Anda di halaman 1dari 23

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kontrak


1. Menurut ensiklopedia menejemen kontrak adalah persetujuan antara dua
belah pihak atau lebih yang menyatakan bahwa setiap pihak berjanji akan
melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Perjanjian mungkin lisan
atau tulisan. Perjanjian dapat dinyatakan atau tersirat. Perjanjian yang
dinyatakan adalah perjanjian yang diucapkan pihak-pihak yang berjanji,
baik tulisan ataupun lisan. Perjanjian tersirat adalah perjanjian yang
diamanatkan oleh hukum. Misalnya, seandainya seseorang masuk kedalam
taksi, berarti ia harus membayar sewanya, meskipun tak pernah diucapkan.
2. Menurut kamus istilah manajemen, kontrak adalah persetujuan yang
bersanksi hukum antara dua pihak atau lebih untuk melakukan atau tidak
melakukan kegiatan.
Berdasarkan definisi di atas dapat di simpulkan kontrak
Kerja/Perjanjian Kerja adalah suatu perjanjian antara dua belah pihak atau
lebih secara lisan dan/atau tulisan, baik untuk waktu tertentu maupun
untuk waktu tidak tertentu yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan
kewajiban pekerja dan perusahaan .

2.2 Sumber Hukum Kontrak


Sumber hukum kontrak di atur dalam UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NO 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN Pasal
51-63.

2.3 Jenis-jenis Kontrak


a. Kontrak Menurut Sumber Hukumnya.
Kontrak berdasarkan sumber hukumnya merupakan penggolongan
kontrak yang didasarkan pada tempat kontrak itu ditemukan. Perjanjian
(kontrak) dibagi jenisnya menjadi lima macam, yaitu:

3
4

1) Perjanjian yang bersumber dari hukum keluarga, seperti halnya


perkawinan;
2) Perjanjian yang bersumber dari kebendaan, yaitu yang
berhubungan dengan peralihan hukum benda, misalnya peralihan
hak milik;
3) Perjanjian obligatoir, yaitu perjanjian yang menimbulkan
kewajiban;
4) Perjanjian yang bersumber dari hukum acara, yang disebut dengan
bewijsovereenkomst;
5) Perjanjian yang bersumber dari hukum publik, yang disebut
dengan publieckrechtelijke overeenkomst.
b. Kontrak menurut namanya.
Penggolongan ini didasarkan pada nama perjanjian yang tercantum
di dalam Pasal 1319 BW dan Artikel 1355 NBW. Di dalam Pasal 1319
BW dan Artikel 1355 NBW hanya disebutkan dua macam kontrak
menurut namanya, yaitu kontrak nominaat (bernama) dan kontrak
innominaat (tidak bernama). Kontrak nominnat adalah kontrak yang
dikenal dalam BW. Yang termasuk dalam kontrak nominaat adalah jual
beli, tukar menukar, sewa menyewa, persekutuan perdata, hibah, penitipan
barang, pinjam pakai, pinjam meminjam, pemberian kuasa, penanggungan
utang, perdamaian. Sedangkan kontrak innominaat adalah kontrak yang
timbul, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Jenis kontrak ini
belum dikenal dalam BW. Yang termasuk dalam kontrak innominat adalah
leasing, beli sewa, franchise, kontrak rahim, joint venture, kontrak karya,
keagenan, production sharing, dan lain-lain. Namun, Vollmar
mengemukakan kontrak jenis yang ketiga antara bernama dan tidak
bernama, yaitu kontrak campuran. Kontrak campuran yaitu kontrak atau
perjanjian yang tidak hanya diliputi oleh ajaran umum (tentang perjanjian)
sebagaimana yang terdapat dalam title I, II, dan IV karena kekhilafan, title
5

yang terakhir ini (title IV) tidak disebut oleh Pasal 1355 NBW, tetapi
terdapat hal mana juga ada ketentuan-ketentuan khusus untuk sebagian
menyimpang dari ketentuan umum. Contoh kontrak campuran, pengusaha
sewa rumah penginapan (hotel) menyewakan kamar-kamar (sewa
menyewa), tetapi juga menyediakan makanan (jual beli), dan menyediakan
pelayanan (perjanjian untuk melakukan jasa-jasa). Kontrak campuran
disebut juga dengan contractus sui generis, yaitu ketentuan-ketentuan
yang mengenai perjanjian khusus paling banter dapat diterapkan secara
analogi (Arrest HR 10 Desember 1936) atau orang menerapkan teori
absorpsi (absorptietheorie), artinya diterapkanlah peraturan
perundangundangan dari perjanjian, dalam peristiwa yang terjadi
merupakan peristiwa yang paling menonjol, sedangkan dalam Tahun 1947
Hoge Raad menyatakan diri (HR, 21 Februari 1947) secara tegas sebagai
penganut teori kombinasi.
c. Kontrak menurut bentuknya.
Di dalam KUHPerdata, tidak disebutkan secara sistematis tentang
bentuk kontrak. Namun apabila kita menelaah berbagai ketentuan yang
tercantum dalam KUHPerdata maka kontrak menurut bentuknya dapat
dibagi menjadi dua macam, yaitu kontrak lisan dan tertulis.
1) Kontrak lisan adalah kontrak atau perjanjian yang dibuat oleh para
pihak cukup dengan lisan atau kesepakatan para pihak (Pasal 1320
BW). Dengan adanya konsensus maka perjanjian ini telah terjadi.
Termasuk dalam golongan ini adalah perjanjian konsensual dan
riil. Pembedaan ini diilhami dari hukum Romawi. Dalam hukum
Romawi, tidak hanya memerlukan adanya kata sepakat, tetapi perlu
diucapkan kata-kata dengan yang suci dan juga harus didasarkan
atas penyerahkan nyata dari suatu benda. Perjanjian konsensual
adalah suatu perjanjian terjadi apabila ada kesepakatan para pihak.
6

