Anda di halaman 1dari 83

PERAN KOMUNIKASI VERBAL dan NON VERBAL dalam

PENANAMAN AKHLAK pada ANAK USIA DINI di Taman


Kanak-kanak Islam Al-Muttaqin

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi


untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ANDI VIOLETTA NIBELLA


NIM. 108051000195

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H. / 2014 M.
+v
I

PENGESAHAN PAN"ITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Peran Komunikasi Verbal dan Non Verbal


dalam PenanamanAkhlak pada Anak, {.}sii Dini di Taman Kanak-kanak
Islam Al-Muttaqin" telah diujikan dalam sidang Munaqasyahdi Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
ruIN Jakarta,pada tanggal 08 Januari2014. Slcripsiini telah diterima sebagai
salah satu syaratmemperolehgelar SarjanaKomunikasi Islam (S.Kom.I) pada
JurusanKomunikasiPenyiaranIslam.

Jakarta,08 Januari2014

SidangMunaqasyah

SekretarisMerangkap An ggota,

0903t99603100r NIP. 197705

Anggota,

PengujiI, PengujiII,

NIP. 19760917200t 122002

NrP.r99503091994
03100l
"!,r/
I

PERAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NoN VERBAL dalam


PENANAMAN AKHLAK padaANAK usrA DrNI di raman
Kanak-kanak Islam Al Muttaqin

Skripsi
Diajukan kepadaFakultasIlmu Dakwahdan llmu Komunikasi

untuk MemenuhiPersyaratan
Memperoleh
GelarSarjanaSosialIslam(S.Sos.I)

Oleh
Andi Violetta Nibella
I\{IM. 1080s1000r9s

994031001

JURUSANKOMUNIKASI DAN PENYIARAN TSLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS TSLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
t434 H. /2013M.
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Mei 2013

Andi Violetta Nibella


ABSTRAK
Andi Violetta Nibella

Peran Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam Penanaman Akhlak pada
Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Islam al Muttaqin
Maraknya penyimpangan perilaku yang terjadi saat ini seperti tawuran antar
pelajar, tak luput dari minimnya pengetahuan dan pemahaman mereka tentang
nilai akhlak. Pengenalan dan penanaman nilai akhlak sejak usia dini dapat
meminimalisir terjadinya penyimpangan perilaku tersebut. Penanaman akhlak
pada anak usia dini dapat dilakukan melalui media pembelajaran di sekolah. Di
sekolah Taman Kanak-Kanak Islam, umumnya kita banyak menemukan materi
agama disampaikan melalui nyanyian dan permainan tepuk yang di dalamnya
memuat materi yang berkaitan dengan akhlak. Penanaman akhlak pada anak usia
dini tidak bisa dilakukan hanya dengan memberi masukan/nasehat saja, akan
tetapi juga perlu dicontohkan secara langsung bagaimana bentuk akhlak tersebut.
Penggunaan komunikasi verbal dan non verbal menjadi salah satu pilihan dalam
upaya penanaman akhlak pada anak usia dini.
Maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah, Bagaimana penerapan
komunikasi verbal dan non verbal serta peranannya dalam penanaman akhlak
pada anak usia dini di TK Islam al Muttaqin? Apa saja faktor pendukung dan
penghambat komunikasinya?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori efek komunikasi,
Jalaluddin Rakhmat. Menurut Jalaluddin Rakhmat, efek komunikasi terbagi
menjadi tiga bentuk. Pertama efek kognitif, yaitu berkenaan dengan pemahaman
dan pengetahuan. Kedua efek afektif, yaitu berkenaan dengan emosi dan sikap.
Ketiga efek behavioral, yaitu berkenaan dengan perilaku dan kebiasaan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan format deskriptif
yaitu cara melaporkan data dengan menerangkan, memberi gambaran, dan
mengklasifikasikan serta mempresentasikan data yang terkumpul serta selanjutnya
disimpulkan berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka komunikasi verbal dan non
verbal memiliki peran yang penting dalam penanaman akhlak, hal itu terlihat dari
efek yang dihasilkan baik itu efek kognitif, afektif, maupun behavioral.
Komunikasi verbal dan non verbal diterapkan dalam berbagai metode seperti
bercerita, bernyanyi, bermain tepuk, hingga bermain peran. Faktor pendukung
dalam proses komunikasinya berasal dari tenaga pengajar yang berkualitas, media
komunikasi, dan sarana dan prasarana yang dimiliki. Sementara faktor
penghambatnya ialah keterbatasan bentuk media komunikasi.
Dengan demikian, komunikasi verbal dan non verbal memiliki peran yang
sangat penting dalam penanaman akhlak pada anak usia dini di TK Islam al
Muttaqin. Penggunaan dengan intensitas yang baik dan terus menerus secara
bertahap mampu memberikan dampak positif pada diri anak, hal ini terlihat dari
efek komunikasi yang ditimbulkan baik dalam sisi kognitif, afektif, maupun
behavioral.

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq dan

hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa kulantunkan

untuk Nabiku tercinta yakni Nabi Muhammad saw, semoga kita mendapatkan

syafaatnya kelak di yaumil akhir.

Penulis bersyukur karena telah menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi

ini menyita banyak waktu, tenaga, dan pikiran. Harapannya agar penulis bisa

menggali lebih dalam ilmu yang telah diperoleh selama masa kuliah. Semoga

skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis maupun bagi pembaca.

Terwujudnya skripsi ni pada hakikatnya adalah berkat pertolongan Allah

SWT, namun tidak terlepas pula dari bantuan berbagai pihak yang telah

memberikan doa, semangat, bantuan, dan bimbingan yang sabar dan tak ternilai

harganya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Dr. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Pudek I Drs. Wahidin Saputra, MA, Pudek II Drs. H. Mahmud

Jalal, MA, Pudek III Drs. Study Rizal LK, MA

3. Drs, Jumroni, M.Si dan Umi Musyarofah, MA selaku ketua dan sekretaris

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

ii
4. Drs. S. Hamdani, MA selaku dosen pembimbing yang senantiasa

meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta motivasi kepada penulis dalam

menyusun skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, khususnya di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama

menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur

sebagai referensi dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ibu Isnaini S. Sardjono Spd.AUD dan Ibu Suhaya Rahman Spd.AUD selaku

Kepala Sekolah dan Wakil/Guru kelas serta kepada seluruh guru dan staf di

TK Islam Al Muttaqin yang telah memberikan izin penelitian dan sedia

setiap saat dalam memberikan informasi maupun data-data penelitian,

memberikan motivasi, dan menerima penulis dengan baik..syukron

katsiiron.

8. Ayah dan Ibu Tercinta, Bapak Drs. Daeng Sibella dan Ibu Mujianingsih

yang senantiasa memberikan doa, cinta, kasih sayang, perhatian, dan

pengertian yang teramat dalam, bahkan selalu sabar dalam memanjakan

keinginan penulis hingga pada akhirnya penulis hanya bisa memberikan

hadiah kecil ini sebagai tanda syukur dan bahagia penulis atas kehidupan

yang telah diberikan. Terima kasih atas cinta, kasih sayang, dan segala kerja

keras serta pengorbanan dalam memenuhi keperluan dan kebutuhan penulis.

iii
Semoga semua ini mampu menjadi senyuman kebanggaan pada hati dan

wajah kalian.

9. Adik-adikku tersayang, Patta Rajawane, Daeng Malewa, Andi Fakhri Amin,

Sabil Syahri Syabani, Jafar Husein, yang telah banyak memberikan warna

dalam kehidupan penulis, dan juga menjadi motivasi tersendiri bagi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Susah, senang, marah, sedih, dan

kegembiraan, menjadi memori indah yang sangat berharga bagi penulis.

Semoga kelak kalian bisa melakukan hal yang lebih baik dari yang penulis

lakukan saat ini.

10. Keluarga besarku tersayang, Nenek Nami, Om Andi, Om Dodi, Om Agus,

Tante Lucy, Om Tono dan Bunda Upi, Om Ipunk dan Tante Apin, Om santo

yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada

penulis. Terima kasih atas kasih sayang dan perhatiannya.

11. Teman-teman KPI F angkatan 2008 yang senantiasa saling berbagi dalam

suka maupun duka selama perkuliahan, serta banyak memberikan dukungan

dan nasehat yang positif. Terima kasih atas persahabatan yang telah terjalin.

Kebersamaan itu menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi penulis.

12. Sahabat-sahabatku tersayang, beibhku..Qurrota ayunin, Ayu Lembayun,

Maesa Mulyaningsih, Dinia Nabila, Roudhotul Aisiyah, Fike Wulandari,

Mela Patrikusuma, Abdullah Al Faqih, Uray Noviandy Taslim, Halomoan..

dan M. Irfan Faqih yang senantiasa menjadi motivasi bagi penulis. Terima

kasih untuk doa, motivasi, keceriaan dan kenangan yang telah diberikan

kepada penulis. Semoga ukhuwah yang sudah terjalin senantiasa terjaga

selamanya.

iv
13. Adik-adikku tersayang di PAUD Pelita Hati 2012/2013 beserta wali murid,

terima kasih atas segala kepercayaan yang diberikan, doa, dukungan, serta

kenangan selama berada di PAUD. Adik-adikku, semoga cita-cita kalian

dapat tercapai, dan segala hal yang telah kalian peroleh dapat menjadi ilmu

yang bermanfaat di dunia dan di akhirat kelak. Amiin.

14. Teman-teman KKS 33: Vina, Ocien, Nayla, Aim, Nina, Yeyen, Anis, Ari,

Agus, Indra, Luthfi, Alvi, Ojan, Kukuh, Fachri, Wahyu. Perjalanan bersama

kalian menjadi pengalaman yang sangat luar biasa bagi penulis, semoga

kelak akan ada petualangan lain bersama kalian.

15. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang

tidak bisa disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat, penulis

mengucapkan terima kasih. Semoga apa yang dilakukan merupakkan hal

terbaik dan hanya Allah SWT yang dapat membalas segala kebaikan dengan

balasan yang terbaik (Amiin).

Skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, tapi semoga bisa

bermanfaat bagi pembaca. Akhirnya pada Allah SWT penulis memohon mudah-

mudahan skripsi ini dicatat sebagai amal shaleh yang bermanfaat baik di dunia

maupun di akhirat.

Jakarta, 31 Mei 2013

Andi Violetta Nibella

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Fokus dan Perumusan Masalah ................................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 4

D. Metodologi Penelitian ............................................................... 5

E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 11

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Peran Komunikasi ................................................... 13

B. Pengertian Komunikasi Verbal dan Non Verbal ..................... 16

C. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini .................................... 19

D. Penanaman Akhlak

1. Pengertian Akhlak ................................................................ 21

2. Penanaman Akhlak Pada Anak Usia Dini ............................ 26

BAB III GAMBARAN UMUM TK ISLAM AL MUTTAQIN

A. Sejarah Berdirinya TK Islam al Muttaqin ................................ 27

B. Visi dan Misi TK Islam al Muttaqin ........................................ 28

C. Struktur Organisasi TK Islam al Muttaqin .............................. 28

D. Program Kegiatan Belajar di TK Islam al Muttaqin ............... 30

vi
E. Profil TK Islam al Muttaqin ...................................................... 37

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Peran Komunikasi Verbal dan Non Verbal dan penerapannya

dalam Penanaman Akhlak .......................................................... 39

B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerapan Komunikasi

Verbal dan Non Verbal .............................................................. 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 53

B. Saran-saran ................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 55

LAMPIRAN ........................................................................................................ 58

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak dalam masa usia dini membutuhkan banyak stimulus dalam

kehidupannya agar ia mampu menyerap segala bentuk informasi dengan baik.

Mereka masih sulit menyerap informasi yang bersifat baku. Oleh karenanya.

penerapan komunikasi dengan anak pada usia dini tentunya berbeda dengan orang

dewasa. Metode yang diterapkan juga berbeda dengan orang dewasa pada

umumnya.

Anak pada usia dini mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.

Sebab itu, pengenalan dan penanaman akhlak pada anak usia dini sangat

diperlukan agar sejak dini ia sudah memperoleh bekal pengetahuan akhlak yang

baik untuk membentuk pribadinya di kemudian hari.

Akhlak juga merupakan bagian dari identitas seseorang, jika ia

menunjukkan perilaku yang baik, orang akan memberikan penilaian yang positif

tentang dirinya, begitu pula sebaliknya. Akhlak juga akan menuntun seseorang

dalam kehidupannya di masyarakat, dengan akhlak / perilaku yang baik seseorang

akan memperoleh citra positif sehingga memiliki tempat yang baik didalam

kehidupan bermasyarakat, namun jika ia berperilaku buruk, maka citranya

menjadi buruk dan sangat sukar diterima oleh masyarakat.

Akhlak yang biasa dikaitkan dengan perilaku, memiliki pengaruh yang

besar dalam kehidupan seseorang. Jika sedari dini seseorang tidak memiliki bekal

pengetahuan yang baik mengenai akhlak dan bagaimana cara berperilaku yang

baik terhadap dirinya maupun orang disekitarnya, maka hal itu bisa menimbulkan

1
2

penyimpangan perilaku di kemudian hari. Mulai dari pergaulan yang buruk seperti

perilaku tawuran antar pelajar, sampai maraknya pelajar yang terjerumus kasus

narkotika, sebagaimana yang sering kita lihat di berbagai media pemberitaan.

