Anda di halaman 1dari 31

PTM DAN ALAT BERAT

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Dalam pekerjaan konstruksi baik itu membangun suatu gedung, jalan, jembatan
ataupun pekerjaan konstruksi lainnya sangat membutuhkan alat-alat yang dapat mendukung
pekerjaan tersebut. Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi tidak hanya alat-alat
ringan yang sudah biasa digunakan dalam membangun konstruksi sederhana tetapi untuk
konstruksi yang dirancang tidak sederhana sangat memerlukan alat-alat berat.

Alat-alat berat mempunyai faktor efektifitas dan efisiensi yang lebih besar
dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan secara manual. Alat-alat berat ini tidak dapat
begitu saja didistribusikan ke lapangan karena membutuhkan alat berat lainnya yang
berfungsi sebagai alat pengangkut. Tidak hanya alat-alat berat saja yang perlu diangkut ke
lapangan tetapi bahan-bahan bangunan ataupun material memerlukannya. Pemilihan alat
angkut sangat berpengaruh terhadap barang yang akan diangkutnya, kondisi medan yang
akan dilalui ke lapangan, dan juga tergantung pada fungsi dari alat angkut tersebut. Dalam
pekerjaan konstruksi, alat angkut khusus yang sering digunakan yaitu Dump Truck, Trailer,
Dumper dan alat-alat lain. Alat angkut khusus tersebut mempunyai fungsi, kelebihan, dan
kekurangan yang berbeda-beda.

Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan
pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain: rendahnya produksi, tidak
tercapainya jadwal atau target yang telah ditenukan. Oleh karena itu sebelum menetukan tipe
dan jumlah peralatan dan attachement sebaiknya dipahami terlebih dahulu fungsi dan
aplikasinya. Terdapat beraneka ragam alat berat yang sering dipergunakan dengan sebaik-
baiknya sesuai fungsi dan kegunaan yang dimiliki oleh alat berat tersebut.

1
PTM DAN ALAT BERAT

1.2 TUJUAN

Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bpk Kusumo D.S, selaku dosen mata
kuliah Pemindahan Tanah Mekanik (PTM) dan Alat Berat dan mengetahui pengertian dump
truck, fungsi dump truck, metode kerja dump truck, bagian dump truck, menghitung
produktifitas dump truck, serta tipe-tipe excavator shovel.

1.3 METODE PENULISAN

Metode penulisan ini berdasarkan studi pustaka dari buku-buku dan literatur yang
berhubungan dengan pembahasan dan internet.

2
PTM DAN ALAT BERAT

BAB 2

DUMP TRUCK

2.1 Pengertian Dump Truck

Alat yang dapat memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (500
meter up). Muatannya diisikan oleh alat pemuat, sedangkan untuk membongkar muatannya
ia dapat bekerja sendiri. Dump Truck dapat menumpahkan muatan secara hidrolis yang
menyebabkan satu sisi baknya terangkat, sedangkan satu sisi lainnya berfungsi sebagai
sumbu putar atau engsel.

Dalam industri pertambangan khususnya pertambangan terbuka (open pit mining)


truk digunakan untuk memindahkan material hasil tambang maupun material tanah penutup
barang tambang. Untuk meningkatkan produktivitas pertambangan maka diperlukan adanya
alat transportasi pertambangan yang memiliki kapasitas besar dan performa yang baik.
Kapasitas sebuah Off-Road Mining Dump Truck ditentukan oleh kapasitas dump body-nya.
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik maka diperlukan dump body dengan
performa yang baik serta aman untuk digunakan.

2.2. Sejarah Dump Truck

Dump truck (atau di Inggris menyebutnya Dumper Truck) adalah truk yang digunakan
untuk mengangkut dan atau memindahkan material dari satu tempat ke tempat lainnya.
Material-material tersebut diantaranya batu bara, tanah urug, pasir, batu spilt, nikel, biji besi
bahkan sampai sampah. Sebuah dump truck memiliki ciri khas yang dilengkapi dengan
piranti pembantu hidrolik yang terpasang di bawah bak dump truck dalam posisi tidur dengan
bagian belakang berengsel, bagian depan bak yang dapat di angkat memungkinkan isi yang di
bawa dalam bak dump truck dengan mudah di turunkan di belakang truk di lokasi
pengiriman. Di Inggris dan Australia istilah tersebut berlaku hanya untuk off road dan
pekerjaan konstruksi saja, dan sementara di jalan raya kendaraan ini di kenal sebagai tipper,
truk tipper (Inggris) dan tip truck (Australia).

