Anda di halaman 1dari 35

Evaluasi Penerapan Sistem

Pengumpulan Tol Elektronis di


Indonesia
Oleh :
Rikki Sofyan Rizal
269616315

Program Studi Magister Sistem dan Teknik Jalan


Raya
Institut Teknologi Bandung
2018
I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
• Penelitian ini dilatar belakangi oleh :
1. Lamanya waktu yang dibutuhkan saat transaksi terutama pada
waktu sibuk, sehingga terjadi antrian pada gerbang tol.
2. Muncul Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No 16/PRT/M/2017 tentang transaksi non tunai di jalan tol.
3. Pada pelaksanaannya sistem pengumpulan elektronis masih banyak
kekurangan yang terjadi, sehingga perlu dilakukan evaluasi.
I.2 Tujuan Penelitian
• Mengkaji model antrian dan lamanya waktu transaksi dengan sistem
pengumpulan tol elektronis.
• Mengkaji respon pengguna jalan tol terhadap penerapan sistem
pengumpulan tol elektonis yang telah diterapkan saat ini dan rencana
penerapan sistem pengumpulan tol dengan teknologi berbasis
nirsentuh.
• Mengkaji keuntungan yang diperoleh oleh operator jalan tol dan
pengguna jalan tol dari penerapan sistem pengumpulan tol elektronis.
I.3 Ruang Lingkup Penelitian
• Ruang lingkup bahasan pada penelitian ini dibatasi pada :
1. Ruas jalan tol yang dikaji yaitu Jalan Tol Jasa Marga Jakarta Tangerang Cengkareng (JTC)
2. Gerbang tol yang diamati adalah Gerbang Tol Cililitan dan Gerbang Tol Kapuk.
3. Sistem pengumpulan elektronis yang dikaji adalah sistem pengumpulan tol semi electronic dan full electronic.
4. Jumlah gardu yang diamati pada masing-masing gerbang adalah 4 gardu (3 gardu semi automatic dimana 1 gardu yang dapat dilalui oleh
semua golongan kendaraan dan 2 gardu yang hanya dapat dilalui oleh kendaraan golongan 1, serta 1 gardu dengan sistem full automatic.
5. Kinerja sistem pengumpulan tol elektonis yang akan diamati adalah waktu transaksi dan kapasitas yang dihasilkannya pada gerbang tol yang
diamati.
6. Kuisioner digunakan untuk mengetahui respon pengguna jalan yang biasa melewati jalan tol tersebut secara reguler mengenai sistem
pengumpulan tol elektronis yang telah diterapkan saat ini dan rencana penerapan sistem pengumpulan tol dengan teknologi berbasis
nirsentuh yang akan datang.
7. Kendaraan yang masuk ke sistem antrian dianggap akan membagi secara merata ke seluruh gardu yang ada sesuai dengan teori antrian,
sehingga dianggap saluran kedatangan tunggal dan fasilitas pelayanan tunggal (single channel – single phase)
8. Disiplin antrian yang diguanakan adalah FIFO (First In Firs Out).
9. Evaluasi besarnya keuntungan yang diperoleh operator dengan penerapan sistem elektronis dilihat dari biaya investasi serta operasi dan
pemeliharaan yang dibandingkan dengan sistem reguler.
10. Evaluasi besarnya keuntungan yang diperoleh oleh pengguna jalan tol ditinjau dari perbedaan akumulasi nilai waktu yang hilang akibat
antrian yang terjadi dengan adanya penerapan sistem pengumpulan elektronis.
II. Tinjauan Pustaka
II.1 Ruas Tol Kajian
• Dalam penelitian ini ruas jalan tol yang dikaji adalah Jalan Tol Jakarta
Tangerang Cengkareng yang dikelola oleh PT Jasa Marga Cabang JTC.
• PT Jasa Marga Cabang JTC ini mengelola jalan tol Cawang – Tomang –
Cengkareng - Tangerang yang merupakan jalan Tol Dalam Kota atau
Jakarta Intra Urban Tollways.
• Jalan Tol ini terintegrasi dengan 4 (empat ) jalan tol yang menuju ke
berbagai wilayah yaitu, Jalan Tol Jagorawi, Jalan Tol Jakarta-Cikampek,
Jalan Tol Tangerang-Merak, Serta Jalan Tol Prof Dr. Ir. Sedyatmo.
Peta Jaringan Jalan Tol Jakarta – Tangerang –
Cengkareng
II.2. Sistem Pengumpulan Tol Elektronis
• Electronic Toll Collection (ETC) adalah suatu teknologi yang memungkinkan
untuk melakukan pembayaran secara elektronik pada sistem pengumpulan
tol.
• Electronic Toll Collection (ETC) pada dasarnya terbagi menjadi dua tipe, yaitu
Semi Automatic dan Full Automatic.
• Beberapa keuntungan dari Sistem ETC (Chaundhary, 2003) :
1. Meningkatkan Kapasitas Gardu Tol
2. Mengurangi Antrian
3. Menghemat Bahan Bakar
4. Menghemat Biaya Operasi Transaksi
II.3 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan
Tol
• Menurut Permen PU Nomor 16/PRT/M/2014 Standar Pelayanan
Minimum jalan tol adalah ukuran yang harus dicapai dalam
pelaksanaan penyelenggaraan jalan tol
III. Metodologi Penelitian
III.1 Umum
Adapun garis besar penelitian tersebut di gambarkan dalam diagram alir metode
penetitian pada dibawah ini.
III.2 Pengumpulan Data
Gambaran umum data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
beserta cara pengumpulan dan tujuan penggunaannya tercatat pada
tabel berikut :