Minimnya pengetahuan mereka tentang akhlak atau perilaku dalam sudut

pandang agama, serta kurangnya perhatian orangtua terhadap anak karena orang

tua sibuk memenuhi segala kebutuhan hidup (tuntutan ekonomi), menjadi salah

satu faktor mengapa saat ini banyak terjadi penyimpangan perilaku dan jelas

sekali terlihat betapa buruknya akhlak dan tingkahlaku mereka dalam

bermasyarakat.

Membangun komunikasi yang baik menjadi salah satu kunci keberhasilan

dalam kehidupan, begitu pula dalam hal mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai

akhlak pada anak, dan hal tersebut bisa dilakukan ketika mereka memasuki usia

sekolah. Karena disekolah anak akan menemukan berbagai pengalaman baru,

seperti teman dan lingkungan yang baru (asing) bagi mereka.

Anak pada usia dini merupakan anak-anak yang sedang berada dalam masa

tumbuh kembang baik secara fisik maupun motorik. Pergaulan dengan teman dan

lingkungan barunya bisa menimbulkan berbagai efek bagi dirinya. Hal ini

dikarenakan setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Cara

berbicara, cara berjalan, bahkan cara mereka melihat sesuatu atau orang lain

disekitarnyapun berbeda-beda. Perbedaan tersebut tak jarang menimbulkan

perselisihan di antara mereka.

Pada anak usia dini, bertengkar dengan teman bermain sebayanya mungkin

terlihat biasa dan wajar-wajar saja. Permasalahannyapun sederhana, karena ingin

bermain di ayunan yang sama atau karena ingin duduk di kursi yang sama. Tapi
3

lain halnya jika anak sudah beranjak remaja, permasalahan sederhana bisa

menjadi rumit karena hanya keegoisan semata. Disanalah pentingnya pengenalan

dan penanaman akhlak sejak usia dini. Karena pada usia tersebut memori anak-

anak sangat mudah menyerap dan merekam informasi, serta mudah di latih dan di

arahkan untuk terbiasa bersikap dan berprilaku dengan baik sampai dikemudian

hari.

Bentuk komunikasi yang digunakan tentu berbeda dengan pola komunikasi

orang dewasa pada umumnya, anak-anak lebih senang di ajak bernyanyi

dibanding harus duduk mendengarkan. Oleh karena itu, di Taman Kanak-kanak

kita seringkali melihat dan mendengar bagaimana anak-anak bernyanyi dan

menikmati nyanyian mereka. Bernyanyi menjadi salah satu cara bagi guru di

Taman Kanak-kanak menyampaikan pesan pada anak didiknya.

Seperti yang penulis temukan pada lembaga pendidikan TK Islam al

Muttaqin yang terletak di wilayah Rempoa Ciputat Timur. Hal ini dikarenakan

TK Islam al Muttaqin merupakan salah satu TK Islam yang hadir dengan

memperkenalkan akhlak kepada anak didik melalui hadist maupun mahfudzot

yang disampaikan dengan beragam metode sehingga memperkaya pengetahuan

anak maupun orang tua, tidak hanya mengenai akhlak, tapi juga mengenai hadist

itu sendiri.

Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin melihat lebih jauh bagaimana

peranan komunikasi, yakni komunikasi verbal dan non verbal seperti yang

disampaikan lewat media bernyanyi melalui penelitian mengenai Peran

Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam Penanaman Akhlak pada anak

usia dini di Taman Kanak-kanak Islam al Muttaqin.


4

B. Fokus dan Rumusan Masalah

1. Fokus Penelitian

Untuk mempermudah dan memperjelas permasalahan yang akan

dibahas, dalam penulisan skripsi ini penulis memfokuskan penelitian

pada peran komunikasi verbal dan non verbal dalam penanaman

akhlak, terutama akhlak terhadap teman.

2. Perumusan Masalah

Dengan mempertimbangkan latar belakang di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana penerapan komunikasi verbal dan non verbal dan

peranannya dalam penanaman akhlak pada anak usia dini di TK

Islam al Muttaqin?

b. Apa faktor Pendukung dan Penghambat dalam penerapan

komunikasinya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Teoritis

Untuk mengkaji kesesuaian teori yang digunakan dengan

masalah penelitian

b. Tujuan Praktis

1. Untuk mengetahui peran komunikasi verbal dan non

verbal serta penerapannya di TK Islam al Muttaqin

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi

pendukung dan penghambat dalam komunikasinya


5

2. Manfaat Penelitian

a. Diharapkan dari penelitian ini dapat memberi kejelasan tentang

peran penggunaan komunikasi verbal dan non verbal terhadap

penanaman akhlak pada anak usia dini.

b. Diharapkan dari penelitian ini memperoleh informasi yang

akurat mengenai penanaman akhlak pada anak usia dini

khususnya terhadap teman di sekolah.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode kualitatif,

dimana penelitian kualitatif ialah sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan atau perilaku yang dapat diamati.1

Pendekatan kualitatif ialah pendekatan untuk membangun pernyataan

pengetahuan berdasarkan perspektif konstruktif (misalnya, makna-makna

yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai sosial dan sejarah,

dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu).2

Lexy J. Moleong menyatakan bahwa metode kualitatif


digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan
metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan
jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara penelitian dengan responden. Ketiga, metode ini
lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak
penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.3

1
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,1999),
cet.ke-1, h. 138.
2
Ibid.,
3
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif:Edisi Revisi (Bandung: Rosda Karya,
2000), h. 10.
6

Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah


salah satu prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.4

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

a. Waktu penelitian skripsi ini dilakukan pada bulan Maret - Mei

2013.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pendidikan Taman Kanak-

kanak Islam al Muttaqin (TK Islam al Muttaqin) yang berada di

daerah Rempoa, Ciputat Timur Tangerang Selatan.

3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek dalam penelitian ini adalah sumber data, terdiri dari

kepala sekolah, guru kelas.

b. Objek dalam penelitian ini adalah peran komunikasi verbal dan

non verbal dalam penanaman akhlak pada anak usia dini.

4. Sumber Data

a. Data Priemer adalah data yang belum tersedia sehingga untuk

menjawab masalah penelitian, data harus diperoleh dari sumber

aslinya.5 Data ini merupakan data yang diperoleh dari Lembaga

Pendidikan Taman Kanak-kanak Islam al Muttaqin, yang

melibatkan kepala sekolah, guru dan siswa.

4
Ibid., h. 4.
5
Jaenal Ariefin, Teknik Penarikan Sampel dan Pengumpulan Data, disampaikan dalam
pelatihan penelitian mahasiswa FDI UIN JAKARTA, Sabtu 23 april 2005, h. 17.
7

b. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia atau sudah

dikumpulkan untuk suatu tujuan sebelumnya.6 Data ini

diperoleh dari catatan-catatan, buku-buku, atau dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan penelitian maupun instansi

yang terkait lainnya.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada obyek penelitian ini adalah:

a. Observasi.

Observasi adalah pengamatan dengan menggunakan seluruh

panca indera (melihat, mendengar, dan merasakan)7 dan pencatatan

secara sistematis gejala-gejala yang terjadi di lapangan penelitian.8

Dalam penelitian ini penulis melihat, memperhatikan, dan

mengamati secara langsung proses komunikasi yang terjadi di sekitar

lokasi penelitian khususnya komunikasi yang berkenaan dengan nilai

akhlak.

b. Wawancara.

Wawancara ialah sebuah proses memperoleh sebuah

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang

6
Ibid., h. 18.
7
Indriati Yulistiani, Ragam Penelitian Kualitatif,Penelitian Lapangan (Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik: UI, 2001), h. 16.
8
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi
Aksara,1998), Cet.ke-2, h. 24.
8

diwawancarai, dengan atau tidak menggunakan pedoman (guide)

wawancara.9

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,


melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari
seseorang yang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara secara garis
besar dibagi dua, yakni wawancara terstruktur dan wawancara
tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering disebut juga
wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara
kualitatif, dan wawancara terbuka (opended interview);
sedangkan wawancara terstruktur disebut juga wawancara baku
(standardized interview), yang susunan pertanyaannya sudah
ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan pilihan pilihan
jawaban yang juga disediakan.10

Untuk memperoleh informasi yang diperlukan maka penulis

melakukan wawancara secara keterbukaan dan tidak terikat, agar lebih

mudah untuk memperoleh informasi yang lebih luas. Dalam penelitian

ini penulis akan mewawancarai pihak-pihak yang berkenaan dengan

penelitian, seperti:

1. Ibu Isnaini S. Sardjono, selaku kepala sekolah TK Islam al

Muttaqin

2. Ibu Suhaya Rahman, selaku guru pembimbing kelas B2

c. Dokumentasi

Studi dokumentasi, yang mencari data-data yang tertulis, baik

berupa buku, jurnal ataupun yang lainnya.11 Teknik ini dilakukan

dengan cara mengkategorisasi (mengklasifikasi) kemudian

mempelajari bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah

9
Burhan bungin, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), h.
134.
10
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif,Paradigma baru ilmu komunikasi dan
ilmu sosial lainnya (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), cet. Ke-3, h. 180.
11
Ariefin, Teknik Penarikan Sampel dan Pengumpulan Data, h. 21.
9

penelitian dan mengambil data atau informasi yang dibutuhkan.

Sumbernya berupa dokumen, buku, majalah, koran, dan lain-lain.

Data yang diambil adalah data sekunder.

6. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini

ialah dengan editing yaitu mempelajari berkas-berkas data yang telah

terkumpul, baik itu melalui observasi, wawancara, maupun buku-buku

atau dokumen-dokumen terkait, agar kemudian dapat di analisis

dengan baik.

7. Analisis Data

Analisis data menurut Bogdan dan Biklen, yang dikutip


oleh Lexy J. Moleong adalah upaya yang dilakukan dengan
jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
milihnya menjadi satuan yang dikelola, mengsintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan.12

Sedangkan menurut Patton, masih dalam buku yang sama bahwa

analisa data adalah proses mengatur urutan dalam

mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan

uraian dasar.13

Setelah penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka penulis akan mengolah dan menganalisa data dan

hasil wawancara dengan menggunakan metode deskriptif analisis,

yaitu data yang sudah terkumpul, penulis jabarkan dengan

memberikan analisa-analisa untuk kemudian penulis ambil


12
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif:Edisi Revisi (Bandung: Rosda Karya,
2000), h. 248.
13
Ibid., h. 280.
10

kesimpulan akhir, agar penulis mengetahui bagaimana peran

komunikasi verbal dan non verbal dalam penanaman akhlak pada anak

usia dini, kemudian menemukan apa saja faktor pendukung dan

penghambat komunikasi antara keduanya.

8. Pedoman Penulisan

Pedoman penulisan skripsi ini adalah buku Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karangan Hamid

Nasuhi,dkk yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Jakarta

E. Tinjauan Pustaka

1. Pustaka Primer

Pustaka primer ialah sumber rujukan utama yang digunakan dalam

penelitian. Penulis dalam hal ini menggunakan beberapa buku sebagai

sumber utama penulisan penelitian ini.

a. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, karangan Deddy Mulyana,

Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005

b. Psikologi Komunikasi, karangan Jalaludin Rakhmat, Bandung:

Remaja Rosdakarya. 1994

c. Ilmu Komunikasi, karangan Roudhonah, Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2007, Cet. ke 11.

2. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, penulis merujuk kepada beberapa penelitian

terdahulu.

a. Peranan Dakwah bi Al-Lisan terhadap peningkatan akhlak

karimah Narapidana di Pesantren At Taubah Lembaga


11

Permasyarakatan Pemuda Kelas II A Tangerang, oleh Lili

Muslimah : 105051001861. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam Fakultas Ilmu dakwah dan Komunikasi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu

terletak pada objek penelitian. Objek penelitian terdahulu

menitikberatkan pada dakwah bi Al-Lisan, sedangkan penelitian

ini objeknya fokus pada komunikasi verbal dan non verbal.

b. Komunikasi Instruksional dalam Pembinaan Akhlak pada

Anak Usia Dini di TK Kartini Jakarta Barat, oleh

Nurhasanah : 10405100187. Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Subjek penelitiannya sama-sama terletak pada anak usia

dini, namun objek pada penelitian terdahulu adalah komunikasi

instruksional, sedangkan objek pada penelitian ini adalah peran

komunikasi verbal dan non verbal

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini secara keseluruhan,

maka diperlukan suatu sistematika penulisan. Adapun sistematika penulisan

yang dimaksud adalah seperti yang akan diuraikan di bawah ini.

Bab I menguraikan tentang pokok-pokok pikiran yang tertuang pada

pembahasan skripsi ini yang terdiri atas latar belakang masalah yang

bertujuan untuk memberikan alasan yang jelas tentang pemilihan judul,

fokus dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian yang dipergunakan dalam rangka memudahkan penulisan,


12

tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan yang dipergunakan untuk

memberikan penjelasan secara garis besar mengenai pembahasan yang akan

diuraikan dalam pembahasan skripsi ini.