Dump truck pertama kali di perkenalkan di Saint John, New Brunswick ketika Robert
T. Mawhinney memasang kotak dump pada sebuah truk dengan bak model rata (flat bed) di

3
PTM DAN ALAT BERAT

tahun 1920. Perangkat untuk mengangkat adalah sebuah winch yang dihubungkan dengan
kabel dan puli katrol yang terpasang pada tiang di belakang kabin truk. Kabel dihubungkan
ke ujung depan bawah kotak dump truck yang dilekatkan oleh pivot di bagian belakang kabin
truck. Operator menggerakkan engkol untuk menaikkan dan menurunkan kotak. Saat ini,
hampir semua dump truck di operasikan oleh hidrolik yang di pasang dalam berbagai
konfigurasi, masing-masing dirancang untuk menyelesaikan tugas tertentu dalam rantai
pasokan bahan konstruksi, tambang, infrastruktur dan lain-lain.

2.3 Fungsi Dump Truck

Pay hauler atau sering juga disebut sebagai truk dump (di Inggris disebut dengan
dumper truck) adalah truk yang digunakan untuk mengangkut material yang tidak berguna
dan sebuah proses konstruksi. Tipe truk ini memiliki sistem hydraulically yang bila
dioperasikan dengan cara mengangkat bak bagian depan menjadi lebih tinggi sehingga bisa
menuang isinya dengan cepat tanpa menggunakan tenaga manusia.

2.4 Bagian-bagian Dump Truck

4
PTM DAN ALAT BERAT

Bagian-bagian yang terdapat pada dump truck adalah sebagai berikut:

1. Dump Body
2. Rock Ejector
3. Final Drive
4. Oil retarder Tank
5. Steering & Hois tank
6. Front Wheel
7. Turn Signal lamp
8. Head Lamp
9. Radiator
10. Canopy Spill Guard

2.5 Jenis-jenis Dump Truck

Dump truck ada dua golongan ditinjau dari besar muatannya :


1. On High Way Dump Truck, muatannya dibawah dari 20 m3.
2. Off High Way Dump Truck, muatannya diatas 20 m3.

Jika dilihat dari cara pengosongan muatan, jenis truck dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. End-Dump atau Rear Dump, yaitu Dump Truck dengan cara pengosongan muatan ke
belakang,
2. Side-Dump, Dump Truck dengan cara pengosongan muatan
ke samping, dan
3. Bottom-Dump, Dump Truck dengan cara pengosongan muatan ke samping.

Berdasarkan ukuran muatannya, dump truck dapat dibedakan menjadi tiga:


1. Ukuran kecil, memiliki kapasitas angkut maksimum 25 ton.
2. Ukuran sedang memiliki kapasitas 25 sampai 100 ton, dan
3. Ukuran besar jika kapasitasnya lebih dari 100 ton

5
PTM DAN ALAT BERAT

6
PTM DAN ALAT BERAT

BAB 3

PRODUKTIVITAS DUMP TRUCK

3.1 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat

Untuk memperkirakan produksi alat beras secara teliti perlu dipelajari faktor-faktor
yang secara langsungdapat mempengaruhi hasil kerja alat tersebut. Faktor-faktor
tersebut meliputi: (1) Tahanan gali (Digging Resistance), (2) Tahanan guling atau
tahanan gelinding (Rolling Resistance), (3) Tahanan kemiringan (Grade Resistance),
(4) Koefisien Traksi, (5) Rimpull, (6) Percepatan, (7) Elevasi letak proyek, (8)
Evisiensi Operator, (9) Faktor pengembangan atau pemuaian (Swell Factor), dan
(10) Berat material.

1. Tahanan Gali (Digging Resistance)

Tahanan gali (Digginr Resistance, sering disingkat DR) marupakan tahanan yang
dialami oleh alat gali pada waktu melakukan penggalian material, penyebab
timbulnya atahanan ini adalah:

a. Gesekan antara alat gali dan tanah; umumnya semakin besar kelembaban dn kekerasan
butiran tanah, maka semakin besar pula gesekan alat dan tanah yang terjadi.
b. Kekerasan dari material yang digali.
c. Kekasaran dan ukuran butiran tanah atau material yang digali.
d. Adanya adhesi antara tanah dengan alat gali, dan kohesi antara butiran tanah itu sendiri.
e. Berat Jenis tanah (terutama berpengaruh pada alat gali yang berfungsi sebagai alat muat,
misalnya Power Shovel, Clamshell, Dragline dan sejenisnya).

Besarnya tahanan gali (DR) tak dapat dicari angka reratanya, oleh karena itu
biasanya langsung ditentukan di tempat.

2. Tahanan Guling/ Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)

7
PTM DAN ALAT BERAT

Tahanan guling/ tahanan gelincir (Rolling Resistance, biasa disingkat RR)


merupakan segala gaya-gaya lyar yang berlawanan arah dengan arah gerak
kendaraan yang sedang berjalan di atas suatu jalur. (Lihat Gambar: 4.1)

Bagian yang mengalami Rolling Resistance (RR) secara langsung adalah ban bagian
luar kendaraan, tahanan guling (RR) tergantung pada banyak faktor, diantaranya
yang terpenting adalah:

a. Keadaan jalan (kekerasan dan kemulusan permukaan jalan); semakin


keras dan mulus atau rata jalan tersebut, maka tahanan gulingnya
(RR) semakin kecil.

b. Keadaan ban yang bersangkutan dan permukaan jalur jalan. Jika memakai ban karet, maka
yang berpengaruh adalah ukuran, tekanan, dan permukaan dari ban alat berat yang
digunakan; apakah ban luar masih baru, atau sudah gundul, dan bagaimana model kembangan
ban itu. Jika menggunakan Crawler yang berpenaruh adalah kondisi jalan.

