PENDAHULUAN
menyelenggarakan pemerintahan.
elemen biaya yang mengurangi laba perusahaan, karena semakin tinggi pajak
yang ditanggung oleh suatu perusahaan berarti semakin kecil pula laba yang
hanya dengan cara menaikkan angka laba tetapi juga dengan menurunkan angka
1
laba pada perusahaanya dengan rekayasa akrual untuk mempengaruhi hasil akhir
dari berbagai keputusan antara lain adanya motivasi bonus, dianggap kinerjanya
lebih baik atau meminimalkan beban pajak penghasilan yang harus di bayar oleh
dengan pendekatan akrual (accrual basic). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada
yang mengatur tentang akuntansi pajak penghasilan (PPh) yang mulai diterapkan
hanya menghitung dan mengakui besarnya beban pajak penghasilan untuk tahun
Pajak tangguhan (deferred tax) adalah efek pajak yang diakui pada saat
diadakan penyesuaian dengan beban pajak penghasilan periode yang akan datang
keuangan perusahaan adalah suatu hal yang relatif baru dalam dunia akuntansi
memahami tentang pajak tangguhan tersebut baik dari segi pengertian atau
2
perusahaan indonesia. Pemahaman masyarakat mengenai pajak tangguhan
tangguhan (defereed tax) setelah di aplikasikan yaitu pada waktu dikenakan pajak
koreksi positif yang berakibat beban pajak menurut akuntansi komersial lebih
(2008:2)
pada periode tertentu. Informasi tentang laba (earning) mempunyai peran sangat
3
penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan Taufik
(2009):1).
yang berlaku. Mills (dalam Ettredge et al., 2008) menyatakan bahwa beda antara
laba menurut akuntansi (book income) dan laba atau penghasilan menurut
pajak (taxable income) dapat menunjukkan beda yang besar. Hal ini dikarenakan
2015:2). Pada sisi lain, tingkat hutang jika ditinjau dari sisi perpajakan juga dapat
Halim, dkk (2005:3), Tarjo (2008:3) dalam Sofia (2008:3) menyebutkan bahwa
laba.
nilai perusahaan tetapi hutang juga dapat dijadikan alasan untuk memicu
manajemen melakukan laba Sofia (2008 :8). Kebijakan hutang merupakan salah
4
akan tetapi keberaaanj hutang justru bias menjadi cerminan bahwa kinerja
perusahaan baik, maka saham perusahaan akan dinikmati oleh investor di pasar
dan harga saham. Keadaaan seperti ini seharusnya membuat perusahaan tidak
perlu lagi mencari pendanaan melalui hutang Tarjo (2008) dalam Sofia (2008:8).
perusahaan pada wilayah dengan nilai pajak yang rendah, cabang utama yang
berdiri pada daerah dengan nilai pajak yang tinggi, akan dijadikan sebagai tempat
tinggi, dapat membuat manajemen bermain dengan nilai rasio tersebut untuk
5
Scott (1997) mendefinisikan manajemen laba sebagai berikut Given that
managers can choose accounting policies from a set (for example, GAAP), it is
natural to expect that they will choose policies so as to maximize their own utility
and/or the market value of the firm. Dari definisi tersebut manajemen laba
yang ada dan secara alamiah dapat memaksimumkan utilitas mereka dan atau
nilai pasar perusahaan. Scott (1997) membagi cara pemahaman atas manajemen
waktu.
sendiri. Menurut Sugiri (1998) dalam Sofia (2008:5) definisi manajemen laba
dibagi menjadi dua yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti
6
Dalam hal ini manajemen laba didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk
earnings. Dalam arti luas, manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk
meningkatkan atau mengurangi laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit
konsep teori agensi (agency theory). Teori agensi mengatakan bahwa manajemen
suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain
(agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang
kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal (Ichsan, 2013). Jika
prinsipal dan agen memiliki tujuan yang sama maka agen akan mendukung dan
macam hal seperti sales growth atau leverage. Sales growth yang semakin
manajer akan berfikir untuk memaksimalkan labanya dengan cara apapun. Begitu
juga dengan leverage, kebijakan leverage yang digunakan oleh para manajer
menjadikan adanya konflik keagenan. Konflik keagenan yang terjadi antara agen
dan prinsipal dapat diminimalkan dengan berbagai macam cara, salah satunya
model Jones (1991) dan modified Jones (Dechow et.al, 1995) yang
8
pemisahan dari total akrual ke dalam komponen akrual normal dan akrual tidak
dengan dua tujuan yaitu untuk menghindari penurunan laba dan menghindari
kerugian.
beberapa peneliti antara lain penelitian yang dilakukan oleh Subagyo, Oktavia,
tangguhan dan discretionary accrual pada tahun 2009 tidak berpengaruh signifikan
kerugian.