Bab II berisikan tentang pengertian peran komunikasi, pengertian

komunikasi verbal dan non verbal, pengertian pendidikan anak usia dini,

dan penanaman akhlak.

Bab III menguraikan tentang gambaran umum di TK Islam al

Muttaqin yang meliputi sejarah berdiri, visi dan misi, struktur organisasi,

program kegiatan belajar serta profil TK Islam al Muttaqin.

Bab IV membahas hasil penelitian di lapangan mengenai peran

komunikasi yang diterapkan oleh guru di lingkungan TK Islam al Muttaqin,

yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Serta evaluasi mengenai faktor

pendukung dan penghambat dalam penanaman akhlak di TK Islam al

Muttaqin.

Bab V merupakan bab penutup dari skripsi ini yang didalamnya

memuat kesimpulan dan saran yang kemudian diakhiri dengan daftar

kepustakaan dan lampiran-lampiran.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Peran Komunikasi

1. Pengertian Peran

Secara bahasa, peran dalam kamus bahasa indonesia ialah

beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang

berkedudukan di masyarakat dan harus dilaksanakan. Dengan kata

lain seseorang dapat dikatakan memainkan perannya apabila memiliki

status di masyarakat.

Peran erat kaitannya dengan dampak atau efek komunikasi.

Peran akan terlihat bila tercapai maksud dan tujuan komunikasi. Salah

satu tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy ialah

mengubah sikap dan perilaku seseorang, kelompok, atau masyarakat.1

Maka dengan demikian, komunikasi pasti memiliki efek atau hasil

dari kegiatan komunikasi yang dilakukan.

Menurut Jalaluddin Rakhmat komunikasi mempunyai beberapa

pengaruh atau efek yang dapat menyangkut pengetahuan, mengubah

sikap, dan menggerakkan perilaku kita, diantaranya adalah :

a. Efek Kognitif, terjadi bila ada perubahan pada apa yang


diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan
dengan transmisi pengetahuan, keterampilan,kepercayaan atau
informasi.
b. Efek Afektif, timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan,
disenangi atau dibenci khalayak yang meliputi segala yang
berhubungan dengan emosi, sikap, serta nilai.

1
Onong U. Effendy, Ilmu, teori, dan filsafat komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2003), h. 55.

13
14

c. Efek Behavioral, merujuk pada perilaku nyata yang dapat


diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, kebiasaan
perilaku.2

Jadi, didasarkan pada pendapat diatas, bisa disimpulkan bahwa

peran adalah sesuatu yang berkenaan dengan efek atau hasil dari

kegiatan komunikasi yang telah terjadi. Efek tersebut dapat berupa

emosi, pemahaman, dan bukti fisik seperti perilaku.

2. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communications

berasal dari kata Latin communicatio. Dan bersumber dari kata

communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya ialah sama

makna.3

Komunikasi secara terminologis berarti proses penyampaian

suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.4

Deddy Mulyana menyatakan bahwa komunikasi adalah proses

penyampaian pesan antar individu. Pesan tersebut dapat berupa

perilaku verbal seperti ucapan, maupun perilaku non verbal seperti

ekspresi wajah. 5

Wilbur Schramn mengatakan bahwa komunikasi didasarkan

atas hubungan (intune) antara satu dengan yang lain yang fokus pada

2
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Moderen,Sebuah Kerangka Teori dan Praktek Berpidato,
(Bandung: Akasemika, 1982), h. 269.
3
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek (Bandung: Remaja
Rosdakarya,1990), h. 9.
4
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004),
cet ke-6, h. 4.
5
Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif, Suatu Pendekatan Lintas Budaya (Bandung: Rosda
Karya, 2004), h. 3.
15

informasi yang sama, sangkut paut tersebut berada dalam komunikasi

tatap muka (face to face communication).6

Arni Muhammad menyatakan bahwa komunikasi ialah proses

sebuah hubungan antara individu dengan individu lainnya, dengan

maksud memberikan informasi. Hubungan tersebut bisa terjadi baik

dalam kelompok, dalam organisasi, maupun dalam masyarakat.7

Everett M. Rogers, mengemukakan bahwa komunikasi adalah

proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu

penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku

mereka.8

Dalam kamus besar bahasa indonesia, komunikasi adalah

pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau

lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.9

Dalam kamus komunikasi, Onong menyebutkan bahwa

komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk

lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide,

informasi, kepercayaan, harapan, imbauan, dan sebagainya, yang

dilakukan seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap

muka maupun tak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah

sikap, pandangan, atau perilaku.10

6
Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi (Bandung: Mandar Maju,
1998), h. 59.
7
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet. ke-4, h. 3.
8
Roudhonah, ilmu komuniksasi, h. 21.
9
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar bahasa indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), edisi ke-3, cet. Ke-3, h. 585.
10
Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: Mandar Maju, 1989), cet. Ke-1,
h. 60.
16

Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa

komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari

seseorang kepada satu orang atau lebih dalam sebuah hubungan, baik

itu yang bersifat individu, kelompok, organisasi, maupun masyarakat

dengan maksud mengubah opini, sikap maupun perilaku.

3. Pengertian Peran Komunikasi

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

peran komunikasi adalah seperangkat tindakan atau perbuatan yang

merupakan hasil dari proses komunikasi, baik itu berkenaan dengan

pemahaman, sikap, maupun perilaku.

B. Pengertian Komunikasi Verbal dan Non Verbal

1. Pengertian Komunikasi Verbal

Menurut Deddy Mulyana, simbol atau pesan verbal adalah

semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa

dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal.11 Bahasa dapat

didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk

mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan

dipahami suatu komunitas.

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan

simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan

maupun tulisan.12

11
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005). h. 340.
12
Arni muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 95.
17

Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi lisan


dan komunikasi tulisan. Komunikasi lisan dapat didefinisikan
sebagai suatu proses dimana seorang pembicara berinteraksi
secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi tingkah
laku penerima. Sedangkan komunikasi tulisan ialah apabila
keputusan yang akan disampaikan oleh pimpinan itu disandikan
dengan simbol-simbol kemudian dikirimkan kepada karyawan
yang dimaksudkan. Komunikasi tertulis ini dapat berupa memo,
surat, buku petunjuk, gambar, maupaun laporan. Sedangkan
komunikasi lisan dapat berupa tatap muka, melalui telepon,
radio, televisi dan lain-lain.13
Lambang verbal adalah semua lambang yang digunakan untuk

menjelaskan pesan-pesan dengan memanfaatkan kata-kata (bahasa).

Komunikasi verbal ini dapat dilangsungkan dengan kata-kata seperti:

ceramah, berbicara, diskusi dan lain-lain. Bisa juga dengan

menggunakan tulisan, surat, buku, majalah, koran, dan lain-lain.14

2. Pengertian Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan

pesan-pesan non verbal. Istilah non verbal biasanya digunakan untuk

melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan

tertulis. Secara teoritis komunikasi non verbal dan komunikasi verbal

dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis

komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam

komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.

Pengertian komunikasi non verbal, yaitu non berarti tidak,

Verbal bermakna kata-kata (words), sehingga komunikasi non verbal

dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-kata. Dapat juga diartikan

komunikasi non verbal adalah komunikasi dengan menggunakan

13
Ibid., h. 96.
14
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 92.
18

gejala yang menyangkut: gerak-gerik (gestures), sikap (postures),

ekspresi wajah (facial expressions), pakaian yang bersifat simbolik,

isyarat dan lain gejala yang sama, yang tidak menggunakan bahasa

lisan dan tulisan.15

Menurut knapp dan Hall, isyarat nonverbal, sebagaimana


simbol verbal, jarang punya makna denotatif yang tunggal.
Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah konteks tempat
perilaku berlangsung. Misalnya melihat mata orang lain dapat
berarti afeksi dalam satu situasi dan agresi dalam situasi lain.
Makna isyarat non verbal akan semakin rumit jika kita
mempertimbangkan berbagai budaya.16

Komunikasi non verbal menurut S. Djuarsa Sendjaja, yaitu

Non berarti tidak, verbal bermakna kata-kata (words), sehingga

komunikasi non verbal dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-

kata.17

Menurut Onong Uchjana Effendy, komunikasi non verbal

adalah komunikasi dengan gejala yang menyangkut:gerak-gerik

(gestures), sikap (postures). Ekspresi wajah (facial expressions),

pakaian yang bersifat simbolik, isyarat dan lain gejala yang sama,

yang tidak menggunakan bahasa lisan dan tulisan.18

Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter,


komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali
rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang
dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh
individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi si individu
atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang
disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa
komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan

15
Ibid., h. 94.
16
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, h. 342.
17
Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi (Jakarta: Universitas Terbuka, 2002), h. 64.
18
Onong Uchjana E, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Alumni, 1981), h. 28.
19

non verbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut


bermakna bagi orang lain.19

C. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi

pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi

lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar

kebudayaan melewati generasi.

1. Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan

sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya

pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani

dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal, dan

informal.

Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:

Tujuan utama : untuk membentuk anak indonesia yang

berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai

19
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, h. 343.
20

dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan

yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta

mengarungi kehidupan di masa dewasa.

Tujuan Penyerta : untuk membantu menyiapkan anak mencapai

kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

Rentangan anak usia dini menurut pasal 28 UU Sisdiknas

No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian

rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara,

PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.

2. Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini

Infant (0-1 tahun)

Toddler (2-3 tahun)

Pre school/kindergarden children (3-6 tahun)

Early Primary School (SD kelas awal) (6-8 tahun)

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk


penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada
peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir),
daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, sosio
emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap yang
dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan anak usia dini merupakan
suatu proses tumbuh kembang yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun secara menyeluruh yang
mencakup aspek fisik dan non fisik yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, motorik, akal
fikir, emosional, dan sosial yang tepat dan benar agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.20

20
Agus Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama (Jakarta: Refika
Aditama, 2007).
21

D. Pengertian Penanaman Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Secara bahasa, akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari kata

khuluqun yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau

tabiat.21

Pada hakikatnya, khuluk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu

kondisi yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian

hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara

spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan

pemikiran.22

Menurut Imam al Ghazali, seperti yang dikutip oleh


Mahyuddin mengatakan sebagai berikut : Akhlak ialah suatu
sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat
melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakuakn, tanpa
melalui maksud untuk memikirkan (lebih lama), maka sifat
tersebut melahirkan suatu tindakan yang terpuji menurut
ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlak yang baik.
Tetapi manakala ia melahirkan tindakan yang jahat, dinamakan
akhlak yang buruk.23

Selanjutnya, dengan agak lebih luas, Ibn Miskawih mengatakan

akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa

memerlukan pemikiran dan pertimbangan.24

Prof. Dr. Ahmad Amin menganggap bahwa akhlak adalah

kehendak dan kebiasaan. Berkenaan dengan itu, Prof. Dr. Farid

21
H. A Mustofa, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 1999), Cet. ke-2, h. 11.
22
Yusuf al-qardhawi, Membumikan Syariat Islam (Surabaya: Dunia Ilmu, 1997), cet. ke-
1, h. 1.
23
Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf (Jakarta: Kalam Mulia, 2003), cet. ke-5, h. 4.
24
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), cet. ke-4, h. 3-4.
22

Maruf menyatakan bahwa akhlak adalah kehendak manusia yang

menimbulkan perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan

pertimbangan pemikiran terlebih dahulu.25

Berdasarkan pendapat para tokoh di atas, maka dapat dikatakan

akhlak yang menetap dalam jiwa seseorang dan nampak pada perilaku

konkrit merupakan hasil bentukan dari kebiasaan. Baik itu perilaku

positif karena terbentuk dari kebiasaan positif ataupun perilaku negatif

karena terbentuk dari kebiasaan negatif.

Perilaku baik dan terpuji berasal dari sumber jiwa disebut al-

akhlaq al fadhilah (akhlak baik), sehingga dikatakan al akhlak al

karimah (akhlak mulia). Dan berbagai perilaku buruk disebut al

akhlak al radzilah (akhlak buruk). Walaupun demikian, kebiasaan

buruk yang membentuk akhlak buruk masih dapat diubah dan

ditingkatkan menjadi akhlak yang baik.

a. Teori Perubahan Akhlak al Ghazali

al Ghazali merupakan tokoh sufi yang terkenal dengan teori

perubahan akhlaknya. Awal mula ketertarikannya terhadap perbaikan

perilaku adalah ketika ia melihat dekadensi moral , penyimpangan

perilaku, dan penyakit hati atau jiwa yang melanda banyak orang di

zamannya. Ia sangat terkejut, sehingga ia merasa bertanggung jawab

untuk melakukan perbaikan akhlak dan perilaku.

al Ghazali kemudian melakukan analisis mendalam (depth

analysis) tentang akhlak tercela yang merebak dan berusaha mencari

25
Mustofa, Akhlak Tasawuf, h. 13.
23

sebab-sebabnya (diagnosa) serta menentukan metode yang manjur

dan efektif untuk menyembuhkannya (prognosis).

