Anda di halaman 1dari 21

Jenis-Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah dokumen akhir yang dihasilkan

oleh sistem akuntansi. Laporan keuangan apa saja yang lazim digunakan? Ada berapa jenis
laporan keuangan? Mari kita cermati materi pelajaran kali ini.
A. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan (Financial Statement) adalah suatu dokumen tertulis yang menyajikan
keadaan keuangan perusahaan, biasanya melaporkan jumlah kekayaan dan sumber-sumber
kekayaan perusahaan yang telah dicapai dalam satu periode, misalnya untuk periode satu bulan
atau satu tahun.
Aktivitas dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, maju atau mundurnya
perusahaan pada satu periode operasional perusahaan, dapat terlihat pada laporan keuangan.
Tujuan laporan keuangan (financial statement) adalah untuk menyajikan informasi tentang
keadaan keuangan perusahaan terkini, yang penyusunannya dilakukan agar dapat dijadikan
sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti, pemilik
perusahaan, manajer perusahaan, bankir, kreditor, investor, pemerintah, dan sebagainya.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan (financial statement) antara lain :
1. Informasi jumlah kekayaan dan kewajiban perusahaan.
2. Informasi perubahan jumlah kekayaan bersih perusahaan yang berasal dari kegiatan
operasional perusahaan.
3. Informasi perubahan jumlah kekayaan bersih perusahaan yang asalnya diluar kegiatan
operasional perusahaan.
4. Informasi untuk membantu para pihak baik eksternal maupun internal perusahaan dalam
memperkirakan kemampuan perolehan laba perusahaan.
5. Informasi yang disesuaikan dengan kepentingan pemakai laporan keuangan, misalnya laporan
keuangan untuk pihak bank, dan laporan keuangan atas permintaan kantor pajak.
B. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Jenis-jenis laporan keuangan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
terdiri dari lima jenis laporan keuangan, yaitu :
1. Laporan Laba-Rugi (Income Statement)
2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)
3. Neraca (Balance Sheet)
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow)
5. Catatan atas Laporan Keuangan
1. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Laporan laba/rugi menggambarkan pendapatan, biaya-biaya yang dikeluarkan, dan hasil neto
suatu perusahaan dalam satu periode. Unsur utama dalam penyusunan laporan laba/rugi adalah
penghasilan (revenue) dan biaya (expense). Laporan laba/rugi (income statement) adalah salah
satu laporan yang sangat krusial dan penting dalam penyajian laporan keuangan selain neraca
(balance sheet).
2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)
Laporan ini terdiri atas modal awal dan laba/rugi yang mengakibatkan perubahan pada modal di
akhir periode. Net laba/rugi yang diperoleh dari laporan rugi/laba (income statement) diperlukan
untuk mengetahui perubahan modal.
Laporan perubahan modal (capital statement) adalah laporan untuk mengetahui kemajuan atau
kemunduran suatu perusahaan. Perusahaan mengalami kemajuan jika modal akhir yang
ditunjukkan pada laporan perubahan modal lebih besar dari modal awal, sebaliknya kemunduran
perusahaan terjadi bila modal akhir lebih kecil dari modal awal.
Perubahan modal disebabkan oleh transaksi operasi dan transaksi modal.
a. Transaksi Operasi
Transaksi operasi adalah transaksi yang diakibatkan oleh kegiatan utama perusahaan. Deskripsi
transaksi operasi dapat terlihat seperti yang disajikan pada laporan laba/rugi, yang terdiri dari
penghasilan (revenue) dan biaya (expense) atas operasional perusahaan.
b. Transaksi Modal
Transaksi modal diakibatkan transaksi yang terjadi dalam rangka penyediaan dana untuk
menambah atau mengurangi modal. Transaksi modal dilakukan oleh pemilik perusahaan dengan
melakukan penyetoran atau pengambilan pribadi/prive (withdrawals).
3. Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan akun-akun aktiva, kewajiban, dan modal
dalam satu periode. Nilai modal pada neraca merupakan nilai yang tercatat pada Laporan
Perubahan Modal. Keseimbangan pada neraca dapat tercapai karena pada Laporan Perubahan
Modal sudah terdiri dari pendapatan dan biaya yang tercatat pada Laporan Laba-Rugi.
a. Aktiva merupakan harta yang dimiliki perusahaan dengan nilai kemanfaatan di masa depan
(future economic benefit). Contoh : Truk, mobil kargo, mobil pengangkat barang, untuk
perusahaan ekspedisi. Aktiva terdiri dari Aktiva Lancar (Current Assets) dan Aktiva Tetap
Berwujud (Tangiable Fixed Assets)
b. Kewajiban terdiri dari Utang Lancar (Current Liabilities) dan Utang Jangka Panjang (Long
Term Liabilities).
c. Modal adalah harta kekayaan perusahaan yang dimiliki oleh pemilik perusahaan. Modal akan
bertambah jika pemilik perusahaan menambahkan investasinya ke dalam perusahaan dan jika
perusahaan memperoleh keuntungan. Sebaliknya, modal akan berkurang jika pemilik perusahaan
mengambil dana investasinya (prive) dan jika perusahaan mengalami kerugian.
Modal pada perusahaan perseorangan hanya berupa modal pribadi, sedangkan dalam perusahaan
yang telah go public, modalnya terdiri dari : modal saham, laba ditahan, dan cadangan.
Neraca biasanya terdiri dari dua bentuk, yaitu bentuk skontro/horizontal (account form) dan
bentuk vertikal/laporan (report form).
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow)
Merupakan laporan atas aliran keluar dan masuk kas pada perusahaan.

