Anda di halaman 1dari 22

Kehidupan Pribadi Warga Muhammadiyah

Oleh: M. Danusiri

, .
. .
. .
.

.
. .,
.
Profil Pribadi Warga Muhammadiyah
I. Harus Beriman tauhid.
Iman : adalah percaya secara penuh, tanpa
tercampur keraguan, tidak mempertanyakan,
dan tidak menentang.
Objek Iman: Yang harus diimani adalah apa saja
yang datang Allah dan Rasulullah
Sesuatu yang datang dari Rasulullah mencakup:
perkataan, perbuatan, ketetapan, dan keinginan
beliau
Catatan: Apa yang datang dari beliau harus dapat
dibuktikan autentik dari beliau. Sesuatu itu
disebut as-Sunnah ash-shahihah al-maqbulah.
Pola Dalam Bertauhid
Pola tauhid yang dimaksud adalah tauhid murni, tanpa tercampur kepercayaan
di luar yang bersumber dari luar al-Quran dan as-Sunnah
Contoh keimanan yang bersumber dari luar al-Quran dan as-Sunnah:
1. Dalam upacara berjanjen, posisi srokol, Rasulullah hadir dan memberi berkah
2. Dalam Berjanen terdapat redaksi bahwa Rasulullah adalah si penghapus
dosa.
3. Dalam upacara manaqiban, Syeh Abdul Qodir Jailani datang dan memberi
berkah
4. Membaca surat Yasin untuk sakarutul maut memudahkan (dan
menyepatkan) kematiannya.
5. Setiap malam Jumat, arwah meminta kiriman pahala dari keluarga yang
masih hidup.
6. Membaca shalawat nariayah 4444 kali terkabulkan doanya oleh Allah
7. Menalqin orang mati yang baru saja dikuburkan, sementara jamaah belum
pergi dari kubur.
8. Memperingati kematian pada hari ke 7 40, 100, mendhak pisan, mendhak
pindho, nyewu, khaul dengan tahlilan yang pahalanya dikirimkan kepada
orang yang sudah meninggal.
Penjelasan-Penjelasan
1. Naskah al-Barjanji ditulis oleh Hasan al-Barzanji, 300 tahun sesudah Rasulullah wafat,
yaitu pada zaman pemerintahan sultan Salahuddin al-Ayyubi dari Bani Buwaihi. Jadi,
keyakinan-keyakinan yang ada di dalamnya sebagian merusak aqidah murni Islam .
Tidak mungkin Rasulullah kembali ke dunia memberi berkah.
( :
)
Sesungguhnya kamu (Muhammad) tidak tahu apa yang mereka perbuat sesudahmu.
Maka aku berkata: Celaka! Celaka! Bagi orang yang mengubah-ubah sesudahku (HR
Muttafaqun alaih Dari Abu Said al-Hudri)
Dalam aqidah Islam, orang yang meninggal dunia berada di alam barzakh. Tidak ada
kterangan apa pun ruh-ruh tertentu berhubungan dengan manusia hidup.

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula)
memajukannya 9QS al-Araf/7:34
2. Tidak ada sebuah hadis pun yang shahih yang menjelasan
tentang keutamaan surat Yasin berkenaan dengan orang yang
menjelang atau sudah mati. Abu Bakar Ibnul Arabi mengatakan
bahwa tidak ada satu pun hadis yang s}ah}i>h} tentang bacaan
surat yasin untuk orang mati (al-Aun al-Mabu>d, VIII : 390)
3. Syeh Abdul Qadir Jailani hidup pada generasi 17 dari generasi
Rasulullah. Beliau sendiri tidak disebutkan sebagai keturunan
Rasulullah. Tidak ada keterangan autentik sedikitpun dari Allah
dan Rasulullah bahwa Abdul Qadir Jailani bisa memberi berkah
yang manaqiban kepadanya.
Tidak ada keterangan sedikit pun bahwa orang
hidup nbisa mengirim pahala orang yang sudah
mati,
Berikut dalil-dalil dari al-Quran.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya (8QS al-Baqarah/2:286)