Macam Informasi/Data Jenis Data Metode Pengumpulan Data Sumber


Tingkat Kedatangan
Kendaraan (λ) Primer Survey Langsung Data Pribadi
Waktu Transaksi Primer Survey Langsung Data Pribadi
Waktu Pelayanan Primer Survey Langsung Data Pribadi
Respon Pengguna Jalan Tol Primer Kuisioner Responden/ Pengguna Jalan dan
Operator Jalan Tol

Data nilai waktu (time value) Sekunder Diambail dari data yang Operator Jalan Tol
dimiliki BUJT
III.3 Analisis Data
IV. Data dan Analisis
IV.1 Waktu Transaksi
• Tabel IV. 1 Rekapitulasi Hasil Survei Waktu Transaksi di Gerbang Tol Cililitan Pada Hari Senin, 7 Mei 2018
Waktu Transaksi
No Tipe Jumlah (T2) (Detik)
Keterangan
Gardu Gardu Sampel Rata-
Standar
rata
7 GTO 80 3.0 Memenuhi standar
5 GTO 80 3.0 5 Memenuhi standar
13 GSO 150 4.3 Memenuhi standar

• Tabel IV. 2 Rekapitulasi Hasil Survei Waktu Transaksi di Gerbang Tol Kapuk Pada Hari Senin, 13 Mei 2018
Waktu Transaksi (T2)
No Tipe Jumlah (Detik)
Keterangan
Gardu Gardu Sampel Rata-
Standar
rata
7 GTO 80 3.0 Memenuhi standar
8 GTO 80 2.9 5 Memenuhi standar
9 GSO 150 3.7 Memenuhi standar
• Pada GSO transaksi tanpa bantuan pengumpul tol dapat dilakukan oleh pengemudi
kendaraan Golongan I, karena posisi reader sama seperti GTO pada umumnya yang
dapat terjangkau oleh pengemudi. Sementara untuk pengemudi kendaraan Golongan
II – V serta Bus (Golongan 1) memerlukan bantuan pengumpul tol untuk melakukan
tapping kartu elektronik mereka ke reader, karena reader yang dikhususkan untuk
kendaraan masih belum diaktifkan oleh PT Jasa Marga. Dengan kondisi yang seperti ini,
maka muncul perbedaan rentang waktu transaksi antara kendaraan Golongan I dengan
kendaraan Golongan II-V serta Bus beberapa detik.
Tabel IV. 3 Rekapitulasi Waktu Transaksi Gardu Semi Otomatis Di Gerbang Cililitan
Waktu Transaksi
Gol. Jumlah (T2) (Detik)
No Gardu Keterangan
Kendaraan Sampel Rata-
Standar
rata
I 80 3.2 Memenuhi standar
13 5
II - V dan Bus 35 4.5 Memenuhi standar