5. Catatan atas Laporan Keuangan


Sebagai penjelasan keadaan perusahaan secara detail. Biasanya terdiri dari visi, misi, dan tujuan
perusahaan, sejarah perusahaan. Catatan atas laporan keuangan juga menjelaskan tentang
struktur organisasi, struktur modal, kegiatan operasional perusahaan, kemajuan yang telah
dicapai, perkembangan perusahaan, inovasi, prospek, dan rencana perusahaan di masa yang akan
datang . Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan untuk menjelaskan gambaran perusahaan
secara lebih detail untuk melengkapi penyajian laporan keuangan secara kuantitatif.

I. REKONSILIASI BANK
1.1 PENGERTIAN DAN TUJUAN REKONSILIASI BANK
Rekonsiliasi Bank adalah suatu prosedur pengendalian terhadap kas di Bank dengan
membandingkan catatan kas perusahaan secara periodik. Rekonsiliasi bank dilakukan untuk
menunjukkan dan menjelaskan adanya perbedaan antara catatan kas menurut bank dan menurut
perusahaan. Jika perbedaan dihasilkan dari transaksi yang belum dicatat bank, maka catatan
perusahaan dianggap benar. Sebaliknya, jika perbedaan dihasilkan dari kesalahan dalam catatan
perusahaan dan catatan bank, maka diperlukan penyesuaian.

1.2 TUJUAN REKONSILIASI BANK


1.2.1 menentukan saldo kas (bank) yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan (neraca).

1.2.2 Mengamankan kekayaan perusahaan dan mendeteksi kemungkinan adanya penyalahgunaan


kas di bank.

1.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERBEDAAN PADA REKONSILIASI


BANK
Dalam membuat Rekonsiliasi Laporan Bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasi
itu adalah catatan dari pihak perusahaan dan pihak bank yang bersangkutan, sehingga harus
dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaan-perbedaan yang ada.
Perbandingan tersebut didapat dengan cara saldo debet pada rekening kas dibandingkan dengan
saldo kredit catatan bank, dan sebaliknya saldo kredit pada rekening kas dibandingkan dengan
saldo debet catatan bank yang bisa dilihat dari laporan bank kolom pengeluaran.
Pada umumnya, perbedaan antara saldo kas menurut catatan perusahaan dan catatan
bank disebabkan oleh 2 (dua) faktor, yaitu: perbedaan waktu pengakuan dan kesalahan mencatat.
1.3.1 Perbedaan Waktu Pengakuan

1) Adanya setoran dalam perjalanan (deposit intransit), yaitu setoran yang dilakukan oleh
perusahaan, tetapi pihak bank belum menerima, atau belum mengkredit rekening perusahaan.
Akibatnya, saldo kas menurut bank terlalu rendah dibanding saldo kas yang benar.

