Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN BENGKEL BETON

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Self Compacting Concrete SCC

Latar Belakang

Di dunia sekarang banyak sekali terjadi pertumbuhan dan perkembangan , di antaranya

dari segi ekonomi, pariwisata, dan sebagainya. Yang paling terkenal adalah pertumbuhan

infrasturuktur, salah satunya ada di negara Indonesia. Di dalam perencanaan infrastruktur terdapat

banyak benda benda campuran dan tulangan. Benda campuran itu adalah beton. Di era zaman

Yunani dan Romawi kuno, beton sudah digunakan sebagai bahan komposit untuk suatu

infrasturuktur, seperti drainase, akuaduk, bangunan, dan lain lain. Di Indonesia juga pun telah

memakai beton sejak lama, bukti keberadaan beton di Indonesia itu dengan bangunan kuno,

contohnya, Benteng Indrapatra di Aceh yang dibangun pada abad ke-7 oleh kerajaan Lamuri, bahan

bangunannya berupa kapur, tanah liat, dan batu gunung.

Penggunaan awal Beton.

Beton pertama-seperti struktur dibangun oleh pedagang Nabataea atau Badui yang

diduduki dan dikuasai serangkaian oasis dan mengembangkan kerajaan kecil di wilayah selatan

Suriah dan Yordania utara di sekitar 6500 SM. Mereka kemudian menemukan keuntungan dari

kapur hidrolik - yaitu, semen yang mengeras di bawah air - dan 700 SM, mereka membangun kiln

untuk memasok mortir untuk pembangunan rumah-puing dinding, lantai beton, dan waduk tahan

air bawah tanah. Waduk dirahasiakan dan salah satu alasan Nabataea yang mampu tumbuh subur di

padang pasir.

Dalam pembuatan beton, Nabataea yang memahami kebutuhan untuk menjaga campuran

sebagai kering atau kemerosotan serendah mungkin, karena kelebihan air memperkenalkan void

Nama : Randi Aristo Hakim


Nim : 061540111465
Kelas : 4 PJJ A
LAPORAN BENGKEL BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

dan kelemahan ke beton. Praktek bangunan mereka termasuk tamping beton baru

ditempatkan dengan alat khusus. Proses tamping menghasilkan lebih gel, yang merupakan bahan

pengikat yang dihasilkan oleh reaksi kimia yang terjadi selama hidrasi yang ikatan partikel dan

agregat bersama.

Seperti Romawi memiliki 500 tahun kemudian, Nabataea memiliki bahan yang tersedia

secara lokal yang dapat digunakan untuk membuat semen mereka tahan air. Dalam wilayah mereka

deposito permukaan utama pasir silika halus. Tanah merembes melalui silika dapat mengubahnya

menjadi bahan pozzolan, yang merupakan abu vulkanik berpasir. Untuk membuat semen, yang

terletak Nabataea deposito dan meraup materi ini dan dikombinasikan dengan kapur, kemudian

dipanaskan dalam tanur sama mereka digunakan untuk membuat tembikar mereka, karena suhu

sasaran berbaring dalam kisaran yang sama.

Definisi Beton SCC

Berkembangnya zaman, kreativitas manusia dalam bekerja menjadi hal yang sering di

temui. Banya sekali hal ide kretif dan desain yang unik, terutama dalam bidang konstruksi yang

dapat membangun sebuah Infrastruktur. Alasan munculnya ide kreatif itu adalah karena pengecoran

terhadap beton yang tidak baik, terjadinya keropos terhadap dinding beton karena pengecoran yang

tidak baik pada bekisting. Pengecoran yang tidak baik akan menimbulkan kualitas atau mutu beton

yang jelek dan akan menjadi sebuah kehancuran terhadap dinding beton tersebut.