Sedangkan perjanjian riil adalah suatu perjanjian yang dibuat dan


dilaksanakan secara nyata.
2) Kontrak tertulis merupakan kontrak yang dibuat oleh para pihak
dalam bentuk tulisan. Hal ini dapat kita lihat pada perjanjian hibah
yang harus dilakukan dengan akta notaris (Pasal 1682 BW).
Kontrak ini dibagi menjadi dua macam, yaitu dalam bentuk akta di
bawah tangan dan akta autentik. Akta autentik terdiri dari akta
pejabat dan akta para pihak. Akta yang dibuat oleh Notaris itu
merupakan akta pejabat. Contohnya, berita acara Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) dalam sebuah PT. Akta yang dibuat di
hadapan Notaris merupakan akta yang dibuat oleh para pihak di
hadapan Notaris. Di samping itu, dikenal juga pembagian menurut
bentuknya yang lain, yaitu perjanjian standar. Perjanjian standar
merupakan perjanjian yang telah dituangkan dalam bentuk
formulir.

2.4 Jenis Kontrak Pada Proyek Konstruksi


Pemilihan jenis kontrak yang sesuai untuk suatu proyek konstruksi lebih
didasarkan pada karakteristik dan kondisi proyek.
a. Kontrak Harga Satuan (Unit Price Contract)
Dalam menggunakan kontrak jenis ini, kontraktor hanya
menentukan harga satuan pekerjaan. Kontraktor perlu memperhitungkan
semua biaya yang mungkin dikeluarkan pada item penawarannya, seperti
biaya overhead dan keuntungan.
Jenis kontrak ini digunakan jika kuantitas aktual masing-masing
item pekerjaan sulit untuk diestimasi secara akurat sebelum proyek
dimulai. Untuk menentukan kuantitas pekerjaan yang sesungguhnya,
dilakukan pengukuran (opname) bersama pemilik dan kontraktor terhadap
kuantitas terpasang. Kelemahan dari penggunaan kontrak jenis ini, yaitu
7

pemilik tidak dapat mengetahui secara pasti biaya aktual proyek hingga
proyek itu selesai.
b. Kontrak Biaya Plus Jasa (Cost Plus Fee Contract)
Pada kontrak jenis ini, kontraktor akan menerima pembayaran atas
pengeluarannya, ditambah dengan biaya untuk overhead dan keuntungan.
Besarnya biaya overhead dan keuntungan, umumnya didasarkan atas
persentase biaya yang dikeluarkan kontraktor.
Kontrak jenis ini umumnya digunakan jika biaya aktual dari
proyek belum bisa diestimasi secara akurat, karena perencanaan belum
selesai, proyek tidak dapat digambarkan secara akurat, proyek harus
diselesaikan dalam waktu singkat, sementara rencana dan spesifikasi
belum dapat diselesaikan. Kekurangan dari kontrak jenis ini, yaitu pemilik
tidak dapat mengetahui biaya aktual proyek yang akan dilaksanakan.
c. Kontrak Biaya Menyeluruh (Lump Sum Contract)
Kontrak ini menyatakan bahwa kontraktor akan melaksanakan
proyek sesuai dengan rancangan biaya tertentu. Jika terjadi perubahan
dalam kontrak, perlu dilakukan negosiasi antara pemilik dan kontraktor
untuk menetapkan besarnya pembayaran (tambah atau kurang) yang akan
diberikan kepada kontraktor terhadap perubahan tersebut.
Kontrak ini dapat diterapkan jika perencanaan benar-benar telah
selesi, sehingga kontraktor dapat melakukan estimasi kuantitas secara
akurat. Pemilik dengan anggaran terbatas akan memilih jenis kontrak ini,
karena merupakan satu-satunya jenis kontrak yang memberi nilai pasti
terhadap biaya yang akan dikeluar

