PRESIDEN
REPU BLll( ll.lDO NIES l.A
TENTANG
MEMUTUSI(AN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Sarana . . .
mPRESIDEN
REPUBLIK INDONESI,A
-2-
ll. Petugas . . .
{iB
PRESItrEN
REPUBLIK INDONESIA
-J-
20. Teknologi. . .
#!#
t3RESlDEtl
ll Elll-lLll Il( lI.lD()l.lE:i1.,
-4-
28.Menteri...
q.#
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
Pasal 2
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3
Pasal 4
b. pembinaan . . .
-:!
ia
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
b. pembinaan;
c. pengembangan; dan
d. pengawasan.
Pasal 5
Bagian Kedua
Perencanaan Standardisasi Industri
Pasal 6
(2) Spesifikasi. . .
q.D
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7-
Pasal 9
Pasal 10
(5) Pemberlakuan...
q,#
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
(9) Setiap...
q.x)
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
Pasal 1l
(6) Ketentuan. . .
q,#
PR ES ID EN
REPUBLIK INIDONESIA
- l0-
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penunjukan
dan pengawasan lembaga penilaian kesesuaian diatur
dalam Peraturan Menteri.
Bagian Ketiga
Pembinaan Standardisasi Industri
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14. . .
-.{,.#
PRESTDEN
REPUBLIK INDONESIA
-11-
Pasal 14
Pasal 15
Bagian Keempat
Pengembangan Standardisasi Industri
Pasal 16
Pasal 17. . .
gL)
-rJ,6n@
PRESI]EN
REPUBLIK INDONESIA
-12-
Pasal 17
Pasal 18
Bagian Kelima
Pengawasan Standardisasi Industri
Pasal 19
Pasal 20...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 13-
Pasal 20
Pasal 2 1
a. Menteri
{,#
PRES IDEN
REPIJBLIK INDONIESIA
-14-
Pasal 22
Pasal 23...
{,1p
PRES IDEN
REPUBLIK INDONIESI-A
- 15-
Pasal 23
Pasal 24...
il
PRES If,EN
REPt-IBLIK INDONESIA
- 16-
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
BABIII ...
PRESIDEN
REPUBLII( INDONESIA
-17-
BAB III
SISTEM INFORMASI INDUSTRI NASIONAL
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
Bagian
-.q,,#
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 18-
Bagian Kedua
Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi
Pasal 30
(6) Sumber . . .
FRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-19-
Pasal 3 1
Pasal 32
f. uji. . .
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-20-
Pasal 33
Bagian Ketiga
Pengelolaan Sistem Informasi
Pasal 34
Pasal 35
e.pengolahan...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2t-
e. pengolahan data dan informasi;
f. penyimpanan, pemeliharaan, dan penyediaan data
dan informasi beserta cadangannya;
g. pelaksanaan analisis data;
h. penyebarluasan data dan/atau informasi;
i. penyediaan akses; dan
j. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, pembinaan dan
pengawasan sistem informasi.
(2) Satuan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
mengelola Sistem Informasi Industri Nasional secara
efisien dan efektif dapat melakukan kerja sama dan
koordinasi dengan kementerian, lembaga pemerintah
nonkementerian, dan/atau Pemerintah Daerah.
(3) Pelaksanaan kerja sama dan koordinasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (21 dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 36
Pasal 37...
#BPRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-22-
Pasal 37
Pasal 38
Bagian Keempat
Pengadaan Data dan Penyediaan Informasi
Paragraf I
Umum
Pasal 39
(2) Data . . .
*b.
l)
PRESIOEN
REFUBLIK INDONESIA
-23-
Paragraf 2
Data
Pasal 40
b. kelompok . . .
q,#
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-24-
Pasal 4 1
Pasal 42. . -
q.#
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-25-
Pasal 42
Pasal 43
Pasal 44
Data perkembangan Teknologi Industri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf d paling sedikit
memuat data:
a. hasil riset terapan yang terkait bidang Industri;
b. hak kekayaan intelektual;
c. rancang bangun dan perekayasaan Industri;
d. usaha bersama, pengalihan/pembelian hak melalui
lisensi, akuisisi teknologi, atau proyek putar kunci, dan
kerjasama teknologi;
e. hasil audit Teknologi Industri; dan
f. jenis, negara asal, dan tahun pembuatan teknologi.
Paragraf 3 . . .
q#
PRESIDEN
REPUBLIK INDOI.IESIA
-26-
Paragraf 3
Informasi
Pasal 45
(1) Informasi perkembangan Industri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 39 ayat (3) huruf a paling sedikit memuat
hasil pengolahan Data Industri dan Data Kawasan
Industri pada tahap pembangunan dan pada tahap
produksi/ komersial.
(2) Informasi perkembangan dan peluang pasar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39 ayat (3) huruf b paling sedikit
memuat hasil pengolahan data:
a. ekspor dan impor;
b. konsumsi produk Industri;
c. permintaan informasi dagang; dan
d. agenda pameran nasional dan internasional.