Tabel IV. 4 Rekapitulasi Waktu Transaksi Gardu Semi Otomatis di Gerbang Kapuk
Waktu Transaksi
Gol. Jumlah (T2) (Detik)
No Gardu Keterangan
Kendaraan Sampel Rata-
Standar
rata
I 80 3.2 Memenuhi standar
9 5
II - V dan Bus 35 4.8 Memenuhi standar
IV.2 Waktu Pelayanan
Tabel IV. 5 Waktu Pelayanan Gardu Rata-rata Pada Gerbang Tol Cililitan

Waktu Pelayanan Waktu Pelayanan


No Gardu T1 (Detik) T2 (Detik) T3 (Detik)
T1+T2+T3 Rata-rata (detik)
7 4.1 3.0 4.1 11.2
5 3.9 3.0 4.1 11.0 11.3
13 4.0 3.5 4.4 11.8

Tabel IV. 6 Waktu Pelayanan Gardu Rata-rata Pada Gerbang Tol Kapuk

Waktu Pelayanan Waktu Pelayanan


No Gardu T1 (Detik) T2 (Detik) T3 (Detik)
T1+T2+T3 Rata-rata (detik)

7 4.0 3.0 4.0 11.0


8 4.1 2.9 3.7 10.8 11.4
9 4.0 3.7 4.8 12.5

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan dengan menggunakan SPSS, untuk waktu pelayanan Gerbang Tol
Cililitan pada gardu 7, 5 dan 13 serta Gerbang Tol Kapuk pada Gardu 7, 8 dan 9 merupakan distribusi
eksponensial, sehingga waktu pelayanan di Gerbang Tol Cililitan dan Gerabang Tol Kapuk dianggap valid.
IV.3 Analisis Kapasitas
•   Kapasitas GTO dan GSO
IV.3.1
• Perhitungan kapasitas gardu untuk GTO dan GSO dilakukan pada masing-masing gerbang dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
• Kapasitas Gardu = (kendaraan/jam)

Tabel IV. 7 Kapasitas Gardu GTO (No Gardu 7 dan 5) serta GSO (No Gardu 13) pada Gerbang Tol Cililitan

Waktu Pelayanan Kapasitas Gardu Rata-rata Kapasitas Gardu


No Gardu
T1+T2+T3 (Kend/Jam) (Kend/Jam)

7 11.2 323
5 11.0 327 318
13 11.8 305

Tabel IV. 8 Kapasitas Gardu GTO (No Gardu 7 dan 8) serta GSO (No Gardu 9) pada Gerbang Tol Kapuk

Waktu Pelayanan Kapasitas Gardu Rata-rata Kapasitas Gardu


No Gardu
T1+T2+T3 (Kend/Jam) (Kend/Jam)

7 11.0 327
8 10.8 333 317
9 12.5 289
IV.3.2 Kapasitas Gardu Nirsentuh
Kapasitas Gardu Tol Nirsentuh didapatkan dengan menggunakan metode Greenshield. Dimana data yang
diperoleh dari lapangan berupa kecepatan setempat (spot speed) diubah menjadi kecepatan rata-rata
berdasarkan ruang (space mean speed).
Tabel IV. 9 Kecepatan rata-rata berdasarkan ruang (space mean
speed) pada Gerbang Tol Cililitan
Dari Tabel IV.9 tersebut, maka dibuatlah grafik hubungan arus – kecepatan – kerapatan. Untuk membuat grafik tersebut dilakukan analisis dengan
menggunakan metode Greendshields dengan menggunakan regresi linear.
 

Dengan menggunakan nila A = 17.2804 dan B = -0.1049, maka dapat ditentukan ditentukan hubungan matematis antar parameter sebagai berikut :
Hubungan Kecepatan – Kerapatan : S = 17.2804 – 0.1049 D (IV.1)
Hubungan Arus – Kerapatan : V = 17.2804 D – 0.1049 D2 (IV.2)

 Dengan memasukkan nilai D = 0 pada Persamaan IV.1, maka didapatkan nilai Kecepatan Arus Bebas (S ) = 17.2804 km/jam. Hal yang sama
ff

dengan memasukkan nilai S = 0 pada Persamaan IV.1 sebagai berikut.