Beton yang berkualitas baik adalah beton yang memiliki kuat tekan tinggi, kedap air dan

tidak keropos/porous. Tingkat porousitas dan permeabilitas yang tinggi menyebabkan keawetan

beton menjadi rendah sehingga beton tidak dapat digunakan sesuai dengan masa layannya. Beton

yang porous rentan akan tempat yang agresif, zat-zat mudah masuk ke dalam beton dan

Nama : Randi Aristo Hakim


Nim : 061540111465
Kelas : 4 PJJ A
LAPORAN BENGKEL BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

mengkorosi tulangan-tulangan yang ada di dalam beton. Tulangan yang terkorosi dapat

mengakibatkan lemahnya tulangan sehingga tidak dapat berfungsi secara maksimal dan merusak

beton di sekelilingnya (spalling).

Oleh sebab itu diperlukan teknologi dan metode baru yang memungkinkan pengecoran

dapat dilakukan dengan merata dan terjaga homogenitas campuran beton. Dan salah satu solusinya

adalah dengan penggunaan beton yang dapat memadat mendiri (self compacting concrete- SCC).

Self Compacting Concrete SCC

SCC atau dapat dikatakan Beton Memadat Sendiri adalah campuran beton yang dapat

memadat tanpa alat bantuan atau mesin penggetar (Vibrator). SCC telah dikenal dari tahun 1990-an

oleh ahli konstruksi yang berasal dari Jepang, Okamura. Campuran dari SCC ini lebih segar dari

campuran konvensional atau yang biasa digunakan. Campuran ini dapat mengalir ke setiap sudut

bekisting yang sulit diisi oleh pekerja di lapangan, dan mengisi tinggi permukaan yang diinginkan

dengan rata (self leveling) tanpa mengalami bleeding. Selain itu campuran ini mampu mengalir

melalui celah-celah antar besi tulangan tanpa terjadi pemisahan materialnya. Walaupun sifatnya

lebih cair daripada beton konvesional, porositas SCC cenderung lebih kecil daripada beton

konvensional pada umumnya karena SCC menggunakan bahan tambah (admixture) berupa

superplasticizer. Fungsi bahan tambah ini adalah menambah tingkat workability campuran beton

tanpa harus menambah nilai faktor air semen (fas) campuran beton. Nilai fas ini mempengaruhi

porositas beton, semakin kecil nilai fas maka tingkat porositas beton akan cenderung semakin kecil.

Tingkat porositas beton inilah yang mempengaruhi nilai kuat tekan dan permeabilitas beton.

Nama : Randi Aristo Hakim


Nim : 061540111465
Kelas : 4 PJJ A
LAPORAN BENGKEL BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Selain itu, komposisi agregat pada SCC berbeda dengan beton konvensional. Komponen

halus pada SCC cenderung lebih banyak daripada beton konvensional karena SCC memanfaatkan

perilaku pasta yang dapat membantu mengalirkan beton segar. Beton konvesional

menggunakanagregat kasar sebesar 70%-75% dari volume beton. Selain itu ukuran agregat kasar

pada SCC lebih kecil daripada beton konvensional. Ukuran agregat kasar yang digunakan pada

SCC sekitar 5 mm-20 mm. Komposisi agregat inilah yang dapat mengurangi tingkat permeabilitas

dan porositas pada SCC sehingga beton lebih kedap air dan cenderung lebih awet dari pada beton

konvensional.

Keunggulan Beton Memadat Sendiri ( SCC )

1. Sangat encer, bahkan dengan bahan aditif tertentu bisa menahan slump tinggi dalam

angka waktu lama (slump keeping admixture).

2. Tidak memerlukan pemadatan manual.

3. Lebih homogen dan stabil.

4. Kuat tekan beton bisa dibuat untuk mutu tinggi atau sangat tinggi.

5. Lebih kedap, porositas lebih kecil.

6. Susut lebih rendah.

7. Dalam jangka panjang struktur lebih awet (durable).

8. Tampilan permukaan beton lebih baik dan halus karena agregatnya biasanya berukuran

kecil sehingga nilai estetis bangunan menjadi lebih tinggi.

Nama : Randi Aristo Hakim


Nim : 061540111465
Kelas : 4 PJJ A
LAPORAN BENGKEL BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

9. Karena tidak menggunakan penggetaran manual, lebih rendah polusi suara saat

pelaksanaan pengecoran.

10. Tenaga kerja yang dibutuhkan juga lebih sedikit karena beton dapat mengalir dengan

sendirinya sehingga dapat menghemat biaya sekitar 50 % dari upah buruh.

Ciri Ciri SCC Yang Baik

Workabilitas atau kelecakan campuran beton segar dapat dikatakan sebagai beton SCC

apabila memenuhi kriteria sebagai berikut yaitu:

1. Filling ability, adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir dan mengisi keseluruh

bagian cetakan melalui berat sendirinya.

2. Passing ability, adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir melalui celah-celah antar

besi tulangan atau bagian celah yang sempit dari cetakan tanpa terjadi adanya segregasi atau

blocking.

3. Segregation resistance, adalah kemampuan beton SCC untuk menjaga tetap dalam

keadaan komposisi yang homogen selama waktu transportasi sampai pada saat pengecoran.

Proses Pembuatan SCC

a. Beton SCC diibuat dengan menambahan bahan aditif Superplasticizer (High Range

Water Reduser ) ke dalam campuran beton

b. Berat superplasticizer (WS) yang ditambahkan dihitung terhadap berat semen yang

digunakan

Nama : Randi Aristo Hakim


Nim : 061540111465
Kelas : 4 PJJ A
LAPORAN BENGKEL BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

C. Dengan, WS adalah berat superpastizer, Vs adalah persen berat superplasticizer, dan

WP adalah berat semen yang digunakan

WS Vs WP
D. Penambahan kadar viscocrete menyebabkan adukan beton menjadi lebih encer, akan

tetapi nilai kuat tekan beton tetap tinggi. Hal ini karena superplasticizer berfungsi untuk

meningkatkan workability (flowing concrete) dengan sifat kohesif yang baik dan mampu

mempertahankan nilai slump (Mulyono, 2003).

E. Kelecakan adukan beton yang semakin tinggi karena penambahan superplasticizer akan

memudahkan beton memadat. Beton SCC akan mengalir mengisi rongga yang terbentuk antara

agregat kasar sehingga menjadikan beton lebih padat dan homogen.

Metode SCC

1. Slump Flow

Slump-flow test dapat dipakai untuk menentukan filling ability baik di

laboratorium maupun di lapangan. Untuk konstruksi vertikal, disarankan menggunakan slump-flow

antara 65 cm sampai 70 cm. Untuk konstruksi horisontal disarankan menggunakan slump-flow

antara 60 cm sampai 65 cm.

Nama : Randi Aristo Hakim


Nim : 061540111465
Kelas : 4 PJJ A
LAPORAN BENGKEL BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2. L-SHAPE-BOX

L-Shape Box test digunakan untuk mengetahui kriteria passing ability dari beton SCC.

Dengan menggunakan L-Shape Box, dapat diketahui kemungkinan adanya blocking beton

segar saat mengalir, dan juga dapat dilihat viskositas beton segar yang bersangkutan.

Selanjutnya dengan L-Shape-Box test akan didapat nilai blocking ratio yaitu nilai yang

didapat dari perbandingan antara H2 / H1. Semakin besar nilai blocking ratio, semakin baik beton

segar mengalir dengan viskositas tertentu.

Untuk test ini kriteria yang umum dipakai baik untuk tipe konstruksi vertikal maupun

untuk konstruksi horisontal disarankan mencapai nilai blocking ratio antara 0.8 sampai 1.0

Nama : Randi Aristo Hakim


Nim : 061540111465
Kelas : 4 PJJ A
LAPORAN BENGKEL BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Nama : Randi Aristo Hakim


Nim : 061540111465
Kelas : 4 PJJ A
LAPORAN BENGKEL BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Randi Aristo Hakim (061540111465)

4 PJJ A

Nama : Randi Aristo Hakim


Nim : 061540111465
Kelas : 4 PJJ A

Anda mungkin juga menyukai