Anda di halaman 1dari 38

PUTUSAN NOMOR HK.210/05/I/MP.

17

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL TUBRUKAN ANTARA

AN
TK. FREIGHT EXPRESS-01 YANG DITUNDA KT. FREIGHT EXPRESS I
DENGAN KMN. MUGI BERKAH
DI PERAIRAN KOROWELANG - LAUT JAWA

R
YA
Pada tanggal 22 September 2015, pukul 04.00 WIB, rangkaian tunda
KT. Freight Express I, berbendera Indonesia, GT. 148, Awak Kapal 10 (sepuluh)
orang, dan TK. Freight Express 01, berbendera Indonesia, GT. 2.170, tanpa
muatan, bertolak dari Pelabuhan Cirebon menuju Pelabuhan Tanjung Emas-
LA
Semarang, dalam pelayarannya pada tanggal 23 September 2015, lebih kurang
pukul 14.40 WIB terjadi tubrukan dengan KMN. Mugi Berkah, berbendera
Indonesia, Awak Kapal 19 (sembilan belas) orang, di Perairan Korowelang
PE

Laut Jawa.

Dalam peristiwa tersebut terdapat korban jiwa 3 (tiga) orang meninggal


AH

dunia, 5 (lima) orang belum diketemukan dan terdapat kerugian harta benda
berupa KMN. Mugi Berkah tenggelam.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan Suratnya nomor


M

KL.205/1/12/DN-16, tanggal 17 Pebruari 2016, telah melimpahkan berkas


kecelakaan kapal tersebut kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan
KA

Pemeriksaan Lanjutan.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17


AH

Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1


Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a)
M

Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah


mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk
mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan
ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar
Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut
yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas ...
2

Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa :

KT. Freight Express I.

1. Laporan Kejadian, dibuat di Semarang, tanggal 23 September 2015,


oleh PH. Nakhoda KNP. 337, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas I, Tanjung Emas, Semarang;

2. Laporan Kecelakaan Kapal, nomor KL. 206/01/05/KSOP.Tg-Emas-15,


dibuat di Semarang, tanggal 25 September 2015, oleh Mualim I, dan

AN
diketahui oleh Kepala Bidang Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan
Patroli, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung
Emas, Semarang;

R
3. Berita Acara Pendapat (Resume), dibuat di Semarang, tanggal

YA
29 September 2015, oleh Kepala Seksi Penjagaan, Patroli dan
Penyidikan, Kantor KSOP Kelas I Tanjung Emas, Semarang, dan
diketahui oleh Kepala Bidang Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan
LA
Patroli, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung
Emas, Semarang;
PE

4. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dibuat tanggal 25, 28, dan 29


September 2015, oleh Staf Seksi Penjagaan, Patroli dan Penyidikan
Bidang Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli, Kantor
Kesyahbandaran Kelas I Tanjung Emas, Semarang terhadap :
AH

a. Nakhoda, Dede Hera Andika;


b. Mualim I, Max Donald Koanggong;
c. Mualim II, Hartana;
M

d. Juru Mudi Jaga, Pieter Mangamis;


e. KKM, Rofi Uddin Zuhri;
KA

f. Juragan KMN. Mugi Berkah, Nasmo.

5. Surat-Surat Kapal terdiri dari :


AH

KT. Freight Express I.


M

a. Pas Besar, nomor PK.204/12/18/KPL.BTM-2014, diterbitkan


di Batam, tanggal 29 Januari 2014, oleh Kepala Kantor Pelabuhan
Batam, Kepala Bidang Kesyahbandaran;

b. Surat Ukur International (1969), nomor 5480/PPm, dikeluarkan


di Batam, tanggal 05 Desember 2013, oleh Kepala Kantor Pelabuhan
Batam, Kepala Bidang Kesyahbandaran;

c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, nomor


PK.001/974/IV/KSOP.GSK-2015, diterbitkan di Gresik, tanggal
07 April 2015, berlaku sampai dengan tanggal 04 Oktober 2015,
oleh ...
3

oleh Kepala Kantor Kesyahbandara dan Otoritas Pelabuhan Kelas II


Gresik, Kasie Status Hukum Dan Sertifikasi Kapal, Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Gresik;

d. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, nomor


PK.001/975/IV/KSOP.GSK-2015, diterbitkan di Gresik, tanggal
07 April 2015, berlaku sampai dengan tanggal 04 Oktober 2015,
oleh Kepala Kantor Kesyahbandara dan Otoritas Pelabuhan Kelas II
Gresik, Kasie Status Hukum Dan Sertifikasi Kapal, Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Gresik;

AN
e. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, nomor
PK.002/2262/VII/KSOP.GSK-2015, diterbitkan di Gresik, tanggal
13 Juli 2015, berlaku sampai dengan tanggal 12 Oktober 2015, oleh

R
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II

YA
Gresik, Kasie Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Gresik;

f.
LA
Izin Stasiun Radio Kapal Laut, nomor 2849/L/SDPPI/2015, tanggal
28 April 2015, berlaku sampai dengan tanggal 27 April 2020, oleh
Direktur Operasi Sumber Daya, Ditjen Sumber Daya dan Perangkat
PE

Pos dan Informatika;

g. Rekomendasi Perpanjangan Izin Stasiun Radio Kapal Laut, nomor


NV.101/75/20/DV-2015, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 26 Mei
AH

2015, oleh Direktur Kenavigasian, Kepala Subdit Telekomunikasi


Pelayaran, Ditjenhubla;
M

h. Sertifikat Klasifikasi Mesin, nomor Register 17996, dikeluarkan


di Jakarta, tanggal 22 Januari 2014, berlaku sampai dengan tanggal
KA

07 September 2018, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI);

i. Sertifikat Klasifikasi Lambung, nomor Register 17996, dikeluarkan


AH

di Jakarta, tanggal 22 Januari 2014, berlaku sampai dengan tanggal


07 September 2018, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI);
M

j. Sertifikat Garis Muat Internasional (1966), nomor 016907,


dikeluarkan di Jakarta, tanggal 22 Januari 2014, berlaku sampai
dengan tanggal 07 September 2018, oleh Biro Klasifikasi Indonesia
(BKI);

k. Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak Dari Kapal,


nomor PK.401297/SNPP/DK-14, diterbitkan di Jakarta, tanggal
05 Februari 2014, berlaku sampai dengan tanggal 06 November
2016, oleh Direktur Perkapalan Dan Kepelautan, Kasubdit
Pencemaran dan Manajemen Keselamatan Kapal, Ditjenhubla;

l. Pemberitahuan ...
4

l. Pemberitahuan Surat Rencana Pengoperasian Kapal (RPK), nomor


AL.108/2/1/DJPL-15, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 22 Januari
2015, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

m. Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri, nomor


AL.302/225/14/62/15, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 03 Agustus
2015, masa berlaku trayek tanggal 14 Agustus 2015 s/d
13 November 2015, oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut,
Kasubdit Angkutan Laut Khusus dan Penunjang Angkutan Laut,
Ditjenhubla;

AN
n. Tanda Panggilan (Call Sign) KT. Freight Express I, nomor
PK.203/2/18/DK-14, dikeluarkan di Jakrta, tanggal 16 Januari 2014,

R
oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Kepala Subdit
Pengukuran, Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal, Ditjenhubla;

YA
o. Nomor Identifikasi KT. Freight Express I, nomor
NV.105/04/11/DV.14, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 27 Januari
LA
2014, oleh Direktur Kenavigasian, Ditjenhubla;

p. Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan Laut (SIUPAL), nomor B.X-


PE

58/AL.001, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 11 Februari 2014, oleh


Direktur Perhubungan Laut;
AH

q. Surat Keterangan Susunan Perwira, nomor PK.304/49/3/KSOP.CBN-


15, dikeluarkan di Cirebon, tanggal 21 September 2015, oleh Kepala
Kantor KSOP Kelas II Cirebon, Kasie Keselamatan Berlayar,
Penjagaan dan Patroli, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
M

Pelabuhan Kelas II Cirebon;


KA

r. Daftar Anak Buah Kapal (Crew List), dibuat di Cirebon, bulan


September 2015, oleh Nakhoda KT. Freight Express I;
AH

s. Surat Persetujuan Berlayar, nomor KI/KM/17/101/IX/2015,


diterbitkan di Cirebon, tanggal 21 September 2015, oleh Syahbandar
Kantor KSOP Kelas II Cirebon.
M

TK. Freight Express 01.

a. Surat Laut, nomor PK.205/1394/SL-PM/DK-14, diterbitkan


di Jakarta, tanggal 14 Maret 2014, oleh Direktur Perkapalan Dan
Kepelautan, Kepala Subdit Pengukuran, Pendaftaran dan
Kebangsaan Kapal, Ditjenhubla;

b. Surat Ukur Internasional (1969), nomor 5514/PPm, dikeluarkan


di Batam, tanggal 21 Januari 2014, oleh Kepala Kantor Pelabuhan
Batam, Kepala Bidang Kesyahbandaran, Kantor Pelabuhan Batam;
c. Sertifikat ...
5

c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, nomor


PK.001/973/IV/KSOP.GSK-2015, diterbitkan di Gresik, tanggal
07 April 2015, berlaku sampai dengan tanggal 22 November 2015,
oleh Kepala Kantor Kesyahbandara dan Otoritas Pelabuhan Kelas II
Gresik, Kasie Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Gresik;

d. Sertifikat Klasifikasi Lambung, nomor Register 18016, dikeluarkan


di Jakarta, tanggal 27 Januari 2014, berlaku sampai dengan tanggal

AN
10 Desember 2018, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI);

e. Sertifikat Garis Muat Internasional (1966), nomor 016948,

R
dikeluarkan di Jakarta, tanggal 27 Januari 2014, berlaku sampai
dengan tanggal 10 Desember 2018, oleh Biro Klasifikasi Indonesia

YA
(BKI);

f. Pemberitahuan Surat Rencana Pengoperasian Kapal (RPK), nomor


LA
AL.108/2/1/DJPL-15, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 22 Januari
2015, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;
PE

g. Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri, nomor


AL.302/225/14/63/15, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 03 Agustus
2015, masa berlaku trayek tanggal 14 Agustus 2015 s/d
13 Nopember 2015, oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut,
AH

Kasubdit Angkutan Laut Khusus dan Penunjang Angkutan Laut,


Ditjenhubla.
M

KMN. MUGI BERKAH


KA

Dokumen dan surat-surat lainnya tidak ada.

6. Sertifikat Keahlian Pelaut terdiri dari :


AH

a. ANT IV, nomor 6200199356N42409, atas nama Dede Hera Andika,


diterbitkan di Jakarta, tanggal 8 Juni 2009;
M

b. ANT V, nomor 6200418412N50605, atas nama Max Donald


Koanggong, diterbitkan di Jakarta, tanggal 5 April 2005;

c. ANT V, nomor 6200354098N50213, atas nama Hartana, diterbitkan


di Jakarta, tanggal 18 November 2013;

d. ATT III, nomor 6200068686T30212, atas nama Rofiuddin Zuhri,


diterbitkan di Jakarta, tanggal 6 Maret 2012;

Dari ...
6

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan


serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut:

A. Berkas dan Keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan :

1. Data Kapal.

KT. Freight Express I.

Nama : Freight Express I

AN
Jenis : Kapal Tunda
Bendera : Indonesia
Pembuatan : Tahun 2013 di Batam
Konstruksi : Baja

R
Isi kotor : GT. 148

YA
Isi bersih : NT. 45
Tanda Selar : GT. 148 No. 5480/PPm
Tenaga Penggerak Utama : 2 (dua) buah Mesin Diesel Yanmar 6 AYM-
LA
WST, 4 Tak Kerja Tunggal, 2 x 659 HP
pada putaran 1900 Rpm
Panjang : 21.74 Meter
PE

Lebar : 7.32 Meter


Dalam : 3.20 Meter
Pemilik : PT. Freight Express Indonesia
Nakhoda : Dede Hera Andika
AH

Awak Kapal : 10 (sepuluh) orang

TK. Freight Express - 01.


M

Nama : Freight Express-01


Jenis : Tongkang
KA

Bendera : Indonesia
Pembuatan : Tahun 2013 di Batam
Konstruksi : Baja
AH

Isi kotor : GT. 2.170


Isi bersih : NT. 651
Tanda Selar : GT. 2.170 No. 5514/PPm
M

Panjang : 79.01 Meter


Lebar : 21.34 Meter
Dalam : 4.88 Meter
Pemilik : PT. Freight Express Indonesia

KMN. MUGI BERKAH

Nama : Mugi Berkah


Jenis : Kapal Nelayan Tradisional
Bendera : Indonesia
Konstruksi : Kayu
Pemilik ...
7

Pemilik : Nasmo
Juragan : Nasmo
Awak Kapal : 19 (sembilan belas) orang

2. Jalannya Peristiwa.

KT. Freight Express I/TK. Freight Express - 01.

a. Pada tanggal 22 September 2015, pukul 04.00 WIB, rangkaian tunda


KT. Freight Express I berbendera Indonesia, GT. 148, Awak Kapal

AN
10 (sepuluh) orang, dan TK.Freight Express-01 berbendera Indonesia,
GT. 2.170, tanpa muatan, bertolak dari Pelabuhan Cirebon menuju
Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang;

R
b. Kapal dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai, diawaki

YA
dengan Perwira Dinas Jaga yang kurang memadai, panjang tali tunda
lebih kurang 250 meter, berbaling-baling ganda, dan olah gerak mesin
dilayani dari anjungan; LA
c. Keadaan cuaca langit berawan penuh, angin Utara dengan kecepatan
sedang (strong-breeze) sebagai pengaruh Angin Laut, tinggi ombak
PE

lebih kurang 1 (satu) meter, sehingga dampak cuaca terhadap


rangkaian tunda sangat berpengaruh terhadap gerakan Tongkang
yang ditunda untuk cenderung hanyut terdorong kearah Selatan atau
pantai Utara Pulau Jawa;
AH

d. Tanggal 23 September 2015, saat jam Dinas Jaga Mualim II pukul


12.00 18.00, bersama Juru Mudi Jaga, kecepatan kapal 3 knots,
melihat 2 (dua) kapal nelayan yang haluannya mengarah ke Barat
M

atau berlawanan dengan haluan rangkaian tunda, terlihat pada


baringan relatif 40 pada sisi kanan haluan dengan jarak 0,5 NM pada
KA

layar Radar, KT. Freight Express I merubah haluan kekiri 10 untuk


menjauhi jarak dalam bersimpangan;
AH

e. Beberapa saat kemudian KT. Freight Express I berpapasan dengan


kapal nelayan tersebut pada lambung kanannya dengan aman, namun
ketika Mualim Jaga melakukan pengamatan kearah TK. Freight
M

Express-01 yang dalam keadaan merewang (drifting) kearah Selatan


atau sisi kanan haluan yang dilayari, terlihat ada kapal nelayan yang
sudah terbalik pada posisi disebelah kiri dari lambung TK. Freight
Express-01 dan belakangan diketahui kapal nelayan tersebut bernama
KMN. Mugi Berkah, dengan Awak Kapal 19 (sembilan belas) orang;

f. Selanjutnya kapal mengurangi kecepatan (reduce speed) menjadi maju


pelan sekali (dead slow ahead) dan berolah gerak dibawah komando
Mualim I untuk melabuhkan TK. Freight Express-01, kemudian
melepas tali tunda, dan KT. Freight Express I berolah gerak menuju
lokasi kejadian;
g. Ketika ...
8

g. Ketika tiba dilokasi terlihat kapal nelayan yang terbalik dalam keadaan
mengambang, kemudian menolong 2 (dua) orang korban yang
mengapung dilaut dan berdasarkan keterangan korban, sebagian
korban diselamatkan oleh kapal nelayan lainnya, serta ada korban
yang belum ditemukan, selanjutnya KT. Freight Express I melakukan
pencarian, namun sampai waktu tengah malam belum diketemukan
korban tambahan, sedangkan 2 (dua) orang korban yang telah
ditolong dijemput oleh Kapal Patroli Syahbandar Semarang untuk
dievakuasi ke darat, dan selanjutnya KT. Freight Express I istirahat;

AN
h. Tanggal 24 September 2015, pagi hari upaya pencarian korban
dilanjutkan, lebih kurang pukul 10.00 WIB datang bantuan 2 (dua)
kapal yang membantu melakukan pencarian korban, yang salah satu

R
diantaranya Kapal Patroli Polisi Perairan, pukul 11.00 WIB rangkaian

YA
tunda KT. Freight Express I meneruskan pelayarannya menuju
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan dikawal oleh kapal Patroli
Polisi Perairan; LA
i. Lebih kurang pukul 13.00 WIB rangkaian tunda tiba di Semarang dan
TK. Freight Express-01 diikat pada Buoy di perairan bandar Tanjung
PE

Emas-Semarang, sementara KT. Freight Express I tender pada


Tongkang, selanjutnya dilakukan pemeriksaan oleh Pihak Kepolisian
terhadap para Awak Kapal sehubungan dengan kecelakaan yang
dialaminya;
AH

j. Dalam peristiwa tersebut terdapat korban jiwa 3 (tiga) orang


meninggal dunia, 5 (lima) orang belum diketemukan, dan 11 (sebelas)
orang selamat, serta terdapat kerugian harta benda berupa KMN. Mugi
M

Berkah tenggelam.
KA

KMN. MUGI BERKAH

Tidak diketahui secara pasti tentang hal ikhwal dalam ikhtisar


AH

pelayarannya karena tidak adanya data yang diterakan didalam BAPP


yang dibuat oleh KSOP Kelas I Tanjung Emas Semarang, dan juga tidak
hadirnya Saudara Nasmo selaku Juragan KMN. Mugi Berkah dalam sidang
M

pemeriksaan lanjutan.

3. Dalam peristiwa Tubrukan antara TK. Freight Express-01 yang ditunda


KT. Freight Express I dengan KMN. Mugi Berkah, pada tanggal
23 September 2015, pukul 14.40 WIB, di Perairan Utara Korowelang-Laut
Jawa, Mahkamah Pelayaran menetapkan para Tersangkut, para Saksi dan
para Saksi lainnya sebagai berikut :

KT. Freight Express I/TK. Freight Express-01.

Tersangkut : I. Mualim II, Saudara Hartana;


II. Mualim I ...
9

II. Mualim I, Saudara Max Donald Koanggong;


III. Nakhoda, Saudara Dede Hera Andika.

Saksi-saksi : 1) KKM, Saudara Rofiuddin Zuhri;


2) Juru Mudi Jaga, Saudara Pieter Mangamis.

Saksi Lainnya : 1) Port Engineer PT. Freight Express Indonesia,


Saudara Suyanto;
2) Juragan KMN. Mugi Berkah, Saudara Nasmo;
3) DPA/Manager Operasional PT. Freight

AN
Express Indonesia, Saudara Erwin Yusak
Lisapaly;
4) Penandatangan SPB KT. Freight Express I,
Kantor KSOP Kelas II Cirebon, Saudara

R
Ujang Cik.

YA
B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan
dengan Kecelakaan Kapal, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara
LA
patut kepada para Tersangkut, para Saksi, dan para Saksi lainnya guna
didengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan
pertama, pada hari Selasa dan Rabu, tanggal 25 dan 26 Oktober 2016,
PE

di Kantor KSOP Kelas I Tanjung Emas, Semarang, dan Sidang Pemeriksaan


Lanjutan kedua, pada hari Rabu, tanggal 14 Desember 2016, di Kantor
Mahkamah Pelayaran Jakarta. Keterangan yang diberikan dalam Berita
Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan dihadapan Sidang
AH

Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal Mahkamah Pelayaran adalah


sebagai berkut :

1. Tersangkut I, Mualim II, Saudara Hartana, dalam keadaan sehat, tanpa


M

didampingi Penasehat Ahli, hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan,


memberikan keterangan sebagai berikut:
KA

a. Lahir di : Magelang
Tanggal : 16 Agustus 1987
AH

Agama : Islam
Alamat : Jln. Jatirogo RT 005 RW 003 Kelurahan Jepon,
Kabupaten Blora
M

Pendidikan
Umum : 1) SD, tahun 2000, di Genikan;
2) SMP, tahun 2003, di Ngablak;
3) SMA, tahun 2006, di Magelang.
Teknis : ANT V, tahun 2013, di Jakarta.

Pengalaman Berlayar :
1) Juru Mudi, KM. Kana, tahun 2007;
2) Juru Mudi, KT. Alkan Pollux, tahun 2008;
3) Juru Mudi, KT. Megawati VI, tahun 2011;
4) Juru Mudi ...
10

4) Juru Mudi, KT. Megawati 114, tahun 2014;


5) Mualim II, KT. Freight Express I, tahun 2015 s/d kejadian.

b. KT. Freight Express I dilengkapi dengan alat bantu navigasi berupa


Radar 1 (satu) unit, GPS 1 (satu) unit, Echo Sounder 1 (satu) unit,
Radio VHF 1 (satu) unit, Kompas Magnet 1 (satu) unit, Teropong
1 (satu) buah, Kemudi Manual 1 (satu) unit, kapal berbaling-baling
ganda yang olah geraknya dilayani dari anjungan;

c. Kapal diawaki dengan Perwira Dek terdiri dari Nakhoda, Mualim I,

AN
dan Mualim II, tetapi Nakhoda tidak ikut berlayar pada saat terjadi
kecelakaan, sedangkan Perwira Mesin terdiri dari Kepala Kamar
Mesin (KKM), Masinis II, dan Masinis III. Pengaturan jaga untuk
Perwira Dek selama dalam pelayaran dari Pelabuhan Cirebon menuju

R
Pelabuhan Tanjung Emas-Semarang, diatur oleh Mualim I dengan

YA
pengaturan jam jaga Mualim I 00.00-06.00 dan 12.00-18.00, Mualim
II 06.00-12.00 dan 18.00-24.00;
LA
d. Tanggal 21 September 2015, pukul 21.00 WIB, rangkaian tunda
KT. Freight Express I, telah mendapat Surat Persetujuan Berlayar
(SPB), namun kapal tidak langsung berlayar melainkan berlabuh
PE

jangkar terlebih dahulu dan mengenai apa alasannya Tersangkut I


tidak mengetahui dengan pasti, tetapi pada saat itu diatas kapal
tidak terdapat Saudara Dede Hera Andika selaku Nakhoda dan
Tersangkut I tidak mengetahui mengenai kapan Nakhoda turun dari
AH

kapal;

e. Tanggal 22 September 2015, pukul 04.00 WIB, rangkaian tunda


KT. Freight Express I, berbendera Indonesia, GT. 148, Awak Kapal
M

9 (sembilan) orang, tetapi menurut Daftar Awak Kapal 10 (sepuluh)


orang, dan TK. Freight Express-01 berbendera Indonesia, GT. 2.170,
KA

tanpa muatan, bertolak dari Pelabuhan Cirebon menuju Pelabuhan


Tanjung Emas-Semarang dibawah pimpinan Mualim I, tanpa
Nakhoda yang menurut Mualim I akan menyusul setibanya kapal
AH

di Semarang;

f. Tanggal 23 September 2015, pada saat Tersangkut I menjalankan


M

dinas jaga laut 12.00-18.00, rangkaian tunda berlayar dengan


panjang tali tunda lebih kurang 250 meter, bergerak dengan
kecepatan rata-rata 3 knots, kondisi cuaca langit berawan banyak,
Angin Utara atau dari arah laut ke darat, tinggi ombak lebih kurang
1 (satu) meter dan daya tampak baik (good visibility), dengan
kondisi rangkaian tunda TK. Freight Express-01 merewang (drifting)
kearah Selatan karena pengaruh tiupan angin dan dorongan ombak;

g. Pada saat Tersangkut I melaksanakan dinas jaga bersama Juru Mudi


Jaga melihat obyek 2 (dua) kapal nelayan pada posisi sebelah kanan
dari haluan dan ketika diperiksa pada layar Radar, obyek tersebut
pada ...
11

pada arah baringan relatif 40 disebelah kanan haluan dan pada


jarak 0,5 NM, untuk menjauhkan TK. Freight Express-01 yang
merewang (drifting) ke Selatan, Tersangkut I merubah haluan ke kiri
10, beberapa saat kemudian KT. Freight Express I berpapasan
dengan aman dan sempat mengamati kedua kapal nelayan tersebut,
yang ternyata tidak bergerak karena sedang mengangkat jaring;

h. Beberapa saat setelah KT. Freight Express I berpapasan dengan


aman, Tersangkut I melakukan pengamatan kebelakang untuk
memastikan bahwa TK. Freight Express-01 terbebas dari kapal

AN
nelayan tersebut, tetapi Tersangkut I melihat salah satu kapal
nelayan telah terbalik pada posisi arah baringan disebelah kiri
TK. Freight Express-01, Tersangkut I segera mengambil tindakan
mengurangi laju kapal dengan kecepatan mesin maju pelan sekali

R
(dead slow ahead);

YA
i. Selanjutnya Tersangkut I memberitahu tentang adanya kejadian
kepada Mualim I yang sedang istirahat dikamar, setelah Mualim I
LA
berada dianjungan komando diambil alih oleh Mualim I, yang
langsung mengolah gerak kapal dengan memendekkan tali tunda,
merapatkan KT. Freight Express I ke TK. Freight Express-01 untuk
PE

lego jangkar 3 segel diair;

j. Setelah TK. Freight Express-01 lego jangkar, tali tunda dilepas dan
KT. Freight Express I menuju ke lokasi kejadian dan setibanya
AH

dilokasi Saksi melihat 2 (dua) orang yang mengapung diair yang


kemudian ditolong untuk naik keatas kapal, serta masih melihat
kapal nelayan yang dalam posisi terbalik mengambang pada
permukaan air laut yang didekatnya ada 1 (satu) kapal nelayan lain
M

sedang menolong korban lainnya;


KA

k. Berdasarkan keterangan dari 2 (dua) nelayan yang ditolong, bahwa


ada sebagian korban selamat lain yang ditolong oleh kapal nelayan
dan masih ada korban lainnya yang belum diketemukan, sehingga
AH

Mualim I memutuskan untuk melanjutkan upaya pencarian, pukul


19.00 WIB datang Kapal Patroli Syahbandar Tanjung Emas
Semarang dan mengevakuasi 2 (dua) orang korban ke darat,
M

sedangkan KT. Freight Express I masih terus melakukan upaya


pencarian korban, hingga pukul 24.00 WIB dan selanjutnya
beristirahat;

l. Tanggal 24 September 2015, lebih kurang pukul 10.00 WIB ketika


KT. Freight Express I sedang melakukan kegiatan pencarian korban
datang bantuan 2 (dua) kapal untuk melakukan pencarian yang
salah satunya Kapal Patroli Polisi Perairan, pukul 11.00 WIB
rangkaian tunda KT. Freight Express I dengan dikawal Kapal Patroli
Polisi Perairan, melanjutkan pelayarannya menuju Pelabuhan
Tanjung Emas-Semarang;
m. Lebih ...
12

m. Lebih kurang pukul 13.00 WIB, rangkaian tunda tiba di Pelabuhan


Tanjung Emas-Semarang, TK. Freight Express-01 diikat pada Buoy
tambat dan KT. Freight Express I tender pada Tongkangnya,
selanjutnya Tersangkut I bersama-sama Mualim I dan Juru Mudi
Jaga dibawa ke kantor Polisi Perairan untuk dimintai keterangan;

n. Tersangkut I membenarkan, ketika dikonfrontir dengan keterangan


pada BAPP Saksi Juru Mudi Jaga Saudara Pieter Mangamis, yang
memberikan kesaksian bahwa pada saat berpapasan antara

AN
KT. Freight Express I dengan kedua kapal nelayan pada jarak
melintang antara 70 sampai dengan 80 meter;

o. Pada saat diperiksa di Kantor KSOP Kelas I Tanjung Emas Semarang

R
untuk pembuatan BAPP. Tersangkut I baru mengetahui adanya

YA
korban meninggal dunia 3 (tiga) orang dan 5 (lima) orang belum
diketemukan, sedangkan yang selamat tidak tahu pasti;

p. Tersangkut I belum pernah mengalami kecelakaan tubrukan kapal


LA
sebelumnya dan belum pernah dihukum karena kesalahan dalam
menjalankan profesinya. Tersangkut I merupakan tulang punggung
PE

dalam keluarga dan tidak memiliki keahlian lain selain sebagai


pelaut.
AH

2. Tersangkut II Mualim I, Saudara Max Donald Kaonggong, dalam


keadaan sehat, tanpa didampingi Penasehat Ahli, hadir dalam sidang
pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut:
M

a. Lahir di : Manado
Tanggal : 03 Maret 1973
KA

Agama : Kristen
Alamat : Jl. Endana 66/16 Samarinda
Pendidikan
AH

Umum : 1) SD, tahun 1986, di Manado;


2) SMP, tahun 1989, di Manado;
3) SMA, tahun 1992, di Manado.
M

Teknis : 1) MPT, tahun 1996, di Bitung;


2) ANT V, tahun 2005, di Jakarta.

Pengalaman Berlayar :
1) Muaim II, LCT. Prioritas Samudra, tahun 1997 s/d tahun 2000;
2) Mualim I, KT. MMS, tahun 2000 s/d tahun 2013;
3) Mualim I, KT. Freight Express I, tahun 2014 s/d kejadian.

b. Tanggal 21 September 2015, petang hari, setelah selesai melakukan


kegiatan bongkar muatan batu bara di Dermaga Pelabuhan Cirebon,
rangkaian tunda KT. Freight Express I, GT. 148, berbendera
Indonesia ...
13

Indonesia, Awak Kapal sesuai dengan Daftar Awak Kapal


10 (sepuluh) orang dan TK. Freight Express-01, GT. 2.170,
berbendera Indonesia, tanpa muatan, berpindah tempat (shifting)
untuk berlabuh jangkar ke Perairan Bandar, berhubung masih
menunggu surat-surat kapal dan karena Dermaga akan
dipergunakan sandar kapal lain;

c. Pada waktu tengah malam surat-surat kapal diantar oleh Agen,


diterima oleh Mualim II dan diteruskan kepada Tersangkut II, dari
hasil pemeriksaan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) tertera Surat Ijin

AN
Keberangkatan yang diberikan pukul 21.00 WIB. Tersangkut II
langsung menghubungi Nakhoda Saudara Dede Hera Andika melalui
telepon genggam karena yang bersangkutan belum berada di atas
kapal. Dari hasil komunikasi ternyata Nakhoda masih berada

R
di rumahnya yang berada di Palembang, Nakhoda tidak dapat ikut

YA
berlayar ke Semarang karena orang tuanya sakit keras dan akan
menyusul setibanya kapal di Semarang;
LA
d. Tersangkut II selanjutnya menghubungi Saudara Suyanto selaku
Port Engineer pada PT. Freight Express Indonesia (operator kapal)
dan melaporkan tentang keberadaan Nakhoda, yang mendapat
PE

jawaban bahwa apabila kapal telah menerima SPB, kapal supaya


berangkat saja dan Nakhoda akan menyusul setibanya kapal
di Semarang;
AH

e. Setelah Awak Kapal cukup beristirahat, pada tanggal 22 September


2015, pukul 04.00 WIB, rangkaian tunda bertolak dari Pelabuhan
Cirebon menuju Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan
M

panjang tali tunda lebih kurang 250 meter;


KA

f. Kapal dilengkapi dengan Alat Bantu Navigasi berupa Radar 1 (satu)


unit, Echo Sounder 1 (satu) unit, GPS 1 (satu) unit, Magnet Kompas
1 (satu) unit, Radio VHF 1 (satu) unit, dan Kemudi Manual 1 (satu)
unit. Kapal dilengkapi dengan Perwira Dinas Jaga Dek terdiri dari
AH

Mualim I dan Mualim II, sedangkan Nakhoda tidak ikut di kapal,


Perwira Dinas Jaga Mesin terdiri dari KKM, Masinis II, dan Masinis
III;
M

g. Karena Nakhoda tidak ikut berlayar, maka pengaturan jaga laut


selama berlayar dibagi 2 (dua) dengan Mualim II, dengan
pengaturan jam jaga Tersangkut II Mualim I 06.00-12.00 dan 18.00-
24.00, sedangkan Mualim II 12.00-18.00 dan 00.00-06.00, yang
pengaturannya dibuat oleh Tersangkut II. Awak Kapal yang turut
berlayar saat itu Tersangkut II Mualim I sebagai pimpinan pengganti
Nakhoda, Mualim II, Juru Mudi sebanyak 3 (tiga) orang, KKM,
Masinis I, Masinis II, dan Koki;

h. Pada ...
14

h. Pada tanggal 23 September 2015, saat Tersangkut II istirahat


di kamar dan Perwira Dinas Jaga di anjungan Mualim II, Tersangkut
I dibangunkan dan diberitahu oleh Mualim II bahwa kapal telah
terjadi tubrukan dengan kapal nelayan, Tersangkut II segera naik
ke anjungan dan mengambil alih komando, pada saat itu kondisi
mesin dalam keadaan maju pelan sekali dan jam di kapal
menunjukkan pukul 13.35 WIB;

i. Tersangkut II mengolah gerak kapal dengan memendekkan tali


tunda, merapatkan KT. Freight Express I pada TK. Freight Express-

AN
01, melabuhkan jangkar TK. Freight Express-01 sepanjang 3 (tiga)
segel di air, kemudian melepaskan tali tunda dan mengolah gerak
KT. Freight Express I menuju tempat korban kapal nelayan yang
ditunjuk oleh Mualim II;

R
YA
j. Ketika tiba di lokasi, Tersangkut II melihat ada kapal nelayan yang
sedang dalam keadaan miring menuju proses tenggelam dan melihat
kapal nelayan lainnya yang sedang membantu para korban,
LA
Tersangkut II segera melapor kepada Syahbandar di Semarang
melalui Radio VHF channel 16 untuk minta segera dikirim bantuan,
setelah beberapa saat melakukan pengamatan, melihat ada 2 (dua)
PE

orang korban yang sedang bertahan mengapung di laut, Tersangkut


II beserta Awak Kapal lainnya segera memberi bantuan untuk naik
ke atas kapal, keadaan cuaca pada saat kejadian Langit berawan
sebagian, angin dari arah Laut ke Darat atau Utara dengan
AH

kecepatan sedang, tinggi ombak lebih kurang 1 (satu) meter Arus


Timur dengan kekuatan sedang;

k. Dari keterangan kedua korban yang ditolong diberitahukan bahwa


M

sebagian korban, ditolong oleh kapal nelayan didekatnya, tetapi


masih ada beberapa korban lain yang belum diketemukan, sehingga
KA

Tersangkut II bersama Awak Kapal lainnya memutuskan untuk


melakukan pencarian korban, pukul 19.00 WIB datang Kapal Patroli
Syahbandar Semarang dan merapat ke KT. Freight Express I untuk
AH

mengevakuasi kedua korban ke darat;

l. Pencarian dilakukan sampai dengan tengah malam dengan bantuan


M

penerangan lampu sorot, tetapi tidak diketemukan korban tambahan


dan untuk sementara pencarian ditangguhkan sampai dengan
keesokan harinya, KT. Freight Express I kembali tender pada
TK. Freight Express-01;

m. Tanggal 24 September 2015, pagi hari upaya pencarian korban


dilanjutkan dengan menggunakan KT. Freight Express I dibawah
komando Tersangkut II, lebih kurang pukul 10.00 WIB datang
bantuan SAR dari Kapal Patroli Polisi Perairan dan satu lagi kapal
lainnya yang Tersangkut II lupa namanya, pukul 11.00 WIB dibawah
kawalan Kapal Patroli Polisi Perairan, rangkaian tunda KT. Freight
Express ...
15

Express I meneruskan pelayarannya menuju Pelabuhan Tanjung


Emas Semarang;

n. Lebih kurang pukul 13.00 WIB, rangkaian tunda tiba di Pelabuhan


Tanjung Emas Semarang, TK. Freight Express-01 ditambatkan pada
Buoy tambat, sedangkan KT. Freight Express I ditenderkan pada
Tongkangnya, selanjutnya Tersangkut II, Juru Mudi Jaga, dan
Mualim II dibawa ke Kantor Polisi Perairan untuk diminta
keterangannya;

AN
o. Dalam peristiwa tersebut terdapat korban 3 (tiga) orang meninggal
dunia dan 5 (lima) orang belum diketemukan, serta terdapat
kerugian harta benda berupa KMN. Mugi Berkah tenggelam;

R
p. Tersangkut II belum pernah mengalami kecelakaan tubrukan kapal

YA
sebelumnya dan belum pernah dihukum karena kesalahan dalam
menjalankan profesinya. Tersangkut II merupakan tulang punggung
dalam keluarga dan tidak memiliki keahlian lain selain sebagai
LA
pelaut;

q. Sebelum adanya Putusan Mahkamah Pelayaran, Tersangkut II


PE

Mualim I berdasarkan putusan Pengadilan telah menjalani hukuman


pidana kurungan selama 8 (delapan) bulan.
AH

3. Tersangkut III Nakhoda, Saudara Dede Hera Andika, tidak hadir dalam
2 (dua) kali sidang pemeriksaan lanjutan, dan keterangan diambil dari
BAPP, adalah sebagai berikut:
M

a. Lahir di : Lampung
Tanggal : 12 Juni 1988
KA

Agama : Islam
Alamat : Jl. Padat Karya Gang Balaraya Baturaja,
Sumatera Selatan
AH

Pendidikan
Umum : SMK Pelayaran.
Teknis : ANT IV, tahun 2009, di Tangerang.
M

Pengalaman Berlayar :
1) Mualim I, TB. Citra;
2) Nakhoda, KT. Freight Express I, bulan Juli 2015 s/d kejadian.

b. Tersangkut III dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Tersangkut III Nakhoda tidak mengetahui adanya kejadian tubrukan


yang dialami TK. Freight Express-01 yang ditunda KT. Freight
Express I, karena pada tanggal 21 September 2015, Tersangkut
Nakhoda mengajukan ijin pulang ke Palembang kepada pihak

perusahaan ...
16

perusahaan melalui telephone dengan Bapak Yanto selaku Port


Engineer dan diijinkan, sehingga pada saat kejadian Tersangkut
Nakhoda tidak berada diatas kapal;

d. Tersangkut III Nakhoda mengetahui namanya masih disijilkan


sebagai Nakhoda di KT. Freight Express I dan apabila kapal berlayar
tanpa Nakhoda adalah merupakan pelanggaran hukum, namun
Tersangkut Nakhoda tetap pulang ke Palembang dan menyatakan
ada serah terima jabatan atau pelimpahan tugas dengan Mualim I
secara lisan;

AN
e. Tersangkut III Nakhoda baru mengetahui kejadian tubrukan pada
tanggal 25 September 2015, setelah mendapat telepon dari pihak

R
kantor dan memberitahukan bahwa TK. Freight Express-01 yang
ditunda KT. Freight Express I mengalami kecelakaan dan Nakhoda

YA
diperintahkan segera kembali ke kapal yang berada di Semarang.

LA
4. Saksi KKM, Saudara Rofiuddin Zuhri, dalam keadaan sehat, dibawah
sumpah, hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan, memberikan
keterangan sebagai berikut:
PE

a. Lahir di : Lumajang
Tanggal : 7 Februari 1979
Agama : Islam
AH

Alamat : Jln. Kapt. Sumandak XIV/15 RT 001 RW 005


Ds. Dito Trunan, Lumajang
Pendidikan
M

Umum : 1) SD, tahun 1992, di Lumajang;


2) SMP, tahun 1995, di Lumajang;
KA

3) SMK, tahun 1998, di Surabaya.


Teknis : 1)AMK PI, tahun 2001, di Surabaya;
2) ATT III, tahun 2012, di Jakarta.
AH

Pengalaman Berlayar :
1) Masinis I, KT. Patria II, tahun 2012;
2) KKM. KT. Bomas Segara, tahun 2012 s/d tahun 2013;
M

3) KKM, KT. Freight Express I, tahun 2013 s/d kejadian.

b. Tugas KKM bertanggung jawab di departemen mesin diantaranya,


memberikan kelancaran operasional mesin, melaksanakan
perawatan, mengatur kerja dan mengatur jam dinas jaga kamar
mesin;
KKM Dinas Jaga pada jam : 08.00 - 12.00 dan 20.00 - 24.00
Masinis II Dinas Jaga pada jam : 04.00 - 08.00 dan 16.00 - 20.00
Masinis III Dinas Jaga pada jam: 00.00 - 04.00 dan 12.00 - 16.00
17

c. Pada hari selasa tanggal 22 September 2015, lebih kurang pukul


04.00 WIB, kapal bertolak dari Pelabuhan Cirebon menuju
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Kapal dilengkapi dengan
2 (dua) unit Mesin Induk 659 HP, Merk Yanmar 6AYM-WST, putaran
1900 RPM dan 2 (dua) unit Motor Bantu 33 KW, dalam kondisi baik.
KT. Freight Express I menunda TK. Freight Express-01, tanpa
KT. Freight ...
muatan, jumlah Awak kapal 10 (sepuluh) orang, namun pada saat
itu Nakhoda tidak ikut berlayar, sedangkan alasannya apa Saksi
tidak tahu;

AN
d. Saat kejadian tubrukan pada tanggal 23 September 2015, lebih
kurang pukul 14.40 WIB, pada posisi di utara Pelabuhan Kendal,
Saksi berada di dalam kamar sedang istirahat dan terbangun sendiri
karena terasa ada penurunan putaran pada mesin induk. Saksi

R
langsung keluar kamar dan melihat ke belakang kapal dari pintu

YA
samping sebelah kiri, serta terlihat korban sedang berenang di laut
dan sedang ditolong oleh perahu nelayan;
LA
e. Saksi ke Anjungan dan mendapat informasi dari Mualim I bahwa
TK. Freight Express-01 bertubrukan dengan KMN. Mugi Berkah dan
melihat Mualim I sedang berolah gerak untuk putar balik ke lokasi,
PE

memendekkan tali tunda dan lego jangkar;

f. KT. Freight Express I menuju lokasi dan melempar 2 (dua) buah life
buoy yang bertali, tapi korban sedang berenang menuju KT. Freight
AH

Express I, selanjutnya KT. Freight Express I bergerak mencari


korban karena cuaca buruk KT. Freight Express I berlindung
di belakang TK. Freight Express-01 sampai pagi hari;
M

g. Setelah tidak menemukan korban lagi, tanggal 24 September 2015,


lebih kurang pukul 07.00 WIB, kapal melanjutkan perjalanan menuju
KA

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, sedang yang memberi perintah


Mualim I dikarenakan Nakhoda tidak berada di kapal.
AH

5. Saksi Juru Mudi Jaga, Saudara Pieter Mangamis, tidak hadir dalam
2 (dua) kali sidang pemeriksaan lanjutan, dan keterangan diambil dari
M

BAPP adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Jakarta
Tanggal : 11 Mei 1965
Agama : Kristen
Alamat : RT 031 RW 003, Kecamatan Kuin Cerucuk,
Banjarmasin Barat.
Pendidikan
Umum : SMP.
Teknis : ANT D, tahun 2003, di Jakarta.
18

Pengalaman berlayar :
1) Juru Mudi, KT. Buana, lebih kurang 1 (satu) tahun;
2) Juru Mudi, KT. TMH, lebih kurang 5 (lima) bulan;
3) Juru Mudi, KT. Freight Express I, lebih kurang 2 tahun s/d
kejadian.

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Pada tanggal 22 September 2015, dini hari, KT. Freight Express I


menunda TK. Freight Express-01, bertolak dari Pelabuhan Cirebon

AN
tujuan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang;

d. Tanggal 23 September 2015, pukul 14.00 WIB, kapal memasuki


Perairan Kendal, panjang tali tunda lebih kurang 250 meter,

R
kecepatan kapal 3 knots kemudi manual. Saat itu Perwira Jaga
Mualim II dan Saksi sedang berada di anjungan melakukan

YA
pengamatan;

e. Saksi secara visual melihat ada kapal nelayan lebih kurang pada
LA
jarak 700 meter sampai dengan 800 meter di haluan kanan lebih
kurang 45o, kapal nelayan tersebut dalam keadaan berhenti dan
sedang menarik jaring pada posisi lambung kanan, kemudian Saksi
PE

langsung memberitahukan kepada Mualim Jaga, setelah melaporkan


tidak ada perintah selanjutnya dari Mualim Jaga, kapal masih tetap
pada haluan dan kecepatan semula, serta kemudi dipegang oleh
Juru Mudi;
AH

f. Mualim Jaga dan Juru Mudi Jaga selalu melihat posisi kapal Nelayan
tersebut dan posisi tetap di sebelah lambung kanan KT. Freight
Express I, lebih kurang 30 menit kapal nelayan tepat di sebelah
M

kanan KT. Freight Express I dengan jarak lebih kurang 70 sampai


dengan 80 meter, KT. Freight Express I berhasil bebas melewati
KA

kapal nelayan tersebut;

g. Pada pukul 14.40 WIB, Mualim Jaga (Mualim II) secara tergesa-gesa
AH

mengambil tuas mesin dan langsung stop mesin sambil berteriak,


1 (satu) kapal nelayan dalam posisi terbalik dan awak kapal berada
di laut sedang ditolong oleh 1 (satu) kapal nelayan yang sedang
M

berada di sekitar kejadian;

h. Selanjutnya Mualim II membangunkan Mualim I, kemudian Mualim I


langsung naik dan mengambil alih komando dan mengolah gerak
kapal menuju lokasi kejadian, serta mengambil jarak agak jauh dari
kapal yang terbalik karena ombak besar;

i. Mualim I memerintahkan ABK lainnya untuk memberikan


pertolongan dengan melemparkan life bouy bertali, dan dapat
dievakuasi 2 (dua) orang korban keatas KT. Freight Express I;

j. Menurut ...
19

j. Menurut keterangan kedua korban kapal nelayan tersebut, terdapat


korban lain selamat yang dibawa kapal nelayan untuk diselamatkan,
serta masih ada korban lain yang belum diketemukan;

k. Lebih kurang pukul 20.00 WIB, kapal Patroli KPLP KN. P 337 datang
ke lokasi kejadian dan mengevakuasi 2 (dua) orang korban dari
KT. Freight Express I, serta membawa dokumen kapal ke kantor
Syahbandar Tanjung Emas Semarang, KT. Freight Express I tetap
berusaha untuk mencari korban di sekitar kejadian dengan
menggunakan lampu sorot tetapi tidak berhasil;

AN
l. Selanjutnya Mualim I memutuskan untuk kembali ke TK. Freight
Express-01 dan tender di tongkang. Tanggal 24 September 2015,
pukul 07.00 WIB melanjutkan pencarian dan pukul 10.30 WIB

R
pencarian dihentikan karena ada Petugas Polisi Perairan naik
ke kapal, dan pada pukul 11.00 WIB kapal menuju ke Semarang,

YA
pukul 13.00 WIB kapal tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang,
dan langsung berlabuh di kolam Pelabuhan. Selanjutnya Saksi
bersama Mualim I dan Mualim II di jemput Polisi Perairan dan
LA
dibawa ke Kantor Polisi Perairan Semarang untuk dimintai
keterangan.
PE

6. Saksi Port Engineer PT. Freight Express Indonesia, Saudara Suyanto,


dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, hadir dalam sidang
pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut:
AH

a. Lahir di : Medan
Tanggal : 02 Pebruari 1961
M

Agama : Islam
Alamat : Jln. A.R. Hakim Gg. 3 No. 25, Samarinda,
KA

Kalimantan Timur.
Umum : 1) SD, tahun 1972, di Madiun;
2) SMP, tahun 1975, di Madiun;
AH

3) SMA, tahun 1978, di Malang.


Teknis : 1) AMK A, tahun 1983, di Surabaya;
2) ATT III, tahun 2003, di Jakarta.
M

Pengalaman Berlayar :
1) KKM, PT. Arta Indonesia Jaya, tahun 1986 s/d tahun 1999;
2) Port Engineer, PT. BAP, tahun 1999 s/d tahun 2005;
3) Port Engineer, PT. Freight Express Indonesia, bulan Maret 2005
s/d sekarang.

b. Saksi bekerja di PT. Freight Express Indonesia yang bergerak


di bidang Pelayaran sebagai Port Engineer sejak bulan Maret 2005,
bertugas untuk memeriksa kerusakan mesin (kerusakan
permesinan), selain menjadi Port Engineer Saksi juga sebagai
penghubung antara Awak Kapal dengan pihak Perusahaan, namun

tidak ...
20

tidak mengurus dokumen kapal. Kapal milik PT. Freight Express


Indonesia sendiri hanya 1 (satu) rangkaian tunda yaitu KT. Freight
Express I dan TK. Freight Express-01, sedangkan kapal lainnya
adalah sewa (charter);

c. Saksi membenarkan adanya kejadian, berdasarkan laporan KKM


melalui telepon genggam (Hand Phone) pada tanggal 23 September
2015, pukul 14.00 WITA, yang saat itu Saksi sedang berada
di Samarinda, serta menanyakan kepada KKM apakah kejadian
tersebut sudah dilaporkan kepada Radio Pantai dan dijawab oleh

AN
KKM sudah;

d. Selanjutnya Saksi melaporkan kejadian tersebut kepada Manager

R
Operasional (Bapak Erwin Yusak Lisapaly) yang saat itu sedang
berada di Samarinda, Manager Operasional langsung

YA
memerintahkan Saksi untuk berangkat ke Semarang;

e. Sebelum kapal bertolak dari Pelabuhan Cirebon, Saksi menerima


LA
telepon dari Mualim I bahwa Nakhoda belum ada di kapal dan
setelah Saksi menghubungi Nakhoda ternyata Nakhoda masih
berada di Palembang dan tidak dapat ikut berlayar, selanjutnya
PE

Saksi mengijinkan kepada Mualim I melalui telepon untuk


memberangkatkan kapal menuju ke Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang dan Nakhoda akan menyusul ke Semarang;
AH

f. Tanggal 22 September 2015 dini hari, kapal bertolak dari Pelabuhan


Cirebon tujuan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang tanpa Saudara
Dede Hera Andika yang dalam sijil dan PKL terdaftar sebagai
M

Nakhoda, namun dalam prakteknya yang berperan sebagai Nakhoda


adalah Saudara Max Donald Koanggong yang dalam sijil dan PKL
KA

terdaftar sebagai Mualim I;

g. Setelah Saksi mengijinkan Nakhoda tidak ikut berlayar, Saksi tidak


AH

memberitahukan kepada pihak keagenan di Pelabuhan Cirebon;

h. Tanggal 24 September 2015, Saksi berangkat menuju Semarang,


dan menanyakan kondisi para Awak Kapal kepada Syahbandar
M

kemudian menuju Kendal untuk mencari informasi tentang kepastian


jumlah korban dan ingin bertemu dengan keluarganya, namun tidak
ada yang diketemukan.

7. Saksi Juragan KMN. Mugi Berkah, Saudara Nasmo, tidak hadir dalam
2 (dua) kali sidang pemeriksaan lanjutan, dan keterangan diambil dari
BAPP adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Kendal

Tanggal ...
21

Tanggal : 13 April 1980


Agama : Islam
Alamat : Jl. Korowelang Anyar RT 01 RW 01 Cipiring
Kendal, Jawa Tengah.
Pendidikan
Umum : SD, tahun 1992, di Kendal.

Pengalaman Berlayar :
Juragan, KMN. Mugi Berkah.

AN
b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. KMN. Mugi Berkah/kapal nelayan tradisional sedang mencari ikan


di sekitar Perairan utara Kendal, diperlukan waktu lebih kurang

R
1 (satu) jam pelayaran dari muara sampai ke Perairan Utara

YA
Korowelang Kendal, Jawa Tengah;

d. Pada pukul 14.00 WIB, kapal nelayan sedang menebar jaring, Saksi
melihat tongkang dari arah Barat pada jarak lebih kurang
LA
1 kilometer, beberapa saat kemudian lebih kurang pukul 14.30 WIB,
telah terjadi tubrukan antara TK. Freight Express-01 dengan
KMN. Mugi Berkah pada saat kondisi kapal nelayan sedang menarik
PE

jaring dan mesin mati;

e. Sebelum kejadian kapal nelayan sudah memberikan tanda atau


AH

isyarat bahwa disamping ada kapal nelayan, tetapi Awak Kapal


KT. Freight Express I tidak menghiraukan dan tetap berlayar lurus
dan tongkang oleng ke kanan, menyebabkan kapal nelayan
tertubruk hingga terbalik, yang mengakibatkan adanya korban
M

3 (tiga) orang meninggal dunia, 5 (lima) orang belum diketemukan,


dan 11 (sebelas) orang selamat;
KA

i. Lebih kurang 15 menit setelah terjadi tubrukan, baru ada bantuan


dari kapal Nelayan yang berada di sekitar lokasi kejadian, untuk
AH

membantu evakuasi Nelayan, sedangkan KT. Freight Express I


hanya berhenti dan memutar haluan, tidak lama kemudian Saksi
naik ke KT. Freight Express I dan selanjutnya dibawa ke Semarang
M

dengan kapal Patroli KPLP KN. P 337 KSOP Kelas I Tanjung Emas,
Semarang.

8. Saksi Manager Operasional PT. Freight Express Indonesia, Saudara


Erwin Yusak Lisapaly, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, hadir
dalam sidang pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai
berikut:

a. Lahir di : Surabaya
Tanggal : 23 November 1967
Agama ...
22

Agama : Kristen
Alamat : Jl. Pramuka RT.19 Banjarmasin, Kalimantan
Selatan

Pendidikan
Umum : 1) SD, tahun 1981, di Surabaya;
2) SMP, tahun 1985, di Kediri;
3) SMA, tahun 1988, di Kediri.

Pengalaman Bekerja :

AN
1) HRD, PT. Daya Sakti Unggul Corp, tahun 1988 s/d tahun 2008;
2) Manager Operasional, PT. Freight Express Indonesia, tahun 2008
s/d sekarang.

R
b. Saksi sebagai Manager Operasional bertugas untuk mengoperasikan

YA
kapal-kapal yang diusahakan oleh Perusahaan, sedangkan untuk
Sertifikat Kapal diurus oleh bagian administrasi. Kapal milik
PT. Freight Express Indonesia sendiri hanya 1 (satu) rangkaian
LA
tunda yaitu KT. Freight Express I dan TK. Freight Express-01,
sedangkan kapal lainnya adalah sewa (charter);
PE

c. Saksi membenarkan adanya kecelakaan kapal dan mengetahui tidak


ada Nakhoda diatas kapal setelah terjadi kecelakaan tubrukan kapal,
sebelumnya Saksi tidak mengetahui bahwa Nakhoda turun dari kapal
tanpa komunikasi dan tanpa serah terima tugas dengan Mualim I.
AH

Setelah Saksi mengetahui kejadian, Saksi memerintahkan Port


Engineer ke Semarang untuk mengkoordinasikan kejadian kepada
Agen dan untuk memastikan terjadinya tubrukan tersebut.
M

9. Saksi Penandatangan SPB KT. Freight Express I, Saudara Ujang Cik,


KA

dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, hadir dalam sidang


pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut:
AH

a. Lahir di : Tangga Rasa, Sumatera Selatan


Tanggal : 04 Nopember 1976
Agama : Islam
M

Alamat : Jl. Pancuran 6 Karang Pura I Cirebon


Pendidikan
Umum : 1) SD, tahun 1990, di Tangga Rasa;
2) SMP, tahun 1993, di Padang Tepung;
3) SMK, tahun 1997, di Bengkulu.
Teknis : 1) ATT III, tahun 2004, di Semarang;
2) ATT II, tahun 2010, di Jakarta.

Pengalaman Bekerja :
1) Cadet, Mesra SDN BHD, tahun 2002 s/d tahun 2003;
2) Masinis I, MT. Arun, tahun 2004 s/d tahun 2005;
6) KKM ...
23

3) KKM, MV. Tyson (Singapura), tahun 2005 s/d tahun 2006;


4) Masinis I, PT. Isa Line, tahun 2006 s/d tahun 2008;
5) KKM, KN. 357, KSOP Kelas II Cirebon, tahun 2008 s/d tahun
2010;
6) Staf Gamat, KSOP Kelas II Cirebon, tahun 2010 s/d tahun
2012;
7) Marine Inspector, KSOP Kelas II Cirebon, tahun 2012 s/d
sekarang.

b. Saksi mempunyai tugas pokok sebagai pengawas kapal asing,

AN
Marine Inspector, melaksanakan proses sertifikasi yang meliputi
pemeriksaan, menguji dalam perpanjangan sertifikat kapal,
membuat laporan hasil pemeriksaan, dan menandatangani SPB pada
saat Saksi sebagai Perwira jaga;

R
YA
c. Pengawasan keselamatan pelayaran didalam jam kerja dan diluar
jam kerja. Saksi sebagai Perwira jaga mulai pukul 16.00 s/d pukul
08.00 hari berikutnya, mempunyai tugas sebagai penandatangan
LA
SPB dan melaporkan kejadian-kejadian luar biasa yang berkaitan
dengan keselamatan dan keamanan pelabuhan;
PE

d. Saksi sebelum menandatangani SPB terlebih dahulu melakukan


pemeriksaan terhadap permohonan Perusahaan dengan dilampiri
dokumen kapal yang masih berlaku dan Surat Kesiapan Berlayar dari
Nakhoda (Master Sealing Declaration), apabila semua persyaratan
AH

dokumen kapal sudah lengkap dan masih berlaku, Saksi kemudian


menandatangani SPB. Saksi tidak melaksanakan pemeriksaan
terhadap kapal secara fisik, namun hanya melaksanakan
pemeriksaan secara administrasi saja;
M

e. Pada saat sebelum jam jaga Saksi, SPB sudah diproses oleh Petugas
KA

Peneliti pada saat jam kerja, dan setelah SPB ditandatangani oleh
Saksi Pengawas Bandar menyerahkan SPB ke Agen dan agen yang
menyerahkan SPB tersebut ke kapal;
AH

f. Saksi mengetahui adanya kejadian tubrukan dari Petugas Polisi


Perairan yang datang ke kantor KSOP Kelas II Cirebon untuk
M

melakukan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas


yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan
Pendahuluan, serta keterangan yang diberikan para Tersangkut dan para
Saksi dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan pertama, pada hari Selasa
dan Rabu, tanggal 25 dan 26 Oktober 2016, di Kantor KSOP Kelas I
Tanjung Emas-Semarang, dan Sidang Pemeriksaan Lanjutan kedua, pada

hari ...
24

hari Rabu tanggal 14 Desember 2016, di Kantor Mahkamah Pelayaran


Jakarta, sehubungan dengan tubrukan antara TK. Freight Express-01 yang
ditunda KT. Freight Express I dengan KMN. Mugi Berkah, di Perairan Utara
Korowelang-Laut Jawa, pada tanggal 23 September 2015, pukul 14.40
WIB, telah sampai pada pendapat sebagai berikut :

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif dan berdasarkan


hasil pemeriksaan lanjutan terhadap para Tersangkut dan para Saksi,

AN
maka keadaan kapal, surat kapal, dan awak kapal dapat disimpulkan
sebagai berikut :

KT. Freight Express I

R
a. KAPAL.

YA
KT. Freight Express 1, berbendera Indonesia, jenis Kapal Tunda, GT.
148, bahan baja, geladak satu, berbaling-baling ganda, dibuat di
LA
Batam, tahun 2013, penggerak utama 2 (dua) unit mesin diesel
merk YANMAR 6 AYM-WST, 4 tak kerja tunggal, tenaga efektif
2X659 HP, denga putaran 1900 Rpm, mesin bantu 2 (dua) unit merk
PE

YANMAR 4 TNV98-GGE, 2 X 46 HP.


Kapal diklaskan pada Biro Klasifikasi Indonesia nomor register
17996, tanggal 22 Januari 2014, berlaku sampai dengan tanggal
07 September 2018 :
AH

Lambung : A 100 P TUG


Mesin : SM
Panjang kapal 21,74 m, lebar 7,32 m, dalam 3,20 m.
M

Kapal diluncurkan pertama tanggal 05 Oktober 2013, di Batam.


KA

b. SURAT KAPAL.
AH

KT. Freight Express-01, memiliki Pas Besar nomor


PK.204/12/18/KPL.BTM-2016, tanggal 29 Januari 2014, dikeluarkan
oleh Kepala Kantor Pelabuhan Batam, Surat Ukur Internasional
(1969) nomor 5480/PPm, tanggal 5 Desember 2013, oleh Kepala
M

Kantor Pelabuhan Batam, Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal


Barang, nomor PK.001/974//W/KSOP.GSK-2015, tanggal 7 April s/d
4 Oktober 2015, dikeluarkan oleh KSOP Kelas II Gresik, Sertifikat
Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, nomor
PK. 001/975/W/KSOP.GSK-2015, tanggal 7 April s/d 4 Oktober
2015, dikeluarkan oleh KSOP Kelas II Gresik. Sertifikat Keselamatan
Radio Kapal Barang nomor PK 002/2262/VII/KSOP.GSK-2015,
tanggal 13 Juli s/d 13 Oktober 2015, dikeluarkan oleh KSOP Kelas II
Gresik, dan surat-surat lainnya sesuai Peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

C. AWAK ...
25

c. AWAK KAPAL.

Berdasarkan Surat Keterangan Susunan Perwira nomor


PK.304/49/3/KSOP.CBN-15, tanggal 21 September 2015, diterbitkan
oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II
Cirebon, yang berlaku sekali Pelayaran dari Cirebon ke Semarang
bahwa Susunan Perwira Deck dan Mesin untuk daerah pelayaran
Kawasan Indonesia sebagai berikut :

Bagian Deck :

AN
Nahkoda : Dede Hera Andika ijazah ANT IV;
Mualim I : Max Donald Koanggong ijazah ANT V;
Mualim II : Hartana ijazah ANT V.

R
Bagian Mesin :

YA
KKM : Rofiuddin Zuhri ijazah ATT III;
Masinis II : Bambang Suwarsito ijazah ATT V;
Masinis III : Zeth Sarira
LA ijazah ATT V.

Bahwa dalam pelayarannya Nakhoda Dede Hera Andika tidak


berada di kapal, atas sepengetahuan perusahaan, tetapi tanpa
PE

sepengetahuan Syahbandar Pelabuhan Cirebon.

TK. Freight Express-01.


AH

a. KAPAL.

TK. Frieght Express-01 jenis kapal Tongkang, berukuran GT.2170,


bahan baja, geladak 1 (satu), dibangun di Batam, tahun 2013.
M

Kapal diklaskan pada Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) nomor register


18016, tanggal 27 Januari 2014, berlaku sampai dengan tanggal
KA

10 Desember 2018 :
Lambung : A 100 P POONTON
AH

Ukuran kapal panjang 79,01 m, lebar 21,34 m, dalam 4,88 m.


Kapal dipasang dinding samping (side board) keliling.
Kapal diluncurkan pertama tanggal 24 November 2013, di Batam.
M

b. SURAT KAPAL.

TK. Freight Express-01 memiliki Surat Laut nomor PK.205/1394/SL-


PM/DK-14, tanggal 4 Maret 2014, dikeluarkan oleh Direktur
Perkapalan dan Kepelautan, Surat Ukur Internasional (1969) nomor
5514/PPm, tanggal 21 Januari 2014, dikeluarkan oleh Kanpel Batam,
Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang nomor
PK.001/973/IV/KSOP-GSK-2015, tanggal 7 April 2015 s/d 22
November 2015, dikeluarkan oleh Direktur Perkapalan dan

Kepelautan ...
26

Kepelautan, dan surat-surat lainnya sesuai Peraturan Perundang-


undangan yang berlaku.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kapal,


instalasi permesinan, perlengkapan kapal dalam keadaan baik dan
memenuhi persyaratan. Surat-surat kapal lengkap dan masih berlaku.
Nakhoda kapal KT. Freight Express I tidak ikut berlayar sehingga
Susunan Perwira Deck dan Mesin tidak memenuhi syarat sesuai
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 70 Tahun 1998 tentang
Pengawakan Kapal Niaga dan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun

AN
2002 tentang Perkapalan, serta Surat Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut nomor PY.67/2/3 01, tahun 2001 tentang
Pengukuhan Jabatan Bagi Pemilik Sertifikat Keahlian Pelaut Berdasarkan
STCW 1978 Amandemen 1995.

R
YA
KMN. MUGI BERKAH

KMN. Mugi Berkah adalah kapal nelayan tradisional, berbahan baku


LA
kayu. Tidak terdapat bukti adanya dokumen/surat kapal yang terlampir
dalam BAPP. Awak Kapal 19 (sembilan belas) orang.
PE

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa mengenai


keadaan kapal, instalasi permesinan, perlengkapan kapal tidak dapat
dinilai, dan surat-surat kapal tidak diketahui, serta Awak Kapal tidak
dapat dipastikan mengenai legalitasnya.
AH

2. Tentang Cuaca.
M

Berdasarkan hasil anlisis dari Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun


Meteorologi Maritim Tanjung Priok dan berdasarkan keterangan para
KA

Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat
kejadian kecelakaan kapal di lokasi kejadian adalah sebagai berikut :
AH

a. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),


Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya
tanggal 22 Juni 2016, keadaan cuaca pada tanggal 23 September
M

2015, pukul 14.40 WIB, di Perairan Utara Korowelang Kendal, Jawa


Tengah adalah sebagai berikut:

Arah dan Kecepatan Angin : Timur Laut - Timur, 1.2 1.6/3.1


knots
Arah dan Kecepatan Arus : Barat, 20.6 23.1 Cm/det
Cuaca : Cerah
Jarak Penglihatan : 12.0 15.0 Mil
Tinggi Gelombang : Timur Laut, 0.4 0.7/0.9 Meter

b. Menurut ...
27

b. Menurut keterangan para Tersangkut dan para Saksi keadaan cuaca


saat kejadian langit berawan sebagian, angin Utara kekuatan sedang
(strong-breeze), laut berombak lebih kurang 1 meter dan daya
tampak baik (good visibility).

c. Apabila berdasarkan analisa gerakan angin lokal di tempat kejadian


yang terjadi pada pukul 14.40 WIB, maka pada saat itu bergerak
angin laut (dari Utara).

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan

AN
para Tersangkut dan para Saksi tentang keadaan cuaca pada saat
kejadian dapat diterima.

R
3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.

YA
Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan
kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan
LA
dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

KT. Freight Express I/TK. Freight Express - 01.


PE

a. Keadaan Muatan.

1) KT. Freight Express I adalah merupakan jenis kapal tunda dan


AH

peruntukannya bukan untuk mengangkut muatan;

2) Pada saat terjadi tubrukan tidak terdapat muatan diatas


TK. Freight Express-01, sehingga tidak ada pengaruh terhadap
M

kejadian sebagai akibat dari muatan;


KA

3) Setelah terjadi tubrukan tidak terdapat kerusakan ataupun


kebocoran pada TK. Freight Express-01, sehingga tidak ada air
laut yang masuk kedalam Tongkang dan tidak ada penambahan
AH

beban muatan, serta tidak ada pengaruh terhadap daya apung


cadangan kapal.
M

b. Keadaan Stabilitas.

1) KT. Freight Express I merupakan kapal tunda yang dirancang


bangun dengan stabilitas awal dalam kondisi prima, tidak ada
pengaruh muatan, dan kapal tidak mengalami tubrukan,
sehingga kondisi stabilitas sebelum dan sesudah kejadian dalam
keadaan positif;

2) Sebelum ...
28

2) Sebelum terjadi tubrukan TK. Freight Express-01 tidak ada


muatan dan stabilitas yang dimiliki adalah stabilitas awal dari
hasil rancang bangun yan dijamin dalam kondisi positif,
sedangkan setelah terjadi tubrukan Tongkang tidak mengalami
kerusakan apapun, sehingga kapal tidak mengalami perubahan
stabilitas.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan


muatan dan stabilitas KT. Freight Express I dan TK. Freight Express-01,
baik sebelum dan sesudah terjadinya tubrukan dapat diterima.

AN
KMN. Mugi Berkah.

R
a. Keadaan Muatan.

YA
Tidak ada informasi yang diperoleh mengenai muatan KMN. Mugi
Berkah, baik sebelum maupun sesudah kejadian, sehingga keadaan
muatan tidak dapat dinilai.
LA
b. Keadaan Stabilitas.
PE

Tidak ada informasi yang diperoleh mengenai stabilitas kapal


sebelum kejadian, namun setelah kejadian diketahui kapal terbalik,
kehilangan stabilitas dan daya apung cadangan, sehingga kapal
AH

tenggelam.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan


kondisi muatan KMN. Mugi Berkah baik sebelum maupun sesudah
M

kejadian tidak dapat dinilai, sedangkan kondisi stabilitas sebelum


kejadian tidak dapat dinilai dan kondisi stabilitas setelah kejadian tidak
KA

dapat diterima.
AH

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-


M

aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, pada saat


kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), maka
cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut :

KT. Freight Express I/TK. Freight Express-01.

a. Tentang Navigasi.

1) Dalam bernavigasi dari tempat tolak Pelabuhan Cirebon hingga


terjadinya tubrukan, secara de facto tidak ada Nakhoda diatas
kapal, namun secara de yure berdasarkan ketentuan Pasal 341d

dan ...
29

dan 341e Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), juncto


Pasal 140 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2008 tentang Pelayaran, serta atas sepengetahuan dan
persetujuan pihak perusahaan, sehingga secara de jure
Tersangkut II Mualim I keberadaannya diatas kapal sah selaku
Nakhoda dan kepadanya dibebankan tanggung jawab selaku
Nakhoda sebagaimana diatur dalam Pasal 342 Kitab Undang-
undang Hukum Dagang (KUHD), juncto Pasal 137 Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran, sedangkan secara administratif tanpa sepengetahuan

AN
dan tanpa persetujuan dari Syahbandar;

2) Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 70


Tahun 1998 Tentang Pengawakan Kapal Niaga dan Surat

R
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut nomor PY.67/2/3

YA
01, tahun 2001 tentang Pengukuhan Jabatan Bagi Pemilik
Sertifikat Keahlian Pelaut Berdasarkan STCW 1978 Amandemen
1995, jumlah Perwira Deck kurang memenuhi persyaratan, dan
LA
kualifikasi ijasah Tersangkut II Mualim I tidak memenuhi
persyaratan untuk menjabat sebagai Nakhoda pada rangkaian
tunda KT. Freight Express I.
PE

b. Tentang Olah Gerak.

1) Dalam pelayarannya KT. Freight Express I selalu dalam situasi


AH

mengolah gerak TK. Freight Express-01 yang ditundanya,


dengan menggunakan tali tunda lebih kurang 250 meter dan
kondisi Tongkang dalam keadaan kosong, serta pada tepi
sekeliling Tongkang dipasang dinding permanen (side board),
M

sehingga bagian Tongkang yang berada diatas permukaan air


jauh lebih besar daripada bagian yang terbenam dibawah
KA

permukaan air. Kondisi tersebut mengakibatkan gerakan


Tongkang sangat rentan terhadap pengaruh gaya dari luar,
terutama pengaruh dorongan angin;
AH

2) Saat menjelang terjadinya tubrukan, yaitu pada waktu lewat


tengah hari, pada daerah perairan Korowelang-Laut Jawa yang
M

tidak jauh dari daratan bergerak, Angin Lokal/Angin Laut yang


bertiup dari laut ke darat atau dari arah Utara, gaya tiupan angin
tersebut secara signifikan mendorong dengan sudut tegak lurus
terhadap lambung kiri TK. Freight Express-01 yang sedang
menuju haluan Timur, kondisi ini didukung oleh keadaan
bangunan kapal TK. Freight Express-01 yang sebagian besar
berada diatas permukaan air, sehingga berdampak pada
Tongkang yang ditunda mengalami rewang (drifting) kearah
Selatan atau jatuh kanan dari haluan yang dilayari oleh
KT. Freight Express I, kondisi tersebut diketahui oleh Tersangkut
I Mualim II selaku Mualim Jaga;
3) Pada ...
30

3) Pada saat Mualim Jaga mengetahui adanya 2 (dua) obyek kapal


nelayan pada baringan relatif 40 sebelah kanan haluan dengan
jarak 0,5 NM dan dengan kondisi kecepatan kapal 3 (tiga) knots
adalah merupakan suatu kesempatan yang cukup untuk
memperhitungkan serta menghindarkan TK. Freight Express-01
yang ditundanya dalam keadaan rewang kesebelah kanan atau
Selatan dari haluan yang dilayari dari bahaya tubrukan terhadap
kapal nelayan yang telah diketahuinya, namun ketika KT. Freight
Express I melintasi kedua kapal nelayan pada lambung kanannya

AN
dengan jarak antara 70 sampai dengan 80 meter, Tersangkut I
Mualim II hanya mengambil tindakan merubah haluan kapal
tunda 10 ke kiri yang kebenarannya tidak didukung oleh
keterangan Saksi fakta kejadian Juru Mudi Jaga;

R
YA
4) Perubahan haluan KT. Freight Express I sebesar 10 pada saat
melintas kapal nelayan pada jarak melintang antara 70 sampai
dengan 80 meter, adalah tidak cukup untuk mengolah gerak
LA
TK. Freight Express-01 menghindari kapal nelayan tersebut, hal
tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa perbandingan antara
viktor gaya kecepatan Angin yang mengarah ke Selatan dengan
PE

kecepatan sedang (lebih kurang 10 knots), lebih besar bila


dibandingkan dengan viktor gaya kecepatan kapal yang
mengarah ke Barat dengan kecepatan 3 (tiga) knots, sehingga
viktor resultance gaya Tongkang untuk merewang lebih besar
AH

cenderung ke arah Selatan, kondisi ini diperburuk dengan


panjang keseluruhan rangkaian tundan mencapai lebih kurang
329 meter, sehingga berakibat terjadinya titik potong antara
haluan TK. Freight Express-01 dengan kapal nelayan.
M

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara


KA

bernavigasi dan cara berolah gerak KT. Freight Express I sebelum


terjadinya tubrukan tidak dapat diterima.
AH

KMN. Mugi Berkah.

Tentang Navigasi dan Tentang Olah Gerak


M

KMN. Mugi Berkah adalah kapal nelayan yang sedang melakukan


kegiatan mengangkat jaring dengan kondisi mesin penggerak utamanya
dalam keadaan mati.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KMN. Mugi


Berkah sedang tidak bernavigasi dan sedang tidak berolah gerak.

5. Tentang ...
31

5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.

Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam),


dokumen, faktor teknis, faktor manusia, dan organisasi, mengenai
terjadinya tubrukan antara TK. Freight Express-01 yang ditunda
KT. Freight Express I tersebut, maka penyebab terjadinya tubrukan
adalah sebagai berikut :

KT. Freight Express I/TK. Freight Express - 01.

AN
a. Rangkaian tunda KT. Freight Express I sebelum terjadi tubrukan telah
menjalani pelayaran dalam kurun waktu lebih kurang 34 jam 40
menit, yang dalam bernavigasi hanya dilayani oleh 2 (dua) orang
Perwira Jaga bagian deck dengan pengaturan jaga selama 6 (enam)

R
jam secara bergantian dan selama dalam pelayaran KT. Freight

YA
Express I selalu melakukan olah gerak terhadap Tongkang yang
ditundanya, kondisi tersebut selain melanggar KM. 70 Tahun 1998
tentang Pengawakan Kapal Niaga, juga patut diduga telah terjadi
LA
kelelahan mental (mental fatiq) pada Tersangkut I Mualim II selaku
Mualim Jaga;
PE

b. Ketika KT. Freight Express I berpapasan dengan kapal nelayan pada


jarak melintang antara 70 sampai dengan 80 meter, tindakan
Tersangkut I Mualim II yang merubah haluan kapal tunda 10 ke kiri
dimana kebenarannya masih diragukan, adalah tidak cukup untuk
AH

menghindarkan Tongkang yang ditundanya terhadap kapal nelayan,


karena berdasarkan perhitungan victor resultance gaya yang
mempengaruhi sudut rewang TK. Freight Express-01 cenderung
kearah Selatan, disertai dengan panjang rangkaian tunda lebih
M

kurang 329 meter, adalah mempunyai probabilitas tinggi terjadinya


tubrukan antara TK. Freight Express-01 dengan kapal nelayan dan
KA

pada akhirnya masalah tersebut telah menjadi penyebab terjadinya


tubrukan antara TK. Freight Express-01 dengan kapal nelayan.
AH

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa penyebab


terjadinya tubrukan antara TK. Freight Express-01 dengan KMN. Mugi
Berkah adalah :
M

1. Kurangnya perwira dinas jaga dianjungan selama dalam pelayaran


dari Pelabuhan Cirebon menuju Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
yang telah menempuh pelayaran selama lebih kurang 34 jam 40
menit, patut diduga mengakibatkan Tersangkut I Mualim II
mengalami kelelahan mental (mental fatiq), sehingga kurang
berkonsentrasi pada saat mengolah gerak rangkaian tunda
KT. Freight Express I untuk menghindarkan TK. Freight Express-01
dari kapal nelayan;

2. Tersangkut ...
32

2. Tersangkut I Mualim II telah mengetahui bahwa posisi TK. Freight


Express-01 mengalami rewang kearah kanan dari haluan yang
dilayari atau arah Selatan karena dorongan tiupan angin laut dan
mengetahui bahwa jarak melintang dengan kapal nelayan relatif
dekat, tetapi tidak mengambil tindakan menyimpang secara tegas
untuk membebaskan TK. Freight Express-01 dari kapal nelayan yang
dalam keadaan statis, sehingga tubrukan antara kedua kapal tidak
dapat dihindari.

KMN. Mugi Berkah.

AN
KMN. Mugi Berkah sedang dalam kegiatan mengangkat jaring dan mesin
dalam keadaan mati, sehingga kapal tidak dapat diolah gerak untuk
menghindari terjadinya tubrukan.

R
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KMN. Mugi

YA
Berkah pada saat terjadinya tubrukan pada kondisi statis, sehingga
bukan merupakan penyebab dari terjadinya tubrukan.
LA
6. Tentang Upaya Penyelamatan.
PE

Berdasarkan pemeriksaan data dalam Berita Acara Pemeriksaan


Pendahuluan, dan berdasarkan hasil sidang pemeriksaan lanjutan, maka
mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
AH

KT. Freight Express I/TK. Freight Express-01.

a. Setelah mengetahui terjadinya tubrukan KT. Freight Express I


M

segera mengolah gerak rangkaian tunda dan melabuhkan


TK. Freight Express-01, selanjutnya kapal diarahkan menuju lokasi
KA

kejadian, serta secara seksama seluruh Awak Kapal melakukan


pengamatan keliling untuk memberikan bantuan kepada korban;
AH

b. Dari upaya pencarian Awak Kapal KT. Freight Express I berhasil


menyelamatkan 2 (dua) orang korban selamat dan mengetahui
korban selamat lainnya sebagian diselamatkan oleh kapal nelayan,
serta masih ada korban lain yang belum diketemukan, Awak Kapal
M

KT. Freight Express I terus melakukan pencarian;

c. Ketika pada malam hari kedua korban yang ditolong dievakuasi oleh
KN. P 337 milik KSOP Kelas I Tanjung Emas Semarang ke darat,
Awak Kapal KT. Freight Express I masih melanjutkan upaya
pencarian korban dan sampai dengan pukul 24.00 WIB upaya
pencarian ditangguhkan besuk pagi dan tidak ada korban tambahan
yang diketemukan;

d. Tanggal ...
33

d. Tanggal 24 September 2015, pagi hari upaya pencarian oleh Awak


Kapal KT. Freight Express I dilanjutkan dan pada pukul 11.00 WIB
upaya dihentikan karena rangkaian tunda KT. Freight Express I
dibawah kawalan kapal Patroli Polisi Perairan diperintahkan
melanjutkan pelayarannya menuju Pelabuhan Tanjung Emas-
Semarang.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya


penyelamatan yang dilakukan Tersangkut II Mualim I KT. Freight
Express I dapat diterima.

AN
KMN. Mugi Berkah.

R
KMN. Mugi Berkah paska tubrukan pada tanggal 23 September 2015,
pukul 13.00 WIB mengalami terbalik dan tenggelam, seluruh Awak

YA
Kapal berjumlah 19 (sembilan belas) orang melakukan upaya
penyelamatan masing-masing dengan alat penyelamat seadanya dan
ditolong oleh kapal nelayan lainnya maupun oleh KT. Freight Express I.
LA
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa posisi
KMN. Mugi Berkah adalah sebagai korban yang membutuhkan bantuan
PE

penyelamatan dan bukan merupakan bagian kapal yang diwajibkan


melakukan penyelamatan.
AH

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, dalam kasus tubrukan


M

antara TK. Freight Express-01 yang ditunda KT. Freight I dengan


KMN. Mugi Berkah, pada tanggal 23 September 2015, pukul 14.40 WIB,
KA

di Perairan Utara Korowelang Laut Jawa, maka beban tanggung jawab


terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut :
AH

KT. Freight Express I/TK. Freight Express-01.

a) Tidak ikutnya Tersangkut III Nakhoda dalam pelayaran dari


Pelabuhan Cirebon menuju Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan
M

digantikannya posisi Nakhoda oleh Tersangkut II Mualim I adalah


atas sepengetahuan dan seijin pihak manajemen perusahaan, yang
berdasarkan ketentuan Pasal 341e Kitab Undang-undang Hukum
Dagang (KUHD) adalah merupakan kekuasaan atau wewenang dari
Pengusaha atau Perusahaan, sehingga kurangnya jumlah perwira
dinas jaga bagian dek dan tidak terpenuhinya persyaratan
kompetensi Tersangkut II Mualim I sebagai pengganti Nakhoda
adalah merupakan bagian tanggung jawab pihak perusahaan;

b) Tersangkut ...
34

b) Tersangkut III Nakhoda selaku orang yang dipercaya oleh pihak


perusahaan untuk mengemban amanah jabatan Nakhoda diatas
KT. Freight Express I, telah meninggalkan kapal tanpa melalui
prosedur yang benar dan telah lalai terhadap kewajibannya
sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 342 KUHD, padahal secara
de jure didalam Daftar Sijil Awak Kapal dan dalam Surat Persetujuan
Berlayar (SPB) masih tertera sebagai Nakhoda;

c) Tersangkut II Mualim I dengan sadar dan suka rela telah menerima


perintah perusahaan untuk menggantikan jabatan Nakhoda, padahal

AN
yang bersangkutan mengetahui bahwa kompetensi yang dimilikinya
tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan pengukuhan
(endorsement) jabatan yang disandangnya, sehingga dinilai telah
lalai menerima jabatan yang bukan menjadi kewenangannya;

R
YA
d) Tersangkut I Mualim II patut diduga dalam keadaan kelelahan mental
(mental fatiq) sebagai akibat dari keadaan pengawakan bagian
perwira deck yang tidak memenuhi persyaratan, yang berdampak
LA
pada saat menjalankan dinas jaga diajungan kurang fokus dalam
melakukan pengamatan keliling dan tidak tepat dalam mengambil
tindakan berolah gerak untuk menghindarkan Tongkang yang
PE

ditundanya dari bahaya tubrukan dengan kapal nelayan, sehingga


dinilai telah bertindak tidak sesuai dengan kecakapannya
sebagaimana kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship).
AH

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa tentang


kesalahan dan kelalaian adalah merupakan rangkaian sebab akibat yang
tanggung jawabnya dibebankan kepada :
M

1) Pihak Perusahaan Pelayaran PT Freight Express Indonesia dalam


menggunakan kewenangan dan kekuasaannya untuk mengangkat
KA

Nakhdoa diatas kapal miliknya sebagaimana diatur dalam Pasal 341e


Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) telah lalai tidak
memperhatikan mengenai ketentuan Pengawakan Kapal
AH

sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan


Nomor KM. 70 Tahun 1998 tentang Pengawakan Kapal Niaga dan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor
M

PY.67/2/3-01 Tahun 2001 tentang Pengukuhan Jabatan Bagi Pemilik


Sertifikat Keahlian Pelaut Berdasarkan STCW 1978 Amandemen 1995;

2) Tersangkut III Nakhoda, Saudara Dede Hera Andika, telah dengan


sengaja meninggalkan kapal tanpa mengikuti prosedur yang telah
diatur dalam ketentuan dan kapalnya telah mengalami kecelakaan
tubrukan, sehingga dinilai telah lalai dalam menjalankan
kewajibannya sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 342 Kitab
Undang-undang Hukum Dagang (KUHD);

3) Tersangkut ...
35

3) Tersangkut II Mualim I, Saudara Max Donald Koanggong, dinilai telah


bersalah, bersedia menerima perintah untuk menggantikan Nakhoda,
yang berdasarkan kompetensi bukan merupakan kewenangannya dan
mengetahui bahwa secara administratif yang tertera sebagai
Nakhoda diatas KT. Freight Express I adalah Tersangkut III yang
tidak ikut berlayar;

4) Tersangkut I Mualim II, Saudara Hartana, pada saat bertugas


sebagai Perwira Dinas Jaga dianjungan telah lalai dalam mengolah
gerak rangkaian tunda, tidak sesuai dengan kebiasaan pelaut yang

AN
baik (good seamanship) dan mengakibatkan terjadinya tubrukan
antara TK. Freight Express-01 dengan KMN. Mugi Berkah.

R
8. Tentang Hal-Hal Yang Meringankan dan Memberatkan.

YA
Berdasarkan proses persidangan terhadap para Tersangkut, dan hal-hal
pribadi yang disampaikan oleh para Tersangkut, maka dipandang perlu
LA
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

KT. Freight Express I/TK. Freight-01.


PE

a. Hal yang meringankan.

- Tersangkut I, Mualim II Hartana.


AH

1) Belum pernah dihukum;


2) Dalam memberikan keterangan tidak berbelit-belit;
3) Merupakan tulang punggung dalam keluarga.
M

- Tersangkut II, Mualim I Max Donald Koanggong.


KA

1) Sebelum adanya putusan Mahkamah Pelayaran, Tersangkut II


Mualim I telah menjalani pidana kurungan selama 8 (delapan)
AH

bulan.
2) Dalam memberikan keterangan tidak berbelit-belit.
3) Merupakan tulang punggung dalam keluarga.
M

- Tersangkut III, Nakhoda Dede Hera Andika.

Tidak ada.

b. Hal yang memberatkan.

- Tersangkut I, Mualim II Hartana.

Tidak ada.
- Tersangkut II ...
36

- Tersangkut II, Mualim I Max Donald Koanggong.

Tidak ada.

- Tersangkut III, Nakhoda Dede Hera Andika.

Tidak hadir dalam 2 (dua) kali sidang pemeriksaan lanjutan.

D. Putusan.

AN
Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas, berdasarkan Pasal 373
huruf (a) Kitab Undang Undang Hukum Dagang (KUHD), Pasal 253 ayat
(1) dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

R
2008 tentang Pelayaran, dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah

YA
Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan
mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan,
Mahkamah Pelayaran : LA
MEMUTUSKAN:
PE

I. Menyatakan bahwa tubrukan antara TK. Freight Express-01 yang


ditunda KT. Freight Express I dengan KMN. Mugi Berkah, pada tanggal
23 September 2015, pukul 14.40 WIB, di Perairan Utara Korowelang -
Laut Jawa, disebabkan karena pada saat rangkaian tunda KT. Freight
AH

Express I menjelang berpapasan dengan KMN. Mugi Berkah yang


berada pada sudut 4 (empat) surat disebelah kanan haluan dengan
jarak melintang terdekat lebih kurang 80 meter, posisi TK. Fright
Express-01 yang ditundanya dalam kondisi rewang (drifting) jauh
M

disebelah kanan dari haluan yang dilayari, sebagai akibat dari


pengaruh gaya dorong Angin dari lambung kiri yang lebih kuat
KA

daripada kecepatan kapal dan panjang rangkaian tunda lebih kurang


329 meter, serta berdampak jarak melintang Tongkang yang
merewang lebih panjang daripada jarak melintang terdekat KMN. Mugi
AH

Berkah, sehingga terjadi tubrukan antara TK. Freight Express-01


dengan KMN. Mugi Berkah;
M

II. Menyatakan bahwa penyebab pada nomor I tersebut diatas adalah


merupakan akibat dari beberapa kesalahan yang dilakukan oleh :

1. Pihak perusahaan PT Freight Express Indonesia dalam


menggunakan kewenangannya menentukan seorang Nakhoda
diatas kapalnya sesuai dengan Pasal 341e Kitab Undang-undang
Hukum Dagang (KUHD), tidak memperhatikan aturan mengenai
pengawakan kapal sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KM.70 Tahun 1998 tentang Pengawakan Kapal
Niaga dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut
Nomor PY.67/2/3-01 Tahun 2001 tentang Pengukuhan Jabatan Bagi

Pemilik ...
37

Pemilik Sertifikat Keahlian Pelaut Berdasarkan STCW 1978


Amandemen 1995;

2. Tersangkut III Nakhoda, Saudara Dede Hera Andika, dalam


menjalankan tugasnya telah lalai tidak menjalankan kewajibannya
sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 342 KUHD;

3. Tersangkut II Mualim I, Saudara Max Donald Koanggong, dalam


menerima tugas jabatan sebagai Nakhoda Pengganti dari pihak
perusahaan tidak mengikuti prosedur administrasi penggantian

AN
Awak Kapal dan tidak memenuhi kriteria persyaratan yang diatur
dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.70 Tahun 1998
Pengawakan Kapal Niaga dan Surat Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut Nomor PY.67/2/3-01 Tahun 2001 tentang

R
Pengukuhan Jabatan Bagi Pemilik Sertifikat Keahlian Pelaut

YA
Berdasarkan STCW 1978 Amandemen 1995;

4. Tersangkut I Mualim II, Saudara Hartana, dalam menjalankan


LA
dinas sebagai Perwira Jaga dianjungan pada saat kejadian, telah
lalai ketika mengolah gerak rangkaian tunda tidak sesuai dengan
kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship).
PE

III. Menghukum Tersangkut I, Mualim II KT. Freight Express I, bernama


Hartana, lahir tanggal 16 Agustus 1987, memiliki Sertifikat Keahlian
Pelaut ANT V nomor 6200354098N50213, diterbitkan di Jakarta
AH

tanggal 18 Nopember 2013, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan,


Ditjenhubla, dengan mencabut sementara Sertifikat Keahlian Pelaut
tersebut untuk bertugas sebagai Mualim I di kapal-kapal niaga
berbendera Indonesia selama jangka waktu 3 (tiga) bulan.
M

IV. Menghukum Tersangkut II, Mualim I Freight Express I, bernama Max


KA

Donald Koanggong, lahir tanggal 3 Maret 1973, memiliki Sertifikat


Keahlian Pelaut ANT V nomor 6200418412N50605, diterbitkan di
Jakarta tanggal 5 April 2005, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan,
AH

Ditjenhubla, dengan Peringatan.

V. Menghukum Tersangkut III, Nakhoda KT. Freight Express I, bernama


M

Dede Hera Andika, lahir tanggal 12 Juni 1988, memiliki Sertifikat


Keahlian Pelaut ANT IV nomor 6200199356N42409, diterbitkan di
Jakarta tanggal 8 Juni 2009, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan,
Ditjenhubla, dengan mencabut sementara Sertifikat Keahlian Pelaut
tersebut untuk bertugas sebagai Nakhoda di kapal-kapal niaga
berbendera Indonesia selama jangka waktu 6 (enam) bulan.

VI. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan
Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut
diterima oleh para Terhukum.

VI. Putusan ...


38

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis


dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Senin, tanggal 23 Januari 2017,
dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Majelis Pengganti,
serta tanpa dihadiri oleh para Terhukum.

Ketua : ............................... Capt. A. Utoyo Hadi, S.H., M.Si., M.Mar.

AN
R
Anggota : ............................... Capt. Supardi, M.M., M. Mar.

YA
LA
Anggota : ............................... Iswandi, M. Si.
PE

Anggota : ............................... Ir. Budi Prasetyo


AH
M

Anggota : ............................... Muryamtini, S. H.


KA
AH

Sekretaris : ............................... Rinna Purba, S. H.


M

Anda mungkin juga menyukai