
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis (teraba tidak kuat angkat)
Perkusi : batas jantung dalam normal
Auskultasi : bunyi jantung I > II, reguler, bising (-)
8. Abdomen
Inspeksi : bentuk perut datar, massa (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal (10 kali/ menit)
9
Perkusi : timpani seluruh regio abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, ginjal tidak teraba, lien
tidak teraba, turgor kembali cepat
9. Ekstremitas
Superior Inferior
Akral hangat +/+ +/+
Oedem -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Capillary Refill < 2 detik/< 2 detik < 2 detik/< 2 detik
10
RDW 12.40 % 11.5 14.5
Eosinofil 0.12 103/ul 0.045 0.44
absolute
Basofil absolute 0.05 103/ul 0 0.2
Netrofil absolute 15.17 H 103/ul 1.8 8
Limfosit 2.81 103/ul 0.9 5.2
absolute
Monosit absolute 1.75 H 103/ul 0.16 1
Eosinofil 0.60 L % 24
Basofil 0.30 % 01
Neutrofil 76.20 H % 50 70
Limfosit 14.10 L % 25 50
Monosit 8.80 H % 16
V. RESUME
Pasien dibawa ke IGD RSUD Tugurejo dengan keluhan sesak
nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 3 hari SMRS. Sesak disertai dengan
bunyi mengi. Sesak tidak membaik dengan perubahan posisi dan hanya
membaik dengan penggunaan obat . Pada pasien ini bukan sesak yang
pertama karena sebelum ini beberapa kali pernah mengalami sesak nafas
dengan keluhan yang hampir sama dan biasanya sering kambuh ketika
udara dingin. Sesak juga tidak disertai dengan kebiruan pada telapak
tangan, kaki atau biru pada mulut. Sesak dirasakan lebih dari satu kali
dalam seminggu dan kurang dari satu kali dalam sehari. Sesak
mengganggu aktifitas dan pasien sering terbangun saat tidur . Pasien dapat
berbicara dalam penggalan kalimat. Nyeri dada disangkal.
Pasien juga dikatakan batuk sejak 2 hari SMRS. Batuk terus menerus
dengan sedikit dahak tidak berwarna. Dahak sukar dikeluarkan dan tidak
berdarah. Mual dan muntah disangkal. Nafsu makan pasien berkurang,
namun pasien masih mau minum susu.
11
Pasien pilek sejak 1 hari lalu. Keluar hingusan berwarna bening, encer
dan tidak berdarah. Pasien juga bersin pada waktu pagi beberapa kali.
Demam disangkal . BAB dan BAK lancar, tidak ada keluhan.
12
VI. DIAGNOSIS BANDING
1. Asma bronkial
2. Rhinitis Alergi
3. Bronkopneumonia
Medikamentosa:
1) Antibiotik
Inj. Ampicilin 4 x 250 mg IV selama 5 hari
Dosis : 20 25 mg/kgBB/kali setiap 6 jam
Sediaan : Inj 1 gr/vial
2) Nebulisasi/Inhalasi
a. Berotec 0,1% sol 40 mg = 5 tetes
b. Pulmicort 0,25 mg/ml = 5 tetes
13
c. Nacl 0,9% 2cc
Non medikamentosa:
1) Menghindari pencetus timbulnya kekambuhan
2) Istirahat cukup
3) Menjaga hygiene kebersihan lingkungan sekitar
IpMx :
1) Keluhan pasien
2) Keadaan umum dan tanda vital
3) Monitoring kemungkinan komplikasi
4) Monitoring tanda-tanda eksaserbrasi asma
IpEx :
1) Menjelaskan mengenai Asma
2) Menjelaskan pengelolaan asma pada anak
3) Memberi edukaki ke keluarga pasien tentang penyebab asma antaranya
cuaca dingin, alergi debu, asap rokok, dan yang lain.
4) Menjaga kebersihan di rumah, sekitarnya, supaya bebas dari debu, dan
apa jua alergen yang lain.