Maka didapatkanlah
Hubungan Arus – Kecepatan : V = 164.68 S – 0.1049 S2. (IV.3)

 Volume maksimum dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan IV.2 atau Persamaan IV.3.
didapat
didapat
Gambar IV. 1 Hubungan Arus, Kecepatan, dan Kerapatan pada Gardu Tol Nirsentuh Gerbang Tol Cililitan
Tabel IV. 10 Kecepatan rata-rata berdasarkan ruang (space mean speed) pada
Gerbang Tol Kapuk

 Dari table tersebut maka dihitunglah nilai A dan B dengan menggunakan


persamaan regresi linear.

Dengan menggunakan nila A = 17.0679 dan B = -0.1070, maka dapat


ditentukan ditentukan hubungan matematis antar parameter sebagai berikut :
Hubungan Kecepatan – Kerapatan : S = 17.0679 – 0.1070 D (IV.4)
Hubungan Arus – Kerapatan : V = 17.0679 D – 0.1070 D2 (IV.5)
 Dengan memasukkan nilai D = 0 pada Persamaan IV.4, maka didapatkan nilai Kecepatan Arus Bebas (S ) = 17.0679 km/jam. Hal yang
ff

sama dengan memasukkan nilai S = 0 pada Persamaan IV.1 sebagai berikut.


Maka didapatkanlah
 
Hubungan Arus – Kecepatan : V = 159.56 S – 0.1070 S2. (IV.6)

 Volume maksimum dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan IV.5 atau Persamaan IV.6.
 
didapat
didapat
Gambar IV. 2 Hubungan Arus, Kecepatan, dan Kerapatan pada Gardu Tol Nirsentuh Gerbang Tol Kapuk
IV.4 Tingkat Kedatangan Kendaraan
IV.4.1 Gerbang Tol Cililitan
Pada Gerbang Tol Cililitan ini dilakukan survey langsung pada hari Senin, 7 Mei 2018; Rabu, 9 Mei
2018; dan Jumat 11 Mei 2018 dengan waktu survey pada pukul 07.00 – 09.00, 11.00 – 13.00, dan 16.00 –
18.00.
Volume Lalu Lintas Kedatangan Kendaraan Pada Gerbang Tol Cililitan
1600
1400
Kedatangan kendaraan per 15 menit

1200
1000
800
600
400
200
(Kendaraan)

0
1 5 3 0 4 5 0 0 1 5 3 0 4 5 0 0 1 5 30 4 5 0 0 1 5 3 0 45 0 0 1 5 3 0 4 5 00 1 5 3 0 4 5 0 0
0 7. 07 . 0 7. 0 8. 08 . 08 . 0 8 . 0 9. 1 1. 11 . 1 1 . 1 2 . 1 2. 12. 12 . 1 3 . 1 6 . 1 6. 16. 17 . 1 7 . 17 . 1 7. 18 .
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
. 00 . 1 5 . 30 . 45 . 0 0 . 15 . 3 0 . 45 . 00 . 1 5 . 30 . 4 5 . 00 . 1 5 . 3 0 . 45 . 00 . 15 . 3 0 . 4 5 . 00 . 15 . 30 . 4 5
07 07 0 7 07 0 8 08 0 8 0 8 11 11 11 1 1 1 2 12 12 12 1 6 16 16 16 17 1 7 17 1 7

Waktu

Senin, 7 Mei 2018 Rabu, 9 Mei 2018 Jumat, 11 Mei 2018

Gambar IV. 3 Grafik Hubungan Antara Waktu Pengamatan Dengan Jumlah Kendaraan Pada Gerbang Tol Cililitan

 
IV.4.1 Gerbang Tol Kapuk
Pada Gerbang Tol Cililitan ini dilakukan survey langsung pada hari Senin, 14 Mei 2018; Rabu, 9 Mei
2018; dan Jumat 11 Mei 2018 dengan waktu survey pada pukul 07.00 – 09.00, 11.00 – 13.00, dan 16.00
– 18.00.
Volume Lalu Lintas Kedatangan Kendaraan Pada Gerbang Tol Kapuk
1600
1400

Kedatangan kendaraan per 15 menit


1200
1000
800
600
400
(Kendaraan)