Besarnya RR dinyatakan dalam pounds (lbs) dan Rimpull yang diperlukan untuk
menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur mendatar, dan dengan
kondisi jalan tertentu.

Gambar: 4.1. Arah Tahanan Gulir (RR)

Contoh:
Jalur jalan yang dibuat dari perkerasan tanah dilewati leh truck dengan tekanan ban 35 50
lbs. Diperkirakan roda tersebut memiliki tahanan gulir (RR) sebesar 100 lbs/ ton. Jika berat
kendaraan dan isinya 20 ton, hitung besarnya kekuatan tarik yang diperlukan oleh mesin itu
pada roda kendaraan (Rimpul) agar kendaraan tersebut dapat bergerak.

Jawab:

Rimpull (RP) = Berat kendaraan x RR


= 20 ton x 100 lbs/ ton
= 200 lbs.

8
PTM DAN ALAT BERAT

Pada prakteknya menentukan RR sangat sukar dilakukan, sebab dipengaruhi oleh ukuran dan
tekanan ban, serta kecepatan kendaraan. Untuk perhitungan praktis RR dapat dihitung
menggunakan rumus:

RR = CRR x Berat Kenderaan beroda

Keterangan:

RR = Tahanan Guling (lbs/ gross ton)


CRR = Koefisien Tahanan Guling (lihat Tabel: 4.1)

Tabel: 4.1. Angka Tahanan Gulir dinyatakan dalam persen(*)

3. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)

Grade Resistance (GR) adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu
gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilalui. Jika jalur jalan itu naik disebut
kemiringan positif, Tahanan Kemiringan atau Grade Resistance (GR) akan menalwan gerak
kendaraan; tetapi sebaliknya, jika jalan itu turun disebut kemiringan negatif, tahanan
kemiringan akan membantu gerak kendaraan (Gambar: 4.2).

9
PTM DAN ALAT BERAT

Tahanan kemiringan tergantung pada dua faktor yaitu:

a. Besarnya kemiringan (dinyatakan dalam %)


b. Berat kendaraan itu sendiri (dinyatakan dalam Gross-ton)

Biasanya tahanan kemiringan dihitung sebagai berikut: Tiap kemiringan 1% besarnya


tahanan kemiringan rata-rata = 20 lbs dari besarnya kekuatan tarik mesin yang digunakan
untuk menggerakkan ban yang menyentuh permukaan jalur jalan. Besarnya dihitung untuk
tiap gross-ton berat kendaraan beserta isinya.

Contuh Soal:
Sebuah truck beserta muatan beratnya 20 ton, truck itu bergerak pada jalur jalan dengan
tahanan gulir (GR) = 100 lbs/ ton. Hitung kekuatan tarik yang diperlukan oleh mesin truck
untuk menggerakkan bannya.

Jawab:

Kekuatan tarik (Rimpull yang menahan kemiringan) = Berat kendaraan x GR x Kemiringan.


= 20 ton x 100 lbs/ton/1% x 5%
= 200 lbs
Untuk menahan supaya truck tidak meluncur turun akibat kemiringan, maka diperlukan
kekuatan tarik yang besarnya minimum 200 lbs juga.

Kekuatan tarik yang diperlukan = Rimpull yang menahan kemiringan + gaya tarik yang
menahan kemiringan

Kekuatan tarik yang diperlukan = 200 lbs + 200 lbs


= 400 lbs.

4. Koefisien Traksi (CT)

10
PTM DAN ALAT BERAT

Koefisien Traksi (CT) adalah faktor yang menunjukkan berapa bagian dari seluruh
kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat dipakai untuk menarik atau mendorong. Jadi
CT adalah suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban penggerak itu harus
dikalikan untuk menunjukkan Rimpull maksimum antara ban dengan jaur jalan , tepat
sebelum roda itu selip.
Jika terdapat geseran yang cukup antara permukaan roda dengan permukaan jalan, maka
tenaga mesin tersebut data dijadikan tenaga traksi yang maksimal. (Gambar: 4.3)

Contoh :

Jumlah berat kendaraan yang diterima oleh roda kendaraan = 8000 lbs. Berdasarkan
percobaan percobaan diketahui bila hanya tersedia Rimpull seberat 4800 lbs saja, maka roda
akan selip.
Hitunglah Koefisien Traksi (CT)

Jawab:

Jika Rimpull yang tersedia besarnya 4800 lbs, berarti traksi kritis dari kendaraan tersebut =
Rimpull.