9
Penelitian yang dilakukan oleh Ulfa (2013) menunjukkan bahwa beban
permasalahan yang akan dibahas didalam model penelitian saat ini yaitu :
1. Apakah beban pajak tangguhan berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba?
2. Apakah tingkat hutang berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba?
manajemen laba
1.4 Manfaat Penelitian
10
Pemecahan masalah dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan
a. Bagi Penulis
b. Bagi Universitas
penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama yaitu pengaruh beban
a. Bagi Perusahaan
11
Laba. Pada penelitian ini terdapat dua variabel independen yaitu Beban Pajak
Tangguhan dan Tingkat Hutang dan variabel dependen yaitu Manajemen Laba.
Metode penelitian ini menggunakan metode analisis data kuantitatif. Sifat data
yang digunakan adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data adalah dengan
gambaran mengenai isi skripsi secara singkat, sehingga pembaca lebih mudah
membagi dalam lima bab dan setiap bab terbagi atas sub bab, ada pun susunanya
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar-dasar teori baik yang
12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas inti sari skripsi ini yaitu mengenai
BAB V PENUTUP
lakukan.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dana (surplus spending unit) dengan mereka yang membutuhkan dana (deficit
spending unit), serta fungsi untuk memperlancar lalu lintas pembayaran giral.
perantara bagi pihak yang berkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana
untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum Islam. Zainuddin
Ali (2010:32)
1992 tentang perbankan disebutkan bahwa bank Islam adalah bank umum yang
10
14
sedangkan pengertian bank konvensional adalah bank yang dalam aktivitasnya,
dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase
tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Persentase tertentu ini biasanya
ditetapkan pertahun.
Di Indonesia ada dua jenis bank yang ditinjau dari segi imbalan atau jasa
atas penggunaan dana, baik simpanan maupun pinjaman bank. Perbedaan Bank
Konvensional dan Bank Syariah sebagai berikut : Veithzal Rival, dkk (2011:32)
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah
15
Evaluasi nasabah Bank komersial Bank komersial, bank
pembangunan, bank
universal atau multi-
purpose
Hubungan nasabah Kepastian Lebih hati-hati karena
pengembalian pokok danpartsipasi dalam resiko
bunga
Sumber likuiditas Terbatas debitur-kreditur Erat sebagai mitra usaha
jangka pendek
Pinjaman yang Pasar Uang, Bank Terbatas
diberikan Sentral
Prinsip usaha Komersial dan non Komersial dan non
komersial, berorientasikomersial, berorientasi
pada laba pada nirlaba
Pengelolaan dana Aktiva ke Pasiva Pasiva ke Aktiva
dalam lalu lintas pembayaran. BUS merupakan badan usaha yang setara dengan
Daerah, atau koperasi. Seperti halnya bank umum konvensional, BUS dapat
16
berusaha sebagai bank devisa atau bank non devisa. Veithzal Rival, dkk (2011:33)
bank yang sederajat sebagai mitra usaha. Hal ini tercermin dalam hak,
penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun bank. Dalam hal ini
yang dimilikinya.
prinsip dan kaidah muamalah Islam, antara lain tidak adanya unsur
17
f) Tidak ada riba (non-usurious)
Berbagai jenis akad yang diterapkan oleh bank syariah dapat dibagi ke
a) Pola titipan, seperti wadiah yad amanah dan wadiah yad dhamanah;
f) Pola lainnya, seperti wakalah, kafalah, hiwalah, ujr, sharf, dan rahn.
