Anda di halaman 1dari 3

IMPETIGO

No. Dokumen : SOP/ADM/


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS dr. Lies Esther Bopeng


KARANG PANJANG NIP. 196906051999032008
AMBON

1. Pengertian Impetigo adalah infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-


lepuhan kecil berisi nanah (pustula)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan diagnosa
dan terapi kasus impetigo serta mencegah komplikasi.
3. Kebijakan Surat Keputusan No 089/Kapus-KRP/SK/05/2017 tentang standar & SOP
pelayanan klinis, bukti monitoring pelaksanaan standar dan SOP hasil
monitoring dan tindak lanjut.
4. Referensi Pedoman pelayanan klinis di puskesmas.
5. Prosedur / 1. Anamnesa :
Langkah- Pasien datang mengeluh adanya koreng atau luka di kulit
langkah a. Awalnya berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi
cairan atau nanah dengan dasar dan pinggiran sekitarny
kemerahan. Keluhan ini dapat meluas menjadi bengkak disertai
dengan rasa nyeri.
b. Bintil kemudian pecah dan menjadi keropeng/koreng yang
mengering,keras dan sangat lengket.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik ditemukan lesi kulit :
Folikulitis adalah peradangan folikel rambut yang ditandai
dengan papul eritema perifolikuler dan rasa gatal atau perih.
Furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan
sekitarnya berupa papul, vesikel atau pustule eperifolikuler
dengan eritema di sekitarnya dan disertai rasa nyeri.
Furunkulosis adalah beberapa furunkel yang tersebar.
Karbunkel adalah kumpulan dari beberapa furunkel, ditandai
dengan beberapa furunkel yang berkonfluensi membentuk nodus
bersupurasi di beberapa puncak.
Impetigo krustosa (impetigo contagiosa) adalah peradangan yang
memberikan gambaran vesikel yang dengan cepat berubah
menjadi pustule dan pecah sehingga menjadi krusta kering
kekuningan seperti madu. Predileksi spesifik lesi terdapat
disekitar lubang hidung, mulut, telinga atau anus.
Impetigo bulosa adalah peradangan yang memberikan gambaran
vesiko bulosa dengan lesi bula hipopion (bula berisi pus).
Ektima adalah peradangan yang menimbulkan kehilangan
jaringan dermis bagian atas (ulkus dangkal).
3. Penatalaksanaan:
a. Terapi suportif dengan menjaga hygiene, nutrisi TKTP dan
stamina tubuh.
b. Farmakoterapi dilakukan dengan:
1. Topikal:
Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan
Kalium permangat (PK) 1/5.000 dan 1/10.000.
Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau krim
asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari
selama 7-10 hari.
2. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di bawah
ini:
Penisilin yang resisten terhadap penisilinase, seperti:
oksasilin,kloksasilin, dikloksasilin dan flukloksasilin.
a) Dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari, selama
5-7 hari.
b) Dosis anak: 50 mg/kg BB/hari terbagi dalam 4 dosis, selama
5-7 hari.
Amoksisilin dengan asam klavulanat.
a) Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg
b) Dosis anak: 25 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis,
selama 5-7 hari
Sefalosporin dengan dosis 10-25 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3
dosis, selama 5-7 hari
Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 20-
50mg/kg BB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari.
3. Insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk membersihkan
eksudat dan jaringan nekrotik.
4. Edukasi
Edukasi pasien dan keluarga bahwa pasien perlu menjaga kebersihan
diri dan stamina tubuh.
6. Unit Terkait 1. UGD
2. Poli Umum
3. Apotik

Anda mungkin juga menyukai