Traksi Kritis = Rimpull = CT x Berat Total Alat (W)


Traksi Kritis = CT x W
4800 lbs = CT x 8000 lbs
CT = 0,60

11
PTM DAN ALAT BERAT

Besarnya CT tergantung pada:


a. Kondisi ban yang meliputi: macam dan bentuk kembangannya; untuk crawlwer truck
tergantung pada keadaan dan bentuk trucknya.
b. Kondisi permukaan jalan (basah, kering, keras, lunak, rata, bergelombang, dan sebagainya)
c. Bert kendaran yang diterima oleh roda.

Menurut pengalaman, besarnya CT pada macam-macam keadaan jalan seperti terdapat pada
Tabel 4.2.

Contoh 1.

Jumlah berat suatu kendaran (W) = 20 ton (40.000 lbs), seluruhnya diterima oleh roda
penggerak. Kendaraan tersebut akan bergerak pada jalur jalan tanah liat yang kering. Tahanan
guling (RR) 100 lbs/ ton, kemiringan jalan = 5%. Coba analisa, apakah rodak kendaraan itu
tidak selip?

Jawab:

Menurut Tabel: 4.2, CT untuk tanah liat kering = 0,50

Traksi Kritis (TK) = CT x W


= 0,50 x 40.000 lbs
= 20.000 lbs

Kekuatan tarik = W x GR x kemiringan


= 20 ton x 20 lbs/ ton berat kendaraan /1% kemiringan x 5%
= 2000 lbs

Jadi untuk menahan agar supaya truck tidak melorot turun, diperlukan gaya tarik yang
besarnya
minimum 2000 lbs juga.

Rimpull = Kekuatan tarik + Gaya tarik truck agar tidak melorot.


= 2.000 lbs + 2.000 lbs
= 4.000 lbs.
20.000 lbs > 4.000 Lbs
TK > Rimpull

12
PTM DAN ALAT BERAT

Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin atau ban penggerak
yang menyentuh tanah.

Traksi Kritis (TK) adalah jumlah tenaga yang diperlukan untuk menarik kendaaan itu.

Jika jumlah tenaga yang diperlukan untuk menarik kendaraan itu (traksi kritis) besarnya =
20.000 lbs, sedangkan kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin/ ban penggerak yang
menyentuh tanah (Rimpull) besarnya = 4.000 lbs, maka disimpulkan bahwa roda kendaraan
itu selip.

Contoh 2.
Kendaraan yang sama, tetapi roda penggerak dianggap hanya menerima 50% dari berat total
kendaraan seluruhnya (W). Coba analisa apakan kendaraan itu masih tetap saja selip?

Jawab:

TK = CT x W x 50%
= 0,50 x 40.000 lbs x 50%
= 10.000 lbs

Menurut contoh 1 besarnya Rimpull = 4.000 lbs


Jadi TK = 10.000 lbs > Rimpull (=4.000 lbs) ------- Kendaraan masih tetap selip.

Contoh 3.

Kendaraan yang sama berjalan pada tanah pasir lepas dengan RR = 250 lbs/ ton berat
kendaraan. Jika berat kendaraan yang diterima oleh roda besarnya 50%, coba analisa apakah
kendaraan tersebut selip?

Jawab:

Menurut Tabel 4.2, CT untuk pasir kering yang lepas = 0,20


TK = CT x W x 50%
= 0,20 x 4.000 lbs x 50%
TK = 4.000 lbs

Rimpull untuk mengatasi RR = W x RR


= 20 ton x 250 lbs/ ton
= 5.000 lbs

Rimpull untuk mengatasi GR = W x GR x Kemiringan


= 20 ton x 20 lbs/ ton/ 1% x 5%
= 2.000 lbs

Rimpull total = 5.000 lbs + 2.000 lbs


= 7.000 lbs

13
PTM DAN ALAT BERAT

TK = 4.000 lbs TK < Rimpull


Rimpull total = 7.000 lbs Jadi Kendaraan tidak selip

5. Rimpull

Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin atau ban
penggerak yang menyentuh permukaan jalur jalan dari suatu kendaraan. Rimpull biasanya
dinyatakan dalam satuan kg atau lbs.

Jika Koefisien Traksi (CT) cukup tinggi sehingga roda tidak selip, atau CT mampu
menghindari selip, maka besarnya Rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh mesin/ ban
kendaraan adalah fungsi dari tekaga mesin (dsalam Horse Power) dan verseneling antara
mesin dan rodanya.
Jadi: RP = (HP x 375 x Efisiensi mesin)/ (Kecepatan mesin dalam mph)

Keterangan rumus: RP = Rimpull (Kekuatan t arik kendaraan) lbs


HP = Horse Power (Tenaga mesin) HP
375 = Angka konversi
Efisiensi mesin = 80 85%

Tetapi jika ban kendaraan telah selip, maka besarnya Rimpull dihitung sama dengan tenaga
pada roda penggeraknya dikalikan CT .

Jadi saat selip RP = Tenaga Roda Penggerak x CT

Contoh 1.

