PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks
(pendengaran dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera pendengaran
berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat
penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar
(Roger watson,2002,102)
Otitis media adalah peradangan akut atau seluruh pericilium telinga tengah. Saat
bakteri melalui saluran eustachius, bakteri bisa menyebabkan infeksi saluran tersebut.
Sehingga terjadilah pembengkakan di sekitar saluran, mengakibatkan tersumbatnya saluran.
(Mansjoer, 2001, 76).
Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting. Di antara
mereka yang dapat membantu diagnosis dan atau menangani kelainan otologik adalah ahli
otolaringologi, pediatrisian, internis, perawat, ahli audiologi, ahli patologi wicara dan
pendidik.
Pada tahun 2010 WHO mendapatkan data sekitar 1045 perbulan orang yang
memeriksakan diri pada THT untuk memeriksakan peradangan pada telinga tengahnya,
sedangkan diindonesia didapat dari data THT diseluruh Indonesia tercatat 65 orang perbulan
dalam pemeriksaan dengan keluhan peradangan pada telinga tengah, sedangkan dikalbar
data yang didapat tidaklah terlalu spesifik, hanya ada beberapa pasien saja yang tercatat
disetiap bulannya.
B. Rumusan Masalah
BAB II
Tinjauan Teori
A. Definisi
Otitis Media Akut adalah suatu infeksi pada telinga tengah yangdisebabkan karena masuknya bakteri
patogenik ke dalam telinga tengah(Smeltzer, 2001). Otitis Media Akut adalah peradangan akut
sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah (Mansjoer,Arif,2001). Otitis Media Akut (OMA)
adalah penyakit yang disebabkan oleh seranganmendadak dari infeksi bakteri dalam telinga bagian
tengah.(CharleneJ.Reevas.2001:16)
B. Etiologi
- Disfungsi atau sumbatan tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media yang
menyebabkan pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga pencegahan
invasi kuman ke dalam telinga tengah juga akan terganggu.
C. Manifestasi Klinis
Gejala klinis otitis mediatergantung pada stadium penyakit dan umur pasien :
1. Biasanya gejala awal berupa sakit telinga tengah yang berat dan menetap.
3. Pada anak kecil dan bayi dapat mual, muntah, diare, dan demam sampai 39 Derajat Celcius,
gelisah, susah tidur diare, kejang, memegang telinga yang sakit.
5. Keluar cairan yang awalnya mengandung darah lalu berubah menjadi cairan jernih dan
akhirnya berupa nanah (jika gendang telinga robek).
6. Membran timpani merah, sering menonjol tanpa tonjolan tulang yang dapat dilihat.
7. Keluhan nyeri telinga (otalgia), atau rewel dan menarik-narik telinga pada anak yang belum
dapat bicara.
8. Anoreksia (umum).
D. Patofisiologi
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas (ISPA) yangdiebabkan oleh bakteri,
kemudian menyebar ke telinga tengah melewati tubaeustachius. Ketika bakteri memasuki tuba
eustachius maka dapat menyebabkaninfeksi dan terjadi pembengkakan, peradangan pada saluran
tersebut. Proses peradangan yang terjadi pada tuba eustachius menyebabkan stimulasi kelenjar
minyak untuk menghasilkan sekret yang terkumpul di belakang membran timpani.Jika sekret
bertambah banyak maka akan menyumbat saluran eustachius,sehingga pendengaran dapat
terganggu karena membran timpani dan tulang osikel(maleus, incus, stapes) yang menghubungkan
telinga bagian dalam tidak dapat bergerak bebas. Selain mengalami gangguan pendengaran, klien
juga akanmengalami nyeri pada telinga. Otitis media akut (OMA) yang berlangsung selama lebih dari
dua bulandapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila faktor higienekurang
diperhatikan, terapi yang terlambat, pengobatan tidak adekuat, dan adanyadaya tahan tubuh yang
kurang baik