Menurut al Ghazali akhlak mengalami perubahan atau dengan

kata lain akhlak dapat diperoleh dan diubah melalui proses belajar.26

Begitu pula menurut Ibn Miskawih, akhlak dapat diubah dengan

kebiasaan dan latihan serta pelajaran yang baik.27

b. Bentuk-bentuk perwujudan akhlak

Manusia sebagai manusia patut mensyukuri segala karunia yang

diberikan sang khalik dengan mentaatinya dan terus menjaga

hubungan baik dengannya (hablun minallah) dan sebagai makhluk

sosial manusia juga perlu berhubungan baik dengna makhluk sosial

lainnya (hablun minannaas) agar tercipta sosialisasi yang baik pula.

Maka dibutuhkan keseimbangan dalam berhubungan dengan

keduanya, dengan tidak melupakan hak-hak yg dibutuhkan diri

sendiri. Oleh karenanya islam mengajarkan bagaimana berakhlak

yang baik dengan ketiganya, yakni:

1) Akhlak kepada Allah

Akhlak kepada Allah meliputi :

a) Beribadah kepada Allah. Ibadah menurut bahasa

(etimologi), berarti tuunduk dan merendahkan diri.

Menurut syara (terminologi), ibadah mempunyai

beberapa definisi, yakni:

26
Fadillah Suralaga,dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2005), cet. ke 1, h. 73.
27
Jamal Syarif Iberani, Mengenal Islam (Jakarta: el-kahfi, 2004), h. 114.
24

(1) Ibadah adalah taat kepada allah dengan

melaksanakan perintahnya yang disampaikan

melalui lisan para Rasulnya.

(2) Ibadah ialah merendahkan diri kepada allah yang

disertai mahabbah (kecintaaan) yang tinggi

kepadaNya

(3) Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh yang

dicintai dan diridhai Allah, baik berupa ucapan

maupun perbuatan, lahir maupun bathin.28

b) Bersyukur kepada Allah

Ibnu Qayyim menjabarkan bahwa syukur kepada

Allah mempunyai lima pilar pokok, kelima pilar pokok

tersebut adalah kepatuhan seorang hamba kepada allah,

Mencintainya, mengakui nikmat darinya, memujinya, dan

tidak menggunakan nikmat yang diberikan untuk sesuatu

yang tidak diridhoinya.29

c) Takut kepada Allah

2) Akhlak kepada sesama manusia

Bentuk perwujudan akhlak kepada sesama manusia yakni:

a) Berbuat baik kepada teman

Mengucap salam dan menjawab salam, menjenguknya

ketika sakit.

b) Saling menasehati
28
M. Alaika Salamulloh, Akhlak Hubungan Vertikal (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2008), h. 4.
29
Ibid,. h. 19.
25

c) Membantu teman

Akhlak Islam juga mengajarkan bahwa orang yang berada

dalam kesusahan harus dibantu dengan semampunya.

Begitu halnya dengan teman, baik itu baik itu bantuan

secara moril maupun materil.

d) Kesetiakawanan

Islam juga mengajarkan kesetiakawanan, tetapi untuk hal-

hal yang baik. Sebagaiman keesetiakawaan para sahabat,

baik dalam suka maupun duka.

e) Mendamaikan teman yang sedang berselisih

Rasulullah saw. Bersabda maukah kalian ku beritahu

amal yang nilainya lebih tinggi dari pada shalat dan

sedekah? para sahabat menjawab Ya, Baliau bersabda

Mendamaikan dua orang yang berseteru. Hendaknya

kalian menjauhi permusuhan, karena permusuhan bisa

menjauhkan pahala ibadah H.R At tirmizi.

f) Toleransi kepada teman

Toleransi tidak hanya berlaku bagi teman yang berlaina

agama, tapi juga kepada teman yang berlainan ras,

kelompok, aliran , adat, ataupun golongan tertentu.dalam

konteks ini kita tetap dianjurkan bertoleran kepada

teman.30

3) Akhlak kepada diri sendiri

30
M. Alaika Salamulloh, Akhlak Hubungan Horizontal (Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani, 2008), h. 96-104.
26

Islam mengajarkan seorang muslim untuk berakhlak mulia

tidak hanya kepada allah dan sesama manusia saja, tetapi juga

berakhlak mulia kepada diri sendiri, baik dari sisi jasmani

maupun ruhani.

2. Penanaman Akhlak pada Anak Usia Dini

Seorang individu mempunyai akhlak, awalnya adalah hasil dari

bimbingan orang tuanya dalam lingkungan keluarga, pengaruh yang

tidak disengaja akan dapat diperoleh melalui pengamatan panca

indera, yang tidak disadari masuk dalam pribadi anak atau individu.31

Oleh karena akhlak merupakan sebagian cermin dari tingkah laku

individu, maka keberadaan akhlak harus ditanamkan sejak dini, dan

kemudian untuk tetap dibina serta diarahkan karena akhlak merupakan

penuntun manusia agar dapat hidup bahagia baik di dunia maupun

akhirat.

31
H. A Mustofa, Akhlak Tasawuf.
BAB III

GAMBARAN UMUM TK ISLAM AL MUTTAQIN

A. Sejarah Berdirinya TK Islam al Muttaqin

Taman Kanakkanak Islam al Muttaqin atau yang lebih dikenal

dengan nama TK Islam al Muttaqin merupakan salah satu TK Islam pertama

yang berada di wilayah Rempoa. Lahirnya TK berazaskan islam ini pertama

kali dikarenakan kepedulian dan rasa tanggung jawab dari pengurus

Yayasan Masjid al Muttaqin dalam membangun, memberdayakan serta

menjaga lingkungan masjid dan masyarakat di lingkungan masjid, dalam hal

ini di fokuskan pada anak-anak.

Saat itu sudah ada beberapa TK, namun belum ada TK Islam. Maka

demi terwujudnya generasi mendatang yang memiliki pengetahuan dan

pemahaman tentang nilai keagamaan yang lebih baik, Yayasanpun

mendukung niat baik yang di cetuskan oleh Bapak H. Jauhari untuk

mendirikan TK Islam di lingkungan masjid al Muttaqin. Merekapun

mengirimkan dua orang anggota remaja masjid al Muttaqin uuntuk

mengikuti training di al Azhar selama satu bulan. Dimana salah satu

anggota remaja masjid tersebut sampai saat ini menjabat sebagai kepala TK

Islam al Muttaqin itu sendiri.1

Kegiatan operasional dimulai pertama kali pada bulan Juli tahun 1984.

Kemudian diresmikan oleh Dinas Pendidikan pada 28 Oktober 1984.

Awalnya kegiatan belajar masih dilakukan di gedung Madrasah Diniyah

1
Wawancara Pribadi dengan Ibu Isnaini S. Sardjono, Kepala TK Islam al Muttaqin,
dilakukan pada Rabu, 15 Mei 2013

27
28

yang memang sudah ada di sekitar lingkungan masjid, selama hampir

kurang lebih tiga tahun menumpang, akhirnya TK Islam al Muttaqin

mendirikan gedung sendiri.2 Sampai dengan saat ini TK Islam al Muttaqin

masih terus berdakwah kepada anak-anak dengan caranya sendiri.

B. Visi dan Misi TK Islam al Muttaqin

1. Visi Taman Kanak-kanak Islam al Muttaqin

a. Lulusan TK Islam al Muttaqin siap berkompetisi untuk

melanjutkan ke jenjang berikutnya ( SD, Ibtidaiyah )

b. Lulusan yang beriman dan bertaqwa serta menguasai ilmu

pengetahuan

2. Misi Taman Kanak-kanak Islam al Muttaqin

a. Membekali peserta didik dalam bidang pengetahuan,

keterampilan, etika dan agama

b. Menyelenggarakan sekolah TK yang nyaman, sehat, dengan

disiapkan halaman yang cukup luas.3

C. Struktur Organisasi TK Islam al Muttaqin

1. Struktur Organisasi

SUSUNAN PENGURUS TK ISLAM AL MUTTAQIN

KETUA UMUM
Bpk. Ahmad Ridho

SEKRETARIS
Bpk. Bambang Sarmadi

BENDAHARA
Bpk. Abdul Bahri
2
Ibid.,
3
Dokumen TK Islam al Muttaqin
29

BID. PENDIDIKAN dan DAKWAH


Bpk. Drs. H. Idzuddin
Ibu. Hj. Sri Suyani

KEPALA TK ISLAM AL MUTTAQIN


Ibu. Isnaini S. Sardjono, Spd.AUD

WAKIL KEPALA TK ISLAM AL MUTTAQIN


Ibu. Suhaya Sahman, Spd.AUD

PENGAJAR
Ibu. Hikmah Rizkiyah
Ibu. Yuli Fitriah Ningsih
Ibu. Noor Akfiyatun

KARYAWAN
Ibu. Suhani

2. Uraian Tugas Pengurus TK Islam al Muttaqin

a. Kepala TK Islam al Muttaqin

Mengatur dan mengawasi segala kegiatan belajar

mengajar

Mengurus sistem organisasi sekolah

Mengurus segala hal yang berkaitan dengan administrasi

sekolah

Memberikan materi kepada anak didik (mengajar)

b. Wakil Kepala TK Islam al Muttaqin

Membantu Kepala TK dalam mengurus dan mengawasi

segala kegiatan belajar mengajar

Membantu Kepala TK mengurus sistem organisasi sekolah

Membantu Kepala TK mengurus hal yang bersifat

administratif di sekolah
30

Memberikan materi kepada anak didik (mengajar)

c. Staff Pengajar

Menyiapkan rencana kegiatan mingguan

Menyiapkan rencana kegiatan harian

Memberikan materi ajar kepada anak didik

d. Karyawan Sekolah

Mempersiapkan ruang kelas

Membersihkan dan merapihkan ruang kelas4

D. Program Kegiatan Belajar di TK Islam al Muttaqin

1. Materi Pembelajaran TK Islam al Muttaqin

Materi pembelajaran di TK Islam al Muttaqin mengacu pada

standar kurikulum yang berlaku saat ini. Pengajar menyusun rencana

kegiatan tahunan, kegiatan bulanan, kegiatan mingguan, sampai

kegiatan harian mengacu kepada standar kurikulum yang ada.

a. Bidang Pengembangan Kebiasaan

Moral dan nilai-nilai agama, Sosial, Emosional, dan

kemandirian

b. Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar

Berbahasa, Kognitif, Fisik/Motorik, Seni

Tabel 1. Contoh Kurikulum Bidang Pengembangan Kebiasaan5

KOMPETENSI HASIL
INDIKATOR
DASAR BELAJAR
Anak mampu melakukan Dapat berdoa, Berdoa sebelum dan sesudah
ibadah, terbiasa bersyair, dan melaksanakan kegiatan dengan

4
Ibid.,
5
Ibid.,
31

mengikuti aturan dan menyanyikan lagu- tertib


dapat hidup bersih dan lagu keagamaan Bersyair yang bernafaskan
mulai belajar agama
membedakan benar dan Menyanyi lagu-lagu
salah, terbiasa keagamaan
berperilaku terpuji. Mengenal dan Berbuat baik terhadap semua
menyayangi makhluk Tuhan
ciptaan Tuhan
Terbiasa Selalu memberi dan membalas
berperilaku sopan salam
santun Selalu mengucapkan terima
kasih jika memperoleh sesuatu
Membedakan Menunjukkan perbuatan-
perbuatan yang perbuatan yang benar dan salah
benar dan salah
Terbiasa Menghormati orang tua dan
bersikap/berprilaku orang yang lebih tua
saling hormat
menghormati
Terbiasa Senang menolong
menunjukkan Mau memohon dan memberi
kepedulian maaf
Mengajak teman untuk
bermain/belajar