Traktor dengan kekuatan 160 HP, menggunakan roda karet, berjalan pada gigi 1 dengan
kecepatan 3,6 mph (mile per hour= mil/ jam). Hitung Rimpull maksimum yang dapat
diberikan oleh roda itu.

Jawab:

Traktor roda karet, kondisi yang tidak selip.

Menurut rumus Rimpull (RP) = (HP x 375 Efisiensi mesin)


Kecepatan (mph)
RP = 160 x 375 x0,80
3,6
RP = 13.500 lbs

Contoh 2

14
PTM DAN ALAT BERAT

Buldoser 140 HP, roda karet bergerak pada versenelling 1 dengan kecepatan 3,25 mph.
Hitung Rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh roda buldoser itu.

Kondisi kendaraan tidak selip.


RP = (HP x 375 Efisiensi mesin)
Kecepatan (mph)
= (140 x 375 x 0,85)
3,25
= 13.730 lbs

Rimpull tidak dapat dihitung pada roda rantai (Crawler); istilah yang dipakai penggantinya
adalah Draw Pull Bar (DPB). Dalam DPB pada traktor, mesin traktur harus mampu untuk
menahan:
- Tahanan guling (RR) dan tahanan kemiringan (GR)
- Tahanan gulir dan tahanan kemiringan dari alat yang ditariknya.

Contoh 3.

Sebuah traktor/ buldoser yang beratnya (W) 15 ton, bergerak di atas jalur jalan yang
mempunyai
tahanan gulir (RR) 100 lbs/ ton, dengan kemiringan jalan sebesar 5%. Buldoser itu berjalan
pada
versenellling 1 dan memiliki DPB maksimum sebesar 28.019 lbs. Hitung DPB yang dapat
digunakan untuk menarik muatan lain.

Jawab:

DPB Maksimum = 28.019 lbs.

DPB untuk mengatasi RR = W x RR


= 15 ton x 100 lbs/ ton
= 1.500 lbs

DPB untuk mengatasi GR = W x GR x kemiringan jalan


= 15 ton x 20 lbs/ton/ 1% x 5%
= 1.500 lbs

DPB Total = DPB untuk mengatasi RR + DPB untuk mengatasi GR


= 1.500 lbs + 1.500 lbs
= 3.000 lbs

DPB untuk menarik muatan = DPB Maksimum - DPB Total


= 28.019 lbs - 3.000 lbs
= 25.019 lbs

15
PTM DAN ALAT BERAT

Rimpull tergantung pada HP dan kecepatan gerak dari alat berat tersebut. Biasanya pabrik
telah memberikan pedoman tentang berapa besar kecepatan maksimum dan Rimpull yang
dapat dihasilkan oleh masing-masing gigi verseneling seperti terdapat pada Tabel 4.3.

6. Percepatan (Acceleration)

Percepatan (Acceleration) adalah waktu yang diperlukan untuk mempercepat kendaraan


dengan memakai kelebihan Rimpull yang tidak digunakan untuk menggerakkan kendaran
pada jalur tertentu. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat kendaraan tergantung
pada beberapa faktor yaitu:

a. Berat kendaraan; semakin berat kendaraan beserta isinya, semakin lama waktu yang
dibutuhkan oleh kendaraan tersebut untuk menambah kecepatannya.

b. Kelebihan Rimpull yang ada.; semakin besar kelebihan Rimpull pada suatu kendaraan,
maka semakin cepat kendaraan itu dapat dipercepat.

Percepatan tak mungkin dihitung secara tepat, tetapi dapat diperkirakan memakai rumus
Hukum Mewton.

F = (W x a)
G
a = (F x g)
W

Keterangan Rumus:
F = Kelebihan Rimpul (lbs)
G = Percepatan karena gaya gravitasi = 32,2 ft/ det2
W = Berat kendaraan beserta isinya (lbs)
a = Percepatan (ft/ det2)

Contoh 1

Suatu alat berat dengan bobot 1 ton ( 2000 lbs) mempunyai kelebihan Rimpull sebesar 10 lbs.
Jika kelebihan Rimpull tersebut digunakan untuk menambah kecepatan, berapakah percepatan
maksimum yang dapat dihasilkan?

16
PTM DAN ALAT BERAT

Jawab:

a = (F x f)/ W
= (10 lbs x 32,2 ft/ det2)
2.000 lbs
= 0,161 ft/ det2
= 0,11 mph/ det

Catatan: 1 mil = 1,61 km = 1.610 m


1 ft = 0,30 m

Jadi dalam satu menit kecepatannya bertambah sebesar 0,11 x 60 = 6,6 mph.

Biasanya untuk perhitungan percepatan digunakan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan
menghitung kecepatan rata-ratanya.

