Konstruksi-konstruksi umumnya dibagi dalam dua bagian, yaitu :
a. Bangunan Atas b. Bangunan Bawah. Agar gaya-gaya pada konstruksi dapat dihitung haruslah : Banyaknya gaya reaksi = jumlah persamaan keseimbangan ( bangunan statis tertentu ). Banyaknya gaya reaksi = jumlah persamaan keseimbangan + persamaan deformasi. Pada umumnya konstruksi statis tertentu ada 4 bentuk dasar, yaitu : 1. Gerber ( balok di atas tumpuan ) cara penyelesaiannya : Fx = 0 ; Fy = 0 dan M sendi-sendi = 0 urutan pengerjaan dimulai dari bagian yang menumpang kemudian pada bagian yang ditumpangi. 2. Pelengkungan tiga sendi Fx = 0 ; Fy = 0 dan MA =0 atau MB = 0. Ditambah mengambil free body AC atau BC dengan MC = 0. 3. Cantilever MA = 0 ; Fx = 0 dan Fy =0. 4. Kestabilan Konstruksi Dalam bidang rata kita mengetahui ada tiga kebebasan gerak yaitu Kebebasan gerak arah sumbu X, Kebebasan gerak arah sumbu Y dan Kebebasan gerak putar. Suatu konstruksi dikatakan stabil apabila kebebasan gerak tersebut dapat ditiadakan. Perletakan sendi memberikan kebebasan pada ujung bangunannya untuk berputar. Perletakan ROL, memberikan kebebasan untuk bergeser atau beralih tempat menurut satu garis // rol. Adapun gunanya ialah apabila ada pertambahan panjang dari konstruksi ( pemuaian karena panas ) maka tidak akan timbul reaksi perletakan extra dan bangunan tidak akan menderita gaya-gaya dalam yang ditimbulkan oleh reaksi extra tersebut.
Referensi : Staf Penulis G.S.B, 1981, Konstruksi-konstruksi Dasar ( Bab IV ) Mekanika
Analisis Keakuratan Pengeboran Vertikal dan Penggunaan Bahan Peledak Terhadap Fragmentasi pada Pushback 7 South Tambang Terbuka Grasberg PT. Freeport Indonesia