2) Cek yang belum diuangkan (outstanding check), yaitu cek yang dikeluarkan oleh perusahaan
sebagai tanda pembayaran kepada pihak lain, tetapi pihak penerima belum menguangkan cek
tersebut ke bank. Akibatnya bank belum mengetahui adanya pengeluaran oleh perusahaan,
sedang perusahaan sudah mencatat adanya pengeluaran. Akibatnya saldo kas menurut bank
terlalu besar dibandingkan dengan saldo kas yang benar.
3) Tagihan piutang perusahaan yang dilakukan oleh bank (bank collections) tetapi pihak
perusahaan belum menerima memo kredit dari bank. Akibatnya saldo kas menurut perusahaan
terlalu rendah dibanding saldo kas yang benar.

4) Biaya bank (bank charge)yang telah didebitkan ke rekening perusahaan di bank, tetapi
perusahaan belum menerima surat pemberitahuan dari bank. Akibatnya, saldo kas menurut
perusahaan terlalu besar dibanding saldo kas yang benar.

5) Adanya cek kosong atau dana kurang, yaitu cek yang diterima oleh perusahaan dari
langganannya sebagai penerimaan kas, tetapi setelah disetorkan ke bank ternyata cek tersebut
tidak ada dananya atau kurang. Karena perusahaan telah mencatat cek tersebut sebagai
penerimaan, saldo kas menurut perusahaan terlalu besar dibanding saldo kas yang benar.

1.3.2 Kesalahan Pencatatan oleh Bank atau oleh Perusahaan

Kesalahan pencatatan yang terjadi pada bank atau pada perusahaan. Akibat yang terjadi
karena kesalahan ini berbeda-beda tergantung pada jenis kesalahan yang ada.

1.4 BENTUK REKONSILIASI BANK


Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2 macam cara yang berbeda:
1.4.1 Rekonsiliasi saldo akhir. Rekonsiliasi ini mempunyai dua bentuk:
1) Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar.
2) Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas.

1.4.2 Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir. Rekonsiliasi ini
mempunyai dua bentuk:
1) Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom)
2) Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir (8 kolom)

II. JURNAL PENYESUAIAN


2.1 PENGERTIAN JURNAL PENYESUAIAN
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan nilai akun-akun setiap
buku besar yang belum mencerminkan jumlah (saldo) yang sebenarnya.
2.2 TUJUAN DILAKUKAN PENYESUAIAN
2.2.1 Untuk mengukur keuntungan usaha secara tepat.
2.2.2 Agar setiap rekening riil, khususnya rekening-rekening aktiva dan utang menunjukkan jumlah
yang sebenarnya pada akhir periode.
2.2.3 Agar setiap rekening nominal (biaya dan penghasilan) menunjukkan biaya dan penghasilan
yang diakui dalam suatu periode.
2.2.4 Untuk mempermudah menyusun neraca saldo debit dan kredit buku besar.
2.2.5 Untuk merekap saldo akun-akun buku besar.
2.2.6 Untuk menentukan saldo akun-akun buku besar yang sesuai dengan realita.
2.2.7 Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan.
2.2.8 Untuk mempermudah penyusunan kertas kerja.
2.3 JENIS-JENIS AYAT JURNAL PENYESUAIAN
Ayat-ayat jurnal penyesuaian ini dibuat oleh oleh subsistem akuntansi, yaitu setelah
neraca saldo disusun. Ada lima jenis ayat jurnal penyesuaian :
2.3.1 Ayat jurnal accruals
Menyatakan peristiwa yang telah terjadi, tetapi penerimaan atau pengeluaran kasnya belum
dilaksanakan.
2.3.2 Ayat jurnal defferals
Menyatakan adanya penerimaan atau pengeluaran kas sebelum terjadinya peristiwa atau
transaksi yang terkait.
2.3.3 Ayat jurnal estimasi
Perhitungan bagian tahun bersangkutan dari suatu biaya yang mencakup beberapa periode ke
depan.
2.3.4 Ayat jurnal revaluasi
Menyatakan selisih antara nilai buku dan nilai sesungguhnya dari suatu aktiva atau
perubahandalam prinsip akuntansi.
2.3.5 Ayat jurnal koreksi
Memperbaiki dampak kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam buku besar.
2.4 PENCATATAN JURNAL PENYESUAIAN
Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan data penyesuaian
akhir periode. Tidak semua akun-akun yang ada di neraca saldo dibuatkan jurnal penyesuaian,
akun-akun yang perlu dibuatkan jurnal penyesuaian adalah :
No Macam Penyesuaian Jurnal Penyesuaian
Beban Perlengkapan
1 Pemakaian perlengkapan Perlengkapan
Piutang pendapatan/pendapatan Piutang
2 yang masih harus diterima Pendapatan
Hutang beban/beban yang Beban
3 masih harus dibayar Hutang
Hutang pendapatan/pendapatan
diterima dimuka
a. Dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka
diterima dimuka Pendapatan
(hutang/neraca)