(3) Informasi perkembangan Teknologi Industri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39 ayat (3) huruf c paling sedikit
memuat hasil pengolahan data:
a. hasil riset terapan yang terkait bidang Industri;
b. hak kekayaan intelektual;
c. rancang bangun dan perekayasaan Industri;
d. usaha bersama, pengalihan/pembelian hak melalui
lisensi, akuisisi teknologi, proyek putar kunci,
dan/ atau kerjasama teknologi;
e. hasil audit Teknologi Industri; dan
f. jenis, negara asal, dan tahun pembuatan teknologi.
(4) Informasi perkembangan investasi Industri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39 ayat (3) huruf d paling sedikit
memuat hasil pengolahan data penanErman modal bidang
Industri yang bersumber dari investor dalam negeri
dan/ atau asing.
(5) Informasi perwilayahan Industri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 39 ayat (3) huruf e paling sedikit memuat
hasil pengolahan data:
a. rencana tata ruang wilayah;
b. potensi sumber daya wilayah secara nasional;
c. keunggulan sumber daya daerah; dan/ atau
d.peningkatan...
-\
B t,
{*
S.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-27-
Paragraf 4
Sumber Data dan Informasi
Pasal 46
Paragraf 5 . . .
<<
PRESIDEN
REPUBLIK INDONIESIA
-28-
Paragraf 5
Pengumpulan Data atau Informasi Industri
Pasal 47
Pasal 48
Pasal 49...
g^Ty
-flC>;!{L!
PRESIDEN
REPUBLIK lNDoNESl.\
-29-
Pasal 49
Pasal 50
Pasal 51
Pasal 52
c. kerja sama .
#L)
-flg4,g
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-30-
c.
kerja sama teknik;
d.
pembelian; dan
e.
intelijen Industri.
(3) Data sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan
melalui Sistem Informasi Industri Nasional.
Pasal 53
Pasal 54...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESiA
-31-
Pasal 54
Pasal 55
Paragraf 6
Pengolahan Data dan Informasi
Pasal 56
Pasal 57
PRESIDEN
REPU BLIK INDONESIA
-32-
Paragraf 7
Penyimpanan Data dan Informasi
Pasal 58
Baglan Kelima
Penyebarluasan Data dan Informasi
Pasal 59
(1) Menteri menyebarluaskan data dan/atau informasi
melalui Sistem Informasi Industri Nasional.
(2) Data
PFESIDEII
REPUBLIK II.IDOI IESIA
-JJ.
Pasal 60
(7) Ketentuan. . .
ia
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-34-
Bagian Keenam
Pembinaan dan Pengawasan Sistem Informasi
Pasal 6l
(1) Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap:
a. interkonektivitas, interoperabilitas teknologi,
keamanan, dan keandalan operasi; dan
b. kontinuitas, keakuratan, dan kemutakhiran data
dan/atau informasi.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (l) dilaksanakan paling sedikit melalui:
a. advokasi dan sosialisasi;
b. pendidikan dan pelatihan; dan/atau
c. pemantauan dan evaluasi.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan
pengawasan diatur dalam Peraturan Menteri.
BAB IV
FASILITAS INDUSTRI
Pasal 62
a. Perusahaan . . .
,h
PRESIDEN
REPU BLIK INDONESIA
-35-
Pasal 63
a. pelatihan . . .
PRESIDEN
REPLIBLIK INDONESI.A
-36-
Pasal 64
Pasal 65
b.te1ah...
#B
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESI-\
Pasal 66
(1) Perusahaan Industri atau Perusahaan Kawasan Industri
mengajukan permohonan untuk dapat menerima Fasilitas
Nonfiskal kepada Menteri, Menteri Teknis, gubernur, atau
bupati/walikota selaku penyelenggara pemberian suatu
bentuk Fasilitas Nonfiskal.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
dilengkapi dengan dokumen pendukung yang
membuktikan kesesuaian pemenuhan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (2) atau Pasal
64, dan Pasal 65.
Pasal 67
Pasal 68
(3) Ketentuan . .
*
tt',
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-38-
BAB V
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 69
Pasal 70
Pasal 71 ...
{#
PRESIDEN
REPUBLIK INDONIESIA
-39-
Pasal 71
Pasal 73
(2) Perusahaan . . .
PRESIDEN
REPU BLIK INDONESIA
-40-
Pasal 74
Pasal 75
Pasal 76
(2) Dalam
PRESIDEN
REPUEILIK INDONESIA
-41-
Pasal 77
Pasal 78
Pasal 79
Pasal 80...
*i,
PRES IDEN
REPUBLII( INDONESIA
-42-
Pasal 80
Pasal 81
Pasal 82
Pasal 83
Pasal 84. . .
#$
trRLtli tDEt.l
l.Jl--lnULll-ll( I l\l ll O l.l f.:l L,\
-43-
Pasal 84
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 85
Pasal 86
Agar
...\
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-44-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal l1 Januari 2017
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 12 Jantuari 2Ol7
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
YASONNA H. LAOLY
UJ
,
ilvanna Djaman