200
0
1 5 3 0 4 5 0 0 1 5 3 0 4 5 0 0 1 5 3 0 4 5 0 0 1 5 30 4 5 0 0 1 5 3 0 4 5 0 0 1 5 3 0 4 5 0 0
0 7 . 0 7 . 0 7. 0 8 . 08 . 0 8 . 08 . 0 9 . 1 1. 11 . 1 1 . 12 . 1 2. 12 . 1 2 . 12 . 16. 16 . 1 6 . 17 . 17 . 1 7. 17 . 1 8 .
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5
7 . 0 7 . 1 7. 3 7 . 4 8 . 0 8. 1 8. 3 8 . 4 1 . 0 1. 1 1 . 3 1. 4 2 . 0 2. 1 2 . 3 2. 4 6 . 0 6 . 1 6. 3 6. 4 7 . 0 7 . 1 7. 3 7 . 4
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Waktu

Senin, 14 Mei 2018 Rabu, 9 Mei 2018 Jumat, 11 Mei 2018

Gambar IV. 4 Grafik Hubungan Antara Waktu Pengamatan Dengan Jumlah Kendaraan Pada Gerbang Tol Kapuk
IV.5 Model Antrian Sederhana
IV.5.1 Gerbang Tol Cililitan
Pada Gerbang Tol Cililitan, dari hasil pengamatan didapatkan
• Tingkat kedatangan tertinggi (λ) = 5852 kendaraan/jam.
• Kedatangan kendaraan gardu nirsentuh (λn) = 66 kendaraan/jam,
• Kedatangan kendaraan GTO dan GSO (λo) =5786 kendaraan/jam.
• Dengan mengasumsikan tingkat kedatangan kendaraan untuk GTO dan GSO terbagi merata (17 gardu),
maka Kedatangan kendaraan pada GTO dan GSO per gardu adalah 340 kendaraan/jam.
• Tingkat pelayanan (μ) dari masing-masing GTO, GSO, dan Gardu Nirsentuh adalah 325, 305 dan 711
kendaraan/jam.
Tabel IV. 11 Hasil Analisis Perhitungan Model Antrian Sederhana Pada Gerbang Tol Cililitan
IV.5.2 Gerbang Tol Kapuk
Pada Gerbang Tol Kapuk, dari hasil pengamatan didapatkan :
• Tingkat kedatangan tertinggi (λ) = 5529 kendaraan/jam.
• Kedatangan kendaraan gardu nirsentuh (λn) = 104 kendaraan/jam
• Kedatangan kendaraan GTO dan GSO (λo) = 5425 kendaraan/jam.
• Dengan mengasumsikan tingkat kedatangan kendaraan untuk GTO dan GSO terbagi merata (16 gardu),
maka kedatangan kendaraan pada GTO dan GSO per gardu adalah 339 kendaraan/jam.
• Tingkat pelayanan (μ) dari masing-masing GTO, GSO, dan Gardu Nirsentuh adalah 330, 289 dan 681
kendaraan/jam.
Tabel IV. 12 Hasil Analisis Perhitungan Model Antrian Sederhana Pada Gerbang Tol Kapuk
IV.5.2 Model Antrian Deterministik dengan Simulasi Antrian (Lin & Su)
Tabel IV. 13 Hasil Analisis Perhitungan Model Antrian dengan Simulasi (Lin&Su) pada Gerbang Tol Cililitan

Tabel IV. 14 Hasil Analisis Perhitungan Model Antrian dengan Simulasi (Lin&Su) pada Gerbang Tol Kapuk
IV.6 Respon Terhadap Penerapan Sistem Pengumpulan Tol Elektronis

IV.6.1 Analisis Persepsi Responden (Pengguna Jalan Tol)


Dalam kuisioner ini terdapat 10 (sepuluh) butir pernyataan yang dimulai dari nomor 4 (empat) sampai dengan
nomor 13 (tiga belas) untuk mengetahui tanggapan pengguna jalan tol terhadap penerapan sistem
pengumpulan tol elektronis saat ini dan rencana penerapan sistem pengumpulan tol dengan teknologi berbasis
nirsentuh.
IV.6.2 Analisis Respon Badan Usaha Jalan Tol (BUJT)
• Dari ke-lima BUJT kendala yang sering dialami dalam penerapan sistem pengumpulan tol elektonis saat
ini adalah masih banyak pengguna jalan yang saldo E-Toll Card nya kurang sehingga menimbulkan
antrian di gerbang. Selain itu sesekali terjadi pending settlement HPT di bank penerbit E-Toll Card dan
masih ada permasalah dengan integrator terkait proses end to end.