b. Dicatat sebagai pendapatan.. Pendapatan


4 (laba rugi) diterima dimuka

Beban dibayar dimuka Beban


a. Dicatat sebagai dibayar dimuka
hutang/pendekatan Neraca

b. Dicatat sebagai dibayar dimuka


5 beban/pendekatan laba rugi Beban
Kerugian piutang/piutang yang Beban Kerugian Piutang
6 tak tertagih Cadangan Kerugian Piutang
Beban Penyusutan
7 Penyusutan aktiva tetap Akumulasi Penyusutan
Persediaan barang dagangan
a. Pendekatan Ikhtisar Laba Rugi Ikhtisar L/R
Persediaan Barang Dagang (awal)
8 Persediaan Barang Dagang (akhir)
Ikhtisar L/R

b. Pendekatan Harga Pokok Harga Pokok Penjualan


Penjualan Persediaan Barang Dagang (awal)
Pembelian
Beban Angkut Pembelian
Persediaan Barang Dagang (akhir)
Retur Pembelian
Potongan Pembelian
Harga Pokok Penjualan

III. NERACA LAJUR


3.1 PENGERTIAN NERACA LAJUR
Neraca Lajur atau yang sering disebut juga dengan kertas kerja adalah suatu kertas atau
daftar yang digunakan untuk mencatat, menyesuaikan, dan menggolongkan semua akun yang
ada di daftar saldo dan dibuat pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan.
Dapat juga diartikan sebagai suatu kertas berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang
dirancang secara khusus untuk menghimpun semua data akuntansi dari daftar saldo yang
dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan-laporan keuangan dengan cara yang
sistematis.
Kolom dari neraca lajur terdiri dari daftar saldo, penyesuaian, daftar saldo setelah
penyesuaian, laba-rugi, dan laporan posisi keuangan (neraca). Neraca lajur bukan
merupakan bagian dari catatan akuntansi yang formal dan karena sifatnya tidak formal maka
penyusunannya dapat juga dilakukan dengan menggunakan pensil, sehingga mudah dikoreksi
apabila terjadi kesalahan.
3.2 MANFAAT NERACA LAJUR
3.2.1 Berfungsi sebagai referensi menyusun ayat jurnal penutup.
3.2.2 Dapat digunakan untuk memeriksa data-data (akun dan jumlah saldo) yang akan disajikan dalam
laporan keuangan.
3.2.3 Dapat menunjukkan bahwa prosedur-prosedur yang perlu dilakukan untuk menyusun laporan
keuangan telah dilaksanakan.
3.2.4 Dapat mempermudah untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan.
3.3 TUJUAN PENYUSUNAN NERACA LAJUR
3.3.1 Mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan.
3.3.2 Untuk meringkas informasi dari daftar saldo dan data-data penyesuaian sehingga merupakan
persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal.
3.3.3 Membantu menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada saat pembuatan jurnal
penyesuaian.
3.4 BENTUK NERACA LAJUR
Pada dasarnya neraca lajur disusun dengan tujuan untuk memudahkan penyusunan
laporan keuangan, khususnya pada perusahaan yang menyelenggarakan akuntansi secara manual.
Dari proses penyusuan kertas kerja diperoleh mengenai ikhtisar penghasilan dan beban-beban
yang terjadi selama suatu periode akuntansi yang disebut ikhitisar R/L(Income summary), serta
data mengenai aktiva kewajiban, dan ekuitas perusahaan.
Neraca lajur merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data akuntansi serta
mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian dan saldo akun untuk menyusun laporan keuangan.
Neraca lajur bukan bagian dari jurnal, buku besar, atau laporan keuangan. Neraca lajur hanya
sebagai alat untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan.
Neraca lajur disusun dalam bentuk :
3.4.1 Enam kolom
3.4.2 Delapan kolom
3.4.3 Sepuluh kolom
3.4.4 Dua belas kolom