Ascarya (2008:65)
Islam menawarkan sistem bagi hasil deposito Mudharabah (profit and loss
sharing). Sistem bagi hasil deposito Mudharabah menjamin adanya keadilan dan
tidak ada pihak yang tereksploitasi (didzalimi). Sistem bagi hasil deposito
variasinya. Berikut ini adalah perbedaan antara bunga dan bagi hasil:
18
Tabel 2.2
Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
4). Pembayaran bunga tetap seperti 4). Bagi hasil bergantung pada
yang dijanjikan tanpa pertimbangan keuntungan usaha yang dijalankan.
apakah usaha yang dijalankan Bila usaha merugi, kerugian akan
peminjam untung atau rugi. ditanggung bersama.
Profit Sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil net
Bagi keuntungan atau bagi hasil merupakan ciri utama bagi lembaga
keuangan tanpa bunga atau bank Islam. Dinamakan lembaga keuangan karena
19
lembaga ini memperoleh keuntungan dari apa yang dihasilkan dari upayanya
mengelola dana pihak ketiga. Seperti pada Al-Quran surat al-Muzzammil ayat 20
perjanjian usaha antara pemilik modal (Bank Syariah) dan pengusaha, di mana
pemilik modal, menyediakan seluruh dana yang diperlukan dan pihak pengusaha
dijalankan oleh Mudharib yang dirasa sesuai sehingga disebut mudharabah tidak
terikat atau tidak terbatas. Hal yang tidak boleh dilakukan oleh pengelola tanpa
seizin pemodal antara lain meminjam modal, meminjamkan modal dan me-
untuk melakukan jenis usaha tertentu pada tempat dan waktu tertentu sehingga
Bentuk pembiayaan bank Islam yang utama dan paling penting yang
disepakati oleh para ulama adalah pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dalam
bentuk mudharabah dan musyarakah. Ciri utama pembiayaan bagi hasil adalah
bahwa keuntungan dan kerugian ditanggung bersama oleh pemilik dana maupun
20
bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan (return), baik dari segi
(ALCO)
a) Perkiraan penjualan:
b) Lama Cash to cash cycle :lama proses barang, lama persediaan, dan lama
piutang.
dan biaya-biaya lain yang lazim dikategorikan dalam Cost Of Good Sold
21
(COGS)
Yang dimaksud biaya-biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung
berkaitan dengan kegiatan penjualan, seperti biaya sewa kantor, biaya gaji
(OHC).
e) Delayed Factor
Delayed Factor adalah tambahan waktu yang ditambahkan pada cash to cash
dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional
22
a. Rukun Mudharabah
3. Proyek/usaha (amal)
b. Jenis-jenis Mudharabah
nasabah tertentu.
khusus.
usaha.
23
Karakteristik jenis simpanan ini adalah sebagai berikut:
sumber untuk menyediakan dana guna membiayai kegiatan usaha. Dalam hal ini
bank syariah mempunyai kedudukan yang penting untuk menghimpun dana maka
dana.
lain.
bukan piutang.
24
5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan
bagi bank berfungsi sebagai sumber dana yang cukup besar yang dapat dipakai
untuk membiayai kegiatan bank, bagi pihak nasabah untuk mencari keuntungan
atau nisbah dari bagi hasil deposito Mudharabah yang cukup tinggi dan bagi
dana.
25
bulan dan 12 bulan. Martono (2010:41)
2.1.3 Pendapatan
menjadi kewajiban bagi bank untuk memberikan insentif bagi hasil kepada
Pendapatan bank adalah kenaikan kotor dalam asset atau penurunan dalam
Dari pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diperoleh bagian bagi hasil atau
laba sesuai kesepakatan awal (nisbah bagi hasil) dengan masing-masing nasabah
(mudharib atau mitra usaha); dari pembiayaan dengan prinsip jual beli diperoleh
Bagian nasabah atau hak pihak ketiga akan didistribusikan kepada nasabah,
sedangkan bagian bank akan dimasukkan ke dalam laporan rugi laba sebagai
dalam laporan rugi laba sebagai pendapatan operasi lainnya. Ascarya (2012:14
26
kepada para nasabah penyimpan dana.
hasil penyaluran dana tersebut dapat memberikan pendapatan bagi bank syariah.
