Anda di halaman 1dari 20

ULASAN ARTIKEL

Pembatasan pertumbuhan kontrasepsi bagian 2

Deepak Sharma, Nazanin Farahbakhsh, Sweta Shastri, and Pradeep Sharma

Jurusan Ilmu Kesehatan Anak, Pt B.D Sharma, Pasca Sarjana Medis dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Rohtak, Haryana, India, Jurusan Ilmu Kesehatan Anak,

Universitas Kedokteran Shiraz, Iran, Jurusan Patologi, N. K. P Kuliah Medis Pelega,

Nagpur, Maharashtra, India, dan R. N. T Kuliah Medis, Udaipur, Rajasthan, India

Abstrak

Kecilnya usia kehamilan (SGA) bayi telah didefinisikan secara klasik dengan

melahirkan dengan berat dibawah dua standar deviasi rata atau kurang dari

kesepuluh bagian seperatus dari populasi berat kelahiran yang spesifik untuk usia

kehamilan yang spesifik, sedangkan pembatasan pertumbuhan kontrasepsi (IUGR)

telah ditetapkan sebagai sebuah nilai dari pertumbuhan janin yang kurang dari

normal populasinya serta untuk pertumbuhan yang potensial dari bayi yang spesifik.

Bayi SGA memiliki masalah yang lebih sering muncul seperti asfiksia perinatal,

hipotermia, hipoglikemia, policitamia, dan banyak hal lain ketika dibandingkan

dengan usia janin mereka yang pas. Mereka juga memiliki penghambatan

pertumbuhan dan bermacam macam faktor utama dan perkembangan cacat yang

terjadi secara halus, dengan tingkatan perinatal yang lebih tinggi dan kematian

neonatal. Dengan adanya teknologi yang terbaru, walaupun diagnosa perinatal dari

SGA/IUGR janin-janin telah ditingkatkan, tapi masih saja sifat mudah sakit perinatal

dan tingkat kematian lebih tinggi daripada saat janin-janin dan bayi-bayi yang

normal. Dalam bagian ini, kita telah mencakup klasifikasi neonatal IUGR, diagnosis
setelah kelahiran, komplikasi jangka pendek dan panjang yang dihadapi oleh bayi-

bayi IUGR ini.

Kata kunci

IUGR asimetris, hipotesa insulin janin dan gen MODY, asal janin dari penyakit orang

dewasa, IUGR, IUGR simetris, genotip hemat, fenotip hemat (Hipotesa Barker)

Sejarah

Diterima 22 Desember 2015

Direvisi 9 Februari 2016

Diterima 11 Februari 2016

Dirilis online 11 Maret 2016

Pendahuluan

Pembatasan pertumbuhan kontrasepsi (IUGR) didefinisikan sebagai tingkatan

pertumbuhan janin yang kurang dari normal pada potensi pertumbuhan bayi yang

spesifik karena faktor genetik atau lingkungan. Beberapa bayi yang baru lahir

dengan IUGR memiliki tipe-tipe yang berbeda dari jangka pendek dan panjang

masalah yang membuat mereka lemah pada kematian dan mudah sakit, keduanya

dengan cepat serta juga menindaklanjuti jangka panjang itu. Beberapa bayi yang

baru lahir butuh ditindak lanjuti karena permulaan masalah neurologis yang tertunda.

Jadi campuran awal dapat dimulai di kedua aspek neurologis dan fisik serta

kemudian menuju ke hasil yang lebih baik di kelompok ini. Prematur IUGR lebih

rentan terhadap masalah-masalah saat mereka dihadapkan dengan penghinaan

perinatal dibandingkan dengan istilah IUGR dan prematur IUGR yang juga

dihadapkan pada masalah prematur lain. Di bagian ini, kita juga membahas tentang

klasifikasi IUGR dengan sifat mudah terkena penyakit dalam jangka pendek dan
jangka panjang. Di dalam artikel ini, IUGR dan kecilnya usia kehamilan (SGA)

digunakan bergantian walaupun ada beberapa perbedaan yang tidak mencolok [1,2].

Definisi

SGA merujuk kepada berat di bawah 10% pada usia kehamilan per grafik

pertumbuhan populasi. Hal ini dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai [3]

Cukup: Berat kelahiran pada 3- 10 persen

Parah: Berat kelahiran kurang dari 3 persen

Klasifikasi IUGR

Ada tiga tipe IUGR, yaitu IUGR simetris (tanggal hipoplastik kecil), IUGR asimetris

(bayi-bayi kurang gizi) dan IUGR yang dicampur berdasarkan ciri-ciri klinis dan

antropometris. Ada beberapa ciri-ciri yang berbeda diantara IUGR simetris dan

IUGR asimetris (Tabel 1). Sebuah variasi yang juga dilihat di dalam negara-negara

berkembang disebut dengan IUGR campuran. Hal ini mencirikan oleh kedua

pengurangan di dalam jumlah dan ukuran sel serta memiliki ciri-ciri klinis pada kedua

IUGR simetris dan asimetris. Hal ini terjadi ketika IUGR awal dipengaruhi lebih jauh

oleh penyebab plasenta di kehamilan tua [4].