IX. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad Sanam : dubia ad bonam
Quo ad Fungsionam : dubia ad bonam
14
BAB III
PEMBAHASAN
17
Sedangkan pada derajat serangan asma dapat dibagi ke dalam 4
derajat serangan yaitu ringan, sedang, berat dan ancaman henti napas.4
Parameter klinis, Ringan Sedang Berat Ancaman
Fungsi paru, henti napas
Laboraturium
Sesak (breathless) Berjalan Berbicara Istirahat
Bayi : Bayi : Bayi :
Menangis keras Tangis pendek Tidak mau
& lemah minum /
Kesulitan makan
menetek dan
makan
Posisi Bisa berbaring Lebih suka Duduk
Duduk bertopang
lengan
Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata-kata
Kesadaran Mungkin Biasanya Biasanya kebingungan
irritable irritable Irritable
Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada Nyata
Wheezing Sedang, sering Nyaring, Sangat Sulit /
hanya pada akhir Sepanjang nyaring, Tidak terdengar
ekspirasi ekspirasi Terdengar
inspirasi tanpa
stateskop
Penggunaan otot Biasanya tidak Biasanya ya Ya Gerakan paradox
Bantu respiratorik Torako-
Abdominal
Retraksi Dangkal, Sedang, Dalam, Dangkal/
Retraksi ditambah ditambah Hilang
Interkosta Retraksi Napas cuping
suprasternal hidung
Frekuensi napas Takipnu Takipnu Takipnu Bradipnu
Pedoman nilai baku frekuensi napas pada anak sadar:
Usia frekuensi napas normal
<2 bulan < 60 / menit
2-12 bulan < 50 /menit
1-5 tahun < 40 / menit
6-8 tahun < 30 / menit
Frekuensi nadi Normal Takikardi Takikardi Bradikardi
Pedoman nilai baku frekuesi nadi pada anak :
Usia Frekuensi nadi normal
2-12 bulan < 160 / menit
1-2 tahun < 120 / menit
3-8 tahun < 110 / menit
19
(Ipratropium bromide). Sedangkan pemberian vestein yang
mengandung erdostein (golongan thiol) sebagai mukolitik kurang
tepat bila diberikan pada tatalaksana awal.
b. Penanganan di Ruang Rawat Inap
Berdasarkan PNAA alur tatalaksana asma anak jangka panjang
dibedakan berdasarkan derajat penyakitnya (lihat lampiran 3).6
Pada kasus:
1) pemberian infus RL dapat diberikan sebagai rumatan
2) penggunaan antibiotik cefotaxim dan gentamisin dapat diberikan
karena pasien mengalami batuk 2 minggu disertai demam,
kemungkinan batuk disebakan selain karena sumbatan jalan nafas
akibat asma tetapi juga disebabkan karena infeksi bakteri dimana
hasil foto thorax juga menunjungan adanya TB paru. Terjadinya
ruam merah dan gatal pada pasien bisa disebabkan karena reaksi
hipersensitifitas terhadap antibiotik tersebut, oleh karena itu
pemilihan amoxicilin sebagai antibiotik pengganti dapat
dilakukan mengingat sifat amoxicilin yang sama-sama bersifat
broadspectrum terhadap gram + dan gram -.
3) nebulizer (berotec dan pulmicort) pagi sore
pemberian inhaler pada derajat asma sedang sudah tepat yaitu
berotec (generik fenoterol) golongan beta agonis sebagai obat
pereda (reliever) sedangkan pulmicort (generik budesonide)
golongan steroid sebagai obat pengendali (profilaksis).
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Akib, Arwin. Sari Pediatri : Asma Pada Anak. Jakarta: Sub bagian Alergi-
Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.2002. Vol 4. No
2:78-82.
21
LAMPIRAN
22
Lampiran 2. Alur tatalaksana Asma Bronkial.1
23
Lampiran 3. Alur tatalaksana asma anak jangka panjang.6
24
Lampiran 4. Obat asma jangka panjang yang beredar di Indonesia.1
25