• Disisi lain ada beberapa keuntungan yang didapatkan oleh BUJT yaitu pengendalian dan monitoring
pendapatan tol lebih efisien dan mudah terkontrol, BUJT tidak perlu lagi menyiapkan uang kembalian dan
berimbas dengan tidak adanya biaya untuk menyiapkan uang kembalian. Biaya operasional berkurang
terutama untuk biaya personil pengumpul tol karena dengan penerapan sistem ini yang awalnya setiap
gardu di jaga oleh seorang petugas pengumpul tol, sekarang ini untuk tiga sampai empat gardu di jaga
oleh seorang petugas pengumpul tol.

• Untuk waktu transaksi rata-rata yang terjadi menurut BUJT yaitu 2-3 detik jika dalam keadaan normal
dimana tidak ada kendala dari mesin GTO dan E-Toll Card pengguna jalan. Dengan waktu transaksi rata-
rata 2-3 detik sudah memenihi SPM jalan tol yang mensyaratkan untuk Gardu Tol Otomatis waktu
transakti 4-5 detik.
• Upaya yang dilakukan BUJT untuk meningkatkan pelayanan adalah melakukan penjualan E-Toll Card di gardu tol, menyediakan tempat-
tempat untuk melakukan pengisian ulang saldo E-Toll Card seperti di gardu tol, di gebang tol dengan menyediakan mesin EDC, di tempat
istirahat dengan menyediakan mesin ATM serta di Pom Besin. Selain itu BUJT juga selalu melakukan sosialisai dengan menggunakan Variable
Message Sign (VMS) dan radio.

• Terkait dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 16/PRT/M/2017 tentang transaksi tol nontunai, pada pasal 6
ayat 1(b) berisi mengenai penerapan transaksi yang sepenuhnya menggunakan teknologi berbasis nirsentuh per tanggal 31 Desember 2018.
Untuk PT Hutama Karya Toll Road, PT Jasa Marga Cabang Purbaleunyi dan PT Jasa Marga Cabang Jakarta Tangerang Cengkareng penerapan
sistem pengumpulan dengan teknologi nirsentuh yang ditetapkan oleh Menteri PUPR memungkinkan untuk diterapkan jika kebijakan yang
ditetapkan pemerintah jelas mengenai sistem, standar operasi dan pelayanan, serta teknologi yang akan diterapkan nantinya. Sementara
untuk PT Lintas Marga Sedaya dan PT Jasa Marga Kualanamu Toll Road sistem nirsentuh yang akan diterapkan pada akhir tahun 2018 ini tidak
memungkinkan untuk diterapkan karena sistemnya belum bisa sempurna, harus terintegrasi dengan pemerintah untuk proses
enforcementnya.

• Akan tetapi ke-lima BUJT tersebut telah melakukan persiapan untuk penerapan transaksi berbasis nirsentuh yang akan diterapkan nantinya.
Adapun persiapan tersebut yaitu melakukan koordinasi dengan BUJT lain mengenai sistem dan proses penerapan teknologi yang akan
diterapkan kedepannya, sehingga nantinya apabila diterapkan sistem pengumpulan tol dengan teknologi nirsentuh, seluruh ruas tol memiliki
sistem dan teknologi yang sama.

• Kendala yang mungkin akan terjadi nantinya dengan penerapan sistem pengumpulan tol berbasis nitsentuh yaitu kemauan masyarakat yang
sangat rendah untuk membeli alat OBU sehingga nantinya akan menimbulkan kendala saat transaksi, sensitifitas alat, saldo untuk transaksi
tidak mencukupi, serta reinforcement kendaraan lolos tidak bayar. Dengan kendala-kendala yang mungkin akan terjadi maka perlu persiapan
yang sangat baik untuk penerapan sistem pengumpulan tol dengan teknologi nirsentuh kedepannya.
IV.7 Analisis Keuntungan Bagi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT)
Untuk analisis keuntungan BUJT akan dilakukan untuk perhitungan biaya investasi serta Operation
and Maintenance (OM) gardu selama 10 tahun.