Diagnosa IUGR setelah kelahiran

Diagnosa IUGR setelah kelahiran mengikutsertakan segudang komponen seperti uji

klinis, antropometri, Indeks Ponderal, Penilian nutrisi klinis (CAN) skor, Indeks

Cephalization, pertengahan lingkar lengan (MAC) dan pertengahan lingkar

lengan/kepala (HC) rasio.

Antropometri

Penilaian berat kelahiran yang kurang dari 10 sentil berlabelkan sebuah IUGR bayi

yang baru lahir. Ada kontroversi yang muncul di grafik pertumbuhan yang digunakan

bahwa kurva pertumbuhan bisa saja bukan wakil dari populasi total karena kecilnya
ukuran sampel dan populasi yang heterogen. Hal itu telah dibuktikan bahwa

penyesuaian grafik pertumbuhan yang menjelaskan ciri-ciri ibu seperti tinggi, berat

atau indeks masa tubuh (BMI), etnisitas, keseimbangan dan jenis kelamin bayi yang

baru lahir lebih akurat pada diagnosa janin dan IUGR bayi yang baru lahir [5]. Pada

IUGR simetris, berat, HC dan panjang akan kurang dari 10 sentil sedangkan pada

IUGR asimetris beratnya hanya kurang dari 10 sentil dan sisanya akan diketahui di

tiap usia kehamilan [6].

Uji klinis

IUGR bayi yang baru lahir memiliki ciri-ciri umum yang bermacam-macam dari

kekurangan gizi (Figur 1). Hal ini termasuk

Berat yang kurang dari yang diharapkan pada usia kehamilan

Kepala yang secara relatif besar dibandingkan dengan seluruh badan

Ubun-ubun yang besar karena menurunnya pembentukan tulang

membranosa

Menghilangnya lemak bukal, wajah yang memiliki ciri yang menyusut atau

penampilan keriput (Tampilan Manusia Tua)

Kecil atau muncul perut skafoid, tali pusar tipis yang sering diwarnai dengan

mekonium

Penurunan massa rangka otot dan jaringan lemak subkutan dengan lengan

dan kaki kurus

Kulit kendur, kering dan mudah mengelupas

Kuku jari panjang

Tangan dan kaki yang secara relatif besar dibandingkan dengan badan

dengan lipatan kulit yang meningkat


Kulit dengan lipatan longgar di tengkuk, ketiak, daerah interskapula dan kunci

paha

Waspada cemas dan kelebihan

Besar payudara dan alat kelamin wanita bentuknya berubah dikarenakan

hilangnya lemak subkutan.

Pada kasus IUGR simetris menguji bayi yang baru lahir tersebut untuk fitur

dismorfik yang terkait, bawaan anomali (kelaian kromosom sugestif, sindrom

atau paparan obat kontrasepsi) dan ciri-ciri infeksi virus bawaan khususnya

kelompok TORCH (microcephaly, petechiae, muffin rasa blueberry, cacat

jantung, hepatosplenomegali, chorioretinitis dan katarak).

Komponen fisik dari sistem penilaian Ballard untuk penilaian usia kehamilan

itu menyesatkan bayi IUGR karena vernix caseosanya berkurang, kulitnya terus-

menerus terkena cairan amniotik yang menyebabkan keretakan dan

pengelupasan kulit yang kemudian mengarah pada pola lipatan tunggal yang

lebih matang, tulang rawan telingan yang terbentuk kurang sempurna,

berkurangnya pucuk dada (dikarenakan menurunnya aliran darah, tingkat

estradiol rendah dan lemak subkutan yang rendah), serta kurang matangnya alat

kelamin wanita (dikarenakan berkurangnya simpanan lemak di labia majora).

Komponen neurologis di sistem penilaian Ballard kurang efeknya pada IUGR

dan dapat digunakan dengan lebih akurat untuk mengkonfirmasi penilaian umur

kehamilan pada bayi [1,2].

Indeks Ponderal

Indeks ponderal juga digunakan untuk menentukan tingkat kurang gizinya janin.

Hal ini dihitung sebagai perbandingan berat badan dalam gram dengan

panjangnya dalam cm yang ditunjukkan dengan (PI=[berat (dalam g) x 100]


[panjang ( )3 ]). PI kurang dari 10 persen yang merefleksikan janin

yang kekurangan gizi; PI yang kurang dari 3 persen mengindikasikan parahnya

limbah janin [7,8].