(yaitu) bahwasanya seorang yang


berdosa tidak akan memikul dosa
orang lain dan bahwasanya seorang
manusia tiada memperoleh selain
apa yang telah diusahakannya (QS
an-Najm/53:38-39).
Sebelas Imam madzhab menolak
pengiriman pahala kepada orang mati,
mereka itu adalah: Hanafiah,
Malikiyah, Syafiiyyah, Hambaliyyah,
Sufyan sauri, Sufyan uyainah, Lais bin
Rahawaih, Ibnu Jarir, azh-Zhahiriyyah,
dan Auzaiyyah menolak tahlilan dan
perjamuannya (al-Alawi, [t.th.]: 69).
Komentar-komentar mereka: ulama Syafiiyyah
mengatakan bahwa tahlilan adalah bidah (as-
Sarbani,[t.th.]: 368; al-Qulyubi, [t.th.],I: 353; an-
Nawawi, 1417 H,V:l86; al-Haitami,[t.th.],I:577; ad-
Dimyati,[t.th.],II:146; al-Qirmani,no.18,1933:285;
as-Sarbani, 1415 H,I:210. Sepuluh mazhab yang
lainnya juga senada dengan syafiiyyah, meskipun
menggunakan term lain: Hanafiah mengatakannya
bidah (al-Amin,1386 H,II:240), Malikiah
mengatakannya bidah (ad-Dasuki,[t.th.],I:419,
Hambaliah m,engatakannya makruh dan seperti
jahiliyah (al-Muqaddasi,1405 H,II:215) sebagaiannya
mengharamkan dan sebagainnya mengatakannya
bidah (Ibnu Taimiyyah,[t.th.],I:316.
Khususnya imam mazhab yang
empat (Malikiyyah, Hanafiyyah,
Syafiiyyah, dan Hambaliyyah)
mengatakan bahwa membaca
Alquran yang pahalanya dikirimkan
kepada orang mati itu tidak akan
sampai
Mereka mendasarkan kepada surat
an-Najm/53 ayat 38 dan 39 di atas.
6. Shalawat Nariyah bukan tuntunan Rasulullah.
Keimanan pada keampuhan membacanya 4444
kali jelas merupakan sesuatu yang ghairu
masyru. Beriman kepadanya berarti khurafat,
yaitu iman tanpa ada dasar dari syariat. Shalawat
Nariyah hanya karangan para ahli thariqat. Al-
Malibari banyak mengarang upacara-upacara dan
kepercayaan-kepercayaan yang diinjeksikan ke
dalam kesadaran umat Islam
Bahwa di Lauhil mahfudz terdapat loker no 4444
yang isinya redaksi shalawat nariyah adalah
terlalu ngawur, tanpa dasar.
7. Hadis tentang menalqin orang mati tidak sampai
kepada Rasulullah (mauquf), yaitu hadis riwayat
Dlamrah bin Habib seorang tabiin. perawi
penghimpun hadis Said bin Manshur.(Bulughul
Maram hadis no. 606).
8.Memperingati kematian pada hari 7, 40, 100,
mendhak pisan, mendhak pindho, nyewu, khaul
bersumber dari Hindu.
Tidak ada keterangan sedikitpun penentuan hari-
hari itu bersumber dari Allah dan Rasulullah.
Contoh Aqidah Bersumber dari Allah
1. Ber-Itiqad (berkeyakinan) bahwa Allah itu esa,
dasar sumbernya adalah Qul Huwa-llaahu
Ahad)
2. Ber-Itiqad bahwa Allah itu di luar pikiran
manusia, tak ada atau siapa pun menyamai-Nya,
dasarnya adalah Walam yakun lahu kufuwan
Ahad.
3. Beribadah dan memohon (berdoa) pertolongan
hanya kepada Allah tanpa perantara ruh
tertentu, dasarnya: Iyyaaka nabudu wa iyyaaka
nastain.
4. Berkeyakinan bahwa menolong terhadap orang yang
sudah mati hanya satu yaitu doa ampunan kepada
Allah untuknya. Dasarnya adalah hadis berikut:

( :
) .
Apabila telah selesai mengubur mayit, beliau berdiri di
atas kubur dan bersabda: Mohonkanlah ampunan
untuk saudaramu dan mintakan ketetapan iman,
karena sekarang ia sedang ditanya (HR Abu Dawud dari
Usman. Al-Hakim mengesahkan hadis ini).
5. Berkeyakinan hubungan antara orang yang masih
hidup dan yang sudah mati itu terputus kecuali
tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat,
anak shalih yang mendoakan orang tuanya (bukan
mengirim pahala), hadisnya adalah:
:

6. Berkeyakinan bahwa menyalati orang mati karena
bunuh diri itu tidak boleh, dasarnya:

.) (
Ketika didatangkan mayat seorang laki-laki yang bunuh dirinya dengan tombak,
beliau tidak menyalatinya (HR. Muslim dari Jabir bin Samurah)
7. Berkeyakinan bahwa membaca tasbih dan tahmid 100 x dalam satu majlis, Allah
akan mengampuni dosanya meskipun banyak seperti buih lautan, dasarnya
adalah hadis berikut:
: :
) (
Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa membaca Subhanallah
wabihamdih seratus kali, maka dihapuslah kesalahannya meskipun
laksana buih di laut.
8. Berkeyakinan bahwa menembok, menyungkup, membuat rumah
bangunan untuk kuburan itu dilarang oleh Rasulullah, berdasar:

) (
Rasulullah saw melarang menembok kubur, duduk dan
mendirikan bangunan di atasnya (HR.Muslim dari Jabir).
9. Berkeyakinan bahwa ketika dalam bepergian
boleh: mengashar shalat, berdasar:
:
. :
. .
.
Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah saw
bermukim di Makkah selama 19 hari, ia
meringkas shalat HR.Bukhari. Riwayat Abu Dawud
17 haru, dan menurut riwayat lain menyatakan
15 hari.
10. Berkeyakinan bahwa mengakhiri shalat dengan
membaca Assalaamu alaikum
warahmatullaaahi wabarakaatuh, berdasar hadis
berikut:
:
,
(
)
Dari Wail bin Hujrin ra, ia berkata: Aku Shalat
besersama Nabi saw, Ia salam menoleh kanan
dengan mengucap Assalamu alaikum
warahmatullahi wabarakatuh, dan ke kiri
Assalaamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
(HR Abu Dawud dengan sanad Shahih)
II. Setiap warga Muhammadiyah harus terbebas dari tahayyul,
bidah, khurafat, dan Syirik
Tahayyul
Tahayul adalah mengada-adakan kepercayaan yang tidak ada dasarnya dari syariat.
Contoh:
menciptakan keyakinan bahwa kegiatan mujahadahan itu adalah perbuatan ahlusunnah
wal jamaah. Hal ini dikatakan tahayyul karena kegiatan itu tidak ditemukan pada masa
Rasulullah, sahabat, tabiin, tabiut tabiin. Kegiatan ini ditemukan baru pada tahun 1980-
an di Semarang, di Jawa Timur, kemudian semarak baru tahun 200-an.
Khurafat
Khurafat adalah mempercayai reka-reka dari tahayyul itu. Percaya benar bahwa
mujahadahan itu adalah ibadah ahlusunnah waljamaah. Kalau dikatakan golongan
tertentu dan mengaku ahli sunnah wal jamaah, benar.
Bidah
Bidah adalah melakukan sesuatu ibadah yang tidak dilaksanakan oleh Rasulullah.
Contohnya adalah mujahadahan tersebut, tahlilan yang pahalanya dikirmkan kepada
orang yang telah mati dan dikolaborasikan dengan peringatan 7, 40, 100 hari, nyewu,
mendhak pisan, mendhak pindho, dan khaul, yasinan yang pahalanya dikirmkan kepada
orang mati, shalat arafah, shalat rahmat, puasa ngebleng, puasa ngrowot, puasa mutih
dengan tujuan-tujuan tertentu selain ridla Allah, dan masih banyak lagi.
Syirik
Syirik adalah menyekutukan Allah. Praktisnya beribadah dan memohon
pertolongan selain kepada Allah juga kepada dan selain Allah sekaligus.
Contoh
1. Mujahadahan, di dalamnya terdapat doa demikian: Qad dlaaqad hilatii adriknii
yaa Rasuulallah . . . (Sungguh keadaanku telah mentog, dapatkanlah aku wahai
Rasulullah. . .)
Doa ini ditujukan kepada Rasulullah, bukan kepada Allah. Doa ini mengandung
kebohongan publik spiritual. Kenyataannya setiap mujahadan kubra
dilaksanakan dengan massal, mengerahkan ribuan massa, dananya besar.
Orangnya sehat-sehat, sangunya tebal, tidak ada yang kelaparan, sebagian
merokok nikmat sebelum maupun sesudah uapacara dilakukan, Kepepetnya
mana ?
2. Orang-orang ampuh yang keampuhannya bersekutu dengan Jin
3. Berwasilah dengan ruh dalam berdoa. Di dalam doa ini memohon kepada ruh
tertentu agar menghantarkan doanya kepada Allah Swt.
4.Berkeyakinan bahwa Nabi sebagai penghapus dosa sebagaimana disebutkan
dalam naskah al-Barzanji halaman 1. 224 x dalam al-Quran menyebutkan
bahwa yang memberi ampunan hanya Allah sendiri (bukan muasyarah
bainanaas).
IIISetiap warga Muhammadiyah harus
menjadi seorang mukminin,
muslimin,muttaqin, muhsinin, dan
ibadurrahman. Indikator-indikatornya al:
1. Rendah hati
2. Menebar keselamatan ,meskipun kepada orang jahil
3. Di malam hari banyak bersujud kepada Allah (tahajjud)
4. Senantiasa memohon kepada Allah agar dijauhkan dari azab neraka
5. Tidak membelanjakan rezekinya secara berlebihan
6. Tidak kikir dengan harta kekayaannya
7. Tidak menyembah kepada selain Allah maupun menyembah Allah sekaligus
kepada yang selain-Nya.
8. Tidak membunuh jiwa kecuali secara benar
9. Tidak melakukan zina
10. Gemar beramal shalih
11. Tidak memberikan kesaksian palsu
12. Menjaga kehormatan dan martabat dirinya
13. Terhadap peringatan (ayat-ayat Allah) mereka taat kepadanya
14.Mengupayakan sakinah dalam keluarganya
15. Mengupayakan keturunan menjadi pemimpin-pemimpin
mukminin
16.Bersabar dalam melaksanakan no 1-15. (QS al-
Furqan/25:63-77).
17. Iman kepada Kitab Allah dan utusan-utusannya (QS. An-
Nisa/4:136).
18. Beriman kepada Allah sebagai ilah yang tidak berputra,
diputrakan, tidak ada yang menyamai, dan semua
bergantung kepada-Nya. (QS.al-Ikhlash)
19. Meyakini bahwa orang-orang ahli kitab dan musyrik
tidak akan menginginkan kebaikan dari Islam (QS al-
Baqarah/2: 105).
Penutup
Point-point ajaran Islam tersebut semoga menjadi
pedoman hidup bagi setiap mahasiswa FK Unimus
baik dalam menjalani profesi maupun
kehidupannya sehari-hari.
Mari kuliah diakhiri dengan doa:

.
. .

Anda mungkin juga menyukai