Anda di halaman 1dari 6

Seorang perempuan berusia 49 tahun datang dengan keluhan utama nyeri perut kanan atas yang

semakin berat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan terus menerus, tidak
menjalar. Sebenarnya keluhan nyeri telah dirasakan pasien sejak satu minggu yang lalu,
terutama dirasakan setelah pasien makan makanan berlemak (daging). Pasien juga mengeluh
mual dan muntah yang berisi makanan tanpa ada darah. Terdapat keluhan demam, yang tidak
terlalu tinggi dan hilang timbul. Pasien mendapatkan warna air seninya gelap seperti air teh.
Pasien tidak menyadari bahwa bola mata menjadi terlihat kuning.
Dari pemeriksaan fisik tanda vital, didapatkan kondisi takikardi (112 kali per menit) demam
(suhu 38). Pasien memiliki berat badan 80 kg dengan tinggi badan 155 cm. Sklera
menunjukkan gambaran ikterik dan didapatkan adanya nyeri pada regio
hipokondrium/subkostal kanan dengan tanda Murphy positif. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan adanya anemia normositik normokrom (Hb 10,5 g/dL) leukositosis (43.700/mm3
dengan nilai neutrofil 83,1%) dan trombosit 496.000/mm3.
ASUHAN KEPERAWATAN
COLESISTITIS

1. DATA FOKUS
Data subjektif Data objektif
1. Klien mengatakan keluhan 1. Mata klien tampak berwarna
utama nyeri perut kanan atas kuning
sejak 2 hari sebelum masuk RS 2. TTV :
2. Klien mengatakan nyeri N : 112X/menit
dirasakan terus menerus tanpa S : 380C
menjalar BB : 80 kg
3. Klien mengatakan sebenarnya TB : 155 cm
keluhan nyeri telah dirasakan 3. Sklera menunjukkan gambaran
sejak seminggu yang lalu ikterik dan didapatkan adanya
setelah pasien makan makanan nyeri pada regio
yang berlemak (daging) hipokondrium/subkostal kanan
4. Klien mengatakan mual dan dengan tanda Murphy positif
mutah yang berisikan makanan 4. Hasil pemeriksaan laboratorium
tanpa ada darah menunjukkan adanya anemia
5. Klien mengatakan demam yang normositik normokrom (Hb 10,5
tidak terlalu tinggi dan hilang g/dL) leukositosis (43.700/mm3
timbul dengan nilai neutrofil 83,1%) dan
6. Klien mengatakan urine trombosit 496.000/mm3.
berwarna gelap seperti teh

2. ANALISA DATA
Data fokus Problem Etiologi
DS : Nyeri akut Agen cedera
1. Klien mengatakan keluhan biologis :
utama nyeri perut kanan atas infeksi
sejak 2 hari sebelum masuk RS
2. Klien mengatakan nyeri
dirasakan terus menerus tanpa
menjalar
3. Klien mengatakan sebenarnya
keluhan nyeri telah dirasakan
sejak seminggu yang lalu setelah
pasien makan makanan yang
berlemak (daging)
DO :
1. TTV :
N : 112X/menit
S : 380C
BB : 80 kg
TB : 155 cm
2. Sklera menunjukkan gambaran
ikterik dan didapatkan adanya
nyeri pada regio
hipokondrium/subkostal kanan
dengan tanda Murphy positif

DS : Hipertermia Penyakit :
1. Klien mengatakan demam yang colesistitis
tidak terlalu tinggi dan hilang
timbul

DO :
1. TTV :
N : 112X/menit
S : 380C
BB : 80 kg
TB : 155 cm

DS : Kekurangan volume Kehilangan


1. Klien mengatakan mual dan cairan cairan aktif
mutah yang berisikan makanan
tanpa ada darah
DO :
1. Mata klien tampak berwarna
kuning
2. TTV :
N : 112X/menit
S : 380C
BB : 80 kg
TB : 155 cm
3. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan adanya anemia
normositik normokrom (Hb 10,5
g/dL) leukositosis (43.700/mm3
dengan nilai neutrofil 83,1%)
dan trombosit 496.000/mm3.

INTERVENSI
Hari/tgl/jam Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil intervensi
Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (1400)
cedera biologis keperawatan selama 2x24 jam, 1. Lakukan pengkajian
masalah nyeri akut teratasi. nyeri secara
Dengan kriteria hasil : komprehensif
2. Gali bersama pasien
mengenai faktor-faktor
yang dapat
meringankan atau
memperberat nyeri
3. Kendalikan faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan
4. Ajarkan penggunaan
teknik non farmakologi
(seperti relaksasi, terapi
musik, terapi aktivitas
5. Dukung istirahat/tidur
yang adekuat untuk
membantu penurunan
nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian analgesik
Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Mandiri:
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam 1. Perawatan demam
sepsis masalah hipertermia dapat (3740)
teratasi. a. Pantau suhu
dan tanda-tanda
vital lainnya
Kriteria Hasil: b. Dorong
konsumsi
cairan
c. Tingkatkan
sirkulasi udara
d. Pantau
komplikasi
yang
berhubungan
dengan demam
serta tanda dan
gejala kondisi
penyebab
demam
e. Tutup pasien
dengan selimut
atau pakain
ringan,
tergantung pada
fase demam
f. Lembabkan
mukosa bibir
yang kering
g. Fasilitasi
istirahat,
terapkan
pembatasan
aktivitas /; jika
diperlukan
Kolaborasi
1. Kolaborasikan dengan
dokter untuk
pemberian obat atau
cairan IV (misalnya
antipiretik)
Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan Mandiri:
cairan berhubungan keperawatan selama 1 x 24 1. Manajemen cairan
dengan kehilangan jam masalah kekurangan (4120)
cairan efektif a. Jaga intake/asupan
volume cairan dapat teratasi.
yang akurat dan catat
output pasien
Kriteria Hasil: b. Monitor status hidrasi
- (misalnya,
maaembran mukosa
lembab, denyut nadi
adekuat, dan tekanan
darah ortostatik)
c. Monitor tanda-tanda
vital pasien
d. Monitor reaksi pasien
terhadap terapi
elektrolit yang
diberikan
2. Monitor cairan (4130)
a. Tentukan jumlah
dan jenis
intake/asupan
cairan serta
kebiasaan eliminasi
b. Tentukan faktor-
faktor resiko yang
mungkin
menyebabkan
ketidakseimbangan
cairan
c. Monitor asupan
dan pengeluaran

Kolaborasi:
1. Kolaborasikan
dengan dokter
tentang pemberian
terapi IV
2. Kolaborasi dengan
dokter tentang
pemberian terapi
cairan dan
elektrolit
3. Konsultasikan ke
dokter jika
pengeluaran urine
kuran dari 0,5
ml/kg/jam atau
asipan cairan orang
dewasa kurang dari
2000 dalam 24 jam

Anda mungkin juga menyukai