Pertengahan lingkar lengan dan MAC/HC rasio (Indeks Kanawati dan

McLaren)

Nilai normal MAC/HC rasio ialah pada 0.32-0.33 dan dalam istilah bayi IUGR,

bernilai kurang dari 0.27 dianggap sebagai ciri-ciri janin yang kurang gizi [9].

Penilaian klinis dari penilaian nutrisi (Skor CAN)

Penilaian CAN dikembangkan oleh Metcoff J dan digunakan pada penilaian

status nutrisi pada bayi yang baru lahir. Hal ini termasuk 9 parameter, contohnya

rambut, pipi, leher dan dagu, lengan, kaki, punggung, dada dan perut. Nilai

maksimal adalah 36 dengan tiap parameter diberikan nilai maksimal sebesar 4

dan nilai minimal adalah 1, yang mana 4 menunjukkan normal dan 1

menunjukkan kurangnya gizi. Seorang bayi yang baru lahir dengan nilai CAN

kurang dari 25 dianggap malnutrisi (Tabel 2) [10]. Nilai CAN telah menunjukkan

hasil yang lebih baik daripada antropometri, indeks Ponderal, berat untuk umur,

MAC/HC dan BMI [11-13].

Indeks Cephalization

Ini dipelajari oleh Harel et al. Dan mereka menciptakan istilah indeks

cephalization. Hal ini dihitung sebagai perbandingan HC ke berat badan. Mereka

mengemukakan bahwa lebih tingginya otak: perbandingan tubuh, lebih parah

IUGR dan lebih tinggi indeks cephalization yang menunjukkan tingkatan

lemahnya otak yang lebih besar dan meningkatnya kemungkinan cerebral palsy

dan parahnya cacat psikomotorik. HC berarti: perbandingan berat badan untuk

IUGR prematur sebesar 0.0209 0.001 (SD=0.0045) dan dengan bentuk IUGR
yaitu 0.0170 + 0.00059 (SD=0.003). Indeks Cephalization dapat berfungsi

sebagai alat penyaringan tambahan untuk resiko pengkategorian bayi IUGR di

masa depan [14].

Komplikasi jangka pendek dari IUGR bayi yang baru lahir

Para bayi yang baru lahir menghadapi banyak masalah setelah lahir. Bayi IUGR

efeknya parah, kekurangan oksigen dan nutrisi, transisi kardiopulmonari dengan

asfiksia perinatal, aspirasi mekonium atau hipertensi pulmonari tetap (PPHN).

Komplikasi langsung bayi yang baru lahir termasuk hipotermia, hipoglikemia,

hipokalmia, policitamia, penyakit kuning, kesulitan makan, tidak mau makan,

necrotizing enterocolitis, serangan sepsis akhir, pendarahan paru-paru dan lain-

lain (Tabel 3 dan Figur 2) [2].

Kematian bayi yang baru lahir itu tinggi dibandingkan dengan umur kehamilan

pas mereka (AGA) berpasangan. Hal ini dikarenakan efek yang berlawanan pad

hipoksia kontrasepsi berkepanjangan, kelahiran asfiksia, efek jaga tiba-tiba,

termasuk abrupsi, jatuhnya tali pusar dan terkait dengan anomali alat kelamin

yang dilihat di grup [15,16]. Asfiksia perinatal adalah hasil dari hipoksia janin

akut yang dilapiskan ke atas pada hipoksia janin kronis dan asidosis, plasental

yang tidak cukup/pre-eclampsia dan berhubungan dengan kekurangan glikogen

[17]. Pencegahan asfiksia perinatal termasuk ante-natal rutin dan pemantauan

intrapartum, pemantauan pertumbuhan janin yang rutin dengan USG, profil

biofisik, melakukan pengiriman di waktu yang pas dan identifikasi awal

komplikasi dengan rujukan yang cepat serta resusitasi bayi baru dengan efisien.

Manajemen hipoksia meliputi dukungan sistem multi-organ, mengontrol kejang,

menjaga perfusi yang memadai, glukosa, kalsium dan tekanan darah serta

terapi/pengobatan hipotermia [18]. Ananth dan Vintzileos di dalam studi mereka


menunjukkan bahwa tingkat penilaian Apgar<7 pada 5 menit hidupnya secara

signifikan tinggi menurut bayi SGA ketika dibandingkan dengan AGA (RR=2.0;

95% CI = 1.9-2.1) [19].

Kematian bayi yang baru lahir lebih tinggi pada bayi baru lahir SGA karena

berhubungan dengan sifat-sifat yang menunjukkan mudah sakit dan juga karena

masalah sebelum lahir dan setelah lahir yang dihadapi oleh bayi-bayi ini [20].