Hal ini dapat dikatakan sebagai sumber-sumber pendapatan bank syariah. Dengan
bit tamlik);
27
2) Pendapatan bagi hasil musyarakah.
yang berbasis imbalan, seperti fee transfer, fee inkaso, fee kliring, dan
2.1.4 Inflasi
harga barang-barang menjadi naik. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi. Tetapi
keadaan yang umum terjadi pada perekonomian sekarang ini adalah inflasi.
Kenaikan harga karena inflasi bukan karena faktor teknologi, sifat-sifat barang,
dan pengaruh musim misalnya saat hari raya. Harga yang dimaksud dalam
pengertian inflasi ini juga bukan harga yang ditetapkan oleh pemerintah, tetapi
barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu. Definisi
lain Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaikkan secara umum
dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Kenaikan harga dari satu atau
dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada
28
(atau mengakibatkan kenaikkan) sebagian besar dari harga barang- barang lain.
Hal ini tidak berarti bahwa harga berbagai macam barang itu naik
dengan persentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikkan tersebut tidaklah
bersamaan. Yang terpenting adalah terdapat kenaikan harga umum barang secara
terus menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikkan yang terjadi hanya sekali
saja meskipun dengan persentase yang cukup besar bukanlah merupakan inflasi.
Macam-Macam Inflasi:
a) Inflasi ringan adalah tingkat inflasi yang berada dibawah 10% dalam
setahun.
b) Inflasi sedang adalah tingkat inflasi yang berada diantara 10-30% dalam
setahun.
c) Inflasi berat adalah tingkat inflasi yang berkisar antara 30-100% dalam
setahun.
29
biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang pesat. Kesempatan
mencapai kesempatan kerja penuh, inflasi ini terjadi bila biaya produksi
kenaikan BBM, kenaikan bahan baku dan kenaikan input yang lainnya.
c) Inflasi Diimpor
Naim (2004:28)
menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi
consumption by purpose (COICOP) tersebut, Biro Pusat Statistik (BPS) saat ini
30
menghasilkan suatu indikator inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh dari
a. Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten
1) Interaksi permintaan-penawaran.
mitra dagang.
Prices):
31
Tingkat inflasi yang tinggi akan menyebabkan biaya terus-menerus naik
dan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Pemilik modal akan lebih
menimbulkan efek buruk bagi perdagangan, barang ekspor tidak dapat bersaing di
(2007:25)
uang tidak mempengaruhi variabel riil. Salah satu implikasi penting dari prinsip
ini terkait dengan dampak uang terhadap suku bunga. Suku bunga adalah variabel-
variabel yang harus dipahami oleh para pakar makroekonomi karena langsung
Suku bunga nominal (nominal interest rate) adalah angka-angka tarif suku
bunga dari bank. Jika nasabah mempunyai sejumlah deposito di sebuah bank,
suku bunga nominal adalah angka yang menjelaskan persentase dari pertambahan
uang di dalam tabungan nasabah selama beberapa waktu tertentu. Suku bunga riil
(real interest rate) menyesuaikan suku bunga nominal terhadap dampak inflasi
untuk memberitahu nasabah seberapa cepat daya beli dari tabungan nasabah akan
meningkat dari waktu ke waktu. Dengan demikian, suku bunga riil adalah suku
Suku bunga riil = Suku bunga nominal Tingkat inflasi. Mankiw N Gregory
(2000:41)
32
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
33
(2012) suku bunga terhadap menunjukkan bahwa secara
tingkat bagi hasil parsial variabel Return on
deposito Asset (ROA) dan suku bunga
Mudharabah pada berpengaruh signifikan
Bank Umum Syariah terhadap tingkat bagi hasil
deposito Mudharabah, serta
BOPO tidak berpengaruh
signifikan terhadap bagi hasil
deposito Mudharabah
5 Mubasyiroh(2011) Pengaruh tingkat Dengan hasilnya berdasarkan
suku bunga dan uji t, menunjukkan bahwa
inflasi terhadap total suku bunga dan inflasi
simpanan berpengaruh negatif terhadap
mudharabah studi total simpanan yang ada di
pada Bank Muamalat Bank Muamalat Indonesia
Indonesia
6 Nur Anisah, Faktor-faktor yang Dengan hasilnya berdasarkan
Akhmad Riduwan, mempengaruhi uji t, menunjukkan bahwa
dan Lailatul pertumbuhan deposito suku bunga, tingkat bagi
Amanah(2013) Mudharabah Bank hasil, dan ukuran perusahaan
Syariah berpengaruh positif signifikan
terhadap pertumbuhan
deposito Mudharabah,
sedangkan inflasi dan
likuiditas tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan
deposito Mudharabah
7 Friska Analisis pengaruh Dengan hasil berdasarkan uji
Julianti(2013) inflasi, nilai tukar dan t, menunjukkan bahwa
Bank Indonesia (BI) variabel inflasi berpengaruh
rate terhadap positif dan signifikan
tabungan terhadap tabungan
mudharabah pada mudharabah, sedangkan
perbankan syariah variabel kurs dan Bank
Indonesia (BI) rate
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap tabungan
mudharabah
34
Fenomena
- Pencatatan.