2.5 Keuntungan dan Kekurangan Kontrak


1. Keuntungan kontrak rancang bangun (design & build) dalam pekerjaan
konstruksi meliputi :
8

- Komunikasi langsung antara pemilik dan kontraktor &


penghematan yang dihasilkan dalam waktu dan usaha dan potensi
keuntungan yang lebih besar (optimalisasi bagi kedua belah pihak).
- Potensial kurang untuk perselisihan dengan orang yang lebih
sedikit terlibat.
- Lebih mudah untuk menempatkan tanggung jawab.
- Komunikasi jalur cepat dengan kontraktor dan penghematan waktu
dan biaya proyek dan potensi keuntungan/penghematan yang lebih
besar.
- Biaya konstruksi yang lebih rendah dari hubungan yang lebih dekat
antara desainer dan kontraktor mengakibatkan desain ekonomi, dan
karena itu potensi keuntungan yang lebih besar.
- Potensi untuk desain inovatif yang mengarah ke keuntungan yang
lebih besar.
2. Sedangkan kekurangannya meliputi :
- Pemilik yang kurang memiliki kompetensi pada konstruksi dan
biaya, mungkin curiga dan ragu-ragu dan menghambat kemajuan
proyek atau tidak mampu memahami untuk keluhan dan sengketa.
- Keterbatasan kemampuan pemilik untuk langsung berkomunikasi
dengan kontraktor.
- Potensi konflik dengan adanya gabungan (perencana & pelaksana)
yang membatasi penyediaan jasa desain arsitektur, atau tidak
mengakui atau tidak mendukung kontrak rancang-bangun.
- Bagi perusahaan rancang-bangun baru mungkin tidak memiliki
keterampilan dan pengalaman yang diperlukan untuk berhadapan
langsung dengan pemilik.
- Pemilik mungkin harus melakukan pembayaran awal yang lebih
signifikan karena membutuhkan biaya awal dalam membuat
proposal.
9

- Mengevaluasi proposal desain- dari penawar mungkin bermasalah.


Pemilik perlu menyewa konsultan untuk mengevaluasi proposal.

2.6 Penyusunan Kontrak


a) Surat keputusan penunjukan pemenang lelang, keputusan penetapan
pemenang lelang, BAHP, BAPP, dan BAP serta dokumen lelang
merupakan dasar dan bagian tidak terpisahkan dari perjanjian
kontrak/kontrak yang akan diadakan.
b) Setelah penunjukan pemenang lelang di laksanakan, maka kepala
kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/bagian proyek/pejabat
BUMN/BUMD yang ditunjuk segera menyelesaikan dan menandatangani
kontrak pelaksanaan pekerjaan bersama dengan rekanan yang ditunjuk
sebagai pelaksana pekerjaan.
c) Penandatanganan kontrak di lakukan selambat lambatnya empat belas hari
kerja setelah diterbitkannya surat keputusan penunjukan pemenang dan
pemenang lelang telah menyerahkan surat jaminan pelaksanaan yang
jumlahnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen lelang kepada
kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/bagian proyek/pejabat
BUMN/BUMD yang ditunjuk.
d) Sebelum menandatangani kontrak, hendaknya terlebih dahulu dilakukan
hal hal sebagai berikut
1. Meneliti dengan cermat mengenai kebenaran konsep kontrak, baik
dari segi bahasa, isi/substansinya maupun redaksi, angka-angka
dan hurufnya.
2. Dalam dokumen kontrak tidak memuat hal-hal yang bertentangan
dengan ketentuan yang berlaku termasuk ketentuan dari pemberi
pinjaman luar negeri.
3. Adanya pengaturan bila terjadi hal-hal yang diluar dugaan.
10

e) Surat perintak kerja (SPK)


Surat perintah kerja (SPK) sekurang-kurangnya memuat :
1. Pihak yang memerintahkan dan yang menerima perintah
pelaksanaan pekerjaan serta di tandatangani oleh kedua belah pihak
diatas materai secukupnya.
2. Pokok pekerjaan yang diperjanjikan.
3. Harga yang tetap dan pasti serta syarat-syarat pembayaran.
4. Persyaratan dan spesifikasi teknis.
5. Jangka waktu penyelesaian/penyerahan, dan
6. Sanksi dalam hal rekanan tidak memenuhi kewajibannya.

f) Surat perjanjian/kontrak sekurang-kurangnya memuat :


1. Pokok pekerjaan yang di perjanjikan dengan uraian yang jelas
mengenai jenis dan jumlah nya,
2. Harga yang tetap dan pasti, serta syarat-syarat pembayarannya,
3. Persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terinci,
4. Jangka waktu penyelesaian /penyerahan, dengan disertai jadwal
waktu penyelesaian/penyerahan yang pasti serta syarat-syarat
penyerahannya,
5. Jamina teknis/hasil pekerjaan yang di laksanakan,
6. Sanksi dalam hal rekanan ternyata tidak memenuhi kewajiban,
7. Penyelesaian tindak lanjut surat perjanjian/kontrak dalam hal salah
satu pihak tidak memenuhi kewajibannya,
8. Penyelesian perselisihan,
9. Status hukum,
10. Hak dan kewajiban para pihak yang terikat di dalam perjanjian
yang bersangkutan,
11. Penggunaan barang dan jasa hasil produksi dalam negeri secara
tegas diperinci dalam lampiran kontrak, dan/atau kewajiban
11

mensubkontrakkan sebagian pekerjaan kepada rekanan golongan


ekonomi lemah setempat/konsultan dalam negeri, dan
12. Surat perjanjian/kontrak yang jangka waktunya lebi dari satu (satu)
tahun dapat memuat rumusan mengenai penyesuaian harga kontrak
(price adjustment), sesuai dengan yang telah di tetapkan dalam
dokumen lelang.
g) Dalam hal rekanan golongan ekonomi lemah memperoleh pekerjaan
pengadaan barang/jasa dengan kelonggaran sepuluh persen sebagaimana
dimaksud dalam Keppres No. 16 Tahun 1994 Pasal 23 Ayat (1) huruf d,
maka dalam surat perjanjian/kontrak harus di cantumkan bahwa :
1. Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh rekanan yang di
tunjuk dan dilarang diserahkan kepada pihak lain,
2. Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 1) dilanggar,
maka kontrak pengadaan barang/jasa tersebut dibatalkan dan
rekanan golongan ekonomi lemah yang bersangkutan di keluarkan
dari DRM.
h) Apabila dalam pengadaan barang/jasa yang terpilih adalah rekanan yang
tidak termasuk golongan ekonomi lemah, maka dalam surat
perjanjian/kontrak harus dicantumkan bahwa :
1. Rekanan wajib bekerja sama dengan rekanan golongan ekonimi
lemah setempat, antara lain dengan subkontraktor atau leveransir
barang, bahan dan jasa,
2. Dalam melaksanakan huruf h. butir 1) tersebut yan terpilih tetap
bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan tersebut,
3. Bentuk kerja sama tersebut adalah hanya untuk sebagian pekerjaan
saja dan tidak dibenarkan mensubkontrakkan lebih lanjut dan/atau
mensubkontrakkan seluru pekerjaan,
4. Membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketetapan
sebagaimana dimaksud dalam huruf h. butir 1) di atas termasuk
12

pelaksanaan pembayarannya dan disampaikan kepada kepala


kantor/satuan kerja/pemimpin bagian proyek yang bersangkutan,
5. Apabila rekanan yang bersangkutan tidak melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam buruf h. butir 1), 2) dan 3) di
samping kontrak akan batal, rekanan bersangkutan dikeluarkan dari
DRM, atau dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan dalam
kontrak dan atau tidak diperbolehkan mengikuti pelelangan di
bidang usahanya dalam wilayah operasinya sesuai dengan
kualifikasinya selama satu tahun.
i) Dalam surat perjanjian/kontrak dimuat ketentuan mengenai pembayaran
uang muka yang sebelumnya telah di tetapkan dalam dokumen lelang.
j) Uang muka sebagaimana dimaksud dalam huruf i di atas di perhitungkan
berangsur-angsur secara merata pada tahap-tahap pembayaran sesuai
dengan surat perjanjian/kontrak, dengan ketentuan bahwa uang muka
tersebut selambat-lambatnya harus telah lunas pada saat pekerjaan
mencapai prestasi 100% (seratus persen).
k) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf i dan j di atas berlaku
untuk pengadaan barang dari luar negeri melalui importir, kecuali apabila
importir tersebut bertindak hanya sebagai pelaksana impor, uang jasa
pelaksanaan impor ditetapkan oleh menteri keuangan dengan
memperhatikan pendapat menteri perdagangan.

2.7 Pelaksanaan Kontrak


a. Dalam hal rekanan mengundurkan dari setelah menandatangani kontrak,
jaminan pelaksanaan menjadi milik negara. Penunjukan rekanan
berikutnya dilaksanakan sesuai dengan kedudukan dalam urutan calon
pemenang. Kemungknann perhitungan/pembayaran nilai hasil pekerjaan
yang telah dilaksanakan didasarkan atas hasil penelitian dan penilaian
hasil pekerjaan tersebut serta kegunaannya bagi negara.
13