Katz et al. Dalam analisis dikumpulkan 20 kelompok dari populasi yang

berkembang menunjukkan perbandingan dengan bentuk bayi AGA, RR untuk

kematian bayi sebelum kelahiran adalah 1.83 (95% CI 1.34-2.50) dan kematian

setelah kelahiran RR-nya sebesar 1.90 (1.32-2.73) untuk bayi SGA. Resiko

kematian bayi sebelum dilahirkan berpeluang maksimal pada bayi-bayi yang

keduanya prematur dan SGA dalam perbandingannya dengan bayi yang SGA

atau prematur sendirian (15.42;9.11-26.12) [21]. Resiko kematiannya meningkat

lebih jauh pada bayi prematur AGA. Pada studi yang dilakukan oleh Sharma et

al. Hasilnya menunjukkan bahwa ketika mengontrol GA, bayi SGA prematur

berada pada resiko kematian yang lebih tinggi (Perbandingan kesempatan 3.1,

p=0.001) dan pada resiko sindrom gangguan pernapasan yang lebih rendah (OR

= 0.71, p=0.02) daripada bayi AGA [22].

Hipoglikemia terlihat karena menurunnya persediaan glikogen,

glukoneogenesis, meningkatnya sensitifnya insulin, berkurangnya lemak

(jaringan adiposa) dan berkurangnya kemampuan mengoksidasi asam lemak

bebas dan trigliseride secara efektif. Hipoglikemia juga dapat menjadi hasil dari

asfiksia, polisitamia atau hipotermia. Resiko hipoglikemia lebih muncul di awal-

awal hari karena gangguan tiba-tiba dari persediaan glukosa di kehamilan dan

penundaan adaptasi kelahiran. Bayi yang akan lahir ini membutuhkan


pemantauan asupan gula dengan makan awal setelah kelahiran dengan

memantau sinyal dan gejala hipoglikemia [2,23]. Seluruh level glukosa dalam

darah tetap kurang dari 40-45 mg/dL dan tidak merespon pada makan secara

enteral atau gejala hipoglikemia serta bayi asimtomatik dengan konsentrasi

glukosa yang rendah (kurang dari 20-25 mg/dL) membutuhkan glukosa intravena

dengan cepat dan pemantauan yang ketat [24]. Doctor et al. pada studinya

menunjukkan bayi SGA yang memiliki tingkat signifikan yang lebih tinggi pada

hipotermia (18% versus 6%) dan gejala hipoglikemia (5% versus 1%) [25]. Hasil

yang mirip dilaporkan oleh Deorari et al. dari India yang melaporkan bahwa

luasnya kejadian atau pengaruh hipoglikemia sama dengan 17% dan polisitamia

adalah 10% [26].

Hiperglikemia juga kadang-kadang terlihat pada bayi IUGR karena hasilnya

menunjukkan rendahnya perbandingan sekresi insulin, pengiriman eksogen

glukosa yang berlebihan dan meningkatnya katekolamin dan efek glukagon [23].

Manajemen ini termasuk pemantauan level gula secara rutin dan menghindari

kebanyakan infusi glukosa [27}.

Hipotermia adalah suatu komplikasi yang umum pada bayi IUGR apabila

perawatan pemeliharaan suhu yang tepat tidak dilakukan setelah kelahiran [25].

Ada banyak penyebab hipotermia yang meliputi daerah tubuh yang relatif besar,

berkurangnya tubuh dan jaringan lemak subkutan, gangguan termogulasi dan

penipisan katekolamin. Lagipula, kejadian yang serentak baik hipoksia atau

hipoglikemia dapat mengganggu produksi panas. Untuk mencegah hipotermia

kita seharusnya mengirim dan merawat bayi di dalam lingkungan yang bersuhu

netral (penggunaan lebih hangat) dan memastikan dukungan nutrisi, termasuk


menyusui secara giat dan transportasi yang hangat, serta merawat layaknya

kanguru [28].

Polisitemia dijelaskan sebagai hematokrit vena lebih dari 65% dilihat pada

bayi IUGR ini. Polisitemia dan leukoneutropenia ini dikarenakan meningkatnya

hormon sekresi pada ginjal sekunder sintesis pada hipoksia kontrasepsi kronis

dan kadang-kadang karena transfusi ibu-janin [29,30]. Polisitemia ini dapat

mengarah pada gejala yang banyak dan melibatkan segala sistem pada tubuh

bayi. Bayi IUGR ini seharusnya dipantau hematokritnya pada 2, 12 dan 24 jam

setelah dilahirkan. Apabila bayi itu simptomatik, polisitemia dapat diatur dengan

pertukaran volum sebagian dan suplementasi cairan [31,32].