Dalam praktek umumnya menggunakan 10 kolom. Kolom-kolom yang ada dalam neraca saldo
10 kolom, di antaranya sebagai berikut.
3.4.1 Neraca Saldo
Neraca saldo terdiri atas kolom debet dan kredit. Kolom neraca saldo berisi nilai setiap akun
pada akhir periode akuntansi (biasanya pada 31 Desember) yang dapat dilihat pada buku besar
setiap akun.
3.4.2 Penyesuaian
Kolom penyesuaian terdiri atas kolom debet dan kredit. Penyesuaian dilakukan untuk
menggambarkan ketepatan besarnya nilai setiap akun.
3.4.3 Neraca Saldo Disesuaikan
Neraca saldo disesuaikan disusun dengan cara menggabungkan angka pada neraca saldo dan
penyesuaian.
3.4.5 Laporan Laba/Rugi
Kolom laba/rugi berisi angka-angka yang termasuk akun nominal, yaitu akun pendapatan dan
beban dari neraca saldo disesuaikan.
e. Neraca
Kolom neraca berisi angka-angka semua akun riil, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal dari
neraca saldo disesuaikan.

IV. DAFTAR PIUTANG DAGANG DAN UTANG DAGANG


4.1 PENGERTIAN DAFTAR SALDO
Daftar saldo adalah suatu daftar yang berisi saldo/sisa yang diperoleh dari setiap buku
besar pembantu. Daftar saldo ini disusun dengan tujuan agar memudahkan perusahaan melihat
gambaran saldo-saldo setiap buku besar pembantu. Jumlah daftar saldo akan menunjukkan
jumlah yang sama dengan buku besar utama.
4.2 MACAM-MACAM DAFTAR SALDO
Buku besar pembantu yang lazim digunakan dalam perusahaan dagang terdiri dari buku
pembantu; utang, piutang dan persediaan. Sehingga daftar saldonya juga terdiri dari; daftar saldo
utang, daftar saldo piutang dan daftar saldo persediaan.
4.3 SUMBER PENCATATAN DAFTAR SALDO
Apabila perusahaan ingin mengetahui jumlah piutang dagang cukup membuka buku
besar piutang dagang saja. apabila ingin melihat rinciannya maka perlu di buka buku besar
pembantu satu demi satu. Atau setidaknya melihat daftar saldo piutang.
Jadi sumber pencatatan daftar saldo piutang itu adalah dari buku besar pembantu
piutang, yaitu saldo-saldo akhir dalam setiap buku besar pembantu dicatat dalam suatu daftar
secara sistematis. Sedangkan untuk sumber pencatatan daftar saldo hutang itu adalah dari buku
besar pembantu hutang, yaitu saldo-saldo akhir dalam setiap buku besar pembantu dicatat dalam
suatu daftar secara sistematis.

Kasus 1. Rekonsiliasi bank

Pada tanggal 1 mei 2010, PT Rahadian membuka rekening giro di bank Muamalat dengan
setoran mula-mula sebesar Rp.4.000.000. Saldo menurut pembukuan perusahaan pada akhir mei
sebesar Rp. 50.500.000, sedangkan menurut laporan
dalam rekening Koran pihak bank sebesar Rp. 52.900.000. Setelah dilakukan prosedur
rekonsiliasi diketahui bahwa perbedaan tersebut disebabkan karena berikut dibawah ini:
1. setoran dalam perjalanan Rp. 8.600.000
2. Cek yang masih beredar sejumlah Rp. 8.700.000 dengan perincian sebagai
berikut : cek nomer 021 sebesar Rp. 4.700.000
Cek nomer 025 sebesar Rp. 2.600.000
Cek nomer 031 sebesar Rp. 1.400.000
3. Bank memberikan jasa giro sebesar Rp. 500.000 dan biaya bank yang dibebankan kepada
perusahaan sebesar Rp. 1.200.000.
4. Cek sebesar Rp. 1.800.000 yang diterima perusahaan dari PT IDAMAN dinyatakan kosong
oleh pihak bank.
5. Bank berhasil menagihkan wesel dengan nilai nominal Rp. 5.000.000. Terhadap jumlah
tersebut bank membebankan biaya tagih atau biaya inkaso sebesar Rp. 200.000 sehingga nilai
bersih yang diakui oleh bank sebesar Rp.4.800.000.
Berdasarkan data diatas buatlah laporan rekonsiliasi dan jurnal penyesuaian yang
diperlukan.
PT RAHADIAN
Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Mei 2012

Saldo perusahaan Rp. 50.500.000


Tambah :
Penagihan wesel Rp. 4.800.000 Saldo per bank :Rp. 52.900.000
/pendapatan wesel Tambah :
(5.000.000-200.000)
DIT Rp. 8.600.000
Rp. 61.000.000
Jasa giro Rp. 500.000
Rp. 5.300.000 Kurang :
Rp. 55. 800.000 Cek yang beredar
Nomer 021 Rp. 4.700.000
Kurang : Nomer 025 Rp. 2.600.000
Cek kosong Rp. 1.800.000 Nomer 031 Rp. 1.400.000
Biaya bank Rp. 1.200.000 Rp. 8.700.000
Rp. 3000.000
Saldo perusahaan Rp. 52.000.000 Saldo Bank : Rp. 52.800.000
Kasus 2. Jurnal penyesuaian dan neraca lajur

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA


NERACA SALDO
31 DESEMBER 2002 (dalam ribuan rupiah)
Rekening Saldo
Debet Kredit
Kas Rp 9.500
Piutang dagang 16.100
Persediaan barang dagangan 36.000
Asurasni Dibayar dimuka 3.800
Gedung 80.000
Akumulasi Depresiasi Gedung Rp 16.000
Utang Dagang 20.400
Modal, Mutiara 83.000
Prive, Mutiara 15.000
Penjualan 480.000
Retur dan Potongan penjualan 12.000
Potongan tunai penjualan 8.000
Pembelian 325.000
Retur dan potongan pembelian 10.400
Potongan tunai pembelian 6.800
Biaya angkut pembelian 12.200
Biaya angkut penjualan 7.000
Biaya iklan 16.000
Biaya sewa 19.000
Biaya gaji 40.000
Biaya rupa-rupa 17.000
Total 616.600 616.600

Data-data untuk penyesuaian pembukuan Perusahaan Dagang MUTIARA pada akhir


bulan Desember 2002 (dalam ribuan ):
1. Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2002 Rp 40.000
2. Asuransi Dibayar Dimuka Rp 1.800
3. Depresiasi Gedung 10% pertahun
4. Gaji Pegawai yang masih harus dibayar Rp 5.000
5. Sewa yang masih harus dibayar Rp 4.000
Berdasarkan data diatas, jurnal penyesuaian yang harus dibuat Perusahaan Dagang MUTIARA
pada tanggal 31 Desember 2002 adalah (dalam ribuan ) :

JURNAL PENYESUAIAN
Tanggal Keterangan Jumlah
D K
02
Des 31 Harga Pokok Penjualan Rp 36.000
Persediaan Barang Dagangan 36.000

31 Harga Pokok Penjualan 325.000


Pembelian 325.000

31 Harga Pokok Penjualan 12.200


Biaya Angkut Pembelian 12.200

31 Retur dan Potongan Pembelian 10.400


Harga Pokok Penjualan 10.400

31 Potongan tunai pembelian 6.800


Harga Pokok Penjualan 6.800

31 Persediaan barang dagangan 40.000


Harga Pokok Penjualan 40.000

31 Biaya Asuransi 2.000


Asuransi dibayar dimuka 2.000

31 Biaya Depresiasi Gedung 8.000


Akum. penyusutan gedung 8.000

31 Biaya Gaji 5.000


Hutang gaji 5.000
31 Biaya sewa 4.000
Hutang sewa 4.000
PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA
NERACA LAJUR
PER 31 DESEMBER 2002

