METODE MEKANISTIK
Oleh:
November 2017
1. Soal 1
2. Soal 2
1
Cemented Base
3. Penyelesaian Soal 1
a. Hitung NDT
NDT = 365 × AADT × DF × %HV/100 × LDF × CGF x NHVAG
2
Subgrade ~
c. Identifikasi Karakteristik Material Subgrade
Subgrade CBR = 5 %
Ev = 50 Mpa Section 5.6
Eh = 25 Mpa
0,4
Vv=Vh = 5 - Section 5.6
34,
F = 5
Minimum of:
Eh = 87 Mpa
f = 129,0
Bagi tebal total granular layer menjadi lima bagian sublayer (section 8.2.3),
3
Hitung ratio of adjecent sublayers:
Vv=Vh = 0,4
f = 1571
ESA/HVAG = 0,7
SAR5/ESA = 1,1
SAR7/ESA = 1,6
SAR12/ESA = 12
4
Dengan menggunkan Eq. 7.4
Atas Subgrade
Dasar Lapisan Beraspal
Dasar lapis Stablisasi semen
Semua titik diatas dihitung tepat dibawah beban roda dan diantara beban roda
(figure 8.2).
7
9300
N=
με[ ] maka N= 4,26 x 1010 SAR7
5
Konversi dari Standard Axle Repetitions of allowable loading ke ESA of
allowable loading menggunakan
SAR7/ESA = 1,6
Asphalt Fatigue
5
6918 ( 0 , 856×Vb+1 , 08 )
N=RF
[ Smix
0 , 36
με ] , maka N= 3,26 x 107 SAR5
SAR5/ESA = 1,1
k. Kesimpulan
Dari perhitungan diatas didapat allowable loading dalam ESA yaitu:
Maka, allowable loading dari tiap tipe kerusakan melebihi desain traffic, trial
tebal lapis perkerasan diterima (memenuhi syarat).
4. Penyelesaian Soal 2
a. Hitung NDT
NDT = 365 × AADT × DF × %HV/100 × LDF × CGF x NHVAG
6
Diasumsika
DF = 0,5 → n
Diasumsika
%HV = 20% → n
LDF = 0,5 → Tabel 7.3 (Austroad, 2010)
CGF = 54,9 → Tabel 7.4 (Austroad, 2010)
Tabel F.2 (Nilai persumtive dari
NHVAG = 2,8 → Austroad,2010)
Subgrade ~
7
Vv=Vh= 0,2
f = 2500
Eh = 250 Mpa
f = 370
No Sublayering
Vv=Vh = 0,4
f = 1571
8
g. Karakteristik Beban Lalu Lintas
NDT = 32.261.985
ESA/HVAG = 0,7
SAR5/ESA = 1,1
SAR7/ESA = 1,6
SAR12/ESA = 12
Atas Subgrade
Dasar Lapisan Beraspal
Dasar lapis Stablisasi semen
Semua titik diatas dihitung tepat dibawah beban roda dan diantara beban roda
(figure 8.2).
9
i. Hasil Running Circly
Dari Hasil running Program Circly didapat maximum strain sebagai berikut:
Cemented material maximum tensile strain adalah 147,2 µE diantara beban roda
SAR12/ESA = 12
Permanent Deformation
5
6918 ( 0 , 856×Vb+1 , 08 )
N=RF
[ Smix
0 , 36
με ] , maka N= 1,673 x 1010 SAR7
10
Konversi dari Standard Axle Repetitions of allowable loading ke ESA of
allowable loading menggunakan
SAR7/ESA = 1,6
Asphalt fatigue:
5
6918 ( 0 , 856×Vb+1 , 08 )
N=RF
[ Smix
0 , 36
με ] , maka N= 2,97 x 109 SAR5
SAR5/ESA = 1,1
Post-cracking phase:
Permanent Deformation:
7
9300
N=[ ]
με maka N= 8,05 x 1012 SAR7
Konversi dari Standard Axle Repetitions of allowable loading ke ESA of
allowable loading menggunakan
SAR7/ESA = 1,6
N = 8,05 x 1012/1,6 = 5,03 x 1012
Asphalt fatigue:
11
5
6918 ( 0 , 856×Vb+1 , 08 )
N=RF
[ Smix
0 , 36
με ] , maka N= 3,70 x 107 SAR5
SAR5/ESA = 1,1
Seperti yang didiskusikan pada section 8.2.4, total allowable loading daripre-
cracking dan fase post-cracking adalah:
NC
Permanent Deformation: N S =N C + 1−
( )
N 1stS
×N 2ndS
2,82 ×103
N S =2,82 ×103 + 1−
( 1,05×10 10 )
×5,03 ×1012=5,03×1012
ESA
NC
Asphalt fatigue: N A =N C + 1−
( N 1stA )
×N 2ndA
2,82 ×103
N A =2,82 ×10 + 1− 3
2,7×10(9 )
×3,37 ×107 =3,37 ×10 7
ESA
k. Kesimpulan
Dari perhitungan diatas didapat allowable loading dalam ESA yaitu:
7
Asphalt fatigue = 3,37 ×10 ESA
12
Maka, allowable loading dari tiap tipe kerusakan melebihi desain traffic, trial
tebal lapis perkerasan diterima (memenuhi syarat)
13
LAMPIRAN