IGR/SGA cenderung mengembangkan serangan awal hipokalkemia, akrena

menurunnya transfer kalsium di dalam kandungan dan kadang juga merupakan

hipoposfatemia sekunder yang disebabkan oleh hipoksia kronis [33]. Muhammad

et al. di studi prospektifnya, yang terdaftar 100 SGA dan 100 AGA bayi prematur

dan melaporkan bahwa SGA memiliki peningkatan yang signifikan dalam

hipokalkamia (24% versus 10%, p=0.02) dibandingkan bayi AGA [34]. Insiden

hipokalkamia adalah yang paling tinggi 48-72 jam pantauan hidup dan

kebutuhan [35]. Hipokalkamia membutuhkan pengaturan di intravena atau

suplemen mulut tergantung pada apakah simptomatik atau asimptomatik [36].

PPHN dilihat pada bayi IUGR karena hipoksia kronis mengarah pada

renovasi di pembuluh darah paru-paru, dengan ekstensi dari lapisan muskularis

pembuluh darah ke arteri intra-arcinal. PPHN dapat juga menjadi sekunder

terkait hipokalkamia, polisitemia, hipoglikemi atau infeksi yang terlihat di mereka.

Manajemen PPHN melibatkan menghindari hipoksia dan hiperoksia,

menormalkan metabolis milieu, dukungan kardiovaskular, vasodilator paru-paru


dan ventilasi mekasi [37,38]. FGR juga dilihat sebagai faktor resiko independen

pada penyakit paru-paru kronis pada bayi prematur IUGR [39,40].

Sindrom aspirasi mekonium (MAS) dilihat pada bayi IUGR karena hipoksia

kronis yang mengarah ke mekonium liquor bernoda (MSL) dan aspirasi.

Kerasnya dapat beragam dari yang ringan sampai parah MAS membutuhkan

ventilasi. Manajemen termasuk pemantauan janin intra-partum dan deteksi awal

MSL. Tidak ada peran infusi amnio untuk pencegahan MSL kecuali pada tempat

dimana fasilitas pemantauan perinatal dibatasi [41]. Perawatan ini meliputi

ventilasi yang cukup dengan pencegahan hipoksia, penyembuhan kembali paru-

paru yang cukup dan manajemen PPHN [42]. Bayi ini mengembangkan

pengurangan surfaktan sekunder, oleh karena itu beberapa bayi mungkin

bermanfaat bagi peningkatan surfaktan yang berangsur-angsur [43]. Pengisapan

trakea rutin pada bayi MSL yang tidak kuat sudah dihapus dari program

resusitasi bayi yang baru lahir (NRP-2015) [44].

Pendarahan paru-paru dilihat karena pembuluh darah yang abnormal dan

juga karena komorbiditas lain seperti hipotermia, polisitemia, asfiksia dan

infeksi/DIC. Manajemen ini meliputi pencegahan hipotermia dan ventilasi lembut

serta perawatan yang suportif untuk pendarahan paru-paru [45].

Intoleransi pakan dan infeksi dan pembekaan pada perut (NEC) dilihat

dengan sering di para bayi ini [46]. Hal ini dikarenakan menurunnya perfusi usus

di dalam kandungan karena aliran pintas darah dalam menanggapi hipoksia di

organ vital, termasuk jantung, otak dan kelenjar yang terletak di atas ginjal

(adrenal), fokus kurangnya suplai darah ke otak terhambat dan hipoperistalsis

[47]. Luasnya akibat NEC ditingkatkan lebih jauh pada para bayi IUGR dengan

aliran diastolik yang tidak ada atau sebaliknya di arteri pusat milik Doppler [48].
Manajemen meliputi menghindari peningkatan cepat saat makan, berhati-hati

pada pemberian makan secara enteral, nutrisi enteral minimal dan hanya ASI

(apakah dari ibu atau ASI donor) [49]. Dogra et al. dari India, di dalam studi

observasi prospektifnya melaporkan bahwa ada sebuah kecenderungan dalam

intoleransi pemberian makan (22% versus 12%, p=0.000) an polisitemia

(p=0.032) dan tinggal di rumah sakit lebih lama (p=0.0017) [50].

Kelainan fungsi ginjal biasanya dilihat di hipoksia sekunder/kurangnya suplai

darah ke otak yang mengarah pada luka tubular ginjal dan biasanya berwujud

sebagai oliguria dan parameter ginjal yang kacau. Manajemen ini meliputi

dukungan kardiovaskular dan pemeliharaan perfusi ginjal [26].

Kegagalan tubuh dalam melindungi diri dari infeksi (imunodefisiensi) yang

dilihat pada bayi IUGR membuat mereka lebih mudah pada infeksi setelah

kelahiran. Patogenesis imunodefisiensi adalah ketidakdewasanya imun,

berhubungan dengan gizi buruk, infeksi bawaan dan menurunnya T dan B

linfosit yang matang. Manajemen memasukkan pencegahan infeksi setelah

kelahiran dengan penghitungan asepsis, mengembangkan imun dengan nutrisi

awal, giat dan optimal serta perawatan infeksi setelah keahiran dengan antibiotik

dan terapi imun [51,52].

Penyakit mata akibat pertumbuhan retina yang tidak normal pada bayi

prematur (retinopathy of prematurity)/ROP ditingkatkan di bayi ini karena

hipoksia kontrasepsi, level yang diubah dari faktor pertumbuhan, dan kapasitas

antioksidan yang dikurangi [16]. Bardin et al. menunjukkan bahwa bayi SGA

(kurang dari 27 minggu kehamilan) berada pada resiko yang lebih besar dalam

mengembangkan ROP yang parah (tahap>/=I II) (65% versus 12% pada AGA)

[53].
Tidak normalnya perilaku sarah juga dilihat pada grup bayi-bayi ini. Di dalam

studi yang dilakukan oleh Padidela et al. yang mengevaluasi perilaku saraf

dalam bentuk yang pas untuk kehamilan dan bayi SGA selama dua minggu

pertama menggunakan penilaian skala perilaku saraf Brazelton melaporkan

bahwa hasil perilaku bayi SGA di hari ketiga, dibandingkan dengan bayi AGA,

lebih rendah di semua kelompok kecuali pedoman dimana mereka menunjukkan

hasil yang lebih baik. Pengembangan nilai dalam persen pada bayi SGA dinilai

lebih tinggi daripada bayi AGA dan di hari ke 14, bayi SGA memiliki nilai yang

lebih tinggi daripada bayi AGA di pedoman, stabilitas otonomis dan peraturan

negara [54].

Serum feritin yang rendah dilihat di bayi ini, transportasi sekunder yang

menurun melalui plasenta dan juga karena meningkatnya prematur di dalam

grup. Mukhopadhyay et al. di dalam studi untuk mengevaluasi status zat besi

saat lahir dan saat umur bayi prematur empat minggu dengan perbandingannya

dengan bayi prematur dan istilahnya SGA kelompok dibandingkan dengan

kelompok bayi prematur AGA. Proporsi bayi dengan serum feritin yang rendah

secara signifikan lebih dalam SGA prematur daripada AGA prematur, dengan

hasil yang mirip diikuti juga [55].

Morbiditas jangka panjang

Bayi IUGR berada pada resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan saraf

serta mudah untuk dikembangkan penyakit yang menyerang orang dewasa di

kehamilan mereka (Figur 3).

Pertumbuhan fisik jangka panjang

Ada banyak faktor setelah kelahiran yang menentukan pertumbuhan setelah

kehamilah bayi IUGR seperti penyebab cacat pertumbuhan (lebih pentingnya),


asupan gizi setelah kelahiran, status ekonomi orang tua, dan lingkungan sosial

sekitar. Bayi IUGR yang merupakan IUGR simetris memiliki pertumbuhan yang

buruk setelah kelahiran dan tetap kecil selama hidupnya karena jumlah sel

berkurang saat lahir. Dibandingkan simetris IUGR, asimetris IUGR memiliki

prognosis yang lebih baik dan mereka memiliki pertumbuhan setelah kelahiran

yang baik sebagaimana jumlah sel tubuh mereka normal dan hanya cacat pada

ukuran sel, tapi pertumbuhan bergantung pada lingkungan yang optimal dan

cukupnya asupan kalori setelah kelahiran untuk para bayi yang baru lahir ini [56-

68]. Leger et al. di studi lanjutannya dari lahir ke pubertas bayi IUGR

menunjukkan bahwa tinggi akhir individu dan kenaikan tinggi individu pada bayi

IUGR dapat dijelaskan saat lahir dari tingginya ibu, ayah dan saat lahir [59].

Sebuah studi yang dilakukan dari India oleh Chaudari et al. yang merupakan

pertumbuhan dan pematangan seksual dari bayi yang memiliki berat rendah

dinilai pada 12 tahun yang didaftar 180 LBW bayi yang dikelompokkan sebagai

SGA prematur (n=73), bentuk utuh SGA (n=33) dan prematur AGA (n=74).

Sembilan puluh bentuk bayi AGA diambil untuk dikontrol. Hasil studi ini

menunjukkan bahwa anak-anak prematur AGA telah memiliki nilai antropometris

yang signifikan dibandingkan dengan dua kelompok. Tidak adanya perbedaan

signifikan di dalam pematangan seksual dan munculnya menstruasi [60].

Chaudari et al. mengikuti hasil diatas sampai umur 18 dan populasi dari hasil

bayi LBW terdiri dari prematur SGA (n=61), bentuk utuh SGA (n=30) dan

prematur AGA (n=70) bayi. Tujuh puluh 1 bentuk utuh dari bayi SGA dikontrol,

mereka melaporkan bahwa prematur SGA laki laki memiliki tinggi yang kurang

signifikan daripada onrol. Anak-anak prematur memiliki perawakan pendek


dibandingkan tinggi orang tuanya. Prematur SGA dan anak-anak AGA memiliki

HC yang lebih kecil [61].

Hasil pengembangan saraf jangka panjang

Bayi IUGR ini memiliki kemungkinan tinggi dalam memiliki kognitif utama dan

ketidaknormalan pengembangan saraf ketika dibandingkan dengan bagian AGA

dari umur kehamilan yang sama. Hasil pengembangan saraf dari bayi IUGR

tergantng pada tipe IUGR, kejadian sebelum kelahiran seperti hipertensi pada

ibu [62], ketidaknormalan Doppler [63,64], dan asfiksia sebelum kelahiran serta

juga masalah setelah kelahiran seperti hipoglikemia, sepsis neonatal, meningitis,

hypoxic-ische-mic encephalopathy dan infeksi serta pembengkakan pada perut

[65]. Masalah neurologis yang umum pada anak-anak meliputi [66-69]:

Nilai lebih rendah pada tes kognitif

Kesulitan atau kebutuhan sekolah untuk pendidikan spesial

Disfungsi motor dan minor kasar neurologis

Masalah tingkah laku (sindrom perhatian hiperaktif defisit)

Kegagalan pertumbuhan

Pengurangan kekuatan dan kapasitas kerja

Cerebral Palsy

Kompetensi sosial yang rendah

Hasil akademis yang rendah

Tabel 4. Bermacam macam asal janin dari penyakit orang dewasa (FOADs).

Hipertensi

Penyakit jantung/stroke

Diabetes tipe 2

Penyakit ginjal
Penyakit hati

Hiperkolesterolemia

Sindrom metabolis X

Obesitas

Abnormalitas paru paru- penyakit saluran nafas reaktif

Kanker payudara, ovarian, usus besar, paru-paru, dan darah

Schizophrenia/Parkinsonisme

Penyakit Alzheimer

Sindrom ovarian polisistis, prematur pubarche

Rentang hidup yang dipersingkat

Depresi, kegelisahan, kelainan bipolar

Disfungsi imun

Osteoporosis

Masalah sosial

Hasil kognitif yang rendah

Kepintaran yang lebih rendah

Hasil perseptual yang rendah

Grantham-McGregor mempelajari hubungan antara IUGR dan

pengembangan kognitif serta perilaku di enam tahum hidupnya dan

menemukan bahwa hasil defisit di awal dan mulai muncul 1 dan 2 tahun umur

dengan defisit yang lebih pada resiko tinggi subkelompok walaupun ukuran

perbedaannya 4-7 tahun umur mereka [70]. Martorell et al. di dalam ulasan

sistematis mereka dari 12 studi melaporkan bahwa IUGR laki-laki dan

perempuan menghasilkan kekuatan dan oleh karena itu dapat


mengaplikasikan kira-kira 2-3kg tekanan yang kurang pada dinamometer dan

memiliki kapasitas kerja yang lebih rendah dalam perbandingannya dengan

pasangan normal mereka [71]. Di dalam stdi yang dirilis, peneliti menunjukkan

bahwa SGA dihubungkan dengan perilaku hiperaktif, tapi tidak dengan

kognisi dan kerusakan perkembangan developmental [72].

Di sebuah studi dari India, hasil dari berat lahir 161 yang rendah (berat

<2000g saat lahir) diikuti dari lahir sampai umur 18 tahun. Penulis melaporkan

bahwa diantara bayi yang lahir PT SGA memiliki IQ yang paling rendah

(persentil 35.5) walaupun di dalam jarak normal untuk umur itu. Bayi PT SGA

juga miskin pada persepsi visuo-motor, inkompetensi motor, belajar membaca

dan berhitung [73].

Asal janin dari penyakit orang dewasa

Barker mengobservasi bahwa bayi-bayi yang dilahirkan 1920 dan 1930 dan

kurangnya berat saat lahir, ketika tumbuh pada umur 50-70 tahun yang

memiliki tingginya penyakit jantng koroner, diabetes melitus, hiperinsulinemia

dan hiperkolesterolemia [74-76]. Penemuan yang mirip diobservasi oleh

peneliti lain dan menawarkan hal itu saat kehidupan janin memberikan jalan

pada penyakit orang dewasa [77-79]. Ketiga hipotesis yang berbeda telah

ditawarkan pada asosiasi ini, dinamakan hipotesis insulin janin dan serangan

diabetes matang dari gen MODY, genotip dan fenotip beruntung (Hipotesis

Barker) dan yang paling akhir adalah yang paling diterima [80]. Bayi IUGR ini

rentan terhadap penyakit orang dewasa di dalam hidup mereka [81] (Tabel 4

Figur 4).