Kecepatan rata-rata = Kecepatan maksimum x Faktor Kecepatan

Faktor kecepatan dipengaruhi oleh jarak yang ditempuh, semakin jauh jarak yang ditempuh;
tanpa memperhatikan bagaimana kondisi jalur jalan yang ditempuh semakin jauh jalan yang
ditempuh, berarti semakin besar pula faktor ketepatan itu. Tabel 4.4 di bawah ini
menunjukkan beberapa faktor kecepatan dan jarak yang ditempuh.

Contoh 2.

Sebuah Dump truck bergerak pada versenelling 3 di atas jalur jalan dengan kecepatan
maksimum
12,48 mph. Truck itu menempuh perjalanan sepanjang jarak 1250 ft. Hitung keceptan rata-
rata dari Dump truck tersebut.

Jawab:

Faktor kecepatan pada jarak 1250 ft didapat dari cara interpolasi Tabel 4.4.

17
PTM DAN ALAT BERAT

= (1250 1000) x (0,82 0,59) + 0,59


(1500 1000)
= 0,705 0,70
Kecepatan rata-rata = Kecepatan maksimum x Faktor kecepatan
= 12,48 x 0,70
= 8,74 mph.

7. Elevasi Letak Proyek.


Elevasi berpengaruh terhadap hasil kerja mesin, karena kerja mesin dipengaruhi oleh tekanan
dan t emperatur udara luar. Berdasarkan pengalaman, kenaikan 1000 ft (300 m) pertama dari
permukaan laut, tidak akan berpengaruh pada mesin-mesin empat tak; tetapi untuk
selanjutnya setiap kenaikan 1000 ft ke dua (dihitung dari permukaan laut) HP rata-rata
berkurang sebesar + 3%; sedangkan pada mesin-mesin 2 tak, kemerosotannya berkisar 1%.

Contoh

Pada permukaan laut sebuah mesin empat tak dengan tenaga 100 HP; Jika mesin itu dibawa
pada
proyek yang berada pada elevasi 10.000 ft (3.000 m) di atas permukaan laut, berapa besar HP
yang dimiliki alat itu?

Jawab:

Hp pada permukaan laut = 100 HP


Penurunan karena ketinggian = 3% x 100 x (10.000 1.000)
1.000
= 27 HP

HP efektif alat = 100 HP - 27 HP


= 73 HP

8. Efisiensi Operator

Faktor manusia sebagai operator alat sangat sukar ditentukan dengan tepat, sebab selalu
berubah-ubah dari waktu ke waktu, bahkan dari jam ke jam, tergantung pada keadaan cuaca,
kondisi alat yang dikemudikan, suasana kerja dan lain-lain. Biasanya memberikan
perangsang dalam bentuk bonus dapat mempertinggi efisiensi operator alat.

Dalam bekerja seorang operator tak akan dapat bekerja selama 60 menit secara penuh, sebab
selalu ada hambatan-hambatan yang tak dapat dihindari seperti pengantian komponen yang
rusak, memindahkan alat ke tempat lain, dan sebagainya. Pada Tabel 4.5 diberikan beberapa
nilai efisiensi operator.

18
PTM DAN ALAT BERAT

Beberapa pengertian untuk menentukan kondisi alat da n e fisiensi pengunaannya.

a. Avability Index (AI)

Avability Index (AI) adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi dari alat tersebut
sesungguhnya.

AI = W x 100%
W+R

Keterangan Rumus: AI = Ability Index (%)


W = Jumlah Jam Kerja (jam)
R = Jumlah jam untuk perbaikan alat (jam)

b. Physical Avaibility (PA)

Adalah satatan tentang kondisi fisik dari alat yang digunakan

PA = W + S x 100%
W+R+S
Keterangan Rumus:
PA = Psycal Ability (%)
S = Jumlah jam suatu alat yang tidak rusak tapi tidak digunakan
W+R+S = Jumlah seluruh jam jalan dimana alat dijadwalkan untuk beroperasi.

c. Use of Ability (UA)

Menunjukkan berapa persen waktu yang digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat
alat itu digunakan.

UA = W x 100%
W+S

UA menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan peralatan yang digunakan itu.

d. Effective Utilization (EU)

19
PTM DAN ALAT BERAT

Pengertian EU sebenarnya sama saja dengan pengertian efisiensi kerja, yaitu menunjukkan
berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia itu dapat dimantaatkan untuk bekerja
secara produktif.

EU = W x 100%
W+R+S

Contoh 1.

Dari hasil rekaman operator Shovell, dalam setiap bulan dicatat data sebagai berikut:
Jumlah jam kerja (W) = 300 jam
Jumlah jam untuk perbaikan alat (R) = 100 jam
Jumlah jam alat suap tunggu (S) = 200 jam
Hitung: AI, PA, AU, EU

Jawab:

AI = W x 100 %
W+R
= 300 jam/ (300 + 100 jam) x 100%
AI = 75%

PA = W + S x 100%
W+R+S
= (300+ 200) x 100%
(300 + 100 + 200)jam
PA = 82%

AU = S x 100%
W+S
= 300 jam x 100%
(300 + 200) jam
AU = 60%

EU = W x 100%
W+R+S
= 300 jam x 100%
(300 + 100 + 200) jam
EU = 50%

Contoh 2.

20
PTM DAN ALAT BERAT

Dari rekaman Shovell yang lain dan dengan operator yang lain pula tercatat data sebagai
berikut:
W = 450 jam
R = 150 jam
S = 0 jam (berarti tak ada alat yang sampai menunggu)
Hitung: AI, PA, AU, EU, lalu analiasa operator mana yang bekerja lebih efisien

Jawab:

AI = W x 100 %
W+R
= 450 jam/ (450 + 150 jam) x 100%
AI = 75%

PA = W + S x 100%
W+R+S
= (450+ 0) x 100%
(450 + 150 + 0)jam
PA = 75%

AU = S x 100%
W+S
= 450 jam x 100%
(450 + 0) jam
AU = 100%

EU = W x 100%
W+R+S
= 450 jam x 100%
(450 + 150 + 0) jam
EU = 75%

Analisa efisiensi kerja operator

9. Faktor Pengembangan dan Pemuaian (Swell Factor)

21
PTM DAN ALAT BERAT

Tanah maupun massa batuan yang ada di alam ini telah dalam kondisi terkonsolidasi dengan
baik, artinya bagian-bagian yang kosong atau ruangan yang terisi udara diantara butirannya
sangat sedikit; namun demikian jika material tersebut digali dari tempat aslinya, maka
terjadilah pengembangan atau pemuaian volume. Tanah asli yang di alam volumenya 1 m3,
jika digali volumenya bisa menjadi 1,25%, ini terjadi karena tanah yang digali mengalami
pengembangan dan pemuaian dari volume semula akibat ruang antar butiranya yang
membesar.

Faktor pengembangan dan pemuaian volume material perlu diketahui, sebab pada waktu
penggalian material volume yang diperhitungkan adalah volume dalam kondisi Bank Yard,
yaitu volume aslinya seperti di alam. Akan tetapi pada waktu perhitungan penangkutan
material, volume yang dipakai adalah volume material setelah digali, jadi material telah
mengembang sehingga volumenya bertambah besar.

Kemampuan alat angkut maksimal biasanya dihitung dari kemampuan alat itu mengangkut
material pada kapasitas munjung, jadi bila kapasitas munjung dikalikan dengan faktor
pengembangan material yang diangkut, akan diperoleh Bank Yard Capacity-nya. Tetapi
sebaliknya, bila Bank Yard itu dipindahkan lalu dipadatkan di tempat lain dengan alat
pemadat mekanis, maka volume material tersebut menjadi berkurang. Hal ini disebabkan
karena material menjadi benar-benar padat, jika 1 m3 tanah dalam kondisi Bank Yard
dipadatkan, maka volumenya menjadi sekitar 0,9 m3, tanah mengalami penyusutan sekitar
10%.Beberapa angka pemuaian dan penyusutan jenis material galian disajikan pada Tabel.
4.6.

22
PTM DAN ALAT BERAT

Contoh 1.

Sebuah Power Scrapper memiliki kapasitas munjung 15 yd3, akan digunakan untuk
mengangkut tanah liat. Berapakah kapasitas alat sebenarnya mampu mengangkut tanah liat
asli?

Jawab:

Menurut Tabel 4.6, tiap 1 bagian tanah liat asli bila digali akan mengembang menjadi 1,25
bagian.

Kapasitas munjung = 1,25 x kapasitas tanah liat asli


15 yd3 = 1,25 x kapasitas tanah liat asli
Kapasitas tanah liat asli = (15/ 1,25) cu yd
= 120 cu yd.

Contoh 2.

Bila atanah liat tersebut untuk urugan yang dipadatkan, berapa volume padatnya?

Jawab:

23
PTM DAN ALAT BERAT

Volume padat = volume asli x 0,90 (Lihat Tabel 4.6)


= 120 cu yd x 0,90
= 108 cu yd.

10. Berat Material

Berat material yang diangkut oleh alat-alat angkut dapat berpengaruh pada:

a. Kecepatan kendaraan dengan HP yang dimiliinya,


b. Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir
dari jalur jalan yang dilalui,
c. Membatasi volume material yang diangkut.

Oleh sebab itu, berat jenis material harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap kapasitas alat
muat maupun alat angkat. Bobot isi dan faktor pengembang dari berbagai material terdapat
pada Tabel 4.7.

24
PTM DAN ALAT BERAT

25
PTM DAN ALAT BERAT

BAB 4

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi
seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam proses
konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalan suatu
lingkungan konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalam
suatu lingkungan konstruksi. Namun tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya
peralatan-peralatan ini untuk digunakan.Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal
yang sangat penting. Oleh karenanya, semua perusahaan konstraktor berkewajiban
menyediakan semua keperluan peralatan/ perlengkapan perlindungan diri atau personal
protective Equipment (PPE) untuk semua karyawan yang bekerja, yaitu :

1. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap
pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Megingat
karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang
keras maka selayakya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian
yang dikenakan oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti
betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.

2. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap
pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas
berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh
kotoran dari bagian bawah.Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak
terluka kalau tertimpa benda dariatas.

3. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu,
atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu
berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata

26
PTM DAN ALAT BERAT

perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata


adalah mengelas.

4. Sarung Tangan
Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan
utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras
dan tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan
sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya
berulang seperti medorong gerobagcor secara terus-meerus dapat mengakibatkan lecet
pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobag.

5. Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan sudah
merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya dengar
benarsesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang
berasal dariatas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau material konstruksi
yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk
menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri.

6. Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada
ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali
pengaman atau safetybelt. Fungsi utama talai penganman ini dalah menjaga seorang
pekerja dari kecelakaan kerjapada saat bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja
pada bangunan tower.

7. Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang
dikeluarkan olehmesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising.
Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa
penutup telinga ini.

8. Masker
Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi
mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi berukuran

27
PTM DAN ALAT BERAT

besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk
kayu sisa dari kegiatan memotong, mengampelas, mengerut kayu.

9. Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pemilihan
dan penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus
menjadi pertimbangan utama.

10. P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada
pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek.
Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan
untuk pertolongan pertama.Demikianlah peralatan standar k3 di proyek yang memang
harus ada dan disediakan oleh kontraktor, barangkali sifatnya wajib. Ingat tindakan
preventif jauh lebih baik dan murah ketimbang sudah kejadian.

BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dijelaskan tentang dump truck, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
Dump truck adalah Alat yang dapat memindahkan material pada jarak menengah
sampai jarak jauh (500 meter up). Muatannya diisikan oleh alat pemuat, sedangkan
untuk membongkar muatannya ia dapat bekerja sendiri. Dump Truck dapat
menumpahkan muatan secara hidrolis yang menyebabkan satu sisi baknya terangkat,
sedangkan satu sisi lainnya berfungsi sebagai sumbu putar atau engsel.

28
PTM DAN ALAT BERAT

Pay hauler atau sering juga disebut sebagai truk dump (di Inggris disebut dengan
dumper truck) adalah truk yang digunakan untuk mengangkut material yang tidak
berguna dan sebuah proses konstruksi. Tipe truk ini memiliki sistem hydraulically
yang bila dioperasikan dengan cara mengangkat bak bagian depan menjadi lebih
tinggi sehingga bisa menuang isinya dengan cepat tanpa menggunakan tenaga
manusia.

Dump truck ada dua golongan ditinjau dari besar muatannya adalah On High
Way Dump Truck dan Off High Way Dump Truck, muatannya diatas 20 m3.
Jika dilihat dari cara pengosongan muatan, jenis truck dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu: End-Dump atau Rear Dump, Side-Dump, Bottom-Dump.
Berdasarkan ukuran muatannya, dump truck dapat dibedakan menjadi tiga: Ukuran
kecil, Ukuran sedang, Ukuran besar.

Bagian-bagian yang terdapat pada dump truck adalah sebagai berikut: Dump Body,
Rock Ejector, Final Drive, Oil retarder Tank, Steering & Hois tank, Front Wheel, Turn
Signal lamp, Head Lamp, Radiator dan Canopy Spill Guard.

Faktor yang mempengaruhi produktivitas dump truck: Tahanan gali, Tahanan guling,
Tahanan kemiringan, Koefisien Traksi, Rimpull, Percepatan, Elevasi letak proyek,
Efisiensi operator, Faktor perkembangan dan pemuaian, dan Berat material.

Penggunaan alat-alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan
pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain : rendahnya produksi ,tidak
tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk perbaikan dalam penggunaan alat yang kurang tepat
dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara
lain: rendahnya produksi ,tidak tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan. Oleh
karena itu sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan dan attachementnya sebaiknya
dipahami terlebih dahulu fungsi dan aplikasinya.Terdapat beraneka macam alat berat yang
sering dipergunakan dalam pekerjaan konstruksi,jadi alat-alat berat ini sebaiknya

29
PTM DAN ALAT BERAT

dipergunakan dengan sebaik-baiknya sesuai fungsi dan kegunaan yang dimiliki oleh alat
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://carapedia.com/alat_alat_berat_info2375.html

http://www.dumptruck.web.id/index.php/news-list/30-asal-usul-dump-truck

http://dunia-atas.blogspot.com/2012/03/tentnag-dump-truck.html

Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Jurusan Teknik
Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009).

http://www.scribd.com/doc/24441257/Perkembangan-produksi-k3-Excavator

Tenriajeng, Andi Tenrisukki, Pemindahan Tanah Mekanis, Jakarta: Gunadarma 2003

http://teknik90.blogspot.com/2013/06/makalah-dump-truck-lengkap.html

30
PTM DAN ALAT BERAT

31

Anda mungkin juga menyukai