- Pengakuan pendapatan.
- Laporan laba rugi
F
A
Grand Theory Middle Theory
Zainul (2008) Dasar- K
UU No. 21 Tahun 2008
PSAK 101 Dasar Manajemen Bank T
Syariah
A
Tempat Penelitian
PT Bank Syariah Mandiri Tbk
Judul
Pengaruh Inflasi Dan Pendapatan Operasional Terhadap Sistem
I
Bagi Hasil Deposito Mudharabah Syariah
Bagi Hasil Deposito Mudharabah Syariah
(Windy
N
(WindyTri
Variabel X Variabel Y D
Inflasi (X1)
TriWahyuni
I
Metode Analisa
Kuantitatif
F
Hasil
Gambar 2.4
Kerangka Berfikir
35
2.4 Hipotesis
masih harus diuji, atau rangkuman dari kesimpulan teoritis yang diperoleh
akan diuji:
Mudharabah
2. Pengaruh pendapatan operasional terhadap sistem bagi hasil deposito
Mudharabah
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pramilu (2012) menunjukkan bahwa
36
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Penelitian ini dilakukan
2008, dimana saat itu banyak perusahaan perbankan dan swasta yang
signifikan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2= Terdapat pengaruh antara pendapatan operasional terhadap sistem
deposito Mudharabah
Penelitian yang dilakukan oleh Ani dan Wasilah (2010), Raditiya (2007),
sehingga jika tingkat bagi hasil bank semakin besar maka akan semakin
besar pula dana pihak ketiga khususnya deposito yang disimpan bank.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H3= Terdapat pengaruh antara inflasi dan pendapatan operasional terhadap
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016 sampai dengan Oktober
Agar pembahasan lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang
operasional terhadap sistem bagi hasil deposito Mudharabah. Data yang dianalisa
yaitu data sekunder berupa laporan bulanan laporan keuangan Publikasi Bank
Umum Syariah selama 5 tahun yaitu sejak tahun 2011 sampai dengan 2015.
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Bambang Prasetyo (2005:119) Populasi
dari penelitian ini ada 11 Bank Umum Syariah, sedangkan sampel yang digunakan
sampel penelitian dengan lebih mengutamakan tujuan penelitian dari pada sifat
diambil periode 2011-2015 dikarenakan pada tahun tersebut tidak ada perubahan
jumlah Bank Umum Syariah (sudah tidak ada bank yang melakukan spint off).
38
3.3 Metode Pengumpulan Data
data dan fakta yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian, baik dari
mengetahui variabel yang akan diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini
Pengumpulan data juga dilakukan melalui studi pustaka dengan mengkaji buku-
buku literatur dan jurnal ilmiah untuk memperoleh landasan teoritis yang kuat dan
didapatkan secara langsung oleh peneliti tetapi dari orang lain atau pihak lain,
data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat BLUE atau tidak. Beberapa
39
regresi panel variabel-variabelnya berdistribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
distribusi data yang dianalisis tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem
pada data yang diambil. Nilai ekstrem ini dapat terjadi karena adanya
Bera (JB) dengan x2 tabel. Jika nilai Jarque-Bera (JB) x2 tabel maka
2011:75).
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi panel
model regresi juga dapat dilihat dari korelasi parsial antar variabel
korelasi cukup tinggi diatas 0,85 maka kita duga ada multikoliniearitas
dalam model. Sebaliknya jika koefisien korelasi kurang dari 0,85 maka
2009:106)
c. Uji Autokorelasi
Menurut Suliyanto (2011:125) Autokorelasi adalah adanya korelasi
antara variabel itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu atau
40
individu. Umumnya kasus autokorelasi banyak terjadi pada data time
series.