Tabel IV. 41 Rekap Perhitungan Biaya Investasi Dan OM Selama 10 Tahun Dari Keempat Tipe Gardu
OM dalam
Biaya Investasi
No Tipe Gardu Present Value Total (Rp)
(Rp)
(Rp)
Gardu
1 494,968,000 3,820,059,547 4,315,027,547
Konvensional
Gardu Tol Otomatis
2 306,100,000 1,732,840,663 2,038,940,663
Single
Gardu Tol Otomatis
3 391,900,000 2,690,183,374 3,082,083,374
Multi (GSO)
Gardu Tol
4 374,200,000 887,929,754 1,262,129,754
Nirsentuh
IV.8 Analisis Keuntungan Bagi Pengguna
Jalan Tol
• Analisis keuntungan bagi pengguna jalan tol ini dilihat dari waktu yang hilang akibat pengaruh
antrian. Nilai waktu hilang dimaksud besarnya tergantung dari nilai waktu pada tahun analisis
dikalikan dengan jumlah lama waktu kedaraan sewaktu di dalam sistem antrian.
Tabel IV. 43 Hasil Perhitungan Nilai Waktu Hilang Kendaraan Per Tahun

Jika dengan menggunakan gardu nirsentuh pengguna jalan tidak perlu menanggung kerugian tersebut, akan
tetapi mereka harus membeli perangkat OBU sebesar Rp 500,000 dan E –Toll Card seharga Rp 50,000
sebagai investasi awal agar bisa melakukan transaksi. Sementara pengguna jalan yang melakukan transaksi
pada GTO atau GSO mereka cukup membeli E –Toll Card saja sebagai media untuk transaki, akantetapi
mereka harus menganggung kerugian akibat antrian yang di alami.
V. Kesimpulan dan Saran
V.1 Kesimpulan
• Waktu transaksi rata-rata yang terjadi pada GTO dan GSO di Gerbang Tol Cililitan adalah 3.0 detik dan 4.3 detik. Sementara pada Gerbang
Tol Kapuk waktu transaksi untuk GTO adalah 2.9 detik dan GSO yaitu 3.7 detik. Waktu transaksi pada GSO lebih lama dibandingkan dengan
GTO, hal ini diakibatkan belum diaktifkannya reader untuk kendaraan besar sehingga diperlukan bantuan petugas pengumpul tol untuk
melakukan transaksi. Bila dipisahkan waktu transaksi GSO untuk Golongan I dan Golongan II-V serta Bus pada Gerbang Tol Cililitan dan
Gerbang Tol Kapuk adalah 3.2 detik dan 4.5 detik serta 3.2 detik dan 4.8 detik. Dari hasil tersebut waktu transaksi memenuhi standar
pelayanan minimum yaitu dibawah 5 detik.
• Kapasitas yang terjadi untuk GTO lebih besar dibandingkan dengan GSO. Kapasitas rata-rata GTO pada Gerbang Tol Cililitan adalah 325
kendaraan/jam dan untuk Gerbang Tol Kapuk adalah 330 kendaraan/jam. Sedangkan kapasitas GSO pada Gerbang Tol Cililitan adalah 318
kendaraan/jam dan pada Gerbang Tol Kapuk adalah 317 kendaraan/jam.
• Pada Gardu Nirsentuh, kapasitas gardu yang dihasilkan ketika kecepatan pada kondisi volume lalu lintas maksimum (S M) di Gerbang Tol
Cililitan 8.64 km/jam adalah 711 kendaraan/jam. Sementara pada Gerbang Tol Cililitan didapatkan kapasitas Gardu Nirsentuh 681
kendaraan/jam dengan kondisi SM adalah 8.53 km/jam. Dengan demikian kapasitas Gardu Nirsentuh lebih besar dibandingkan dengan
kapasitas GTO dan GSO.
• Hasil perhitungan model antrian dengan menggunakan metode Lin & Su pada Gerbang Tol Cililitan untuk panjang rata-rata antrian GTO,
GSO dan Gardu Nirsentuh yaitu 10 kendaraan, 19 kendaraan, dan 0 kendaraan. Pada Gerbang Tol Kapuk, panjang rata-rata antrian GTO,
GSO dan Gardu nirsentuh yaitu 8 kendaraan, 27 kendaraan dan 0 kendaraan.