Tabel 2. Contoh Kurikulum Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar

KOMPETENSI HASIL BELAJAR INDIKATOR


DASAR
Dapat mendengarkan Melakukan 3-5 perintah
Anak mampu dan memahami kata dan secara berurutan
mendengarkan, kalimat sederhana serta
berkomunikasi secara mengkomunikasikannya Mendengarkan dan
lisan, memiliki menceritakan kembali cerita
perbendaharaan kata secara urut
dan mengenal simbol- Dapat berkomunikasi/ Menyebutkan nama diri,
simbol yang berbicara lancar secara nama orang tua, jenis
melambangkannya lisan dengan lafal yang kelamin, alamat rumah
untuk persiapan benar lengkap
membaca dan menulis Memiliki Menunjuk dan
perbendaharaan kata menyebutkan gerakan-
yang diperlukan untuk gerakan, misalnya jongkok,
berkomunikasi sehari- duduk, berlari, makan, dll
hari
Anak dapat memahami Menunjuk dan mencari
Anak mampu benda di sekitarnya sebanyak-banyaknya benda,
memahami konsep menurut bentuk, jenis hewan, tanaman yang
32

sederhana, an ukuran mempunyai warna, bentuk


memecahkan masalah atau ciri tertentu
sederhana dalam Anak dapat memahami Menyebutkan hasil
kehidupan sehari-hari konsep matematika penambahan dan
sederhana pengurangan dengan benda
1-10
Anak dapat memahami Mengungkap asal mula
konsep sains sederhana terjadinya sesuatu
Dapat menggerakkan Meniru membuat garis
Anak mampu jari tangan untuk datar, tegak, miring,
melakukan aktivitas kelenturan, kekuatan lengkung dan lingkaran
fisik secara otot dan koordinasi
terkoordinasi dalam Dapat menggerakkan Berjalan maju pada garis
rangka kelenturan, dan badan dan kaki dalam lurus, berjalan di atas papan
persiapan untuk rangka keseimbangan, titian, berjalan dengan
menulis, kekuatan, koordinasi berjinjit, berjalan dengan
keseimbangan, dan melatih keberanian tumit
kelincahan, dan
melatih keberanian
Dapat menggambar Menggambar bebas dengan
Anak mampu sederhana berbagai media (kapur tulis,
mengekspresikan diri pensil warna, krayon)
dan berkreasi dengan Dapat menciptakan Meronce dengan manik-
berbagai gagasan sesuatu dengan berbagai manik sesuai pola (2 pola)
imajinasi dan media
menggunakan Menciptakan bentuk dengan
berbagai media/bahan lidi
menjadi suatu karya
seni

Tabel 3. Rencana Kegiatan Harian TK Islam al Muttaqin6

Kelompok :B

Semester/Minggu : II

Tema/Sub Tema : Tanah Airku

Hari/Tanggal : Senin, 01-04-2013

Waktu : 07.30 10.30


KEGIATAN ALAT/SUMBER PENILAIAN PERKEMB. ANAK
PEMBELAJARAN BELAJAR ALAT HASIL

Ikrar

Upacara

6
Ibid.,
33

Pembukaan

Doa sebelum kegiatan

Menyanyikan lagu selamat


pagi

Membedakan besar,
sedang, agak kecil, dan
kecil

Inti
Buku paket
Menulis kalimat
Buku gambar
Menggambar bersama

Membedakan ciri-ciri
fotokopian
binatang. Contoh: buas-
jinak

Istirahat

Main

Makan bersama

Penutup

Doa selesai makan

Sayonara

Doa pulang sekolah

Doa keluar kelas

Doa naik kendaraan

Evaluasi

Salam

Sikat gigi

2. Kegiatan Harian TK Islam al Muttaqin7

7
Observasi Penulis, dilakukan selama Maret Mei 2013.
34

Objek : Kelompok B1

Guru Kelas : Ibu Suhaya

Hari/Tanggal : Selasa, 18 Maret 2013

Tempat : Sentra Balok, Tema : Api

Pukul Kegiatan Metode Penyampaian


Baris-berbaris di lapangan Dipimpin oleh perwakilan
07.45 Membaca ikrar bersama kelas, dibimbing guru
Masuk ke kelas masing-
masing
Membaca surah pendek, Guru memulai terlebih dulu,
an Naas al Maaun siswa mengikuti
08.35 Bernyanyi sambil menghafal
nama surat dan artinya, al
fatihah al Humazah
Membuat ketrampilan yang Guru mencontohkan, siswa
berkaitan dengan tema, mengerjakan mandiri
membentuk gambar dari Baca IQRO Privat, dibimbing
09.00 batang korek kayu. c/o: guru
gambar lilin
Menulis huruf sambung
Baca IQRO
09.45 Istirahat, bermain di taman Guru menemani dan mengawasi
Makan bersama di dalam kelas, Guru mengawali, diikuti siswa
10.00 baca doa sebelum dan sesudah
makan
Bernyanyi Dibimbing oleh guru
Berdoa
10.30
Salam
Sikat gigi

Objek : Kelompok B1

Guru Kelas : Ibu Suhaya

Hari/Tanggal : Kamis, 04 April 2013

Tempat : Sentra IMTAQ


35

Pukul Kegiatan Metode Penyampaian


Baris-berbaris di lapangan Dipimpin oleh perwakilan
07.45 Membaca ikrar bersama
kelas, dibimbing guru
Masuk kelas
Membaca surah pendek,
an Naas al Maaun
Membaca Hadits-hadits, Guru memulai terlebih dulu,
hadits marah, hadits senyum, siswa mengikuti
hadits makan dan minum, Menghafal Asmaul Husna,
hadits puasa, hadits shalat Nama Malaikat dan Nabi
08.00 Menghafal Asmaul Husna, dilakukan melalui nyanyian
50 Asmaul Husna dan gerakan tepuk
Menyebutkan nama malaikat Guru menunjuk satu huruf
dan tugasnya kemudian siswa menyebutkan
Menyebutkan nama-nama bunyinya
Nabi
Mengenal Huruf hijaiyah
Praktek Shalat, bacaan dan
08.40 Dibimbing oleh guru
gerakan shalat
Mengenal dan Menulis nama Guru memberi contoh sambil
08.50 anggota tubuh mengarahkan, kemudian siswa
Menulis sambung mengerjakan mandiri

09.30 Istirahat, main di taman Guru mendampingi


Makan bersama di dalam kelas,
10.00 baca doa sebelum dan sesudah Guru mengawali, diikuti siswa
makan
Berdoa
10.30 Salam Dibimbing oleh guru
Sikat gigi

Objek : Kelompok A dan B

Guru Kelas : Ibu Suhaya

Ibu Hikmah

Ibu Yuli

Ibu Noor

Hari/Tanggal : Rabu, 15 Mei 2013 ( Rabu Ceria )


36

Tempat : Koridor Kelas

Pukul Kegiatan Metode Penyampaian


Baris-berbaris di lapangan
Membaca ikrar bersama Dipimpin oleh perwakilan
07.45 Senam
kelas, dibimbing guru
Menari Yamko Rambe
Yamko
Membaca surah pendek,
Guru memulai terlebih dulu,
08.35 al Fatihah al Lahab
siswa mengikuti
Bernyanyi bersama
Praktikkum menyeduh teh
dan kopi Guru mencontohkan dan
Pengenalan alat dan bahan menerangkan alat, bahan, dan
Pengenalan rasa dasar cara membuat sambil
09.00
kopi,gula dan garam memberikan pemahaman pada
Praktek cara menyeduh teh anak didik hal yang boleh /
dan kopi tidak boleh dilakukan sendiri
Minum teh bersama
Guru menemani dan
09.30 Istirahat, bermain di taman
mengawasi
Makan bersama di dalam kelas,
10.00 baca doa sebelum dan sesudah Guru mengawali, diikuti siswa
makan
Berdoa
10.30 Dibimbing oleh guru
Salam

E. Profil TK Islam al Muttaqin

1. Susunan Pengurus TK Islam al Muttaqin

Pengurus TK Islam al Muttaqin terdiri dari:

Kepala TK Islam al Muttaqin : Ibu Isnaini S. Sardjono,

Spd.AUD

Wakil Kepala TK Islam al Muttaqin : Ibu Suhaya Rahman,

Spd.AUD
37

Staff Pengajar : Ibu Hikmah Rizkiyah, Ibu Yuli Fitriah Ningsih,

Ibu Noor Akfiyatun

Karyawan sekolah : Ibu Suhani8

2. Peserta Didik di TK Islam al Muttaqin

Peserta didik di TK Islam al Muttaqin tahun ajaran 2012/2013 secara

keseluruhan berjumlah 64 orang, terbagi atas9 :

Kelompok Bermain (KB) : 9 orang

Kelompok A1 : 11 orang

Kelompok A2 : 11 orang

Kelompok B1 : 18 orang

Kelompok B2 : 17 orang

3. Sarana dan Prasarana TK Islam al Muttaqin

a. Sarana TK Islam al Muttaqin terdiri dari:

1. Kantor : 1 unit

Ruang kantor terbagi menjadi ruangan Kepala Sekolah

dan ruang guru

2. Ruang Kelas : 5 unit

Terdiri dari sentra bermain peran, sentra persiapan, sentra

bahasa, sentra balok, sentra agama, sentra seni

3. Kamar Mandi: 2 unit

4. Dapur : 1 unit

b. Prasarana TK Islam al Muttaqin terdiri dari:

1. Halaman/Lapangan bermain

8
Dokumen TK Islam al Muttaqin.,
9
Ibid.,
38

2. Alat bermain di dalam ruangan

Terdiri dari berbagai macam buku cerita bergambar,

balok-balok, boneka, alat-alat musik seperti: angklung dan

2 set alat drum band, alat masak-masakan, baju adat, baju

profesi, puzzle, mini set sofa, mini set tempat tidur

3. Alat bermain di luar ruangan

Terdiri dari:

Ayunan tunggal : 4 buah

Ayunan gandeng : 2 buah

Prosotan : 1 buah

Jungkat Jungkit : 1 buah

Kursi berputar : 1 buah10

10
Ibid.,
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Peran Komunikasi Verbal dan Non Verbal dan


Penerapannya dalam Penanaman Akhlak

Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian informasi yang

melibatkan komunikator/orang yang menyampaikan informasi dan

komunikan/orang yang menerima informasi. Komunikasi merupakan suatu

kebutuhan bagi manusia. Melalui komunikasi seseorang dapat membangun

hubungan dengan orang lain, kelompok, organisasi, bahkan masyarakat.

Proses komunikasi sendiri terjadi apabila pesan atau informasi yang

disampaikan dapat diterima secara baik dan dimengerti maknanya oleh

komunikan. Penyampaian informasi dapat terjadi secara langsung, seperti

berbicara langsung/tatap muka, dan dapat pula terjadi secara tidak langsung

yakni dengan menggunakan alat atau media bantu, seperti koran ataupun

buku.

Pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata

atau lisan yang mudah dimengerti. Cara ini dikenal dengan nama

komunikasi verbal. Apabila tidak ada bahasa verbal yang mudah dimengerti

oleh komunikator maupun komunikan, maka komunikasi masih bisa

dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan atau menunjukkan sikap

tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, atau mengangkat

bahu. Cara ini lazim dikenal dengan sebutan komunikasi non verbal. Namun

dalam implementasinya tak jarang seseorang menggunakan kedua tipe

komunikasi ini secara bersamaan, baik itu secara sadar maupun tidak.

39
40

1. Guru sebagai komunikator

Laswell menyatakan bahwa komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui

media yang menimbulkan efek.1 Guru sebagai komunikator sangat

berperan dalam proses belajar mengajar. Seorang guru merupakan

pendidik bagi generasi di zamannya. Ia akan memegang peranan

penting dalam perkembangan suatu masyarakat.

Seorang guru adalah sebagai pemimpin di sekolah yang menjadi

tempat untuk mengabdikan dan mengamalkan ilmunya. Ia

bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada anak didiknya. Masa

anak-anak adalah masa bermain dan melihat, yaitu senang bermain

dan juga senang mengamati gerak-gerik yang dilakukan guru. Anak

akan mencontoh dan meniru apa saja yang dilihatnya, baik itu akhlak

yang baik maupun akhlak yang buruk.

Maka bagi guru, tugasnya tidak hanya menjelaskan pengertian

akhlak yang baik dan akhlak yang buruk, akan tetapi juga memberikan

contoh dan menjadi teladan (uswatun hasanah), baik melalui lisan,

tulisan, ataupun tingkah laku.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, guru-guru di TK

Islam al Muttaqin menyampaikan materi akhlak dengan cara

mencontohkan langsung kepada anak. Misalnya ada anak yang marah-

marah dengan temannya di kelas, maka guru langsung mengajak anak-

1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Rosda Karya,
2000), h. 10.
41

anak yang lain membacakan hadits marah coba teman-teman, kita

bacakan hadits marah untuk agha!.2

2. Proses komunikasi

Proses komunikasi dapat terjadi melalui bahasa, isyarat, gambar,

dan warna, atau biasa disebut proses komunikasi primer.3 Proses

komunikasi dapat juga dilakukan melalui alat atau sarana sebagai

media komunikasi.4 Proses komunikasi ini berlangsung paling tidak

antara dua orang. Dalam situasi formal, proses ini terjadi ketika sang

komunikator berupaya membantu terjadinya proses perubahan atau

proses belajar di pihak sasaran atau komunikan, teknik atau alat untuk

melaksanakan proses ini adalah komunikasi instruksional.5

Dalam penelitian yang penulis lakukan, penulis melihat secara

langsung proses penyampaian informasi kepada anak-anak di TK

Islam al Muttaqin. Dalam proses komunikasinya, guru-guru di TK

Islam al Muttaqin berkomunikasi dengan anak-anak, melalui:

a. Bahasa. Guru berbicara langsung kepada anak dalam

menjelaskan materi yang diajarkan. Seperti, tema kita hari ini

adalah api, siapa tahu apa saja benda yang berhubungan dengan

api?.6

2
Observasi Penulis, dilakukan pada Selasa, 18 Maret 2013.
3
Onong U. Effendy, Ilmu, teori, dan filsafat komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2003), h. 11.
4
Phil Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek (Bandung: Bina Cipta, 1988),
h. 5.
5
Pawit M. Yusuf, Komunikasi Pendidikan Dan Komunikasi Instruksional (Jakarta: Pers,
2002), h. 6.
6
Observasi Penulis, pada Selasa 18 Maret 2013.
42

b. Gambar. Pada umumnya anak akan lebih mudah mengingat

sesuatu bila ada gambar yang menjelaskan maknanya.