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi
yang tidak sama (konstan). Sebaliknya jika varian variabel pada model
menurun.
peralatan tersebut.
41
Terdapat tiga metode analisa data panel Menurut Widarjono
(2009:238) yaitu:
Disini Y 1 X 1 2 X 2
konstan untuk semua bank dan semua triwulan. Metode pooled least
square (PLS) ini mengganggap hasil estimasi regresi berlaku untuk semua
bank, atau berlaku untuk semua triwulan. Dengan kata lain angka konstan
3. Pengujian Statistik
signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak
sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk
Untuk itu maka koefisien regeresi harus diuji. Ada tiga jenis uji hipotesis
terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan, yang disebut dengan uji-t,
42
5%, hal ini berarti tingkat kepercayaan adalah 95% (100%-5%), dengan
Jika - t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
dependen.
Tingkat signifikansi adalah 5%, hal ini berarti tingkat kepercayaan adalah
keputusan adalah:
43
Jika nilai probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak
regresi yang terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat
0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali.
pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau
adalah R square yang telah disesuaikan nilai ini selalu lebih kecil dari R
square dari angka ini bisa memiliki harga negatif, bahwa untuk regresi
koefisien determinasi.
44
3.5 Definisi Operasional
supaya dapat diukur. Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang
adalah:
hasil. Jumlah bagi hasil disini adalah total perolehan bagi hasil untuk
diambil dari data yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri (BSM)
selama periode tertentu, dan Inflasi yaitu suatu kondisi, ketika tingkat
45
Inflasi adalah peningkatan tingkat harga secara keseluruhan. Terjadi
dari Badan Pusat Statitik (BPS), periode Tahun 2011 sampai dengan
46
BAB IV
November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya
khusus syariah.
PT. Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh
47
pemilik.
Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri
Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil
Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada
Syariah Mandiri.
48
merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri.
antara lain:
dengan baik.
luas.
49
d. Mempekerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya mengerti
infak dan shadaqah yang lebih efe ktif sebagai cerminan kepedulian
sosial.
a. Produk-produk Pembiayaan
antara lain:
50
produsen/distributor, dan sebagainya) yang menjalin kerjasama
dengan bank.
4) BSM Impian
51
5) Pembiayaan Dana Berputar
nasabah.
6) Pembiayaan Umrah
adanya uang muka bagi nasabah (nilai pembiayaan 100% dari nilai
akad murabahah.
52
9) Pembiayaan Mudharabah BSM
yang disepakati.
akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang
b. Produk-produk Dana
1) Tabungan
53
dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang
disepakati.
c) Tabungan BSM
penarikan.
e) Tabungan Mabrur
Qurban.
54
Tabungan BSM Investa Cendikia adalah tabungan berjangka
2) Deposito
a) Deposito BSM
b) Deposito Valas
3) Giro
yaddhamanah.
55
c. Produk-produk Jasa
1) BSM Card
Pertukaran mata uang rupiah dengan mata uang asing atau mata
56
6) BSM Mobile Banking GPRS
membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik penerima, atau
57
membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik penerima, atau
1. Analisis Deskriptif
Statistik Deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat
Tabel 4.1
Hasil Statistik Deskriptif
Workfile Statistics
Date: 10/21/16 Time: 15:19
Name: UNTITLED
Number of pages: 1
Page: Untitled
Workfile structure: Monthly
Range: 2011M01 2016M01 -- 61 obs
Object Count Data Points
series 5 305
alpha 1 61
coef 1 750
Total 7 1116
Data deposito yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bagi Hasil
2,46%. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,005028 atau 0,50% dan ukuran
1989468.97.
a. Uji Normalitas
59
Hipotesis yang digunakan:
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas
14
Series: Standardized Residuals
12 Sample 2010 2014
Observations 50
10
Mean -1.22e-16
Median -0.056798
8
Maximum 1.976762
Minimum -1.552616
6
Std. Dev. 0.676568
Skewness 0.275800
4
Kurtosis 4.125023
2 Jarque-Bera 3.270705
Probability 0.194884
0
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
b. Uji Multikoliniearitas
60
antara variabel-variabel independen di dalam suatu model regresi.