b. Apabila rekanan terlambat menyelesaikan pekerjaan /menyerahkan barang


dari jadwal yang telah ditetapkan dalam perjajian/kontrak yang
bersangkutan, kepada rekanan yang bersangkutan harus dikenakan denda
atau ganti rugi yang besarnya sesuai dengan hasil perhitungan berdasarkan
ketentuan dalam kontrak.
c. Apabila dalam waktu yang telah ditetapkan rekanan tidak melaksanakan
pekerjaan/penyerahan barang, maka jaminan pelaksanaan menjadi milik
negara
d. Jaminan pelaksanaan dikembalikan kepada rekanan setelah pelaksanaan
pekerjaan/penyerahan barang sesuai dengan surat perjanjian/kontrak.
e. Jumlah pembyaran kepada rekanan dilakukan sesuai dengan pelaksanaan
pekerjaan dan tidak dibenarkan melebihi prestasi pekerjaan yang
diselesaikan/jumlah barang yang diserahkan.
f. Pembayaran ats pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui surat perintah
kerja (SPK) atau surat perjanjian/kontrak dilakukan atas dasar berita acara
yang menyatakan bahwa penyerahan barang/jasa atau prestasi pekerjan
telah diselesaikan sesuai dengan SPK atau surat perjanjian/kontrak yang
bersangkutan.
g. Berita acara sebagaimana dimaksud dalam huruf f di atas disahkan oleh
instansi pemerintah yang berwenang, baik instans tingkat pusat maupun
tingkat daerah, dan dilampirkan pada surat pemerintah pembayaran rutin
(SPPR) yang diajukan kepada Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara
(KPKN), dan berita acara tersebut diselesaikan selambat lambatnya
dalam waktu enam hai kerja setelah dieterimanya permitaan untuk
pemeriksaan dari rekanann yang bersangkutan .
h. Rekanan yang memperoleh pekerjaan pengadaan barang/jasa, dilarang
mengalihkan (mensubkontrakan ) seluruh pekerjaan atau utamanya
kepada rekanan lain, dan apabila ketentuan ini dilanggar, maka kontrak
pengadaan barang/jasa yang bersangkutan dibatalkan dan rekanan yang
14

mengalihkan pekerjaan ( mensubskontrakan ) ataupun menerima


pengalihan pekerjaan dikeluarkan dari DRM dan tidakk diikutsertakan
pelelangan dalam wilayanh operasinya sesuai engan kualifikasinya selama
satu tahun
Skema pelaksanaan Kontrak :

2.8 Peserta Dalam Kontrak Konstruksi


Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kontrak konstruksi, adalah
sebagai berikut :
1. Pihak Pengguna Jasa,
Pihak pengguna jasa sering juga disebut sebagai pemeberi tugas, yang
memborongkan, pemimpin proyek, dan lain-lain. Pengguna jasa adalah
pereseorangan atau badan pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/proyek yang
memerlukan layanan jasa konstruksi.
a) Orang perorang;
Pengguna jasa mempunyai hubungan dengan para perencana konstruksi,
pelaksana konstruksi, dan pengawas konstruksi. Yang dimaksud dengan
Pengguna jasa adalah: 50Salim H.S., Op.Cit. Hal 95. Universitas
Sumatera Utara
15

b) Badan usaha, baik badan hukum maupun tidak berbadan hukum; dan
c) Badan yang bukan badan usaha tapi berbadan hukum, yaitu pemerintah
dan atau lembaga negara dimana pemerintah dan atau lembaga negara
dengan menggunakan anggaran yang telah ditentukan baik dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
2. Pihak Penyedia Jasa
Pihak penyedia jasa sering juga disebut sebagai kontraktor, pemborong,
rekanan, dan lain-lain. Dengan berlakunya UUJK, maka telah dirumuskan
pengertian jasa konstruksi. Pengertian jasa konstruksi senagaimana yang
dinyatakan dalam Pasal 1 Angka 1 UU Jasa Konstruksi tersebut , menunjukkan
bahwa hubungan hukum yang diatur dan diakui oleh Negara ada tiga yaitu
perencanaan, pelaksanaan pekerjaan, dan pengawasan. Dalam hal kontrak
pengadaan jasa konstruksi, khususnya yang dilakukan oleh Pemerintah telah
diatur dalam ketentuan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Adapun pihak-pihak atau peserta yang terlibat dalam
Pengadaan Barang/Jasa oleh Pemerintah berdasarkan Pasal 7 dan 19 Perpres No.
54 Tahun 2013 adalah sebagai berikut :
a) PA/KPA
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada institusi lain Pengguna APBN/APBD. Sedangkan Kuasa
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPAadalah Pejabat yang
ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapka oleh Kepala
Daerah untuk menggunakan APBD
16

b) PPK
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat
yang ditetapkan PA/KPA untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa.
c) ULP/ Pejabat Pengadaan
Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit
organisasi pemerintah yang berfungi melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat
pada unit yang sudah ada. Sedangkan Pejabat Pengadaan adalah personil
yang memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa yang
melaksanakan pengadaan barang/jasa.
d) Panitia/ Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
Panitia/ Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang
ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
e) Penyedia Barang/Jasa
Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultasi/Jasa Lainnya.