Contohnya, saat belajar menghafal kata dalam bahasa arab, guru

menyebutkan kosa kata dengan menunjukkan gambar yang

dimaksud. Seperti menghafal kata gelas sambil menunjuk

gambar gelas yang ada dalam buku paket. 7

c. Alat dan sarana. Saat belajar tema api, murid diminta untuk

membuat bentuk yang berkenaan dengan tema menggunakan

media batang korek kayu. Guru sendiri mencontohkan dengan

membuat bentuk lilin.8

d. Warna. Bentuk lilin tadi kemudian diperjelas dengan

memberikan warna yang sesuai dengan warna api di atasnya.

Hal ini tentu mempermudah anak dalam menyerap informasi,

karena anak tidak hanya diberikan penjelasan, namun juga

diberikan contoh langsung benda yang berhubungan dengan

tema melalui pemanfaatan alat maupun sarana sebagai media

komunikasi.9

Dengan demikian, proses komunikasi pada anak tidak selalu

menitikberatkan pada ucapan atau nasehat semata. Akan tetapi

penggunaan media komunikasi juga sangatlah penting dalam

menyampaikan informasi kepada anak.

3. Proses Pembinaan Akhlak

7
Observasi Penulis, dilakukan pada Rabu, 15 Mei 2013.
8
Observasi Penulis, pada Selasa 18 Maret 2013.
9
Ibid.,
43

Pembinaan akhlak adalah proses pembangunan perilaku anak

murid secara bertahap yang dilakukan oleh guru sebagai implementasi

dari iman dan ajaran islam dalam kehidupan individu, keluarga,

masyarakat, dan negara. Materi akhlak sendiri disampaikan oleh guru

secara langsung dengan memberikan contoh/praktek real terhadap

anak-anak di TK Islam al Muttaqin.

Di dalam al Quran sendiri dijelaskan bermacam-macam cara

untuk membentuk akhlak manusia seperti shalat, amal maruf, nasehat

yang baik, kisah-kisah, contoh-contoh teladan, dan sebagainya.

Pembinaan akhlak yang dilakukan di sekolah melalui


materi akhlak yang disampaikan oleh guru bertujuan agar para
siswa dapat memahami dan mengamalkan ajaran islam dan
menggunakannya sebagai pedoman hidup dan membentuk
manusia berakhlak mulia sesuai dengan ajaran islam serta
membentuk individu sisiwa yang memiliki keyakinan dan
kepribadian yang teguh. Sedangkan fungsinya adalah untuk
menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam berhubungan
dengan Allah SWT serta sesama manusia dan alam semesta.10

Guru sebagai komunikator tidak hanya menyampaikan pesan

akhlak dalam bentuk nasehat, seperti harus berbuat baik terhadap

teman, dan bersikap hormat terhadap orang tua. Akan tetapi, guru

mempraktekkan secara langsung bagaimana caranya menghormati

orangtua atau orang yang lebih tua dengan membiasakan mengucap

salam dan mencium tangan (salim) ketika bertemu. Materi seperti itu

biasa dilakukan bila anak belajar bermain peran. Yakni anak diberikan

peran menjadi ayah, ibu, kakak, dokter, pedagang, dan sebagainya.

10
Drs. Nasrun Rusli, Materi Pokok Akidah Akhlak (Jakarta: UT, 1993), h. 2.
44

Misalnya saat anak berperan sebagai dokter dan pasien. Anak

belajar secara langsung baik secara verbal dan non verbal tentang

bagaimana cara yang baik ketika dokter berbicara kepada pasiennya,

dan sebaliknya. Ketika berperan sebagai orang tua dan anak, mereka

di ajarkan dengan mempraktekkan secara langsung bagaimana bila

bertemu orang yang lebih tua, bersalaman (salim) atau berjalan

dengan badan agak dibungkukkan ketika melewati orang yang lebih

tua.11

Melalui praktek secara langsung saat bermain peran, anak bisa

menangkap secara langsung dan merasakan sendiri bentuk materi

yang diajarkan oleh guru. Jadi selain kita menggali komunikasi atau

tata bahasanya mereka, kita juga menerapkan akhlak perilakunya.

sehingga anak bisa langsung memahami.12

4. Penerapan Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Dalam berkomunikasi, selain menggunakan bentuk verbal

(lisan), bisa juga menggunakan bentuk komunikasi non verbal, seperti

isyarat atau gerakan. Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis

dengan guru terkait, tentang bentuk komunikasi yang diterapkan

dalam proses belajar, diperoleh data bahwa kebanyakan proses belajar

menggunakan kedua bentuk komunikasi secara bersamaan.

Penggabungan kedua bentuk komunikasi tersebut dapat dilihat

melalui:

a. Metode bercerita

11
Wawancara Pribadi dengan Ibu Suhaya Rahman, Guru Kelas B1, pada 15 Mei 2013.
12
Ibid.,
45

Metode bercerita cenderung efektif dan mudah untuk

dimengerti oleh anak, sehingga pesan-pesan yang disampaikan

akan lebih mudah dicerna. Selain itu anak pada umumnya sangat

suka mendengarkan dongeng atau cerita yang didramatisasi

dengan alat bantu seperti wayang atau boneka. Seperti halnya

yang dilakukan TK Islam al Muttaqin, biasanya setiap 2 minggu

sekali secara bergantian kelompok A dan B belajar di masjid,

disanalah biasanya diselipkan kisah-kisah Nabi yang dikemas

dengan ringan oleh guru, setelah mereka selesai praktek sholat.

b. Bernyanyi

Menyanyi merupakan salah satu sarana yang efektif dalam

menanamkan akhlak kepada anak, serta nilai-nilai keislaman

dan ketakwaan. Melalui lagu daya imajinasi anak ditimbulkan.

Lagu memudahkan mereka mengingat dan menerima pesan-

pesan agama yang diberikan, membuat mereka senang dan tidak

jenuh dalam belajar. Memilih lagu yang tepat dan bermakna

islami bagi anak sungguh penting. Karena itu guru dituntut lebih

selektif memilih kata/menggunakan bahasa, dan lebih kreatif

dalam menyisipkan nilai-nilai agama dalam lagu.

Salah satu bentuk nyanyian yang penulis temukan di TK

Islam al Muttaqin dimana salah satu lirik lagu tersebut berbunyi,

tanganmu yang mungil jagalah, jangan sampai mengucap yang

salah, karena di awasi oleh Allah Taala, tanganmu yang mungil

jagalah. Bila ditelaah dari lirik tersebut, anak di stimulus untuk


46

tidak sembarang memukul, mencubit, dan sebagainya kepada

teman mereka karena ada Allah yang mengawasi setiap hal yang

mereka kerjakan. Tanpa disadari anak, guru telah menanamkan

sikap takwa kepada Allah dan akhlak terhadap teman.13

c. Bermain

Menciptakan permainan yang islami dalam belajar juga

merupakan salah satu faktor penting lainnya, karena dengan

belajar anak secara tidak sadar sudah terstimulus dengan nilai-

nilai agama yang berkaitan dengan akhlak. Contohnya adalah

bermain peran.

TK Islam al Muttaqin memiliki sentra main peran yang

didalamnya dilengkapi berbagai perlengkapan rumah tangga

(mainan), baju-baju adat dan profesi, serta alat bantu lain seperti

boneka, sofa mini, tempat tidur mini dan sebagainya. Seperti

yang diungkapkan oleh Ibu Suhaya Rahman selaku guru kelas,

bermain peran merupakan salah satu media yang memudahkan

dalam menyampaikan pesan agama kepada anak, karena ketika

bermain peran anak dapat merasakan secara langsung pesan

yang dimaksud dalam bentuk verbal dan non verbal.14

Setelah penulis amati, komunikasi yang dilakukan oleh guru

sebagai komunikator dalam kegiatan belajar mengajar di TK Islam al

Muttaqin dalam menyampaikan materi-materi tentang akhlak yang

baik dan materi lainnya merupakan hal utama yang mendukung dalam

13
Observasi Penulis, dilakukan pada Jumat 22 Maret 2013.
14
Wawancara Pribadi dengan Ibu Suhaya Rahman, pada 15 Mei 2013.
47

proses penanaman akhlak yang berujung pada pembentukan akhlak

anak.

Anak agak sulit menerima pesan agama dalam bentuk verbal

tanpa didukung oleh komunikasi non verbal, maka dari itu, praktek

secara langsung menjadi hal yang mendukung dalam menyampaikan

pesan kepada anak agar maknanya langsung tersampaikan dan anak

juga bisa menerapkan pada kehidupannya sehari-hari.

5. Efek Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Salah satu tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy

ialah mengubah sikap dan perilaku seseorang, kelompok, atau

masyarakat.15 Maka dengan demikian, komunikasi pasti memiliki efek

atau hasil dari kegiatan komunikasi yang dilakukan. Seperti yang

dikutip dari Ibu Suhaya Rahman, bahwa peran dari penggunaan

komunikasi verbal dan non verbal dapat diketahui dari efek atau hasil

yang terlihat pada perilaku anak.16

Efek dari komunikasi dapat berupa emosi, pemahaman dan juga

bukti fisik. Menurut Jalaluddin Rakhmat komunikasi mempunyai

beberapa pengaruh atau efek yang dapat menyangkut pengetahuan

(kognitif), mengubah sikap (afektif), dan menggerakkan perilaku kita

(behavioral).17

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, diperoleh

sejumlah data yang merujuk kepada efek komunikasi yang dimaksud.

15
Onong U. Effendy, Ilmu, teori, dan filsafat komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2003), h. 55.
16
Wawancara Pribadi dengan Ibu Suhaya Rahman, pada 15 Mei 2013.
17
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Moderen,Sebuah Kerangka Teori dan Praktek Berpidato,
(Bandung: Akasemika, 1982), h. 269.
48

Biasanya, pada saat jam istirahat makan ada saja anak yang suka

makan atau minum sambil berdiri, maka guru dengan segera mengajak

anak-anak lain untuk membacakan hadits makan dan minum. yuk

teman-teman kita bacakan hadits makan dan minum untuk Zira.18

Anak-anak di TK Islam al Muttaqin sudah terbiasa mendapatkan

stimulus dari guru untuk membacakan hadist makan dan minum saat

ada temannya yang makan dan minum sambil berdiri, maka dengan

sendirinya anak-anak yang lain membacakan hadist makan dan minum

untuk temannya itu. Laa yasyrobuna ahadukum Qooiman.19

Hal tersebut mungkin terlihat sederhana, namun bila ditelaah

lebih jauh dari sisi kognitif pada contoh tersebut maka didapati bahwa

dengan pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus, anak

mampu menghafal hadits makan dan minum, ini menunjukkan bahwa

pengetahuan dan pemahaman anak sudah bertambah seiring dengan

penguasaannya terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Sisi afektif anak pada contoh tersebut terlihat dari kesadaran

mereka dalam menegur temannya. Yakni ketika mereka melihat ada

temannya yang makan dan minum sambil berdiri, berlari dan

sebagainya, mereka menegurnya dengan membacakan hadits makan

dan minum. kemudian si anak yang sedang makan dan minum sambil

berdiripun dengan kesadarannya duduk kembali. Ini menjelaskan

bahwa dari sisi sikap, anak sudah mampu menentukan sikapnya dalam

menghadapi sesuatu atau dalam situasi tertentu.

18
Observasi Penulis, dilakukan pada Selasa, 18 Maret 2013.
19
Ibid.,
49

Sementara dari sisi behavioral pada contoh tersebut dapat dilihat

dari bagaimana mereka membacakan hadits pada temannya. Perilaku

lain juga nampak pada anak yang secara tidak sengaja makan dan

minum sambil berdiri. Karena pada saat teman yang lain membacakan

hadits, ia pun dengan kesadarannya duduk kembali. Ini menunjukkan

bahwa dari sisi behavioral, kebiasaan mereka dalam berperilaku

mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya pemahaman dan

adanya pembiasaan di sekolah.

Pembiasaan dengan intensitas penggunaan secara berulang-

ulang dan terus menerus pada akhirnya dapat memberikan dampak

positif kepada anak. Seperti yang dikemukakan oleh Imam al Ghazali,

bahwa akhlak mengalami perubahan atau dengan kata lain akhlak

dapat diperoleh dan diubah melalui proses belajar.20 Begitu pula

menurut Ibnu Maskawih, akhlak dapat diubah dengan kebiasaan dan

latihan serta pelajaran yang baik.21.

Dengan demikian, maka penggunaan komunikasi verbal dan

non verbal memegang peranan yang penting dalam menanamkan

kebiasaan/akhlak yang baik pada diri anak. Hal ini tentunya tidak

terlepas dari peranan guru yang mampu memilih bahasa verbal dan

non verbal yang baik dan tepat serta konsistensi dalam

mengaplikasikan setiap materi dalam kegiatan belajar di sekolah

secara bertahap mampu memaksimalkan efek dari komunikasi itu

sendiri, yakni dalam sisi kognitif, afektif, maupun behavioral.


20
Fadillah Suralaga,dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2005), cet. ke 1, h. 73.
21
Jamal Syarif Iberani, Mengenal Islam (Jakarta: el-kahfi, 2004), h. 114.
50

B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerapan


Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Secara garis besar, komunikasi adalah proses penyampaian informasi

dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi akan berhasil apabila

terdapat pengertian yang sama antara komunikator dengan komunikan. Jika

komunikasi itu dimaksudkan untuk mengubah sikap, kebiasaan, atau

perilaku komunikan, komunikasi akan dikatakan berhasil jika perilaku dan

sikap sesuai dengan pesan yang disampaikan. Dalam penanaman nilai

akhlak yang terjadi di TK Islam al Muttaqin, terdapat beberapa faktor

pendukung dan penghambat dalam penerapan komunikasi verbal dan non

verbal.

1. Faktor Pendukung

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan,

diperoleh beberapa faktor yang mendukung proses komunikasi verbal

dan non verbal berdampak positif bagi anak, yakni:

a. Tenaga Pengajar

Tenaga penagajar di TK Islam al Muttaqin merupakan tenaga

pengajar yang berkualitas tidak hanya dari segi pendidikan dan

pengajaran, tapi juga dari pengabdian mereka dalam dunia

pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini. Seperti yang

dipaparkan oleh Onong Uchjana Effendy, bahwa salah satu

faktor keberhasilan komunikasi ialah dari faktor komunikator

yang memiliki source credibility and source attractiveness.22

22
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 42-43.
51

Kepala TK Islam Al Muttaqin, Ibu Isnaini S. Sardjono sudah

mengajar sejak awal berdirinya TK Islam al Muttaqin. Ibu

Suhaya sendiri selaku guru kelas B2 sudah mengajar hampir 14

tahun di TK tersebut, selain itu semua guru yang mengajar di

TK Islam al Muttaqin berlatar belakang Pendidikan Guru Taman

Kanak-kanak (PGTK), ada juga yang sudah memperoleh gelar

sarjana Pendidikan Anak Usia Dini serta ada juga yang sedang

dalam masa menempuh pendidikan sarjana.23

b. Media

Yang mendukung proses komunikasi itu dari sarana dan

prasarananya, masjid maupun alat peraga seperti panggung

boneka, poster-poster, gambar-gambar, sangat mendukung kami

sebagai guru dalam proses komunikasi di sekolah.24

Beberapa media yang dimiliki oleh TK Islam al Muttaqin

sangatlah membantu dalam proses penyampaian pesan baik

verbal maupun non verbal. Karena dengan adanya media

komunikasi, penerapan pesan lebih mudah disampaikan kepada

anak. Sehingga anak lebih mudah mengerti dan memahami

maksud dari pesan yang disampaikan.

c. Bentuk Penerapan Komunikasi Verbal dan Non Verbal.

Dalam penerapannya, komunikasi verbal dan non verbal

seringkali diterapkan secara bersamaan dalam berbagai bentuk

atau metode, seperti metode bercerita, bernyanyi, maupun


23
Dokumen TK Islam al Muttaqin.
24
Wawancara Pribadi dengan Ibu Suhaya Rahman, Guru Kelas B1, dilakukan pada Rabu
15 Mei 2013.
52

bermain peran, yang mana metode-metode ini dilakukan hampir

setiap hari sehingga membentuk perilaku (kebiasaan) pada diri

anak.

2. Faktor Penghambat

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, keterbatasan

bentuk media menjadi faktor penghambat dalam penyampaian pesan

baik verbal maupun non verbal. Seperti yang dikutip dari wawancara

dengan Ibu Suhaya selaku guru kelas Hambatannya biasanya di

media praktikkum/peraga komunikasi, jadi kadang kita gunakan yang

praktis saja, alhamdulillah walaupun bentuk medianya sederhana

insya Allah bisa dimengerti sama anak-anak.25

Keterbatasan bentuk media merupakan hal yang dirasakan

sebagai hambatan oleh guru sebagai komunikator, hal tersebut

sangatlah terasa terutama saat anak-anak dihadapkan dengan praktek

yang membutuhkan media-media tertentu yang tidak dimiliki TK

Islam al Muttaqin, atau terkadang media yang dimaksud sulit untuk

didapatkan. Contohnya seperti praktikkum menggunakan media pasir,

diganti dengan media tanah atau media lain yang sejenis.

25
Ibid.,
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dalam pembahasan

peran komunikasi verbal dan non verbal dalam penanaman akhlak di TK

Islam al Muttaqin, dapat disimpulkan beberapa hal yakni:

1. Penggunaan komunikasi verbal dan non verbal sangat berperan dalam

upaya penanaman akhlak terhadap anak usia dini di TK Islam al

Muttaqin, baik dalam hal penyampaian materi maupun dalam hal

mempraktekkannya secara langsung dihadapan anak. Hal ini dapat

dilihat dari efek komunikasinya baik itu dari sisi kognitif, afektif, dan

behavioral.

Penerapan materi akhlak yang dilakukan secara intensif dan berulang-

ulang, secara bertahap mampu memberikan dampak positif pada diri

anak, baik itu bertambahnya pengetahuan anak tentang akhlak melalui

hafalan hadits serta perubahan sikap dan perilaku anak terhadap

teman-temannya di sekolah.

2. Penerapan komunikasi verbal dan non verbal di TK Islam al Muttaqin

dilakukan secara bersamaan, hal itu dapat dilihat dari metode yang

dipakai dalam menyampaikan materi akhlak, mulai dari metode

bercerita, bernyanyi, hingga bermain peran. Selain itu, implementasi

langsung juga seringkali dilakukan oleh guru seperti mengajak anak

53
54

untuk mengucapkan hadits marah ataupun hadits makan dan minum

kepada temannya yang kurang disiplin.

3. Terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam

penerapan dan penggunaan komunikasi verbal dan non verbal di TK

Islam al Muttaqin, faktor pendukung dalam penyampaian komunikasi

verbal dan non verbal ialah ketersediaan tenaga pengajar, media, serta

metode penerapan yang sangat baik. Sementara itu faktor

penghambatnya ialah keterbatasan bentuk media yang dimiliki TK

Islam al Muttaqin.

B. Saran-saran

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, maka ada beberapa

saran yang penulis ingin sampaikan berkenaan dengan peran komunikasi

verbal dan non verbal dalam penanaman akhlak pada anak usia dini, yang

ditujukan kepada pengurus maupun guru di Sekolah TK Islam al Muttaqin:

1. Demi menunjang proses komunikasi dalam belajar, ada baiknya guru

sebagai komunikator diberi pelatihan mengenai cara menerapkan

komunikasi verbal dan non verbal yang baik dan tepat sehingga

mempermudah dalam proses komunikasinya.

2. Demi memudahkan proses komunikasi dalam belajar dengan anak,

ada baiknya guru memberikan keterampilan kepada orang tua

mengenai cara berkomunikasi dengan metode verbal seperti bercerita,

maupun penggabungan metode verbal dan non verbal, seperti

bernyanyi. Sehingga membentuk suatu kesinambungan antara

pembelajaran di sekolah dan di rumah.


DAFTAR PUSTAKA

Ariefin, Jaenal. Teknik Penarikan Sampel dan Pengumpulan Data, disampaikan


dalam pelatihan penelitian mahasiswa FDI UIN JAKARTA, Sabtu 23 April
2005.

Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group,


2005.

Dariyo, Agus. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Jakarta:


Refika Aditama, 2007.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka, 2005.

Djuarsa, S. Sendjaja. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2002.

Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya,


2004.

...................................... Ilmu,Teori,dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra


Aditya Bakti, 2003.

...................................... Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung: Remaja


Rosdakarya,1990.

..................................... Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju, 1989.

..................................... Kepemimpinan dan Komunikasi. Bandung: Mandar Maju,


1998.

Iberani, Jamal Syarif. Mengenal Islam. Jakarta: el-kahfi, 2004.

Mahyuddin. Kuliah Akhlak Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia, 2003.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda


Karya,1999.

.............................. Metode Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Rosda


Karya, 2000.

Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2001.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2005.

55
56

.......................... Komunikasi Efektif, Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung:


Rosda Karya, 2004.

........................... Metode Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi


dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004.

Mustofa, H. A. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia, 1999.

Nata, Abudin. Akhlak Tasawuf . Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.

al-qardhawi, Yusuf. Membumikan Syariat Islam. Surabaya: Dunia Ilmu, 1997.

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya,


1994.

................................. Retorika Moderen,Sebuah Kerangka Teori dan Praktek


Berpidato. Bandung: Akasemika, 1982.

Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

Rusli, Nasrun. Materi Pokok Akidah Akhlak. Jakarta: UT, 1993.

Salamulloh, M. Alaika. Akhlak Hubungan Vertikal. Yogyakarta: Pustaka Insan


Madani, 2008.

Suralaga, Fadillah,dkk. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam. Jakarta:


UIN Jakarta Press, 2005.

Susanto, Astrid. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Bandung: Bina


Cipta,1988.

Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiadi. Metodologi Penelitian Sosial.


Jakarta: Bumi Aksara,1998.

Yulistiani, Indriati. Ragam Penelitian Kualitatif,Penelitian Lapangan. Fakultas


Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: UI, 2001.

Yusuf, Pawit M. Komunikasi Pendidikan Dan Komunikasi Instruksional. Jakarta:


Pers, 2002.

REFERENSI INTERNET

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id/files/2009/05/komunikasi-dalam-
organisasi, di akses pada 18 Desember 2011.

REFERENSI DOKUMEN DAN WAWANCARA

Dokumen pribadi TK Islam al Muttaqin.


57

Wawancara pribadi dengan Kepala TK Islam al Muttaqin, Ibu Isnaini S. Sardjono


Spd.AUD pada Rabu, 15 Mei 2013.

Wawancara pribadi dengan Guru kelas B1, Ibu Suhaya Rahman Spd.AUD pada
Rabu, 15 Mei 2013.
IF/
I

KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Telepon/ Fax ;,(g2ll 7 132728/ 7 4703580
E-mail: dakn'ah@fdk
y5$Jrlkutnje!.tr.tit..rc.irl.
\Vebsite: ac'id.t
uiniakarta
Jl. lr. H. Jualda No. 95 Ciputat 1.5{12lpdolesia

.iflt|tf tzotz
Nonror: Un.0I/F5/KM.0I Jakarta,/,8 September2012
Lamp : l(satu)bundel
Hal : BimbinganSkripsi

KepadaYth.
Drs. S. Hamdani,MA
DosenFakultasIlmu DakwahdaitIlmu Komunikasi
Jakarta
UIN SyarifHidayatullah

Assalantu'al aikum Wr. lVb.


Bersamaini kami sampaikansebuahout line skripsi yang diajukan oleh mahasisrva
Fakultasllmu Dakwahdan llmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta'sebagai
berikut,
Nama Andi ViolettaNibeila
Nomor Pokok 10 8 0 5I 0 0 0I 9 5
Jurusan/Semester KomunikasicianPenyiaranIslam (KPI) / IX
Judul Skripsi PeranKomunikasiVerbal dan Non Verbal dalam Penanaruan
Akhlak pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanal':Islam
Al-Muttaqiin.

Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam


penyusunandan penyelesaianskripsinyapadawaktu yang tidak terlalu lama.

Atas perhatiandan kesediaannyakami sampaikanterima kasih.


Wassalamu' aiai kum Wr. l4rb.

Bidang Akadernik

f//y
tK1
,ll"pur.",
)03199603I 001t

Tembusan :
l. Dekan
2. KetuaJurusanKomunikasi islam(KPI)
danPenyiaran
Fakultasllmu Dakwahdanllmu Komunikasi
f'
I

KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
! rrn SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
\TIT I FAKULTAS ILMU DAKI^/AH DAN ILMU KOMUNIKASI
Telepon/ Fax : (021)7 432728/ 7 4703580
Jl. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat 15412h..donesia Website E-mail: dakwah@fdk.uinjakarta.ac.id
: wwy.fdkuinjakarta.ac.id.

Nomor: Un.01/F5/KM.01
lt 4f6TtzOtz Jakarta,I Nopember2012
Lamp : l(satu)bundel
Hal : Penelitian/Warvancara

Kepada Yth.
Taman Kanak-kanak Islam AI-Muttaqiin
di Tempat

Assalamu'alaikum Wr. l4tb.


.Dengan hormat bersama ini kami sampaikan bahrva mahasiswaFakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Svarif Hidavatullah Jakarta di bawah ini.
Nama : Andi Violetta
Nomor Pokqk :108051000195
Jurusan/Semester : KomunikasidanPenyiaranIslam(KPI) / IX

bermaksud melaksanakan penelitiar/wawancara untuk bahan'penulisan skripsi yang


berjudul Peran Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam PenanantanAkhlak pada Anak
Usia Dini di TK Islam Al-Mtfttaqiin.

Sehubunganddngan itu,'kami memohon kepada BapaMbu/Scir. kiranya berkenan


menerima mahasiswakami tersebut dalam pelaksanaanpenelitian/wawarc4r& dimaksud.

Atas perhatian dan perkenannyakami mengucapkanterima kasih.


Wassal amu' alailanr lh. W.

bhan,MA
I l0 199303
Tembusan:
l. PembantuDekan Bidang Akademik
2. Ketua JunrsanKomunikasi dan PenyiaranIslam (KPI)
Fakultas Ilmu Dahwah dan Ilmu Komunikasi
YAYASAN MASJ r D Ar - FrUT'TAQrN
TAMAN KANAK-KANAK ISLAM
AL-MUTTAOIN
AL-MUTTAQIN
REMPOA Jl. WijayaKusuma I Komp. Mabad Rempoa,Ciputat Timur, TangerangSelatanTelp. O2l-7408595

No. :98/TK-AlIn/i2013
I-amp- :
Hst : Srrlr K.ttmDSrD

KepadaYth.

D.Li* Bidirt A}*hnilr Jnnriir Karurillei dii pciyilr* rilir


Di tempat

Assalamu'
alaikumWr.Wb.
Dengrohorg4 brsam.ini sayeirepalasekolahTamaoKanak*anakIsla$ AlJvfrrfaqin
menyatakanbahw4

Irisma : Asdi Vblesa


N-omorPokok : 10so5l0o0l95
JurusaaSe$ester : Ksnqrnikasi da* peeyiaranrslam $(PlyDi
Bnartelah melaksanakaqpeoelitianfuiawaocara
di TK Islam Al-l,frtt8qin.
Desikirn ss kterarys iui saryabs* .Js,dbrlinsr*qrtk* seb4eir+a$ausstisJffN,

Ciptat Tiimur, l7 Mi 2013


PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PENGAJAR

TK ISLAM AL MUTTAQIN

Nama : Suhaya Rahman, Spd.AUD

Hari/Tanggal : Rabu, 15 Mei 2013

Tempat : TK Islam Al Muttaqin

Pukul : 10.36 wib

1. Sudah berapa lama anda mengajar di TK ini?

Saya mengajar sejak tahun 1999, berarti kurang lebihnya sudah 14

tahunlah.

2. Metode apa yang digunakan dalam mengenalkan dan memberikan

pemahaman tentang akhlak kepada anak?

Metodenya klasikal, jadi anak-anak kumpul trus kita kasih materi, abis

itu langsung praktek. Seperti wudhu, kita praktek wudhu langsung,

sholat juga begitu, jadi biar anak-anak itu langsung memahami

3. Bagaimana bentuk penyampaian materinya?

Materi keislaman biasanya kita masukkan di program hari jumat. Jadi

1 hari itu 1 materi atau gak 2 ya maksimal 3, dilaksanakan di masjid

biasanya sekaligus di cantumkan sholat wajib dan sunnah

4. Bagaimana akhlak mereka pertama kali ada di kelas anda?

Akhlaknya kalo pertama kali ya bervariasi ya, ada yang begini, ada

yang aktif, salah satunya Imam. Imam itu anak yang paling aktif,

karena ayah ibunya kerja, dan dia mainnya sama anak yang lebih

besar jadi agak lebih ekstrem cara mainnya, makanya disekolah itu

sering kita nasehatkan. pertama kita ingatkan, kedua kita kasih contoh
yang baik itu yang seperti ini, selain kita kasih masukan, kita kasih

perhatian, terutama memotivasi dia juga supaya lebih baik lagi

akhlaknya.

5. Bagaimana penerapan hadist dan mahfudzot sehari-hari?

lebih banyak diucapkan ya,contohnya saja makan dan minum,

biasanyakan mereka suka ada yang dibawa-bawa lari, sambil jalan

makannya, sambil lari minumnya, kalau ada temennya yang melihat

karena sudah kita biasakan ya jadi temennya yang negur sambil

ngucapin Laa yasyrobunaa ahadukum qooiman janganlah makan

dan minum sambil berdiri. Kemudian, si anaknya duduk lagi, ya

walaupun memang agak sulit ya, pelan-pelan..

6. Bagaimana pengaruh dari pembelajaran asmaul husna?

Jadi dengan itu anak-anak paling tidak lebih mengenal nama-nama

baik Allah, insya Allah paham juga artinya. Walaupun artinya gak

terlalu detail, yang diutamakan hafal dulu nama-namanya, biar mereka

mengetahui lebih jauh nama-nama dan sifat-sifat baik Allah

7. Bagaimana bentuk penyampaian materi yang berkenaan dengan

akhlak?

kalau untuk penyampaiannya biasanya kita mencantumkan di main

peran, jadi secara langsung. Misalnya akhlak buruk, nakal. Ya kita

kasih main peran mikro dan makro gitu, jadi mereka berperan

langsung, aku jadi anak baik, aku jadi anak nakal, sehingga

dramatisasinya juga ada. Jadi selain kita menggali komunikasi atau

tata bahasanya mereka, kita juga menerapkan akhlak perilakunya. Jadi


langsung mengena. Dan selain akhlak anak baik / buruk, ada juga

akhlak terhadap orang tua. Ada yang berperan jadi orang tua, ada yang

jadi anak. Terus nanti dipraktekkan bagaimana cara berjalan bila

melewati orang tua. Bagaimana kalau di jalan bertemu teman atau

orang yang labih tua, misalnya harus mengucap salam, salim, atau

mungkin badannya harus dibungkukkan, dan sebagainya.

8. Apakah ada media yang digunakan dalam penyampaian materi? Kalau

ada apa saja medianya?

Medianya ada, biasanya kita pakai poster gambar yang islami,atau

boneka wayang yang kita buat sendiri, jadi langsung di praktekkan

9. Sejauh ini bagaimana dampak dari metode yang diterapkan? Apakah

ada perubahan positif dari sisi kognitif, afektif, dan behavioral

mereka?

Perubahannya alhamdulillah ya, yang sudah-sudah seperti Zira,

awalnya dia memang agak aktif, susah diarahin, jadi kalau kita lagi

belajar, berdoa, dia asik sendiri, tapi kemudian kita kasih masukan

melalui hadits-hadits, dan temennya juga mengingatkan, terus kita

kasih motivasi, kita kasih reward juga biar lebih semangat lagi,

akhirnya alhamdulillah dia mau dengan sendirinya, dengan

kesadarannya pelan-pelan dia mau mengikuti kegiatan, dan

alhamdulillah sampai saat ini sudah ada perubahan.

10. Menurut anda bagaimana sikap mereka dalam hal membantu teman

(tolong menolong), sebelum mengikuti kelas anda dan sesudah

mengikuti kelas anda? Bagaimana penyampaian materi tersebut?


kita berikan contoh yang real, seperti masalah saling berbagi,

misalnya temannya ada yang tidak membawa makanan, Ayo! siapa

yang mau berbagi sama temennya? Nanti dapat pahala loh dari

Allah! terus mereka itu Oh saya bu, saya mau bu! jadi dengan

berbagi, secara tidak langsung dia juga sudah menolong temannya..

11. Menurut anda bagaimana sikap mereka dalam hal kesetiakawanan

(bermain berkelompok dan bermain bersama), sebelum mengikuti

kelas anda dan sesudah mengikuti kelas anda? Bagaimana

penyampaian materi tersebut?

Awal-awalnya mainnya memang pilih-pilih, aku mau main sama si ini

bu, aku maunya sama si itu bu. Tapi kita beri pengertian kalo main itu

bisa sama siapa saja, tidak boleh pilih-pilih, semua sama, kita disini

bersaudara, jadi mainnya juga harus sama-sama..

12. Menurut anda bagaimana sikap mereka bila ada teman yang berselisih,

sebelum mengikuti kelas anda dan sesudah mengikuti kelas anda?

Bagaimana penyampaian materi tersebut?

Awal-awal ya memang mereka.. Bu guru ada yang berantem ni bu

guru! rame pokonya yah! kemudian gurunya yang melerai, terus kita

arahkan, sambil di motivasi bahwa kita sesama muslim harus saling

mengasihi

13. Menurut anda bagaimana sikap mereka dalam hal toleransi kepada

teman, sebelum mengikuti kelas anda dan sesudah mengikuti kelas

anda? Bagaimana penyampaian materi tersebut?


Biasanya kita praktekkan dengan bicara logat jawa atau logat sunda,

terus anak-anak suka ih ibu guru kok ngomongnya jawa!! terus kita

jelaskan, walaupun beda suku, ada jawa, sunda tapi tetap bersaudara,

dan materi itu biasanya kita selipkan di saat tema pengenalan diri

sendiri, dan sudah langsung ditanamkan sikap toleransi itu..

14. Apakah ada hambatan dalam berkomunikasi? Apa saja?

Hambatannya biasanya kita media, jadi kadang yang praktis aja, tapi

ya alhamdulillah walaupun medianya sederhana insyaAllah

dimengerti sama anak-anak.

15. Apakah faktor pendukung dalam berkomunikasinya?

Yang mendukung itu dari sarana dan prasarananya ya, seperti masjid,

itu sangat mendukung kita. Selain itu juga alat peraga seperti

panggung boneka, poster-poster, gambar-gambar, itu juga mendukung

Terwawancara

Ibu.Suhaya Rahman, SPd.AUD


Guru kelas B1 TK Islam Al Muttaqin
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

TK ISLAM AL MUTTAQIN

Nama : Isnaini S.Sardjono, Spd.AUD

Hari/Tanggal : Rabu, 15 Mei 2013

Tempat : TK Islam Al Muttaqin

Pukul : 11.30 wib

1. Kapan berdirinya TK Islam Al Muttaqin?

Operasionalnya sih mulai bulan Juli tahun 1984, kemudian diresmikan

oleh dinas pendidikan tanggal 28 Oktober 1984

2. Apa latar belakang berdirinya?

Karena pada saat itu belum adanya TK Islam, jadi yayasan

berkeinginan untuk menanamkan pendidikan islam sejak dini, supaya

generasi mendatang agamanya lebih baik

3. Siapa pendirinya?

Ada beberapa sih tokoh-tokoh dulu, tapi yang mencetuskan ide untuk

mendirikan TK Islam adalah Bapak H.Jauhari

4. Berapa jumlah keseluruhan siswa tahun ajaran 2013?

Jumlah keseluruhan ada 64 siswa

5. Berapa jumlah di tiap-tiap kelas?

Kelompok Bermain (KB) ada 9 anak, Kelompok A1 ada 11 anak,

Kelompok A2 juga 11 anak, kelompok B1 ada 18 anak, Kelompok B2

ada 17 anak

6. Metode belajar apa yang digunakan?


kita sekarang sudah menggunakan sentra ya tapi sistimnya masih

rolling, bergantian.

7. Apa saja kegiatan keagamaan di TK ini?

Tiap 2 minggu sekali kita ke masjid untuk pendalaman agama, terus

hari-hari besar seperti 1 muharram atau tahun baru islam kita

menyantuni anak yatim, lalu ada baksos setiap bulan puasa, untuk

abang-abang becak, dsb. Kalo maulid Nabi atau Isra Miraj juga

biasanya kita gabung ke masjid, masjid yang buat acara

8. Metode apa yang digunakan dalam menyampaikan materi keagamaan?

Praktek langsung, ya jadi guru mencontohkan dengan praktek

langsung

9. Apa saja materi keagamaannya?

Doa-doa, Surah-surah pendek, hadits, cerita Nabi-nabi. Terus kita juga

sudah terintegrasi yah, dari pagi kita kegiatannya sudah keagamaan

semua dari awal sampai akhir. Mau makan baca doa, sesudah makan

baca doa. Mau ke kamar mandi baca doa, keluar kamar mandi baca

doa. Terus juga kalo guru menerangkan, misalnya hari ini kita belajar

mengenai gunung meletus, dikaitkan ini ciptaan siapa,..begitu.

10. Apa saja sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan keagamaan

di TK ini?

Masjid, Buku cerita bergambar, poster, alat-alat peraga yang islami

Terwawancara

Ibu Isnaini S.Sardjono, Spd.AUD


Kepala TK Islam Al Muttaqin
Masjid Al Muttaqin - Tampak depan TK Islam Al Muttaqin, Rempoa

Tampak depan Ruang Kepala sekolah TK Islam Al Muttaqin

Tampak depan Ruang Kelas TK Islam Al Muttaqin, Rempoa


Suasana Ruang Kelas TK Islam Al Muttaqin

Taman Bermain TK Islam Al Muttaqin, Rempoa

Alat bermain di dalam


ruangan
TK Islam Al Muttaqin
Foto bersama guru-guru TK Islam Al Muttaqin
( Bu Noor, Bu Yaya, - Bu Hikmah, Bu Yuli )

Foto bersama Kepala TK, Ibu Isnaini S. Sardjono (kanan) dan bersama Guru
Kelompok B1, Ibu Suhaya Rahman / Ibu Yaya (kiri)
Suasana Belajar Sikat gigi bersama (selesai
di dalam kelas makan dan berdoa)

Istirahat
Makan bersama

Suasana di dalam
kelas(Berdoa
sebelum pulang)

Anda mungkin juga menyukai