2011:104).
cukup tinggi diatas 0,85 maka kita duga ada multikoliniearitas dalam
model. Sebaliknya jika koefisien korelasi kurang dari 0,85 maka kita
2011:106).
Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas
INFLASI__X1_ BAGI_HASIL_DEPOSITO_MUDH
0.320000 0.682624
0.682624 0.320000
bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari masalah
multikolinieritas.
c. Autokorelasi
61
waktu (time series) atau ruang (cross section) atau ruang (time series)
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
R-squared 0.608882 Mean dependent var 2.423196
Adjusted R-squared 0.564437 S.D. dependent var 1.079970
S.E. of regression 0.712750 Sum squared resid 22.35258
F-statistic 13.69959 Durbin-Watson stat 0.847846
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data diolah
Dari output tabel uji autokorelasi terlihat bahwa R2 sebesar 0.6089. Dan
dengan df: (4;0,05) sebesar 7,81473. Karena nilai x2 hitung (5.4801) <
masalah autokorelasi.
d. Uji heteroskedastisitas
Tabel 4.5
Uji Heteroskedastisitas
10,000,000
8,000,000
6,000,000
4,000,000
3,000,000 2,000,000
2,000,000 0
1,000,000
-1,000,000
-2,000,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2011 2012 2013 2014 2015
62
Dengan hasil di atas kita menduga tidak terjadi heteroskedastisitas, karena
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 10/21/16 Time: 15:43
Sample: 2011M01 2015M12
Included observations: 60
H1 : ada heteroskedastisitas
63
3. Uji Hipotesis
a. Uji F (simultan)
Tabel 4.6
Uji F (simultan)
R-squared 0.608882 Mean dependent var 2.423196
Adjusted R-squared 0.564437 S.D. dependent var 1.079970
S.E. of regression 0.712750 Sum squared resid 22.35258
F-statistic 13.69959 Durbin-Watson stat 0.847846
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data diolah
b. Uji t (Parsial)
64
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau variabel independen
Uji t dilakukan dengan menggunakan uji satu sisi (one tail test),
t-tabel = { ; df = (n-k) }
= 5% ; df = (60-3)
= 0,05 ; = 57
= 1,66724
Tabel 4.7
Uji t (Parsial)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
0,0138 adalah nilai probabilitas untuk uji dua sisi, sedangkan untuk
probabilitas sebesar 0,0138 yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka
65
variabel inflasi berpengaruh positif terhadap Sistem Bagi Hasil
meningkat.
sebesar 3.104055 yang berarti lebih besar dari nilai t-tabel 1,66724
dan nilai probabilitas t- hitung sebesar 0,0056 yang lebih kecil dari
3) Nilai Adjusted R2
66
maka semakin baik garis regresi karena mampu menjelaskan data
Tabel 4.8
Uji Adjusted R2
oleh variabel lain diluar model seperti DPK, infasi, capital adequacy ratio,
67
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengaruh inflasi dan
menggunakan data time series oleh PT. Bank Syariah Mandiri pada tahun
berganda, dari pembahasan yang telah diuraikan di atas berdasarkan data yang
98.264.
68
3. Nilai R Square atau nilai koefisien determinasi adalah sebesar 76.7% dari
sedangkan sisanya yaitu sebesar 23.3% dijelaskan oleh faktor lain diluar
5.2 Saran
1. Bank Syariah
69
pilihannya terhadap perbankan syariah.
2. Bagi Nasabah
syariah tersebut selain itu nasabah juga masih terpengaruh oleh besarnya
3. Bagi Akademisi
sewa.
DAFTAR PUSTAKA
70
Agustianto, Penentuan Bagi Hasil Deposito Mudharabah di Bank Syariah, Dalam
www.iaei-pusat.net.
Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah. Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2008.
Haron, Sudin dan Norafifah Ahmad. The Effects of Conventional Interest Rates
and Rate of Profit on Funds Deposited with Islamic Banking System in
Malaysia. Jurnal, International Journal of Islamic Financial Services
Vol.1 104, 2000.
71
Hulwati. Ekonomi Islam, Ciputat Press Indonesia Jakarta, Jakarta, 2009.
72