2.9 Hak Dan Kewajiban Para Pihak Dalam Kontrak Konstruksi


Dalam setiap perjanjian atau kontrak yang melibatkan dua pihak pastilah
menimbulkan hak dan kewajiban atau tugas dan kewenangan bagi para pihak. Hak
bagi satu pihak merupakan kewajiban (prestasi) yang harus dilaksanakan oleh
pihak lainnya. Demikian pula dalam kontrak kerja konstruksi terdapat dua pihak
yaitu pengguna jasa dan penyedia jasa konstruksi, yang mana masing-masing
pihak memiliki hak dan kewajiban sebagaimana telah diuraikan diatas dan
merupakan prestasi yang harus dilakukan. Hak pengguna jasa konstruksi adalah
memperoleh hasil pekerjaan konstruksi, sesuai dengan klasifikasi dan kualitas
17

yang diperjanjiakan. Dalam Pasal 18 ayat (1) UUJK, kewajiban pengguna jasa
dalam suatu kontrak mencakup:
a) Menerbitkan dokumen tentang pemilihan penyedia jasa yang memuat
ketentuan-ketentuan secara lengkap, jelas dan benar serta dapat dipahami;
b) Menetapkan penyedia jasa secara tertulis sebagai hasil pelaksanaan
pemilihan;
c) Memenuhi ketentuan yang diperjanjikan dalam kontrak kerja konstruksi.
Adapun kewajiban dari penyedia jasa konstruksi adalah mencakup :
1. Menyusun dokumen penawaran berdasarkan prinsip keahlian untuk
disampaikan kepada pengguna jasa;
2. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sebagaimana yang telah diperjanjikan.
Hak penyedia jasa konstruksi adalah memperoleh informasi dan menerima
imbalan jasa dari pekerjaan konstruksi yang telah dilakukannya. Informasi
yang dimaksud merupakan doumen secara lengkap dan benar yang harus
disediakan oleh pengguna jasa untuk penyedia jasa konstruksi sehingga
dapat melakukan sesuai dengan tugas dan kewajibannya. Dalam kontrak
pengadaan barang/ jasa oleh Pemerintah, kontrak tersebut merupakan
perikatan antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan penyedia
barang/jasa. Jika mengacu pada rumusan ini maka pejabat yang mewakili
pemerintah dan karenanya berwenang menandatangani kontrak pengadaan
adalah PPK. Pejabat inilah yang bertanggung jawab atas akibat hukum
dari kontrak yang ditandatangani. Dalam Perpres No. 54 Tahun 2010
terdapat lampiran tentang Tata Cara Pemilihan Penyedia Pekerjaan,
dimana dalam lampiran tersebut terdapat ketentuan mengenai hak dan
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh PPK dan
Penyedia dalam melaksanakan kontrak, meliputi:
a) Hak dan kewajiban PPK :
1. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia;
18

2. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan


yang dilakukan oleh penyedia;
3. Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak
yang telah ditetapkan kepada penyedia;
4. Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
kontrak.
b) Hak dan kewajiban Penyedia :
1. Menerima pembayaran untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam kontrak;
2. Berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari
PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;
3. Melaporkan pelaksanaan peerjaan secara periodic kepada PPK;
4. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
kontrak;
5. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
6. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;
7. Penyedia harus mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk
melindungi lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan
gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan penyedia.
Berakhirnya Kontrak Konstruksi Suatu kontrak konstruksi akan berkahir
apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:
1. Penghentian Kontrak
Penghentian kontrak terjadi apabila pekerjaan sudah selesai dan setelah
masa pemeliharaan selesai atau dengan kata lain pada penyerahan kedua
dan harga telah dibayar oleh pihak pengguna jasa. Didalam kontrak
konstruksi dikenal adanya dua macam penyerahan yaitu:
19

Penyerahan pertama yaitu penyerahan pekerjaan fisik setelah


selesai 100%.
Penyerahankedua yaitu penyerahan pekerjaan setelah masa
pemeliharaan selesai. Dengan berakhirnya kontrak dalam hal ini,
maka pengguna jasa wajib membayar kepada Penyedia sesuai
dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai.
2. Pemutusan Kontrak
Berakhirnya suatu kontrak konstruksi dapat disebabkan karena
adanya pemutusan kontrak oleh salah satu pihak atau kedua belah pihak
dalam kontrak tersebut. Hal ini terjadi sebagai salah satu akibat
ketidakterlaksanaan suatu kontrak konstruksi. Kebutuhan barang/jasa tidak
dapat ditunda melebihi batas berakhirnya kontrak;
Berdasarkan LKPP Nomor 6 Tahun 2012 tentang Petunjuk
Pengadaan Barang/Jasa, pemutusan kontrak kontruksi dilakukan apabila:
berdasarkan penelitian PPK (Pejabat Pembuat Komitmen),
Penyedia tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh)
hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk
menyelesaikan pekerjaan;
Setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaansampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masaberakhirnya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasatidak dapat
menyelesaikan pekerjaan;
Penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakankewajibannya dan
tidak memperbaiki kelalaiannya dalamjangka waktu yang telah
ditetapkan;
Penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan
dan/ataupemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan
olehinstansi yang berwenang; dan/atau
20

pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKNdan/atau


pelanggararan persaingan sehat dalampelaksanaan Pengadaan
dinyatakan benar oleh instansiyang berwenang.
Dalam hal pemutusan kontrak yang dilakukan karena
kesalahanPenyedia Jasa, maka dapat disertai sanksi berupa:
Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh Penyedia atau JaminanUang
Muka dicairkan (apabila diberikan);
Penyedia Barang/Jasa membayar denda keterlambatanterhadap
bagian kontrak yang terlambat diselesaikansebagaimana ketentuan
dalam kontrak, apabila pemutusankontrak tidak dilakukan terhadap
seluruh bagian kontrak;
Penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam.
Dalam hal pemutusan Kontrak yang dilakukan karena Pengguna Jasa
terlibatpenyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/ataupelanggararan
persaingan sehat dalam pelaksanaan Pengadaan,maka Pengguna Jasa
dikenakansanksi berdasarkan peraturanperundang-undangan. Bertitik dari prinsip
proporsionalitas seharusnya sanksi tersebut bersifat fakultatif bukan komulatif.
Prinsip proporsionalitas dalam hal ini digunakan untuk menilai apakah kesalahan
penyedia jasa secara proporsional layak digunakan sebagai alasan dalam memutus
kontrak.

2.10 Dokumen Kontrak


Dokumen Kontrak adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan
hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan. Dokumen kontrak terdiri dari:
a) Surat perjanjian;
b) Surat penunjukan penyedia jasa;
c) Surat penawaran;
21

d) Adendum dokumen lelang (bila ada)


e) Syarat-syarat khusus kontrak;
f) Syarat-syarat umum kontrak;
g) Spesifikasi teknis;
h) Gambar-gambar;
i) Daftar kuantitas dan harga;
j) Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak.
22

Contoh Dokumen Kontrak yang baik dan benar :

SURAT PERJANJIAN KERJA


UNTUK WAKTU TERTENTU ( KONTRAK )
No. 171/ SPK-01 / Jan/ 2015
Pada hari Senin Tanggal 2 bulan Januari tahun 2015 telah dibuat dan disepakati perjanjian kerja
antara :
Nama: PT. Suara Magazine
Alamat: Jl. Senopati Utama A8 07-09, Jakarta Selatan.
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Gadis Magazine yang selanjutnya disebut
sebagai PIHAK PERTAMA
Nama: Fransiska Frensia
Tempat/Tgl lahir: Jl. Puri Kembangan Barat Daya A7 No. 56, 11789. Jakarta Barat, Indonesia.
Alamat: Social Media Officer
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, yang selanjutnya disebut sebagai
PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak sepakat untuk mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu
( Kontrak ) dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
PASAL 1
PIHAK PERTAMA menerima dan mempekerjakan PIHAK KEDUA sebagai :
Status: Karyawan Kontrak Nama Perusahaan
Masa Kontrak: 6 bulan
Jabatan / Unit kerja: Social Media Officer
PASAL 2
1. PIHAK KEDUA bersedia menerima dan melaksanakan tugas dan tenggung jawab
tersebut serta tugas-tugas lain yang diberikan PIHAK PERTAMA dengan sebaik-baiknya
dan rasa tanggung-jawab
2. PIHAK KEDUA bersedia tunduk dan melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur
baik dalam Pedoman Peraturan dan Tata Tertib Karyawan maupun ketentuan lain yang
menjadi Keputusan Direksi dan Managemen Perusahaan.
3. PIHAK KEDUA bersedia menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun
informasi milik PIHAK PERTAMA dan tidak dibenarkan memberikan dokumen atau
informasi yang diketahui baik secara lisan maupun tertulis kepada pihak lain.
23

4. Waktu kerja PIHAK KEDUA adalah 7 ( tujuh ) jam sehari atau 40 ( empat puluh ) jam
seminggu dan memperoleh hak istirahat mingguan selama 1 ( satu ) hari dalam seminggu.
5. PIHAK KEDUA bersedia bekerja melebihi waktu yang telah ditetapkan apabila
diperlukan oleh PIHAK PERTAMA.
6. PIHAK KEDUA wajib mengikuti / masuk kerja pada saat pelaksanaan proses pengecoran
baik di dalam maupun diluar jam kerja kecuali dengan alasan yang patut dan mendapat
ijin tertulis dari Site Manager Proyek.
7. PIHAK KEDUA wajib menggunakan perlengkapan K3L selama menjalankan tugas
pekerjaannya.
8. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan dimana saja apabila sewaktu-waktu ditugaskan
oleh Perusahaan.
9. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh terhadap peralatan kerja PIHAK PERTAMA
dan wajib menjaganya dengan sebaik mungkin.
PASAL 3
Selama Kontrak berlangsung PIHAK PERTAMA dapat memutuskan hubungan kerja dengan
PIHAK KEDUAsecara sepihak apabila ternyata :
1. PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran dari ketentuan pasal 2 Surat Perjanjian Kerja ini
setelah sebelumnya mendapat tegoran dan peringatan secara patut sesuai dengan prosedur
dan ketentuan perusahaan
2. PIHAK KEDUA tidak dapat menjalankan tugas, target atau sasaran kerja yang telah
ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK KEDUA terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam tindak pencurian
dan atau penggelapan harta / aset perusahaan maupun tindak kejahatan yang diancam
dengan Hukum Pidana dan atau Hukum Perdata Republik Indonesia.
4. PIHAK PERTAMA dalam hal ini Perusahaan berada dalam situasi dan kondisi yang tidak
memungkinkan lagi untuk mempekerjakan PIHAK KEDUA akibat memburuknya kinerja
Perusahaan.
5. PIHAK KEDUA tidak hadir bekerja selama 5 ( lima ) hari berturut-turut tanpa
pemberitahuan dan atau keterangan dengan bukti yang sah.
PASAL 4
1. PIHAK KEDUA berhak atas upah / gaji dari pekerjaan yang dilakukannya dari PIHAK
PERTAMA sebagai berikut :
24

