1. Pasal 93 Ayat (1): kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak di
sangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau pemakai jalan
lainnya yang mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda.
2. Pasal 93 ayat (2): korban kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
dapat berupa korban mati, koban luka berat dan korban luka ringan.
Ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas,
antara lain:
1. Faktor manusia
2. Faktor kendaraan
Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak
berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian
kendaraan patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab
lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan teknologi yang
digunakan, perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan. Untuk mengurangi faktor
kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan diperlukan, di samping itu adanya
kewajiban untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor secara teratur.
3. Faktor jalan
Faktor jalan terkait dengan perencanaan jalan, geometrik jalan, pagar pengaman
di daerah pegunungan, ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan kondisi
permukaan jalan. Jalan yang bagus, rata lebih sering terjadi kecelakaan lalu lintas
dibandingka n jalan yang rusak/berlubang.
4. Faktor cuaca
Hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman
menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh karena
penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan
mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa
mengganggu jarak pandang, terutama di daerah pegunungan.
Trauma pada pengendara sepeda motor atau sepeda juga khas. Sekitar 60-
70% korban menderita cedera pada daerah tibia karena bemper mobil tingginya sama
dengan tungkai bawah. Selain itu, korban akan terlempar ke jalan atau ke atas dan
kepala membentur bingkai atas kaca mobil sehingga terjadi hiperekstensi
kepala dengan cedera otak dan cedera tulang leher. Harus juga diingat
kemungkinan terjadinya cedera perut pada pengemudi motor; dalam hal ini usus
terjepit di antara setang setir dan tulang belakang, namun pada pemeriksaan fisik hanya
ada jejas pada baju atau kulit perut. Pembonceng akan mengalami hal yang sama
kecuali cedera kemudi sepeda motor.
Definisi
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta
hubungannya dengan berbagai kekerasan (ruda paksa), sedangkan yang dimaksudkan
dengan luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kecelakaan.
Trauma atau perlukaan secara medis adalah hilangnya kontinuitas jaringan yang disebabkan
karena adanya kekuatan dari luar/kekerasan.
Berdasarkan sifat serta penyebabnya, trauma dapat dibedakan atas trauma yang
bersifat:
A. Mekanik:
1. Trauma tumpul:
a. Memar
b. Luka lecet
c. Luka robek
2. Trauma tajam:
a. Luka iris/sayat
b. Luka tusuk
c. Luka bacok
3. Trauma tembakan senjata api
B. Fisika:
1. Suhu
2. Listrik dan petir
3. Perubahan tekanan udara
4. Akustik
5. Radiasi
C. Kimia:
1. Asam kuat
2. Basa kuat
Jenis Perlukaan
A. Luka akibat kekerasan benda tumpul
Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah
benda yang memiliki permukaan tumpul.
Luka yang terjadi dapat berupa:
a) Memar (kontusio, hematoma)
b) Luka lecet (ekskoriasi, abrasio )
c) Luka terbuka/robek (vulnus laseratum)
1. Memar
Memar adalah suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya
kapiler dan vena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul. Luka memar
kadangkala memberikan petunjuk tentang bentuk benda penyebabnya, misalnya jejas ban
yang sebenarnya adalah suatu perdarahan tepi.
Letak, ukuran, dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet, kayu, besi), kondisi dan jenis jaringan (
jaringan ikat longgar, jaringan lemak), usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit,
kerapuhan pembuluh darah, penyakit (hipertensi, penyakit kardiovaskular, diathesis
hemoragik).
Umur luka memar dapat secara kasar diperkirakan melalui perubahan warnanya.
Pada saat timbul, memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi ungu atau hitam,
setelah 4 sampai 5 hari akan berwarna hijau yang kemudian akan berubah menjadi kuning
dalam 7 sampai 10 hari, dan akhirnya menghilang dalam 14 sampai 15 hari.
Hematom ante-mortem yang timbul beberapa saat sebelum kematian biasanya akan
menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan sehingga dapat
dibedakan dari lembam mayat dengan cara melakukan penyayatan kulit. Pada lebam
mayat (hipostasis pasca mati) darah akan mengalir keluar dari pembuluh darah yang
tersayat sehingga bila dialiri air, penampang sayatan akan tampak bersih, sedangkan pada
hematom penampang sayatan tetap berwarna merah kehitaman. Tetapi harus diingat
bahwa pada pembusukan juga terjadi ekstravasasi darah yang dapat mengacaukan
pemeriksaan ini.
2. Luka Lecet
Luka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang
memiliki permukaan kasar atau runcing, misalnya pada kejadian kecelakaan lalu lintas,
tubuh terbentur aspal jalan, atau sebaliknya benda tersebut yang bergerak dan
bersentuhan dengan kulit.
Berdasarkan mekanisme terjadinya, luka lecet dapat diklasifikasikan sebagai:
a. Luka lecet gores
Diakibatkan oleh benda runcing yang menggeser lapisan permukaan kulit didepannya
dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat sehingga dapat menunjukkan arah
kekerasan yang terjadi.
b. Luka lecet serut
Variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan permukaan kulit
lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat letak tumpukan epitel.
c. Luka lecet tekan
Disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit. Karena kulit adalah jaringan
yang lentur, maka bentuk luka lecet tekan belum tentusama dengan bentuk
permukaan benda tumpul tersebut, tetapi masih memungkinkan identifikasi benda
penyebab yang mempunyai bentuk yang khas misalnya kisi-kisi radiator mobil, jejas
gigitan dan sebagainya.
Gambaran luka lecet tekan yang ditemukan pada mayat adalah daerah kulit
yang kaku dengan warna lebih gelap dari sekitarnya akibatmenjadi lebih padatnya
jaringan yang tertekan serta terjadinyapengeringan yang berlangsung pasca mati.
d. Luka lecet geser
Disebabkan oleh tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser, misalnya pada
kasus gantung atau jerat serta pada korban pecut. Luka lecet geser yang terjadi
semasa hidup mungkin sulitdibedakan dari luka lecet geser yang terjadi segera pasca
mati.
3. Luka Robek
Merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul, yangmenyebabkan kulit
teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulitterlampaui, maka akan terjadi robekan
pada kulit. Luka ini mempunyai ciri bentuk luka yang umumnya tidak beraturan, tepi atau
dinding tidak rata,tampak jembatan jaringan antara kedua tepi luka, bentuk dasar luka
tidakberaturan, sering tampak luka lecet atau luka memar di sisi luka.
2. Luka Tusuk
Pada luka tusuk, sudut luka dapat menunjukkan perikiraan benda penyebabnya,
apakah berupa pisau bermata satu atau bermata dua. Bila satu sudut lancip dan yang lain
tumpul, berarti benda penyebabnya adalah benda tajam bermata satu. Bila kedua sudut
lancip, luka tersebut dapat diakibatkan oleh benda tajam bermata dua. Benda tajam bermata
satu dapat menimbulkan luka tusuk dengan kedua sudut luka lancip apabila hanya bagian
ujung benda saja yang menyentuh kulit, sehingga sudut luka dibentuk oleh ujung dan sisi
tajamnya.
3. Luka Bacok
Luka bacok memiliki gambaran mirip luka iris, yaitu kedua sudut lancip dan dalam
luka tidak melebihi panjang luka.