• Pada perhitungan waktu rata-rata kendaraan dalam antrian untuk Gerbang Tol Cililitan adalah 109.65 detik (GTO), 205.38 detik (GSO), dan
2.26 detik (Gardu Nirsentuh). Disisi lain waktu rata-rata kendaraan dalam antrian pada Gerbang Tol Kapuk yaitu 86.64 detik (GTO), 286.46
detik (GSO), dan 2.36 detik (Gardu Nirsentuh).
• Responden yang merasa belum puas menginginkan pelayanan yang ada perlu ditingkatkan dengan menurunkan tingkat error
pada reader ketika melakukan transaksi. Sementara tanggapan pengguna jalan mengenai rencana penerapan sistem
pengumpulan tol dengan teknologi nirsentuh, sebanyak 92% responden merasa setuju karena dengan sistem ini dapat
mempersingkat waktu transaksi dan tidak lagi terjadi antrian di gerbang. Akantetapi dari 92% responden yang setuju hanya 23%
responden yang bersedia untuk membeli perangkat OBU dikarenakan harganya yang mahal.
• Menurut Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) mengenai sistem pengumpulan tol elektronis saat ini, permasalahan yang sering timbul
adalah masih banyaknya pengguna jalan yang saldo E-Toll Card nya kurang, sehingga menimbulkan antrian di gardu. Disisi lain
dengan penerapan sistem ini, untuk pengendalian dan monitoring pendapatan tol lebih efisien dan mudah terkontrol.
Kedepannya BUJT telah melakukan persiapan untuk penerapan transaksi berbasis nirsentuh dengan melakukan koordinasi antar
BUJT mengenai sistem dan proses teknologi yang akan diterapkan.
• Biaya investasi dan operasional gardu nirsentuh lebih murah dibandingkan dengan GTO Single, GTO Multi dan Konvensional.
Dengan demikian penerapan gardu tol nirsentuh secara jangka panjang akan jauh lebih efektif dan hemat biaya bagi pengelola
jalan tol.
• Dari hasil yang didapatkan baik pada Gerbang Tol Cililitan maupun Gerbang Tol Kapuk jika pengguna jalan dalam setahun rutin
menggunakan GSO maka nilai waktu hilang yang didapatkan adalah Rp 602,370.09 dan Rp 840,167.99. Sementara untuk
pengguna jalan jika melewati GTO akan mengalami kerugian Rp 321,612.25 pada Gerbang Tol Cililitan dan Rp 254,106.55 pada
Gerbang Tol Kapuk. Padahal jika dengan menggunakan gardu nirsentuh pengguna jalan tidak perlu menanggung kerugian
tersebut, akan tetapi mereka harus membeli perangkat OBU sebesar Rp 500,000 dan E –Toll Card seharga Rp 50,000 sebagai
investasi awal agar bisa melakukan transaksi.
V.2 Saran
• Untuk penelitian selanjutnya, survey pada Gardu Nirsentuh sebaiknya dilakukan
lebih dari 2 jam agar pada saat dimodelkan didapatkan hasil yang mendekati
dengan realita di lapangan.
• Perlu dilakukan simulasi kebutuhan gardu nirsentuh jika nantinya seluruh gerbang
tol di Indonesia hanya menerapkan sitem transaksi dengan metode nirsentuh.
• Perlu adanya peningkatan pelayanan dengan penerapan sistem pengumpulan
elektronis saat ini seperti meninimalkan atau menghilangkan tidak berfungsinya
alat (reader) dengan baik.
• Untuk kedepannya dengan penerapan sistem pengumpulan tol dengan teknologi
nirsentuh, pengelola jalan tol harus sudah mulai melakukan sosialiasi kepada
pengguna jalan mengenai hal tersebut agar pengguna jalan tol nantinya sudah siap
dengan teknologi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai