Anda di halaman 1dari 38

PUTUSAN NOMOR HK.210/04/I/MP.

17
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN

TENTANG

AN
KECELAKAAN KAPAL TUBRUKAN ANTARA
TK. SSA 308 YANG DITUNDA KT. SSA 08 DENGAN JETTY
TERMINAL UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI (TUKS) MASPION
DI PELABUHAN GRESIK

R
YA
Pada tanggal 29 Oktober 2015, lebih kurang pukul 05.40 WIB, rangkaian
tunda KT. SSA 08, GT.207, berbendera Indonesia, Awak Kapal 10 (sepuluh) orang,
dan TK. SSA 308, GT. 3.256, berbendera Indonesia, muatan batu bara 7.570 M/T,

LA
hibob jangkar dari tempat berlabuh jangkar di sebelah Utara Jetty TUKS Maspion.
Kapal berolah gerak untuk sandar di Jetty TUKS Maspion Pelabuhan Gresik, lebih
PE
kurang pukul 06.10 WIB setelah jangkar Tongkang naik diatas permukaan air laut
diketahui tali baja pada tali tunda kedua (second towing) tersangkut pada kuku
jangkar, ketika berupaya melepas tali baja yang tersangkut tersebut, rangkaian
tunda hanyut kearah Jetty TUKS Maspion yang akan disandari, setelah tali baja yang
AH

tersangkut lepas KT.SSA 08 berolah gerak menarik TK SSA.308 untuk menghindar


Jetty TUKS Maspion, namun upaya tersebut gagal dan lebih kurang pyukul 06.25
WIB terjadi tubrukan antara TK. SSA 308 dengan Jetty TUKS Maspion - Pelabuhan
Gresik.
M

Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka, namun
KA

terdapat kerugian harta benda berupa Jetty TUKS Maspion roboh dan sudut buritan
bagian kanan dari TK.SSA.308 mengalami penyok (deformasi).
AH

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya nomor KL.205/2/3/DN-


16, tanggal 01 April 2016, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal Tubrukan
antara TK. SSA 308 yang ditunda KT. SSA-08 dengan jembatan Jetty TUKS Maspion
M

kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun


2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun
1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab
Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan
Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-
sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya

kesalahan ...
2

kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta


menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau
lalai.

Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa :

1. Berita Acara Nakhoda, dibuat di Gresik, oleh Mualim I, tanggal 29 Oktober 2015

AN
dan diketahui oleh Nakhoda;

2. Kronologis Kejadian, dibuat di Gresik, oleh Nakhoda tanggal 29 Oktober 2015;

R
3. Laporan Kejadian, dibuat di Gresik, oleh Masinis II, tanggal 2 November 2015;

YA
4. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK), nomor KL.205/02/XI/2015, dibuat di Kantor
Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Gresik, tanggal 12 November 2015,
oleh Nakhoda, dan diketahui Kepala Seksi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan

LA
Patroli Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Gresik;
PE
5. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat di Gresik, tanggal
30 Oktober 2015, tanggal 03, 10, dan 12 November 2015, oleh Petugas
Kesyahbandaran pada Seksi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli, Kantor
KSOP Kelas II Gresik, terhadap :
AH

a. Nakhoda, Jafril;
b. Mualim I, Indra Gunawan;
c. KKM, Ilham Suprayogo;
M

d. Masinis II, Modestus Andy Hermawan;


e. Juru Mudi, Machmut;
KA

f. Agen PT. Rejeki Sentosa Shipping, Imam Syafi;


g. Loading Master PT. Siam Maspion Terminal, Tirta Wijaya Negara.
AH

6. Berita Acara Pendapat/Resume, nomor KL.206/02/XI/KSOP.GSK-2015,


dikeluarkan di Gresik, tanggal 18 November 2015, oleh Petugas Keselamatan
Berlayar, dan diketahui Kepala Seksi Keselamatan Berlayar Penjagaan Dan Patroli
M

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Gresik;

7. Surat-Surat Kapal, terdiri dari :

KT. SSA 08.

a. Surat Laut, nomor PK.205/4497/SL-PM/DK-14, nomor Urut 566, diterbitkan


di Jakarta, tanggal 1 September 2014, oleh Direktur Perkapalan dan

Kepelautan ...
3

Kepelautan, Kepala Sub Direktorat Pengukuran, Pendaftaran dan Kebangsaan


Kapal, Ditjenhubla;

b. Surat Ukur International (1969), nomor 4060/PPm, dikeluarkan di Batam,


tanggal 18 April 2012, oleh Kepala Kantor Pelabuhan Batam, Kepala Bidang
Kesyahbandaran Batam;

c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang (Pembaruan), nomor

AN
PK.001/93/5/KSOP.BJM-2015, diterbitkan di Banjarmasin, tanggal 07 Oktober
2015, berlaku sampai dengan 06 April 2016, oleh Kepala Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Banjarmasin, Kepala Bidang
Status Hukum dan Sertifikasi Kapal;

R
YA
d. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang (Pembaruan), nomor
PK.001/93/6/KSOP.BJM-2015, diterbitkan di Banjarmasin tanggal 07 Oktober
2015 berlaku sampai dengan 06 April 2016, oleh Kepala Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Banjarmasin, Kepala Bidang
Status Hukum dan Sertifikasi Kapal;
LA
PE
e. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang (Perpanjangan), nomor
PK.002/110/2/KSOP.BJM-2015, diterbitkan di Banjarmasin tanggal 07 Oktober
2015 berlaku sampai dengan 06 Januari 2016, oleh Kepala Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Banjarmasin, Kepala Bidang
AH

Status Hukum dan Sertifikasi Kapal;

f. Sertifikat Garis Muat Kapal (Sementara), nomor PK.001/32/3/KSOP.BJM-2015,


diberikan di Banjarmasin, tanggal 07 Oktober 2015, berlaku sampai dengan
M

06 Januari 2016, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Pelabuhan Kelas I


Banjarmasin, Kepala Bidang Status Hukum dan Sertifikasi Kapal;
KA

g. Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran oleh Minyak dari Kapal


(Sementara), nomor PK.401/43/11/KSOP.BJM-2015, diberikan Banjarmasin
AH

tanggal 07 Oktober 2015, berlaku sampai dengan 06 Januari 2016, oleh Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Banjarmasin, Kepala Bidang
Status Hukum dan Sertifikasi Kapal;
M

h. Surat Izin Stasiun Radio Kapal Laut, nomor 934/L/SDPPI/2015, tanggal berlaku
28 Februari 2015 berlaku sampai dengan 27 Februari 2020, oleh Direktur
Operasi Sumber Daya, Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos
Dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI;

i. Surat ...
4

i. Surat Persetujuan Gerak Bandar Kapal, nomor KL.004/302/X/KSOP.Gsk-2015,


dikeluarkan di Gresik, tanggal 27 Oktober 2015, berlaku sampai dengan
28 Oktober 2015, oleh Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan
Patroli, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Gresik;

j. Surat Persetujuan Pemuatan dan Pengangkutan Barang Khusus/Berbahaya,


nomor PK.406/44/X/UPP.KTP-2015, dikeluarkan di Kintap, tanggal 13 Oktober
2015, oleh Syahbandar Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kintap;

AN
k. Laporan Keberangkatan Kapal, nomor 038/TWS-KTP/X/15, dibuat di Kintap,
tanggal 13 Oktober 2015, Direktur PT. Trikarsa Wirasamudera, dan diketahui
oleh Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Kintap;

R
YA
l. Re Inspection Certificate, nomor 040/TM/ILR/IV/2015, 041/TM/ILR/IV/2015,
dibuat tanggal 10 April 2015 Pemeriksaan Berikutnya tanggal 10 April 2016,
oleh Surveyor CV. Taurus Mandiri, diketahui Syahbandar Utama Tanjung
Perak, Surabaya;

LA
m. Cargo Manifest, dibuat di Kintap, tanggal 13 Oktober 2015, oleh PT. Trikarsa
PE
Wira Samudera;

n. Dokumen Keselamatan Pengawakan Minimum, nomor


PK.306/15/19/KSOP.BJM-15, diterbitkan di Banjarmasin, tanggal 08 Oktober
AH

2015 berlaku sampai dengan 08 Januari 2016, oleh Kepala Kantor


Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Banjarmasin, Kepala Bidang
Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli;
M

o. Crew List, dibuat di Kintap tanggal 13 Oktober 2015, oleh Nakhoda dan
diketahui Syahbandar Kintap;
KA

p. Surat Persetujuan Berlayar, nomor III.90/KM.62/115/X/2014, diterbitkan


di Kintap, tanggal 13 Oktober 2015, oleh Syahbandar Pelabuhan Kintap.
AH

TK. SSA 308.


M

a. Surat Laut, nomor PK.205/5363/SL-PM/DK-14, nomor Urut 727, diterbitkan


di Jakarta, tanggal 24 Oktober 2014, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan,
Kepala Sub Direktorat Pengukuran, Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal,
Ditjenhubla;

b. Surat Ukur Internasional (1969), nomor 4067/PPm, dikeluarkan di Batam,


tanggal 20 April 2012, oleh Kepala Kantor Pelabuhan Batam, PH. Kepala
Bidang Kesyahbandaran Batam;

c. Sertifikat ...
5

c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, nomor


PK.001/93/7/KSOP.BJM-2015, diterbitkan di Banjarmasin, tanggal 07 Oktober
2015, berlaku sampai dengan 06 Januari 2016, oleh Kepala Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Banjarmasin, Kepala Bidang
Status Hukum dan Sertifikasi Kapal;

d. Sertifikat Garis Muat Kapal (Sementara), nomor PK.001/32/4/KSOP.BJM-2015,


diberikan di Banjarmasin, tanggal 07 Oktober 2015, berlaku sampai dengan

AN
06 Januari 2016, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Kelas I Banjarmasin, Kepala Bidang Status Hukum dan Sertifikasi Kapal;

e. Surat Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri, nomor

R
AL.103/375/6/187/15, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 22 September 2015,

YA
oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Kepala Sub Direktorat Angkutan
Laut Dalam Negeri, Ditjenhubla;

8. Sertifikat Keahlian Pelaut Awak Kapal KT. SSA 08 terdiri dari :

LA
a. ANT IV, nomor 6200078691N40212, tahun 2012, atas nama Jafril;
PE
b. ANT V, nomor 6200394515N50212, tahun 2012, atas nama Indra Gunawan;

c. ANT III, nomor 6201597345N30115, tahun 2015, atas nama Taufik


AH

Hidayatullah;

d. ATT IV, nomor 6200143659T40614, tahun 2014, atas nama Ilham Suprayogo;
M

e. ATT V, nomor 6201016861T50215, tahun 2015, atas nama M. Andy


Hermawan;
KA

f. ATT V, nomor 6200154823T50606, tahun 2006, atas nama Rahman Bahrun


Lolaa.
AH

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan


M

serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut :

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan :

1. Data Kapal

KT. SSA 08.

Nama : SSA 08

Jenis ...
6

Jenis : Kapal Tunda


Bendera/Tanda Panggilan : Indonesia /YDB 4125
Pembuatan/Konstruksi : Tahun 2011/Baja
Isi kotor/Isi bersih : GT. 207/NT. 63
Tanda selar : GT. 207 No.4060/PPm
Tenaga Penggerak Utama : Mesin Merk Carterpillar 2 x 1000 HP
Ukuran Pokok
Panjang : 24,97 Meter

AN
Lebar : 8,20 Meter
Dalam : 4,00 Meter
Pemilik : PT. Samudera Sentosa Abadi
Nakhoda : Jafril

R
Awak Kapal : 10 (sepuluh) orang.

YA
TK. SSA 308.

Nama
Jenis
:
: LA
SSA 308
Tongkang
PE
Bendera/Tanda Panggilan : Indonesia /-
Pembuatan/Konstruksi : Tahun 2011/Baja
Isi kotor/Isi bersih : GT. 3.256/NT. 977
Tanda selar : GT. 3.256 No.4067/PPm
AH

Ukuran Pokok
Panjang : 87,78 Meter
Lebar : 24,38 Meter
Dalam : 5,49 Meter
M

Pemilik : PT. Samudera Sentosa Abadi


KA

2. Jalannya Peristiwa.
AH

a. Pada tanggal 18 Oktober 2015, pukul 14.00 WIB, rangkaian tunda KT.SSA
08, GT. 207, berbendera Indonesia, Awak Kapal 10 (sepuluh) orang, dan
TK. SSA 308, berbendera Indonesia, muatan batu bara 7.570 M/T tiba dari
M

Kintab dan berlabuh jangkar pada sisi Timur Alur Pelayaran Barat Surabaya
(APBS)- Pelabuhan Gresik;

b. Kapal dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai dan diawaki
dengan Perwira Dinas Jaga yang memadai, kapal siap siaga untuk
menunggu perintah sandar;

c. Setelah ...
7

c. Setelah menunggu lebih kurang 10 (sepuluh) hari, pada tanggal


28 Oktober 2015 pagi hari ada perintah sandar dari keagenan PT. Rejeki
Sentosa Shipping (RSS) dan atas perintah dari Stasiun Kepanduan Gresik
kapal hibob jangkar, pukul 07.00 WIB jangkar naik diatas air dan kapal
berolah gerak tanpa Pandu untuk sandar di Jetty TUKS Maspion Pelabuhan
Gresik;

d. Ketika rangkaian tunda mendekati Jetty TUKS Maspion atau lebih kurang

AN
pada jarak 0,5 NM, diberitahu oleh keagenan melalui HP, bahwa kapal
batal untuk sandar dan pukul 09.00 WIB rangkaian tunda kembali berlabuh
jangkar ditempat semula;

R
e. Pukul 22.00 WIB, mendapat perintah dari keagenan untuk sandar, pukul

YA
22.40 WIB jangkar naik diatas air, rangkaian tunda berolah gerak
mendekati Jetty TUKS Maspion dan ketika sudah mendekati posisi sadar,
diperaintahkan menunggu bantuan kapal Tunda KT. Bima 324, tetapi
setelah terapung-apung lebih kurang 2 (dua) jam, oleh agen yang sudah

LA
menunggu di Jetty diberitahu melalui HP bahwa kapal batal sandar karena
terlihat ada titik api pada muatan batu bara di Tongkang;
PE
f. Selanjutnya pada pukul 03.50 WIB rangkaian tunda di sebelah Utara Jetty
TUKS Maspion, yang menurut informasi dari KT. Bima 324 tempat tersebut
aman untuk berlabuh jangkar sementara, setelah berlabuh jangkar Anak
AH

Buah Kapal segera memadamkan titik api, dan lebih kurang pukul 05.00
WIB titik api dapat dipadamkan;

g. Pukul 05.40 WIB atas perintah pihak keagenan dan atas persetujuan dari
M

pihak Stasiun Pandu Pelabuhan Gresik rangkaian tunda hibob jangkar


untuk berolah gerak menuju Jetty TUKS Maspion, dan ketika jangkar naik
KA

diatas air terlihat tali baja tunda (second towing) tersangkut pada kuku
jangkar, kondisi tersebut tidak mungkin digunakan untuk menunda,
sehingga dilakukan upaya untuk melepas tali baja dari kuku jangkar;
AH

h. Dalam proses melepas tali baja dari kuku jangkar, rangkaian tunda hanyut
karena arus dari arah Utara ke Selatan mendekati Jetty TUKS Maspion,
M

sementara KT.Bima 324 belum tiba di lokasi, dan ketika tali baja yang
Tersangkut terlepas posisi rangkaian tunda sudah dekat dengan Jetty
TUKS Maspion;

i. KT. SSA 08 segera mengolah gerak TK. SSA 308 dengan menarik haluan
untuk berputar kearah kiri, namun ketika berputar haluan kiri TK. SSA 308
bersenggolan dengan bagian belakang sebelah kiri KT. TOB 21 yang
sedang tender pada Tongkang yang sandar pada Jetty TUKS Maspion dan

lebih ...
8

lebih kurang pukul 06.25 WIB buritan kanan TK. SSA 308 bertubrukan
dengan Jetty TUKS Maspion;

j. Paska tubrukan KT. Bima 324 tiba dilokasi dan segera membantu untuk
membebaskan TK. SSA 308 dari Jetty TUKS Maspion dengan cara mengikat
tali tunda pada buritan kiri dan menarik keluar, setelah TK. SSA 308
terbebas dari Jetty TUKS Maspion rangkaian tunda berolah gerak menuju
tempat berlabuh jangkar disebelah Timur Alur Pelayaran Barat Surabaya

AN
(APBS) tetapi sebelum sampai tujuan kapal diperintahkan oleh Agen agar
putar haluan kembali untuk sandar di TUKS Jasa Tama Pelabuhan Gresik
dan pada pukul 11.30 WIB ragkaian tunda sandar dengan selamat;

R
k. Akibat dari tubrukan tersebut tidak terdapat korban jiwa ataupun luka,

YA
namun terjadi kerusakan harta benda berupa Jembatan Jetty TUKS
Maspion roboh, dan sudut buritan bagian kanan dari TK. SSA 308
mengalami penyok (deformasi).

LA
3. Dalam peristiwa tubrukan antara TK. SSA 308 yang ditunda KT. SSA 08
PE
dengan Jetty TUKS Maspion, pada tanggal 29 Oktober 2015, pukul 06.25 WIB,
di Pelabuhan Gresik, Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan para
Saksi sebagai berikut :
AH

a. Tersangkut, Nakhoda Jafril.

b. Para Saksi :
M

1) Mualim I, Indra Gunawan;


2) KKM, Ilham Suprayogo;
KA

3) Masinis II, Modestus Andy Hermawan;


4) Juru Mudi, Machmut.
AH

c. Saksi Lainnya :

1) Agen Pelayaran PT. Rejeki Sentosa Shipping, Imam Syafi;


M

2) Loading Master PT. Siam Maspion Nusantara, Tirta Wijaya Negara;


3) Asisten Manager Pemanduan PT. Pelindo III Cab. Tg.Perak, Ari Setiawan;
4) Pandu yang ditugaskan memandu KT. SSA 08 PT.Pelindo III Cabang
Tanjung Perak, Rohansen TM. Malau;
5) Kepala Seksi Berlayar Kantor KSOP Kelas II Gresik, JA. Turmanto,
SE.,MM;

B. Dalam ...
9

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan


Kecelakaan Kapal, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada
Tersangkut dan para Saksi guna didengar keterangannya dihadapan Sidang
Pemeriksaan Lanjutan pertama, pada hari Rabu dan Kamis, tanggal 28 dan 29
September 2016, di Kantor KSOP Kelas II Gresik dan sidang kedua, pada hari
Selasa, tanggal 01 Nopember 2016, di Kantor Mahkamah Pelayaran. Keterangan
yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan
dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal Mahkamah Pelayaran

AN
adalah sebagai berkut :

1. Tersangkut Nakhoda, Saudara Jafril, dalam keadaan sehat, tanpa didampingi


Penasehat Ahli, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan

R
sebagai berikut :

YA
a. Lahir di : Bira, Sulawesi Selatan
Tanggal : 26 April 1977
Agama : Islam
Alamat :
LA
Perum Cikande Permai Blok L-11/12A RT.003/RW.007
Kelurahan Situ Terate, Kecamatan Cikande, Serang Banten.
PE
Pendidikan
Umum : 1) SD, tahun 1990, di Bira, Sulawesi Selatan;
2) SMP, tahun 1993, di Bira, Sulawesi Selatan;
3) SMA, tahun 1996, di Bonto Bahari, Sulawesi Selatan;
AH

Teknis : 1) MPT, tahun 2000, di Barombong, Sulawesi Selatan;


2) ANT V, tahun 2002, di Barombong, Sulawesi Selatan;
3) ANT IV, tahun 2012, di Jakarta.
M

Pengalaman berlayar :
1) Juru Mudi, KM. Maelor, tahun 1996 s/d tahun 2000;
KA

2) Mualim II, KM. Union Star 08, tahun 2001 s/d tahun 2002;
3) Mualim II, LCT. Menumbar, tahun 2002 s/d tahun 2006;
4) Mualim I, TB. Deyon Aya, tahun 2006 s/d tahun 2011;
AH

5) Mualim I, TB. Prima Iga, tahun 2012 s/d tahun 2013;


6) Nakhoda, TB. TSP, tahun 2013 s/d tahun 2015;
7) Mualim I, TB. Bunaken, tahun 2015;
M

8) Nakhoda, KT. SSA 08, 09 September 2015 s/d kejadian.

b. Tersangkut Nakhoda telah bertugas sebagai Nakhoda KT. SSA 08 selama


lebih kurang 2 (dua) bulan, dan sebelumnya pernah menjabat sebagai
Nakhoda di KT. TSP 201 selama lebih kurang 17 (tujuh belas) bulan,
sehingga Tersangkut Nakhoda sudah familiar dengan teknik-teknik dalam
menunda Tongkang, baik dalam pelayaran maupun dalam mengolah
gerak pada waktu sandar;

c. Tanggal ...
10

c. Tanggal 18 Oktober 2015, pukul 14.00 WIB rangkaian tunda KT. SSA 08
dan TK. SSA 308 bermuatan batu bara 7.570 M/T tiba dari Pelabuhan
Kintab dan berlabuh jangkar pada sisi Timur Alur Pelayaran Barat
Surabaya (APBS) Pelabuhan Gresik, untuk selanjutnya siap siaga
(standby) untuk menunggu perintah sandar;

d. Kapal diawaki 10 (sepuluh) orang Awak Kapal, yang terdiri dari 3 (tiga)
orang Perwira Dek, 3 (tiga) orang Perwira Mesin, 3 (tiga) orang Juru

AN
Mudi dan 1 (satu) orang Juru Masak;

e. Kapal dilengkapi alat bantu navigasi terdiri dari, Radar 1 (satu) unit, GPS
1 (satu) unit, echosounder 1 (satu) unit, Kompas Magnit 1 (satu) unit,

R
Tachometer 1 (satu) unit, Kemudi Manual 1 (satu) unit, Lampu-lampu

YA
Navigasi 1 (satu) set, dan kapal berbaling-baling ganda dengan sistem
olah gerak mesin dilayani dari anjungan;

f. Setelah menunggu berita sandar lebih kurang 10 (sepuluh) hari, yaitu

LA
pada tanggal 28 Oktober 2015, pukul 06.20 WIB, Tersangkut Nakhoda
mendapat perintah sandar dari Agen Pelayaran PT. Rejeki Santosa
PE
Shipping (RSS) Saudara Imam melalui telepon genggam Mualim I, yang
isinya kapal akan disandarkan di Jetty TUKS Maspion Pelabuhan Gresik
tanpa Pandu dan meminta agar Tersangkut Nakhoda menghubungi
Stasiun Kepanduan Pelabuhan Gresik;
AH

g. Tersangkut Nakhoda mengetahui bahwa perairan Bandar Pelabuhan


Gresik merupakan daerah wajib Pandu dan mengetahui bahwa rangkaian
tunda KT. SSA 08 dan TK. SSA 308 adalah wajib dipandu, namun ketika
M

masalah tersebut dikomfirmasi kepada pihak keagenan Saudara Imam,


dijawab bahwa kebiasaan di Pelabuhan Gresik untuk sandar tongkang
KA

tidak menggunakan Pandu dan hanya disediakan kapal tunda untuk


membantu menyandarkan tongkang;
AH

h. Melalui Radio VHF channel 12, Tersangkut Nakhoda menghubungi


Stasiun Kepanduan Pelabuhan Gresik, dan mendapat jawaban agar kapal
segera bergerak menuju Jetty TUKS Maspion, dan disana telah tersedia
M

KT. Bima 324 yang siap untuk membantu sandar;

i. Pukul 06.30 WIB, hibob jangkar, pukul 07.00 WIB jangkar naik diatas air
dan kapal berolah gerak menuju Jetty TUKS Maspion dengan panjang tali
tunda lebih kurang 60 meter, ketika kapal pada posisi buoy merah atau
pada jarak 0,5 NM di layar Radar dari Jetty TUKS Maspion, Mualim I yang
posisinya di TK. SSA 308 mendapat berita melalui telepon genggam dari
Agen Saudara Imam, bahwa kapal batal sandar dan berita tersebut
diteruskan melalui Handy Talky (HT) kepada Tersangkut Nakhoda;

j. Selanjutnya ...
11

j. Selanjutnya Tersangkut Nakhoda menghubungi Stasiun Kepanduan


Pelabuhan Gresik melalui Radio VHF channel 12 tetapi tidak mendapat
jawaban, kemudian menghubungi Agen Saudara Imam melalui telepon
genggam tetapi tidak aktif dan Tersangkut Nakhoda tidak melihat
keberadaan KT. Bima 324 didekat Jetty TUKS Maspion, sehingga
Tersangkut Nakhoda mengambil keputusan untuk kembali ketempat
berlabuh jangkar semula;

AN
k. Ketika dalam pelayaran menuju tempat berlabuh jangkar berpapasan
dengan rangkaian tunda KT. Monang yang menunda Tongkang
bermuatan batu bara menuju Jetty TUKS Maspion dan pada pukul 09.00

R
WIB rangkaian tunda KT. SSA 08 dan TK. SSA 308 berlabuh jangkar

YA
disebelah Timur Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), kemudian
Tersangkut Nakhoda kembali menghubungi Stasiun Kepanduan
Pelabuhan Gresik dan Agen Saudara Imam untuk klarifikasi rencana
sandar, namun kedua-duanya tidak dapat dihubungi;

l. LA
Setelah kapal berlabuh jangkar terlihat adanya titik api pada muatan batu
PE
bara diatas TK. SSA 308, Tersangkut Nakhoda beserta Anak Buah Kapal
(ABK) melakukan pemadaman dengan media air menggunakan pompa
alkon, dan pada pukul 13.30 WIB titik api dapat dipadamkan, namun
masih tetap terlihat adanya asap. Kondisi seperti biasa terjadi pada
AH

muatan batu bara, hal ini disebabkan adanya penangasan pada batu
bara;

m. Pukul 22.00 WIB, Tersangkut Nakhoda mendapat informasi dari Agen


M

Saudara Imam melalui telepon genggam yang isinya tentang perintah


sandar, Tersangkut Nakhoda selanjutnya menghubungi Stasiun
KA

Kepanduan Pelabuhan Gresik melalui Radio VHF channel 15 tentang


rencana sandar, dan mendapat jawaban agar kapal segera dihibob
jangkar dan bergerak menuju Jetty TUKS Maspion untuk sandar dan telah
AH

tersedia KT. Bima 324 yang siap siaga dilokasi untuk membantu sandar;

n. Pukul 22.06 WIB hibob jangkar, pukul 22.40 WIB jangkar naik diatas air,
M

dan kapal berolah gerak mendekati Jetty TUKS Maspion, pada pukul
23.50 WIB rangkaian tunda telah tiba didekat Jetty TUKS Maspion namun
tidak terlihat adanya KT. Bima 324 di lokasi, Tersangkut Nakhoda
menghubungi KT. Bima 324 melalui Radio VHF channel 12 tetapi
mendapat jawaban disuruh menunggu berhubung KT. Bima 324 sedang
membantu menyandarkan kapal lain;

o. Setelah ...
12

o. Setelah rangkaian tunda bertahan dan mengapung lebih kurang 2 (dua)


jam pada jarak lebih kurang 70 meter dari Jetty TUKS Maspion dan pada
tanggal 29 Oktober 2015, pukul 02.30 WIB mendapat perintah dari Agen
Saudara Imam yang posisinya berada pada Jetty TUKS Maspion, bahwa
kapal batal untuk sandar karena terlihat adanya titik api pada muatan
batu bara, dan pihak Jetty TUKS Maspion merasa keberatan untuk
sandar, serta memerintahkan untuk berlabuh jangkar di sebelah Utara
Jetty TUKS Maspion;

AN
p. Sebelum berlabuh jangkar Tersangkut Nakhoda menghubungi KT. Bima
324 melalui Radio VHF channel 12, menanyakan apakah posisi di sebelah
Utara Jetty TUKS Maspion aman bila digunakan untuk berlabuh jangkar

R
dan mendapat jawaban bahwa lokasi tersebut aman bila dipakai untuk

YA
berlabuh jangkar sementara, tetapi posisinya jangan terlalu kedalam,
selanjutnya Tersangkut Nakhoda mengolah gerak kapal untuk menjauh
dari Jetty TUKS Maspion, kemudian memutar haluan ke kanan untuk
menuju tempat berlabuh jangkar, dan pukul 03.50 WIB kapal berlabuh

LA
jangkar dengan aman pada posisi 1,2 NM disebelah Utara Jetty TUKS
Maspion;
PE
q. Kemudian Tersangkut Nakhoda beserta ABK melakukan pemadaman
terhadap titik api pada muatan batu bara yang berada di TK. SSA 308
dan lebih kurang pukul 05.00 WIB titik api dapat dipadamkan serta
AH

hasilnya dilaporkan kepada pihak Agen. Pukul 05.10 WIB, ada perintah
dari Agen Saudara Imam memerintahkan kepada Tersangkut Nakhoda
agar hibob jangkar dan diminta untuk menghubungi Stasiun Pandu
Pelabuhan Gresik dan ketika menghubungi Stasiun Pandu Pelabuhan
M

Gresik ditanya tentang waktu yang diperlukan dari tempat berlabuh


jangkar sampai mendekati Jetty TUKS Maspion, yang dijawab oleh
KA

Tersangkut Nakhoda lebih kurang 45 menit, kemudian Stasiun Pandu


Pelabuhan Gresik mempersilahkan untuk hibob jangkar dan memberitahu
bahwa KT. Bima 324 akan menunggu di lokasi sandar;
AH

r. Tersangkut Nakhoda tidak langsung melaksanakan perintah hibob


jangkar, karena ABK sedang memindahkan tali tambat dari KT. SSA 08
M

ke TK. SSA 308 untuk menambah tali tambat yang masih kurang, pukul
05.40 WIB hibob jangkar, pukul 06.10 WIB jangkar naik diatas air dan
terlihat adanya tali baja (wire brader) bagian dari tunda kedua yang
menyangkut pada kuku jangkar, sementara haluan Tongkang menghadap
ke Utara karena pengaruh Arus Selatan;

s. Atas ...
13

s. Atas kondisi tersebut, Tersangkut Nakhoda mengambil tindakan untuk


membebaskan tali baja dari kuku jangkar agar tali tunda dapat
difungsikan dengan cara mengulur rantai jangkar dan dibantu KT. SSA 08
mundur agar tali tunda kendor (slack), karena upaya tersebut memakan
waktu yang cukup lama, maka KT. SSA 08 dan TK. SSA 308 hanyut
ke Selatan sambil haluannya berputar kearah kiri dari haluan Utara
ke Selatan dan ketika tali baja (bagian dari tali tunda) terlepas dari kuku
jangkar Tersangkut Nakhoda segera merentangkan tali tunda dan

AN
berusaha menarik haluan TK. SSA 308 memutar kearah kiri meneruskan
gerakan Tongkang yang sudah ada, tetapi karena haluan TK. SSA 308
saat itu mengarah ke Tenggara atau kearah bagian pangkal Jetty TUKS
Maspion dengan jarak yang relatif dekat untuk memutar Tongkang hanya

R
menggunakan satu Kapal Tunda, karena pada saat itu KT. Bima 324

YA
belum ada dilokasi;

t. Akibat kondisi yang demikian pada saat TK. SSA 308 berputar haluan
sebelah kirinya bersenggolan dengan bagian buritan sebelah kanan

LA
KT. TOB 21 yang sedang sandar kiri pada Tongkangnya menghadap
ke Barat, berikutnya ketika haluan TK. SSA 308 sudah mengarah
PE
ke Timur atau keluar buritan kanan KT. SSA 08 bertubrukan dengan
jembatan Jetty TUKS Maspion dan pada saat itu KT. Bima 324 tiba
dilokasi kemudian segera mengikat tali tunda pada bagian kiri belakang
dari KT. SSA 08, waktu kejadian lebih kurang pukul 06.25 WIB;
AH

u. Dengan bantuan KT. Bima 324, KT. SSA 08 segera terbebas dari Jetty
TUKS Maspion, tetapi ketika sedang mencari tempat yang aman untuk
berlabuh jangkar datang speed boat merapat ke KT. SSA 08 dan ada 4
M

(empat) orang meminta agar Tersangkut Nakhoda ikut keatas speed boat
yang tidak dapat ditolak oleh Tersangkut Nakhoda, sementara komando
KA

diserahkan kepada Mualim I, selanjutnya Tersangkut Nakhoda dibawa ke


Jetty TUKS Maspion dan setibanya di Jetty disuruh menyaksikan
kerusakan pada jembatan Jetty, serta melihat KT. TOB 21 yang ternyata
AH

tidak mengalami kerusakan;

v. Tidak berapa lama berada di Jetty datang kapal Patroli KPLP dan
M

meminta agar Tersangkut Nakhoda kembali ke kapal dengan diantar oleh


kapal patroli tersebut, ketika Tersangkut Nakhoda tiba kembali di KT. SSA
08, kapal sedang menuju berlabuh jangkar tepi Timur APBS, pukul 08.30
WIB mendapat perintah dari Agen agar kapal balik kearah Pelabuhan
Gresik karena kapal akan disandarkan di Dermaga Jasa Tama dan
dengan bantuan KT. Bima 324 pada pukul 11.30 WIB kapal pada posisi
sandar kiri (in position) di Dermaga Jasa Tama Pelabuhan Gresik;

w. Akibat ...
14

w. Akibat dari tubrukan tersebut, tidak terdapat korban jiwa maupun luka,
namun terdapat kerugian harta benda berupa sudut kanan buritan
KT. SSA 08 mengalami penyok (deformasi) dan jembatan Jetty TUKS
Maspion roboh;

x. Tersangkut Nakhoda belum pernah mengalami tubrukan kapal


sebelumnya dan belum pernah dihukum karena kesalahannya dalam
menjalankan profesi sebagai Nakhoda, Tersangkut Nakhoda merupakan

AN
tulang punggung dalam keluarga dan tidak memiliki keahlian lain selain
sebagai pelaut.

R
2. Saksi Mualim I, Saudara Indra Gunawan, dalam keadaan sehat, dibawah

YA
sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai
berikut :

a. Lahir di : Silungkang
Tanggal
Agama
:
:
06 Agustus 1979
Islam LA
PE
Alamat : Perum Mutiara Gading Timur Blok 69 No.6 RT 08 RW 03,
Kelurahan Mustika Jaya, Bekasi Timur.
Pendidikan
Umum : 1) SD, tahun 1992, di Silungkang;
AH

2) SMP, tahun 1995, di Palembang;


3) SMK, tahun 1998, di Bukit Tinggi.
Teknis : ANT V, tahun 2012, di Jakarta.
M

Pengalaman berlayar :
1) Juru Mudi, MV. Laut Mas, tahun 2009 s/d tahun 2011;
KA

2) Mualim II, TB. Prima Power 10, tahun 2012 s/d tahun 2013;
3) Mualim I, TB. Erina 8, tahun 2013 s/d tahun 2014;
4) Mualim I, KT. SSA 08, tahun 2015 s/d kejadian.
AH

b. Saksi mempunyai tugas sebagai kepala kerja bagian deck, yang mengatur
dinas jaga adalah Nakhoda, pada saat kejadian saksi dinas jaga pukul
M

04.00 08.00 dan pukul 16.00 20.00, dinas jaga Nakhoda 08.00
12.00 dan 20.00 24.00, Mualim II Pukul 12.00 16.00 dan 00.00
04.00;

c. Kapal tiba di Gresik, tanggal 18 Oktober 2015, pukul 14.00 WIB, muatan
batu bara sebanyak 7.570,7 M/T, draft kapal pada saat tolak dari
Pelabuhan Kintap, depan 04.18 M, belakang 04.36 M, kapal dilengkapi
alat bantu navigasi Radar, GPS, Radio VHF, SSB, Compas Magnit,

Tachometer ...
15

Tachometer dan Echo Sounder masing-masing 1(satu) unit, Awak Kapal


10 (sepuluh) orang;

d. Pada saat kejadian Saksi berada dianjungan bersama Nakhoda,


sedangkan ABK dek lainnya sebanyak 4 (empat) orang bersiap siaga
di TK. SSA 308 untuk mempersiapkan tali tambat, kapal berbaling-baling
ganda yang olah geraknya dilayani dari anjungan, yang mengolah gerak
saat itu Nakhoda dan Saksi melakukan pengamatan keliling sambil

AN
meneruskan perintah Nakhoda kepada ABK yang berada di Tongkang
melalui Handy Talky (HT);

e. Tanggal 28 Oktober 2015, Pukul 06.20 WIB, Saksi menerima telepon dari

R
Agen, agar kapal hibob jangkar untuk sandar dan supaya konfirmasi

YA
kepada Stasiun Pandu Pelabuhan Gresik, berita tersebut Saksi teruskan
kepada Nakhoda, selanjutnya Saksi menghubungi kepanduan dan
KT. Bima 324, dari Kepanduan disilahkan hibob jangkar, dan jawaban dari
KT. Bima 324 saat ini masih kerja dan nanti akan meluncur/menuju lokasi

LA
sandar, lebih kurang pukul 06.30 WIB Saksi dan 3 (tiga) orang Juru Mudi
melaksanakan hibob jangkar di TK. SSA 308. Pukul 07.00 WIB, jangkar
PE
naik diatas air dan rangkaian tunda KT. SSA 08 dan TK. SSA 308 berolah
gerak menuju Jetty TUKS Maspion, ketika kapal sudah mendekati Jetty
TUKS Maspion Saksi menerima berita dari Agen melalui telepon genggam
yang memberitahukan kapal batal untuk sandar dan supaya berlabuh
AH

jangkar lagi dan Berita tersebut Saksi teruskan kepada Nakhoda melalui
Handy Talky (HT);

f. Selanjutnya Saksi melihat rangkaian tunda putar haluan kembali


M

ketempat berlabuh jangkar semula disebelah Timur APBS, setelah


berlabuh jangkar terlihat ada titik api pada muatan batu bara di TK. SSA
KA

308 dan dengan menggunakan pompa alkon yang berada di KT. SSA 08
Awak Kapal berusaha memadamkan titik api tersebut, lebih kurang pukul
13.30 WIB titik api berhasil dipadamkan, titik api yang timbul sebagai
AH

akibat dari muatan batu bara yang menangas dan kondisi tersebut biasa
terjadi pada muatan batu bara;
M

g. Pukul 22.00 WIB, Nakhoda mendapat perintah dari Agen agar hibob
jangkar untuk proses sandar di Jetty TUKS Maspion, Saksi berada
dianjungan KT. SSA 08 untuk membantu Nakhoda yang sedang dinas
jaga, sedangkan Mualim II dan 3 (tiga) orang Juru Mudi berada
di TK. SSA 308 untuk siap siaga melayani tali tambat, pukul 22.06 WIB
hibob jangkar dan pukul 22.40 WIB jangkar naik diatas air dan kapal
berolah gerak menuju Jetty TUKS Maspion, lebih kurang pukul 23.50 WIB
rangkaian tunda telah tiba didekat Jetty TUKS Maspion, tetapi Saksi tidak
melihat adanya KT. Bima 324 dilokasi tersebut, sehingga kapal yang

mengapung ...
16

mengapung-apung menunggu KT. Bima 324 yang masih kerja membantu


sandar kapal lain;

h. Tanggal 29 Oktober 2015, pukul 02.30 WIB mendapat perintah dari Agen
Saudara Imam melalui HT bahwa pihak Jetty TUKS Maspion melarang
TK. SSA 308 untuk sandar karena terlihat ada titik api pada muatan batu
bara dan diperintahkan agar kapal berlabuh jangkar disebelah Utara Jetty
TUKS Maspion, sambil mengolah gerak kapal menuju tempat berlabuh

AN
jangkar Nakhoda menghubungi KT. Bima 324 dan menanyakan apakah
aman bila kapal berlabuh jangkar disebelah Utara Jetty TUKS Maspion
dan dijawab aman kalau hanya untuk sementara;

R
YA
i. Pukul 03.50 WIB, kapal berlabuh jangkar disebelah Utara Jetty TUKS
Maspion pada jarak lebih kurang 1 NM, kemudian Awak Kapal
memadamkan titik api dengan pompa alkon dan pukul 05.00 WIB titik api
dapat dipadamkan. Pukul 05.10 WIB Nakhoda mendapat perintah melalui

LA
telepon dari Agen Saudara Imam untuk segera hibob jangkar dan
meminta agar menghubungi Stasiun Pandu Pelabuhan Gresik, setelah
PE
menghubungi Stasiun Pandu mendapat jawaban agar kapal hibob jangkar
dan KT. Bima 324 akan menunggu di Jetty TUKS Maspion;

j. Setelah mendapat perintah dari Agen dan Kepanduan untuk sandar,


AH

Tersangkut Nakhoda memerintahkan Mualim II untuk hibob jangkar dan


memindahkan 2 (dua) tross dan 2 (dua) spring, pada saat akan sandar
Saksi berada diburitan KT. SSA 08 menghadap Utara, Mualim II
melaporkan kepada Nakhoda bahwa jangkar Tongkang terbelit wire
M

brader, hal ini dikarenakan kendor (wire slack);


KA

k. Menyikapi hal demikian, Tersangkut Nakhoda mengolah gerak KT. SSA 08


denga mesin mundur, karena adanya arus kuat lebih kurang 2-3 knots
kearah Surabaya (Selatan), Tongkang sulit dikendalikan sehingga hanyut
AH

dan terputar ke arah kiri (hal ini dikarenakan bagian buritan lebih berat
dari pada bagian depan) yang menyebabkan TK. SSA 308 mendekat ke
Jetty dan mengarah ke KT. TOB 21 yang sedang sandar di Jetty, pada
M

saat Tongkang ditarik kearah kiri terjadi tubrukan dengan KT. TOB 21;

l. Pada saat olah gerak wire brader sisi kanan telah terlepas, namun di sisi
kiri yang masih menyangkut di kepala jangkar, sehingga untuk menarik
TK.SSA 308 tidak bisa lurus menubruk KT. TOB 21 selanjutnya menubruk
Jetty TUKS Maspion. Setelah terjadi tubrukan, KT. Bima 324 tiba di lokasi
dan membantu menarik keluar untuk proses sandar di Pelabuhan
Jasatama.

3. Saksi ...
17

3. Saksi KKM, Saudara Ilham Suprayogo, tidak hadir dalam pemeriksaan


lanjutan berdasarkan Surat dari PT. Samudera Sentosa Abadi (SSA), nomor
006/IX/SSA/16, tanggal 28 September 2016, dikarenakan yang bersangkutan
sudah tidak bekerja di perusahaan tersebut dan pihak perusahaan tidak
dapat menghubungi Saksi, keterangan diambil dari BAPP adalah sebagai
berikut :

AN
a. Lahir di : Enrekang
Tanggal : 09 November 1975
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cipto Mangunkusumo RT 002, Kelurahan Harapan

R
Baru, Kecamatan Lao Janan Ilir, Kota Samarinda,

YA
Kalimantan Timur.
Pendidikan
Teknis : ATT IV, tahun 2013, di Jakarta.

Pengalaman berlayar :
LA
1) Polenteer, LCT. Wayabulla 7, tahun 1996 s/d tahun 1997;
PE
2) Juru Minyak, TB. Wayabullah Inda 2, tahun 1998 s/d tahun 2001;
3) Juru Minyak, TB. Meteor IV, tahun 2001 s/d tahun 2002;
4) Juru Minyak, TB. Kimstran Galaxy, tahun 2003 s/d tahun 2007;
5) Juru Minyak, Floating Crane, tahun 2008 s/d tahun 2012;
AH

6) Masinis II, TB. Traco Valiant, tahun 2012 s/d tahun 2013;
7) KKM, TB. Tol 5, tahun 2013 s/d tahun 2014;
8) KKM, KT. SSA 08, tahun 2015 s/d kejadian.
M

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;


KA

c. Tanggal 18 Oktober 2015, pukul 14.00 WIB, KT. SSA 08 menunda TK. SSA
308 tiba di pelabuhan Gresik di dekat Pulau Madura untuk menunggu
informasi sandar;
AH

d. Kapal digerakkan oleh mesin penggerak utama merk Caterpillar C32


berkekuatan 2 x 1000 HP dan dibantu oleh 2 (dua) unit mesin generator
M

merek Deux 226B, yang berkekuatan 2 x 150 HP;

e. Tanggal 29 Oktober 2015, pukul 05.00 WIB, Saksi menyiapkan mesin


untuk persiapan sandar, setelah beberapa kali batal untuk sandar, dan
Saksi saat itu sedang berada di kamar mesin bersama Masinis II dan
Masinis III untuk persiapan olah gerak. Pada saat kapal berlayar putaran
mesin 1.200 Rpm, dengan kecepatan rata-rata 3 knots, Saksi melihat ada
api di tongkang, dan ABK berusaha memadamkan api di tongkang sambil
mengapung-apung;

f. Setelah ...
18

f. Setelah memadamkan api di tongkang, kemudian Nakhoda menaikkan


jangkar, tidak lama kemudian Koki berteriak menuju kamar mesin untuk
memberitahukan bahwa wire bradel tersangkut di jangkar, selanjutnya
Saksi naik ke deck dan melihat kapal sudah terlilit tali wire bradel pada
posisi 69, saat itu jarak pandang terbatas karena masih ada asap yang
berasal dari batu bara yang dimuat di tongkang dan akhirnya terjadi
tubrukan dengan Jetty TUKS Maspion Pelabuhan Gresik;

AN
g. Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa maupun luka, namun
terdapat kerugian harta benda berupa TK. SSA 308 mengalami kerusakan
pada bagian buritan sebelah kanan dan pada Jetty TUKS Maspion

R
mengalami kerusakan;

YA
h. Setelah terjadi tubrukan KT. Bima 324 sebagai assist datang ke lokasi
kejadian untuk memberikan bantuan.

LA
4. Saksi Masinis II, Saudara Modestus Andy Hermawan, dalam keadaan sehat,
PE
dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan
keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Purworejo
AH

Tanggal : 02 Oktober 1974


Agama : Katolik
Alamat : Walikukun RT.01/RW.10 Balak Kecamatan Cawas,
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
M

Pendidikan
Umum : 1) SD, tahun 1987, di Purworejo;
KA

2) SMP, tahun 1990, di Purworejo;


3) SMA, tahun 1993, di Purworejo.
Teknis : ATT V, tahun 2014, di Jakarta.
AH

Pengalaman berlayar :
1) Juru Minyak, MV. Marisa Nusantara, tahun 2002 s/d tahun 2006;
M

2) Juru Minyak, TB. Senepis 2, tahun 2006 s/d tahun 2007;


3) Juru Minyak, MT. Soechi Cemical 5, tahun 2008 s/d tahun 2009;
4) Juru Minyak, MT. DR. Astro, tahun 2009 s/d tahun 2010;
5) Masinis II, KT. SSA 08, tahun 2015 s/d kejadian.

b. Pada tanggal 29 Oktober 2015, pukul 05.30 WIB, Nakhoda


memerintahkan Saksi untuk menghidupkan mesin untuk persiapan olah
gerak sandar di dermaga 4 Jetty TUKS Maspion, setelah mesin hidup,
Saksi membantu Mualim I untuk memasang tali towing di TK. SSA 308,

selanjutnya ...
19

selanjutnya Saksi kembali ke kamar mesin untuk mengisi BBM dan


memeriksa kondisi mesin;

c. Saat itu kapal diolah gerak dari anjungan dengan 2 propeller, motor induk
merk Caterpillar 2 x 1000 HP;

d. Pada saat di kamar mesin, Saksi merasakan ada benturan keras,


kemudian Saksi memeriksa keluar dan Saksi melihat Jetty TUKS Maspion

AN
sudah dekat di sebelah kanan dan TK. SSA 308 membentur Dermaga 4
Jetty TUKS Maspion di lambung sebelah kanan, kemudian Saksi kembali
standby di kamar mesin karena suara mesin tinggi dan putaran mesin
induk sudah mencapai 1350 pada posisi handle maju selama 1 (satu)

R
jam;

YA
e. Selanjutnya Mualim I memberitahukan kepada Saksi bahwa TK. SSA 308
membentur jembatan penghubung Jetty TUKS Maspion mengakibatkan
jembatan penghubung roboh, yang pada saat itu Saksi sedang berada di

LA
kamar mesin sedang dinas jaga bersama KKM dan Masinis III,
mengetahui kejadian tersebut dari adanya getaran hingga putaran mesin
PE
1350;

f. Tidak lama kemudian Saksi melihat KT. Bima 324 datang untuk membantu
menarik TK. SSA 308 dan dibawa keluar dari Jetty TUKS Maspion untuk
AH

proses penyandaran di Pelabuhan Jasa Tama.

5. Saksi Juru Mudi Jaga, Saudara Machmut, tidak hadir dalam pemeriksaan
M

lanjutan berdasarkan Surat dari PT. Samudera Sentosa Abadi (SSA), nomor
006/IX/SSA/16, tanggal 28 September 2016, dikarenakan yang bersangkutan
KA

sudah tidak bekerja di perusahaan tersebut dan pihak perusahaan tidak


dapat menghubungi Saksi, keterangan yang diambil dari BAPP adalah
sebagai berikut :
AH

a. Lahir di : Kendal
Tanggal : 03 April 1988
M

Agama : Islam
Alamat : Dusun Kaligedang, RT.001/RW.003, Kelurahan Kalirejo,
Kecamatan Singorojo, Jawa Tengah.
Pendidikan
Umum : SMA, tahun 2005, di Kendal
Teknis : ANT Dasar, tahun 2011, di Pertamina Jakarta.

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Saksi ...
20

c. Saksi naik kapal (sign on) pada TK. SSA 308 tanggal 21 Juli 2015,
di Sungai Danau, Awak Kapal 10 (sepuluh) orang. Tanggal 18 Oktober
2015, pukul 14.00 WIB, kapal tiba, dan berlabuh jangkar 3 segel
di perairan Gresik sisi Madura;

d. KT. SSA 08 menunda TK. SSA 308 telah 4 (empat) kali melakukan olah
gerak, berlabuh jangkar dikarenakan larat, sehingga TK. SSA 308
dikandaskan disisi Madura. Olah gerak ke 5 (lima) melakukan proses

AN
sandar ke terminal umum untuk pengisian air tawar, pada saat olah gerak
berlabuh jangkar dan proses sandar, Pandu tidak naik ke kapal dan tidak
dibantu oleh kapal tunda;

R
e. Pada tanggal 28 Oktober 2015, pukul 14.00 WIB, Tersangkut Nakhoda

YA
mendapat perintah untuk sandar namun dibatalkan. Saksi mengetahui
bahwa kapal beberapa kali akan sandar namun tidak terlaksana, hal ini
disebabkan adanya penolakan dari Jetty Manager, karena adanya muatan
batu bara yang menangas sehingga Nakhoda diminta untuk berlabuh
jangkar dan memadamkan api;
LA
PE
f. Tanggal 29 Oktober 2015, pukul 03.00-05.30 WIB, ABK berhasil
memadamkan api pada muatan batu bara, selanjutnya mendapat
informasi untuk sandar, dan Tersangkut Nakhoda memerintahkan ABK
untuk hibob jangkar. Saat hibob jangkar tali tunda terbelit di jangkar
AH

sehingga sulit untuk dihibob hal ini karena arus yang kuat kearah kiri;

g. Setelah tali tunda terbelit, Tersangkut Nakhoda olah gerak KT. SSA 08
berputar dan menggandeng di lambung kiri TK. SSA 308 dengan haluan
M

berlawanan arah dengan TK. SSA 308 dan buritan menubruk jembatan
penghubung Jetty TUKS Maspion hingga roboh;
KA

h. Setelah kejadian TK. SSA 308 ditarik keluar, kemudian kapal tunda milik
PT. Pelindo III membantu mengamankan kapal, selanjutnya TK. SSA 308
AH

disandarkan di Dermaga Gresik Jasatama, pukul 11.00 WIB, kapal selesai


sandar dan ABK melanjutkan pemadaman batu bara karena muatan
masih mengeluarkan asap tebal;
M

i. Akibat tubrukan tidak ada korban jiwa, namun terjadi kerusakan


jembatan roboh sepanjang 40 meter, pagar buritan TK. SSA 308 sisi
kanan rusak berat dan berlubang.

6. Saksi Operasional Agen Pelayaran PT. Rejeki Sentosa Shipping, Saudara


Imam Syafi, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, hadir dalam
pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir ...
21

a. Lahir di : Gresik
Tanggal : 23 Desember 1975
Agama : Islam
Alamat : Jl. Jaksa Agung Suprapto 6F No.28 Gresik.
Pendidikan
Umum : 1) SD, tahun 1989, di Gresik;
2) SMP, tahun 1992, di Gresik;

AN
3) SMA, tahun 1995, di Gresik.

Pengalaman bekerja :
1) Karyawan, PT. Sofie Bahari Lines, tahun 1995 s/d tahun 2004;

R
2) Operasional Pelayaran, PT. Rejeki Sentosa Shipping, tahun 2005 s/d

YA
sekarang.

b. Saksi bertugas sebagai operasional bagian lapangan untuk penyandaran


kapal dan pengurusan dokumen, surat ijin olah gerak dari Syahbandar dan

LA
mengurus kapal tiba, sandar dan berangkat. Sebelum kapal sandar Saksi
terlebih dahulu membuat surat permohonan pandu untuk meminta
PE
Petugas Pandu dan kapal tunda (assist tug) kepada kantor Kepanduan,
kemudian Saksi langsung ke lokasi untuk proses penyandaran kapal;

c. Saksi mengetahui adanya kejadian tubrukan antara TK. SSA 308 yang
AH

ditunda oleh KT. SSA 08 dengan Jetty TUKS Maspion berdasarkan


informasi dari Master Loading Maspion melalui handphone dan handy
talky, pada saat Saksi sedang dalam perjalanan ke lokasi kejadian;
M

d. Posisi kapal sebelumnya sedang berlabuh jangkar tidak jauh dari Jetty
akibat pembatalan sandar karena muatan batu bara yang menangas
KA

mengeluarkan asap, sehingga mengkhawatirkan terjadi kebakaran di Jetty


TUKS Maspion;
AH

e. Setelah muatan batu bara padam, Nakhoda bersiap untuk sandar, akan
tetapi akibat tali tunda yang menyangkut di jangkar, dan angin kencang,
tongkang larat bergerak diluar kendali menyenggol Jetty TUKS Maspion
M

hingga roboh;

f. Saksi mengakui pada saat kejadian, tidak ada Pandu dan tidak ada kapal
tundanya, akan tetapi berdasarkan informasi dari Nakhoda menyatakan
bahwa pada saat itu mereka sedang menunggu KT. Bima 324;

g. Pandu dan KT. Bima 324 datang setelah kejadian dan ikut membantu
mengevakuasi tongkang untuk berlabuh ke tempat yang aman. Saksi
membenarkan bahwa di Pelabuhan Gresik untuk sandar atau tolak bagi

rangkaian ...
22

rangkaian tunda tidak menggunakan Jasa Pandu, tetapi hanya


menggunakan Jasa Tunda saja.

7. Saksi Loading Master PT. Siam Maspion Nusantara, Saudara Tirta Wijaya
Negara, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan
lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut :

AN
a. Lahir di : Banyuwangi
Tanggal : 12 Oktober 1987
Agama : Islam
Alamat : Perum Delta Sari Baru Delta Tama 1/No.19 Waru,

R
Sidoarjo.

YA
Pendidikan
Umum : 1) SD, tahun 2000, di Banyuwangi;
2) SMP, tahun 2003, di Banyuwangi;

LA
3) SMA, tahun 2006, di Surabaya;
4) D III, tahun 2010, di Surabaya;
PE
5) S1, tahun 2013, di Surabaya.

Pengalaman bekerja :
Loading Master, PT. Siam Maspion Terminal, tanggal 01 Juli 2013 s/d
AH

kejadian.

b. Saksi bertugas untuk mengkoordinasikan dengan Agen terkait dengan


penyandaran kapal, memastikan pelaksanaan bongkar muat berjalan
M

lancar dan melaporkan kepada pimpinan PT. Siam Maspion Terminal


pelaksanaan tugas-tugas tersebut;
KA

c. Saksi menyatakan bahwa pada tanggal 28 Oktober 2015, pukul 21.30


WIB, menolak KT. SSA 08 yang menunda TK. SSA 308 untuk sandar
AH

karena muatan batu bara menangas dan berasap sehingga


menghawatirkan kapal tanker yang sedang muat Crude Oil, kemudian
Saksi menginformasikan kepada Nakhoda supaya berlabuh di tempat yang
M

aman;

d. Pada tanggal 29 Oktober 2015, pukul 05.22 WIB, Saksi melihat KT. SSA
08 yang menunda TK. SSA 308 melakukan pergerakan tanpa adanya
informasi dari Agen mendekati sisi utara Jetty TUKS Maspion. Saksi
mencoba untuk menghubungi KT. SSA 08 yang menunda TK. SSA 308
dengan menggunakan radio tetapi tidak ada respon atau jawaban,
selanjutnya Saksi menghubungi Agen tetapi tetap tidak ada jawaban;

e. KT. SSA 08 ...


23

e. KT. SSA 08 yang menunda TK. SSA 308 mengalami kegagalan olah gerak,
sehingga terseret arus dan larat hingga memasuki area kolam Jetty 4
TUKS Maspion sisi dalam, terlihat bahwa tali tunda tersangkut pada
jangkar tongkang, terseret arus tongkang SSA 308 menubruk KT. TOB 21
yang mengakibatkan tali tambatnya ke TK. Mama Line 823 terputus;

f. Kemudian TK. SSA 308 menubruk Jetty TUKS Maspion sampai roboh jatuh
ke laut, selanjutnya Pandu dan KT. Bima 324 membantu mengevakuasi

AN
TK. SSA 308 bergerak menuju sisi utara luar Jetty TUKS Maspion.

8. Saksi Pandu PT. Pelindo III Cab. Tanjung Perak, Saudara Rohansen TM.

R
Malau, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan

YA
lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Sialapit
Tanggal : 23 Oktober 1873
Agama
Alamat
:
:
Kristen Protestan
LA
Villa Jasmine 3 Block F No.32 Suko, Sidoarjo
PE
Pendidikan
Umum : 1) SD, tahun 1987, di Pulau Samosir;
2) SMP, tahun 1990, di Pulau Samosir;
3) SMA, tahun 1993, di Pematang Siantar;
AH

4) D III, tahun 2000, di Medan.


Teknis : 1) ANT III, tahun 2000, di Jakarta;
2) ANT II, tahun 2008, di Jakarta.
M

Pengalaman kerja :
1) Mualim III s/d Nakhoda, PT. Temas Lines, tahun 2000 s/d tahun 2011;
KA

2) Pandu, PT. Pelindo III (Persero) Cab. Tanjung Perak, tahun 2012 s/d
sekarang.
AH

b. Saksi bertugas di PT. Pelindo III (Persero) Cabang Surabaya sejak tahun
2012. Saksi membenarkan bahwa tanggal 29 Oktober 2015 terjadi
tubrukan antara TK. SSA 308 ditunda KT. SSA 08 dengan Jetty TUKS
M

Maspion dari pemberitahuan operator radio di Stasiun Pandu Gresik, atas


laporan dari Nakhoda KT. Bima 324 setelah selesai melakukan tugas
evakuasi, pada saat itu Saksi telah selesai tugas jaga bersama Pandu 47
atas nama Abdul Haris Akbani;

c. Sistem pemanduan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya berdasarkan


surat perintah kerja (SPK) dari PT. Pelindo III (Persero) Cabang Surabaya,
dan Surat Perintah Tugas (SPT) dari Syahbandar. Pada saat sebelum
kejadian Saksi tidak menerima SPK dari Pimpinan pemanduan dan SPT

dari ...
24

dari Syahbandar untuk memandu KT. SSA 08/TK. SSA 308, guna
membantu olah gerak menyandarkan TK. SSA 308 pada Jetty TUKS
Maspion Gresik;

d. Pada saat kejadian tidak ada Pandu diatas kapal, Saksi tidak mengetahui
dan tidak mendengar dari operator radio secara langsung maupun tidak
langsung tentang adanya panggilan melalui radio KT. SSA 08. Di stasiun
Gresik hanya ada 3 (tiga) orang Petugas, terdiri dari 1 (satu) orang

AN
operator dan 2 (dua) orang pandu, 1 (satu) operator bertugas jaga
selama 24 jam dan 2 (dua) petugas Pandu bertugas 24 jam, dalam
pelaksanaannya maksimal 8 jam sehari;

R
e. Prosedur permintaan pemanduan setelah adanya surat permohonan dari

YA
Agen/perusahaan dalam 1 x 24 jam baru dikeluarkan Surat Perintah Kerja
(SPK) dan tugas jaga dalam pemanduan di Gresik 24 jam dalam 1 hari,
sedangkan pergerakan pandu dan Tug Boat atas perintah operator radio;

LA
f. Perairan Gresik merupakan perairan wajib pandu sehingga rangkaian
KT. SSA 08/TK SSA 308 wajib pandu, Saksi telah melakukan familiarisasi
PE
pada Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan Pelabuhan Tanjung Perak
selama 1 tahun 2 bulan.
AH

9. Saksi Asisten Manager Pemanduan dan Traffic PT. Pelindo III (Persero)
Cabang Tanjung Perak Surabaya, Saudara Ari Setiawan, dalam keadaan
sehat, dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan
keterangan sebagai berikut :
M

a. Lahir di : Kudus
KA

Tanggal : 09 Pebruari 1971


Agama : Islam
Alamat : Perum Megawon Indah Blok B 12 Kudus
AH

Pendidikan
Umum : 1) SD, tahun 1983, di Kudus;
2) SMP, tahun 1986, di Kudus;
M

3) SMA, tahun 1989, di Kudus;


4) D III, tahun 1994, di Semarang.
Teknis : 1) MPB III, tahun 1994, di Semarang;
2) ANT II, tahun 2000, di Semarang.

Pengalaman kerja :
1) Mualim III, KM. Tanto Raya, tahun 1994 s/d tahun 1995;
2) Mualim I,KM. Fitria Perdana, tahun 1997 s/d tahun 1998;
3) Pandu, PT. Pelindo III Cab, Tanjung Perak, tahun 2000 s/d tahun 2014;

4) Asman ...
25

4) Asman, PT. Pelindo III Cab. Tanjung Perak, tahun 2014 s/d sekarang.

b. Saksi telah bertugas sebagai Pandu mulai tahun 2000 sampai tahun 2014,
menjabat sebagai Asisten Manager Pemanduan sejak bulan September
2014 sampai sekarang, Saksi mengetahui adanya tubrukan dari Asisten
Senior Manager, tanggal 29 Oktober 2015 antara pukul 11.00 12.00
WIB, setelah Saksi mengetahui kejadian tersebut, saksi langsung
melaporkan kepada Manager pelayanan kapal dan kepada General

AN
Manager, lebih kurang pukul 13.00 WIB, saksi bersama Manager
Pelayanan Kapal dan General Manager langsung ke lokasi kejadian;

c. Saksi bertugas menandatangani sertifikat bukti pelayanan pemanduan

R
setelah diparaf oleh Supervisi Pemanduan, memastikan bunker bahan

YA
bakar dan air tawar kapal tunda, adapun untuk menggerakan kapal tunda
dioperasionalkan oleh PT. Pelindo Merine Service (PMS), memastikan
rencana kerja managemen, melakukan evaluasi setiap ada kejadian;

LA
d. Saksi mendapat informasi dari operator stasiun Pemanduan Gresik bahwa
tanggal 28 Oktober 2015, pukul 22.00 WIB TK. SSA 308 akan disandarkan
PE
namun batal, selanjutnya rencana akan disandarkan tanggal 29 Oktober
2015, pada pagi hari, lebih kurang pukul 07.00 WIB operator stasiun
Pemanduan Gresik memanggil KT. SSA 08 namun tidak ada jawaban;
AH

e. Pukul 04.30 WIB, Pandu Abdul Harris Akbani memandu kapal lain dengan
bantuan kapal tunda, selesai memandu kembali ke kantor (Stasiun
Pandu) dan mendapat informasi untuk mengirimkan kapal tunda guna
membantu evakuasi TK. SSA 08 dilokasi kejadian;
M

f. Sebelum kejadian Agen tidak mengajukan permintaan untuk tambat, juga


KA

tidak ada penerbitan SPK kepada Pandu, karena sesuai ketentuan setiap
kapal yang akan sandar Agen harus terlebih dahulu mengajukan
permohonan sesuai tanggal dan jam yang dikehendaki, pukul 10.00 WIB
AH

Agen mengajukan permohonan sandar di dermaga Jasatama;

g. Pada kurun waktu sekitar kejadian memang sering terjadi adanya


M

rangkaian tunda yang dalam proses sandar atau tolak di Pelabuhan Gresik
tanpa Pandu, hal tersebut karena keterbatasan jumlah Petugas Pandu
yang hanya 3 (tiga) orang dan harus melayani gerakan kapal yang
frekuensinya banyak, tetapi pada saat ini kebutuhan Pandu sudah
terpenuhi jumlahnya untuk memandu kapal.

10. Saksi ...


26

10.Saksi Saudara Syamsul Arifin, SH, Staf Seksi Keselamatan Penjagaan dan
Patroli Kantor KSOP Kelas II Gresik, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah,
hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Jakarta
Tanggal : 01 Maret 1979
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Grean Harmoni Blok B3/12 Serembi, Gresik.

AN
Pendidikan
Umum : 1) SD, tahun 1991, di Jakarta;
2) SMP, tahun 1994, di Jakarta;
3) SMA, tahun 1997, di Jakarta;

R
4) D III Pelayaran, tahun 2003, di Jakarta;

YA
5) S1 Hukum, tahun 2013, di Gresik.
Teknis : 1) ANT III, tahun 2003, di Jakarta;
2) ANT II, tahun 2014, di Jakarta.

Pengalaman kerja :
LA
1) CPNS, Kantor KSOP Kelas II Gresik, tahun 2008 s/d tahun 2009;
PE
2) PNS, Kantor KSOP Kelas II Gresik, tahun 2009 s/d sekarang.

b. Saksi mengetahui adanya kecelakaan tubrukan antara KT. SSA 08 yang


menunda TK. SSA 308 dengan Jetty TUKS Maspion setelah Saksi
AH

menerima Surat Perintah Tugas (SPT) dari Kepala Kantor Kesyahbandaran


dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Gresik yang disampaikan oleh Kepala
Seksi Keselamatan Berlayar Patroli dan Penjagaan;
M

c. Persyaratan dalam pembuatan BAPP adalah :


1) Adanya SPT dari Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
KA

Pelabuhan;
2) Adanya Berita Acara Nakhoda;
3) Adanya Laporan Kecelakaan Kapal (LKK) yang dibuat oleh Nakhoda
AH

dan diketahui oleh Syahbandar.

d. Tanggal 30 Oktober 2015, ada 3 (tiga) orang Capt. Masri Tulak R, Hendro
M

Cahyono, S.H, Syamsul Arifin, S.H, dibuatkan Surat Perintah Tugas untuk
melakukan pemeriksaan terhadap Nakhoda, ABK, Agen Perusahaan dan
Loading Master berkaitan dengan kecelakaan kapal.

C. Pendapat ...
27

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama, terhadap berkas dan
keterangan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan
keterangan yang diberikan Tersangkut dan para Saksi dihadapan Sidang
pertama Pemeriksaan Lanjutan, pada hari Rabu dan Kamis tanggal 28 dan 29
September 2016, di Kantor KSOP Kelas II Gresik, sidang kedua, pada hari Selasa
tanggal 01 November 2016 di Kantor Mahkamah Pelayaran, Jakarta,

AN
sehubungan dengan tubrukan antara TK. SSA 308 yang ditunda KT. SSA 08
dengan Jetty TUKS Maspion di Pelabuhan Gresik, telah sampai pada pendapat
sebagai berikut :

R
YA
1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif dan berdasarkan hasil


pemeriksaan lanjutan terhadap Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan

LA
kapal, surat kapal, dan awak kapal dapat disimpulkan sebagai berikut :
PE
a. Kapal.

KT. SSA 08.


AH

KT. SSA 08 adalah jenis kapal tunda, konstruksi baja, berbendera


Indonesia, dengan ukuran P x L x D (m) = 24,97 x 8,20 x 4,00 , GT. 207,
NT. 63, dibangun tahun 2011. Kapal berbaling-baling ganda, geladak
tunggal, dan digerakkan oleh tenaga penggerak utama merek Caterpillar
M

dengan kekuatan 2 x 1000 HP dan berlayar untuk daerah pelayaran lokal.


KA

TK. SSA 308.

TK. SSA 308 adalah kapal jenis tongkang, konstruksi baja, berbendera
AH

Indonesia dengan ukuran P x L x D (m) = 87,78 x 24,38 x 5,49, GT. 3.256,


dan NT. 977, memiliki geladak tunggal dan berlayar untuk daerah pelayaran
lokal.
M

b. Surat Kapal.

KT. SSA 08.

Kapal dimiliki oleh PT Samudera Sentosa Abadi, di Surabaya, telah memiliki


Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, Sertifikat Keselamatan
Perlengkapan Kapal Barang, Surat Laut, Surat Ukur Internasional dan surat-
surat lainnya yang dipersyaratkan dan masih berlaku.

TK. SSA 308 ...


28

TK. SSA 308.

Kapal dimiliki oleh PT Samudera Sentosa Abadi, di Surabaya, telah memiliki


Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, Surat Laut, Surat Ukur
Internasional dan surat-surat lainnya yang dipersyaratkan dan masih
berlaku.

AN
c. Awak Kapal.

KT. SSA 08 diawaki oleh 10 (sepuluh) orang termasuk Nakhoda dengan


susunan perwira berdasarkan Crew List yang dibuat oleh Nakhoda atas

R
nama PT. Trikarsa Wira Samudera, tanggal 13 Oktober 2015, dan diketahui

YA
oleh Syahbandar Kintab, sebagai berikut :

Bagian Dek.

Nakhoda
Mualim I
: Jafril
: Indra Gunawan LA Sertifikat ANT IV, tahun 2012;
Sertifikat ANT V, tahun 2012;
PE
Mualim II : Taufik Hidayatullah Sertifikat ANT III, tahun 2015.

Bagian Mesin.
AH

KKM : Ilham Suprayogo Sertifikat ATT IV, tahun 2014;


Masinis II : M. Andy Hermawan Sertifikat ATT V, tahun 2015;
Masinis III : Rahman Bahrun Lolaa Sertifikat ATT V, tahun 2006.
M

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kondisi kapal pada


saat TK. SSA 308 bertubrukan dengan Jetty TUKS Maspion dalam kondisi baik
KA

dan telah memenuhi persyaratan keselamatan pelayaran dan kelaiklautan. Hal


ini dibuktikan dengan adanya surat-surat kapal, sertifikat-sertifikat yang telah
memenuhi persyaratan dan masih berlaku sesuai dengan ketentuan
AH

perundang-undangan yang berlaku, dan diawaki oleh awak kapal yang telah
memenuhi persyaratan yang ditentukan.
M

2. Tentang Cuaca.

Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika-


Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dan berdasarkan keterangan
Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat
terjadinya kecelakaan kapal dilokasi kejadian adalah sebagai berikut :

a. Menurut ...
29

a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi


Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 29 Agustus 2016,
bahwa keadaan cuaca pada tanggal 29 Oktober 2015, pukul 06.18 WIB,
di wilayah tersebut, adalah sebagai berikut :

Cuaca : Cerah
Arah dan Kecepatan Angin : Timur-Tenggara, 4,7 6,7/9,0 Knots
Rata-rata

AN
Arah dan Kecepatan Arus : Barat Laut-Utara, 0,2 0,4 Cm/det
Tinggi Gelombang : Timur-Tenggara, 0,1 M 0,2/0,4 M
Jarak Penglihatan : 12,0 15,0 Mil

R
b. Menurut keterangan Tersangkut dan para Saksi bahwa saat kejadian

YA
keadaan cuaca cerah, angin dari timur laut, arus dari Utara dengan
kekuatan lebih kurang 5 knots, dan daya tampak baik (good visibility).

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan yang

LA
didapat dari BAPP dan keterangan Tersangkut dan para Saksi dapat diterima.
PE
3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal,
AH

dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan
stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

a. Keadaan Muatan.
M

TK. SSA 308


KA

Ukuran-ukuran utama sesuai Surat Ukur Internasional (1969) :


AH

Panjang (L) = 87,78 meter


Lebar (B) = 24,38 meter
Tinggi (H) = 5,49 meter
M

Jumlah muatan diatas tongkang berdasarkan daftar manifest = 7.570,735


M/T.

Sertifikat Garis Muat Kapal (Sementara) oleh Kantor Kesyahbandaran dan


Otoritas Pelabuhan Kelas I Banjarmasin, adalah sebagai berikut :

Lambung timbul dari garis


geladak ke garis muat air laut (L) = 102 cm = 1,02 m

Tebal ...
30

Tebal garis geladak (t) = 1 cm = 0,01 m

Sarat maksimum =H+tL


(draft maksimum) = 5,49 + 0,01 1,02 m
= 4,48 m

Berat benaman maksimum


(maximum displacement) = L x B x d max x c x SG

AN
= 87,78 x 24,38 x 4,48 x 0,80 x 1,025
= 7.861,785 M/T

Kapasitas daya angkut = 7.861,785 M/T

R
Muatan yang diangkut = 7.570,735 M/T

YA
Sisa daya angkut = 291,050 M/T

Jadi TK. SSA 308 pada saat terjadinya tubrukan tidak kelebihan muatan.

b. Keadaan Stabilitas.
LA
PE
1. Berdasarkan penelitian berkas dokumen kapal dan penelitian dokumen
muatan, tidak terdapat adanya saran untuk menghitung maupun bukti
perhitungan untuk TK. SSA 308 beserta muatannya, sehingga secara
perhitungan kondisi stabilitas TK. SSA 308 beserta muatannya tidak
AH

dapat diketahui;

2. Berdasarkan pendekatan empiris bahwa TK. SSA 308 dengan ditunda


KT. SSA 08, telah menempuh pelayaran dari Pelabuhan Kintab sampai
M

ke Pelabuhan Gresik dengan menempuh waktu selama lebih kurang


4 hari 14 jam dengan pengaruh gaya dari luar berupa ombak, tetapi
KA

kapal telah tiba di Pelabuhan Gresik dalam kondisi tegak dan selamat;

3. Setelah terjadinya tubrukan tidak terjadi pergeseran muatan dan kapal


AH

masih dalam posisi tegak dan stabil hingga kapal sandar di TUKS
Jasatama Pelabuhan Gresik.
M

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kondisi muatan


dan stabilitas TK. SSA 308, baik sebelum dan sesudah terjadinya tubrukan
dapat diterima.

4. Tentang ...
31

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan


bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang
baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai
sebagai berikut :

a. Tentang Navigasi.

AN
1) Rangkaian tunda KT. SSA 08 dalam bernavigasi telah dilengkapi dengan
alat bantu navigasi yang memadai dan diawaki dengan petugas dinas
jaga sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam aturan, namun sebagai

R
kapal yang termasuk dalam kategori kapal yang diwajibkan

YA
menggunakan Jasa Pandu, pada saat kejadian tubrukan tidak terdapat
petugas Pandu diatas kapal;

2) Berdasarkan keterangan Tersangkut dan para Saksi bahwa pada era

LA
kejadian banyak rangkaian tunda pada waktu akan sandar atau tolak
dari dermaga di wilayah Pelabuhan Gresik tidak menggunakan Jasa
PE
Pandu dikarenakan terjadi kekurangan jumlah petuga pandu
di Pelabuhan Gresik (hanya ada 3 petugas pandu);

3) Dari ikhtisar pelayaran, rangkaian tunda KT. SSA 08 telah bernavigasi


AH

dari Pelabuhan Kintab sampai ke Pelabuhan Gresik dengan menempuh


waktu selama lebih kurang 4 hari 14 jam dan kapal tiba dengan selamat,
serta sebelum kejadian telah bernavigasi disekitar APB dan perairan
bandar Pelabuhan Gresik selama 23 jam 55 menit dengan selamat,
M

karena tubrukan yang terjadi antara TK. SSA 308 dengan Jetty TUKS
Maspion bukan merupakan akibat dari kegagalan dalam bernavigasi.
KA

b. Tentang Olah Gerak.


AH

1) Sejak tanggal 28 Oktober 2015, pukul 06.30 WIB sampai dengan


terjadinya tubrukan tanggal 29 Oktober 2015, pukul 06.25 WIB, telah
mengolah gerak kapal dalam kurun waktu 23 jam 55 menit, sebagai
M

akibat dari rencana sandar yang tidak menentu, sehingga patut diduga
telah terjadi kelelahan mental (mental fatiq) pada seluruh Awak Kapal
dan terutama bagai Tersangkut Nakhoda;

2) Dalam mengolah gerak rangkaian tunda KT. SSA 08 pada perairan


sempit dan ramai, Tersangkut Nakhoda telah menerapkan prinsip-prinsip
mengolah gerak rangkaian tunda perairan sempit dan ramai, telah
berjalan dengan aman dan selamat;

3) Terbelitnya ...
32

3) Terbelitnya tali baja dari bagian tali tunda pada kuku jangkar pada saat
rangkaian tunda berolah gerak adalah merupakan kegagalan teknis yang
diluar kemampuan Nakhoda;

4) Tersangkut Nakhoda telah berupaya secara optimal dalam mengolah


gerak rangkaian tunda untuk menghindari terjadinya tubrukan antara
TK. SSA 308 dengan Jetty TUKS Maspion, namun karena keterbatasan
kesempatan yang dimiliki dan tidak adanya sarana kapal tunda yang

AN
membantu, maka terjadi kegagalan dalam berolah gerak sehingga terjadi
tubrukan.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi

R
Tersangkut Nakhoda KT. SSA 08 kurang dapat diterima, sedangkan cara

YA
berolah gerak dapat diterima.

5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.

LA
Setelah menganalisis fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam),
dokumen, faktor teknis, faktor manusia dan faktor organisasi mengenai
PE
kejadian tubrukan antara TK. SSA 308 yang ditunda KT. SSA 08 dengan TUKS
Maspion di Pelabuhan Gresik, maka penyebab kecelakaan adalah sebagai
berikut :
AH

a. Tersangkut Nakhoda dalam bernavigasi bukan merupakan kemauannya


untuk tidak menggunakan jasa Pandu dan tidak mampu untuk memaksakan
keberadaan Pandu diatas kapal, dalam mengolah gerak kapal sebelum
kejadian terbelitnya tali baja pada kuku jangkar, telah dilaksanakan secara
M

benar dengan memendekkan tali tunda sepanjang 60 meter dan telah


berjalan dengan aman dan selamat;
KA

b. Sedangkan terbelitnya tali baja dari bagian tali tunda pada kuku jangkar,
yang mengakibatkan KT. SSA 08 terlambat untuk mengolah gerak TK. SSA
AH

308, yang hanyut karena terdorong oleh Arus yang kuat dan bertubrukan
dengan jembatan Jetty TUKS Maspion adalah bukan merupakan faktor
kesengajaan ataupun diluar kemampuan Tersangkut Nakhoda, melainkan
M

sebagai akibat dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam bernavigasi dan


mengolah gerak kapal selama dalam proses sandar;

c. Berdasarkan faktor-faktor yang mengawali terjadinya peristiwa rangkaian


tunda KT. SSA 08 dan TK. SSA 308 sebelum terjadi tubrukan dengan
jembatan Jetty TUKS Maspion, telah melaksanakan proses kegiatan
bernavigasi dan berolah gerak selama lebih kurang 23 jam 55 menit
sebagai akibat dari tidak adanya kepastian dari rencana penyandaran kapal
oleh pihak keagenan maupun pihak Jetty TUKS Maspion sebagai Badan

Usaha ...
33

Usaha Pelabuhan dan juga ditambah dengan adanya ketidakpastian dalam


sistem pelayanan jasa Pandu dan jasa kapal tunda di Pelabuhan Gresik,
kondisi tersebut selain telah menciptakan kondisi kelelahan mental (mental
fatiq) bagi para Awak Kapal KT. SSA 08, juga menciptakan peluang yang
tinggi untuk terjadinya kecelakaan kapal;

d. Kondisi alam perairan Bandar Pelabuhan Gresik secara signifikan


dipengaruhi oleh kondisi perairan pada APBS yang memiliki frekuensi

AN
perubahan arah gerakan Arus yang tinggi dan dengan kekuatan yang cepat
(hingga mencapai 2,5 knots) secara bergantian ke arah Utara atau Selatan,
sehingga rekomendasi Agen Pelayaran maupun persetujuan dari pihak
Kepanduan untuk berlabuh jangkar disebelah Utara Jetty TUKS Maspion

R
adalah sebuah rekomendasi yang salah, sedangkan tingkat pengetahuan

YA
Tersangkut Nakhoda sebagai pemegang kompetensi ijasah ANT IV belum
memadai untuk mengevaluasi permasalahan yang demikian.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa penyebab

LA
terjadinya tubrukan antara TK. SSA 308 yang ditunda KT. SSA 08 dengan Jetty
TUKS Maspion di Pelabuhan Gresik adalah merupakan kompilasi dari
PE
kesalahan-kesalahan sebagai berikut :

1. Buruknya sistem pengelolaan dan perencanaan penyandaran kapal


di Pelabuhan Gresik yang dilakukan oleh pihak keagenan, pihak Badan
AH

Usaha Pelabuhan (Jetty TUKS Maspion) dan pihak Pelindo III Cabang Gresik
sebagai penyedia jasa Pandu dan jasa Kapal Tunda;

2. Lemahnya sistem pengawasan yang dilakukan oleh pihak Syahbandar


M

sehingga tidak diketahui bahwa rangkaian tunda KT. SSA 08 dan TK. SSA
308 telah bergerak diwilayah kekuasaannya tanpa dilengkapi Surat Ijin Olah
KA

Gerak dan tanpa adanya Pandu diatas kapal;

3. Keterbatasan pengetahuan Tersangkut Nakhoda sesuai kompetensi ijasah


AH

yang dimilikinya untuk menyandang tugas sebagai Nakhoda pada situasi


yang dialami sebelum terjadinya kecelakaan.
M

6. Tentang Upaya Penyelamatan.

Berdasarkan pemeriksaan berkas dalam Berita Acara Pemeriksaan


Pendahuluan (BAPP) dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka
mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan Tersangkut Nakhoda dan para
Saksi adalah sebagai berikut :

a. Ketika ...
34

a. Ketika tali baja bagian dari tali tunda tersangkut dalam kuku jangkar yang
mengakibatkan TK. SSA 308 tidak dapat diolah gerak, Tersangkut Nakhoda
dengan ilah geraknya telah berhasil melepaskan tali baja tersebut dari kuku
jangkar, namun Tersangkut Nakhoda kehilangan waktu/kesempatan untuk
mengolah gerak TK. SSA 308 dari ancaman terjadinya tubrukan dengan
Jetty TUKS Maspion;

b. Dengan tidak tersedianya KT. Bima 324 dilokasi kejadian maka ketika

AN
situasi antara TK. SSA 308 dengan Jetty TUKS Maspion dalam kondisi kritis
terjadinya tubrukan, maka upaya untuk menghindari terjadinya tubrukan
tidak optimal, sehingga terjadi tubrukan;

R
c. Tersangkut Nakhoda telah melakukan upaya penyelamatan dengan menarik

YA
dan memutar haluan TK. SSA 308 ke arah kiri dengan hasil bagian haluan
terbebas dari tubrukan namun pada bagian buritan sebelah kanan
mengalami tubrukan dengan Jetty TUKS Maspion dan pada kondisi tersebut
datang KT. Bima 324 yang segera mengikatkan tali pada bolder buritan

LA
sebelah kiri serta menariknya sehingga TK. SSA 308 terbebas dari Jetty
TUKS Maspion yang sebagian dalam kondisi roboh;
PE
d. Seandainya KT. Bima 324 telah berada dilokasi rencana sandar KT. SSA 308
pada saat terjadi peristiwa terbelitnya tali baja pada kuku jangkar, maka
kesulitan dalam mengolah gerak rangkaian tunda dapat diatasi dan kejadian
AH

tubrukan dapat dicegah.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya


penyelamatan yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda KT. SSA 08 dapat
M

dapat diterima.
KA

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian


AH

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dalam kasus tubrukan antara
TK. SSA 308 yang ditunda KT. SSA 08 dengan Jetty TUKS Maspion, pada
tanggal 29 Oktober 2015, pukul 06.25 WIB, di Pelabuhan Gresik, maka beban
M

tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut :

a. Bahwa Tersangkut Nakhoda dalam bernavigasi tidak menggunakan jasa


Pandu dan telah melanggar ketentuan Pasal 344 Kitab Undang-undang
Hukum Dagang (KUHD), juncto Pasal 198 ayat (2) Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, juncto Pasal 28 ayat
(1) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2015 tentang
Pemanduan dan Penundaan Kapal, namun ketidakberadaan Pandu diatas
kapal tersebut bukan merupakan kemauan dan diluar batas kemampuan

Tersangkut ...
35

Tersangkut Nakhoda, serta secara berdasarkan fakta persidangan (de facto)


Tersangkut Nakhoda telah berupaya menghubungi Stasiun Pandu dan
KT. Bima 324;

b. Bahwa Tersangkut Nakhoda dalam berolah gerak untuk menyandarkan


rangkaian tunda dengan panjang lebih dari 70 meter tidak dibantu dengan
paling sedikit 1 (satu) kapal tunda sebagaimana diamanahkan dalam Pasal
3 huruf (a) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2014

AN
tentang Sarana Bantu dan Prasarana Pemanduan Kapal, namun kewajiban
tersebut diluar kompetensinya dan telah berusaha menghubungi KT. Bima
324 berkali-kali dan pada saat situasi kritis Kapal Tunda tersebut tidak ada
dilokasi;

R
YA
c. Secara de jure pada tanggal 26 Oktober 2015, pihak keagenan PT Rejeki
Sentosa Shipping telah mengajukan permohonan jasa Pandu dan jasa kapal
tunda yang disertai dengan jam pelaksanaan, namun adanya perubahan
jadwal pergerakan menjadi tanggal 28 Oktober 2015 tidak pernah ada

LA
pemberitahuan secara resmi, sehingga ketidakadaan Pandu dan
terlambatnya jasa tunda merupakan kesalahan dari pihak keagenan
PE
PT Rejeki Sentosa Shipping;

d. Bahwa pihak Kepanduan meskipun secara de jure tidak menerima


perubahan jadwal penyandaran rangkaian tunda KT. SSA 08 dan TK. SSA
AH

308 secara resmi, namun secara de facto telah melayani permintaan jasa
pandu dan jasa kapal tunda baik dari pihak keagenan maupun pihak kapal
melalui telepon ataupun melalui Radio VHF, sedangkan ketersediaan jasa
Pandu dan jasa Kapal Tunda pada saat kejadian masih belum bisa
M

memenuhi kebutuhan jasa karena frekuensi gerakan kapal di Pelabuhan


Gresik sangat padat, tetapi pada saat perkara ini disidangkan kebutuhan
KA

jasa tersebut telah terpenuhi.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa penyebab


AH

terjadinya tubrukan antara KT. SSA 08 dengan Jetty TUKS Maspion merupakan
bagian dari kesalahan dan kelalaian dari :
M

1. Sebagian kesalahan Tersangkut Nakhoda yang dalam bernavigasi dan


berolah gerak tidak menggunakan jasa pandu sebagai diamanahkan dalam
Pasal 344 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), juncto Pasal 198
ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran, juncto Pasal 28 ayat (1) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
PM 57 Tahun 2015 tentang Pemanduan dan Penundaan Kapal, sehingga
dinilai Tersangkut telah lalai belum sepenuhnya memenuhi kewajibannya
sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 342 Kitab Undang-undang Hukum
Dagang (KUHD);

2. Kesalahan ...
36

2. Kesalahan pihak keagenan PT Rejeki Sentosa Shipping yang tidak membuat


perencanaan dalam penyandaran rangkaian tunda KT. SSA 08 dan TK. SSA
308, sehingga kapal bernavigasi dan berolah gerak tanpa suatu kepastian
dan telah salah tidak mengajukan perubahan penggunaan jasa Pandu dan
jasa Kapal Tunda secara resmi, serta telah salah dalam merekomendasikan
kapal untuk berlabuh jangkar disebelah Utara Jetty TUKS Maspion.

AN
8. Tentang Hal - Hal Yang Meringankan dan Yang Memberatkan.

Berdasarkan proses persidangan terhadap Tersangkut dan hal-hal pribadi yang

R
disampaikan Tersangkut, maka dipandang perlu mempertimbangkan hal-hal

YA
sebagai berikut :

a. Hal - hal yang meringankan.

LA
1) Tersangkut Nakhoda berlaku sopan dan tidak berbelit-belit;
PE
2) Tersangkut Nakhoda belum pernah dihukum karena kesalahannya dalam
menjalankan profesinya sebagai Nakhoda;

3) Tersangkut merupakan tulang punggung dalam keluarga dan tidak


AH

mempunyai keahlian lain selain sebagai Pelaut;

4) Sejak kejadian tubrukan Tersangkut Nakhoda telah di PHK tanpa


keterangan yang jelas dari Perusahaan dan ijasahnya ditahan oleh pihak
M

perusahaan.
KA

b. Hal - hal yang memberatkan.


AH

Tidak ada.
M

D. PUTUSAN

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas berdasarkan Pasal 373 huruf a


KUHD dan Pasal 18 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang
Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang
meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

Memutuskan ...
37

MEMUTUSKAN :

I. Menyatakan bahwa tubrukan antara TK. SSA 308 yang ditunda KT. SSA 08
dengan Jetty TUKS Maspion Pelabuhan Gresik, tanggal 29 Oktober 2015, pukul

AN
06.25 WIB, disebabkan oleh keterlambatan dalam membebaskan tali tunda
yang tersangkut dalam kuku jangkar dan hanyutnya rangkaian tunda kearah
Jetty TUKS Maspion karena dorongan Arus Selatan yang kuat, sehingga terjadi
tubrukan.

R
YA
II. Menyatakan bahwa kegagalan dalam mengolah gerak rangkaian tunda
tersebut hanya merupakan akibat dari buruknya sistem manajemen
perencanaan sandar dan koordinasi antara pihak keagenan kapal PT Rejeki

LA
Sentosa Shipping dan pihak Badan Usaha Pelabuhan Jetty TUKS Maspion,
serta keterlambatan kapal tunda KT. Bima 324 yang tidak ada dilokasi pada
PE
saat situasi kritis.

III. Menyatakan bersalah Tersangkut Nakhoda KT. SSA 08 yang tidak memenuhi
AH

aturan Pasal 344 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), juncto Pasal
198 ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008
tentang Pelayaran, juncto Pasal 28 ayat (1) Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 57 Tahun 2015 tentang Pemanduan dan Penundaan Kapal,
M

mengenai kewajiban menggunakan jasa Pandu di daerah Perairan Wajib


Pandu, sehingga dinilai belum sepenuhnya melaksanakan kewajibannya
KA

sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 342 Kitab Undang-undang Hukum


Dagang (KUHD).
AH

IV. Menghukum Tersangkut Nakhoda KT. SSA 08, bernama Jafril, tanggal lahir
26 April 1977, memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut ANT IV, nomor
M

6200078691N40212, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 12 Juli 2012, oleh Direktur


Perkapalan dan Kepelautan, Ditjenhubla, dengan Peringatan.

V. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah
Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Terhukum.

Demikian ...
38

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam
sidang terbuka di Jakarta, pada hari Jumat, tanggal 06 Januari 2017, dengan dihadiri
oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Majelis Pengganti, dan dihadiri oleh
Terhukum.

AN
Ketua : .......................................Capt. A. Utoyo Hadi, S. H., M. Si., M. Mar.

R
Anggota : ....................................... Capt. Surono, M. M.

YA
Anggota : ........................................Drs. H.M. Yusuf, M. Si., M. Mar. Eng.

LA
PE
Anggota : ........................................Ir. Budi Prasetyo.
AH

Anggota : ........................................ Asril Pasaribu, S.H.


M

Sekretaris : ........................................ Rinna Purba, S.H.


KA
AH
M

Anda mungkin juga menyukai