Rekeni Neraca Saldo Penyesuaian Neraca saldo Laba Rugi Neraca


ng setelah
penyesuaian
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
Kas 9.500 9.500 9.500
Piutang 16.100 16.100 16.100
dagang
Persedi 36.000 40.000 36.000 40.000 40.000
aan
barang
dagang
an
Asr. 3.800 2.000 1.800 1.800
Dibaya
r
dimuka
Gedung 80.000 80.000 80.000
Akum 16.000 8.000 24.000 24.000
Dep.
Gedung
Utang 20.400 20.400 20.400
Dagang
Modal, 83.000 83.000 83.000
Mutiara
Prive, 15.000 15.000 15.000
Mutiara
Penjual 480.000 480.00 480.000
an 0
Retur 12.000 12.000 12.000
& Pot.
penjual
an
Pot. tu 8.000 8.000 8.000
nai
penjual
an
Pembel 325.000 325.00
ian 0
Retur 10.400 10.400
& pot.
pembel
ian
Pot. tu 6.800 6.800
nai
pembel
ian
Bi. 12.200 12.200
angkut
pembel
ian
Bi. ang 7.000 7.000 7.000
kut
penjual
an
Biaya 16.000 16.000 16.000
iklan
Biaya 19.000 4.000 23.000 23.000
sewa
Biaya 40.000 5.000 45.000 45.000
gaji
Biaya 17.000 17.000 17.000
rupa-
rupa
Total 616.600 616.600

Harga 36.000 10.400


Pokok 325.00 6.800
Penjual 0 40.000 316.00 316.00
an 12.200 0 0
Biaya 2.000 2.000 2.000
Asuran
si
Biaya 8.000 8.000 8.000
Dep.
gedung
Hutang 5.000 5.000 5.000
gaji
Hutang 4.000 4.000 4.000
sewa
449.40 449.40 616.40 616.40 454.00 480.000 162.40 136.40
0 0 0 0 0 0 0
Saldo 26.000 - - 26.000
Laba
480.00 480.000 162.40 162.40
0 0 0
Kasus 3. Daftar saldo utang

BUKU BESAR
HUTANG No.221
SALDO
Tgl Keterangan Ref DEBET KREDIT DEBET KREDIT
2003
Juli
1 Saldo - - - - 8.500.000
Juli JPb-
31 Posting 1 - 9.000.000 - 17.500.000
Juli JKK-
31 Posting 1 7.500.000 - - 10.000.000

SARI ADVERTISING
BUKU PEMBANTU HUTANG
Nama Kreditor : ANEKA SARANA, PD
SALDO
Tgl Keterangan Ref DEBET KREDIT DEBET KREDIT
2003
Juli
1 Saldo - - - - 2.600.000
Juli Faktur No. JKK-
18 K-716 1 1.600.000 - - 1.000.000
Juli Faktur No. JPb-
25 AS-19 1 - 2.700.000 - 3.700.000

Nama Kreditor : KARYA MUDA, PD


SALDO
Tgl Keterangan Ref DEBET KREDIT DEBET KREDIT
2003
Juli
1 Saldo - - - - 2.700.000
Juli Faktur No. JKK-
10 K-702 1 2.700.000 - - -
Juli Faktur No. JPb-
14 K-012 1 - 2.500.000 - 2.500.000
Nama Kreditor : SUMBER WARNA, PD
T SALDO
gl Keterangan Ref DEBET KREDIT DEBET KREDIT
2003
Juli 1 Saldo - - - - 3.200.000
Faktur No. JKK-
Juli 4 K-701 1 2.200.000 - - 1.000.000
Faktur No. JPb-
Juli 6 SB-06 1 - 3.800.000 - 4.800.000
Juli Bukti No. JKK-
27 K-721 1 1.000.000 - - 3.800.000

Penyusunan daftar saldo hutang


Dari data buku pembantu hutang di atas pada tanggal 31 Juli 2003 dibuat
Daftar SaldoAdvertising
DAFTAR SALDO HUTANG
Tanggal 31 juli 2003

Nomor Nama Kreditor SALDO


1 PD ANEKA SARANA Rp. 3.700.000,00
2 PD KARYA MUDA Rp. 2.500.0000,00
3 PD SUMBER WARNA Rp. 3.800.000,00
JUMLAH Rp.10.000.000,00

Anda mungkin juga menyukai