Hipotesis insulin janin dan gen MODY


Hattersley dan Tooke bermaksud agar teori ini dan kemungkinan gen

menyebabkan kedua berat lahir rendah dan meningkatnya resiko diebetes

tipe 2. Mereka memulai bahwa secara genetik menentukan hasil daya tahan

insulin di dalam pertumbuhan ganguan insulin di dalam janin dan juga

bertanggung jawab untuk daya tahan insulin di kehidupan dewaa yang

mengarah pada rentannya dengan diabetes tipe 2. Dikarenakan hasil dari

daya tahan insulin, ada perkembangan vakular yang tidak normal saat berada

dalam janin dan di awal masa kecil, mengarah pada meningkatnya resiko

hipertensi dan penyakit vaskular. Mereka menyimpulkan bahwa preisposisi

tipe 2 diebetes dan penyakit vaskular adalah hasil yang umum dari kedua

faktor genetis dan lingkungan janin. Hipotesis insulin janin ini didukung

dengan individu yang berkorban dari MODY tipe 2. Individu ini memiliki mutasi

di gen glukokinase yang menghasilkan menurunnya sekresi insulin,

pertumbuhan janin yang berkurang dan MODY2 [82].

Genotip beruntung

Teori ini dibuat oleh Need di tahun 1962. Peneliti menyatakan bahwa gen

yang bertanggung jawab menyebabkan diebetes telah didipertahankan

genom dari semua individu sebagai hasil seleksi alam, sebagaimana mereka

menguntungkan bayi. Hasil gen gen ini ada di dalam kapasitas yang lebih

besar untuk menyimpan lemak saat kelaparan dan kurang gizi, dan akhir-

akhir ini gen tersebut telah menjadi detrimental karena terlalu banyak makan

dan kurang olahraga, oleh karena itu mengarah pada awal obesitas [83,84].

Fenotip beruntung (Hipotesis Barker)

Hal ini adalah hipotesis yang paling diterima sebagai penjelasan asal janin

penyakit orang dewasa (FOAD). Hipotesis ini menyarankan bahwa ketika


lingkungan kontrasepsi rendah karena beberapa alasan seperti ibu, plasenta

atau janin, janin di adopsi di lingkungan yang tidak cocok untk bertahan di

dalam janin. Hal ini termasuk prioritas pertumbuhan otak atas jaringan lain

seperti otot, hati dan pankreas, berkurangnya produksi dan sensitivitas janin

insulin dan pertumbuhan insulin faktor-1 dan jga up-peraturan

hipotalamopituari-adrenal aksis. Program metabolis (modifikasi epigenetis)

terjadi saat waktu krusial perkembangan janin; oleh karena itu, mereka

menjadi permanen ata terprogram. Perubahan ini membuat janin

beradaptasi pada nutrisi setelah kelahiran, tapi ketika nutrisi saat setelah lahir

normal atau berlebihan, maka program janin yang bertolak belakang akan

mengarah pada pertumbuhan abnormal dan membuat mereka rentan

terhadap FOAD (Figur 5) [85].

Kesimpulan

SGA mendeskripsikan bayi yang lahir dengan berat kurang dari 10 sentil untk

mur kehamilan. IUGR dicirikan dengan pertumbuhan janin yang kurang dari

normal untuk populasi dan potensi pertmbuhan bayi yang diberikan. Ada 2

tipe yang secara umum di IUGR, simetris dan asimetris tergantung kehamilan

dan etiologi IUGR. IUGR memiliki dua komplikasi jangka pendek dan panjang

yang membuat mereka memiliki resiko yang tinggi pada bayi. Masalah jangka

pendek termasuk asfiksi perinatal, aspirasi mekonium, PPHN, hipotermia,

hipoglikemia, hiperglikemia, hipokalkamia, polisitemia, penyakit kuning,

kesulitan makan, intoleransi makan, infeksi pembekaan perut, serangan akhir

sepsis, dan pendarahan paru-paru. Masalah jangka panjang termasuk

pertumbuhan fisik yang tidak normal dan hasil perkembangan saraf. Bayi-bayi

yang akan mengembangkan penyakit orang dewasa karena perubahan


epigenetis janin. Bayi-bayi ini butuh dipantau komplikasinya baik jangka

pendek atau panjang dan seharusnya memiliki jadwal periksa rutin untuk

identifikasi awal dari komplikasi (Figur 6).

Deklarasi berkepentingan

Penulis melaporkan bahwa tidak ada konflik berkepentingan. Penulis sendiri

yang bertanggung jawab atas isi dan tulisan di dalam artikel ini.

Anda mungkin juga menyukai