Gaji Pokok: Rp. 2.750.000,00


Tunjangan Umum: Rp. 1.000.000,00
Tunjangan Pengobatan: Rp. 1.ooo.ooo,00
2. PIHAK KEDUA berhak atas insentif pada setiap bulan sebesar Rp. 250.000,00
3. PIHAK KEDUA berhak atas uang makan sebesar Rp25.000,- perhari sesuai jumlah
kehadiran / presensi
4. PIHAK KEDUA berhak atas insentif sebagai pengganti hari libur sebesar Rp100.000,-
perhari apabila Perusahaan memerlukannya untuk masuk dan bekerja oleh sebab tuntutan
schedule kerja di lapangan.
PASAL 5
PIHAK PERTAMA wajib membayarkan upah / gaji kepada PIHAK KEDUA sebagaimana
tersebut pada pasal 4 ayat 1,2,3 dan 4 yang dilaksanakan per-bulan sesuai dengan ketentuan PT.
Suara Magazine dengan tidak mengesampingkan kondisi-kondisi tertentu yang mungkin terjadi
dimana PIHAK PERTAMA membutuhkan kerjasama dan kesadaran PIHAK KEDUA demi
kesinambungan perusahaan .
PASAL 6
1. Surat Perjanjian Kerja ini berlaku sejak tanggal 02 Januari 2015 hingga berakhirnya
seluruh proses kegiatan dan keikut sertaan PT. Gadis Magazine dalam proyek branding
XXX Group
2. Surat Perjanjian Kerja ini dapat dibatalkan dan atau menjadi tidak berlaku antara lain
karena :
1. Jangka waktu yang diperjanjikan sebagaimana tersebut dalam ayat 1 telah
berakhir.
2. Diakhiri oleh kedua belah pihak walaupun jangka waktu belum berakhir.
3. Dilakukannya pemutusan hubungan kerja oleh PIHAK PERTAMA karena hal-hal
sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Surat Perjanjian Kerja ini.
4. PIHAK KEDUA meninggal dunia.
3. Apabila PIHAK KEDUA berniat untuk mengundurkan diri maka Ia wajib mengajukan
surat pengunduran diri kepada PIHAK PERTAMA sekurang-kurangnya 1 ( satu ) bulan
sebelumnya.
4. PIHAK PERTAMA tidak berkewajiban untuk memberikan uang pesangon , uang jasa ,
atau ganti kerugian apapun kepada PIHAK KEDUA setelah berakhirnya masa kerja untuk
waktu tertentu (kontrak).
25

5. PIHAK KEDUA wajib mengembalikan seluruh sarana dan prasarana kerja milik PIHAK
PERTAMA dalam keadaan baik serta menyelesaikan seluruh tanggung jawab yang
diemban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA pada saat berakhirnya masa kerja
waktu tertentu ( kontrak ) dan atau berakhirnya hubungan kerja.
PASAL 7
1. Surat Perjanjian Kerja untuk Waktu Tertentu ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua
belah pihak dengan tanpa ada pengaruh dan atau paksaan dari siapapun serta mengikat
kedua belah pihak untuk mentaati dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab.
2. Apabila dikemudian hari Surat Perjanjian Kerja ini ternyata masih terdapat hal-hal yang
sekiranya bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan Republik
Indonesia dan atau perkembangan Peraturan PT. Suara Magazine, maka akan diadakan
peninjauan dan penyesuaian atas persetujuan kedua belah pihak.
3. Surat Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak di Jakarta pada
tanggal, bulan dan tahun seperti tersebut diatas dalam rangkap 2 ( dua ) yang memiliki
kekuatan hukum yang sama dan dipegang oleh masing-masing pihak.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


Nama Perusahaan

PT Suara Magazine Fransiska


Frensia
Direktur

Anda mungkin juga menyukai