1.1 Definisi
1.2 Fungsi
1.6 Sumber
2.1 Definisi
2.2 Jenis-Jenis
2.3 Gejala
2.7 Penanganan
3.1 Definisi
3.2 Jenis-Jenis
3.3 Gejala
3.5 Dampak
3.7 Penanganan
1.1 Definisi
SOLVENT SOLUTE
NO LARUTAN
FASA CONTOH FASA CONTOH
1. Cair Air Cair Alkohol Spiritus
2. Cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk Las
3. Cair Air Padat Garam Larutan Garam
2. Berdasarkan Kejenuhannya :
Larutan tidak Jenuh : Larutan yang pada kondisi standar (tekanan 1 atm dan suhu 25 derajat C)
masih dapat melarutkan solute. Larutan < Ksp
Lautan jenuh : Larutan yang dalam kondisi standar tidak dapat lagi melarutkan solute. Pada
kondisi ini terjadi kesetimbangan antara jumlah solute yang larut dan yang tidak terlarut.
Larutan = Ksp
Larutan lewat jenuh : Larutan yang mengandung konsentrasi zat terlarut melebihi konsentrasi zat
terlarut pada keadaan jenuh. Larutan > Ksp
Larutan elektrolit : Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Adapun larutan elektrolit
dibagi lagi atas 2 macam yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.
Larutan non elektrolit : Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Sedangkan Cairan Tubuh adalah larutan yang terdiri dari Air (Pelarut) dan
zat tertentu (zat terlarut)
[http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PR
ODI._KEPERAWATAN/197011022000121-
HAMIDIE_RONALD_DANIEL_RAY/Bahan_Kuliah/CAIRAN_TUBUH.pdf]
1.2 Fungsi
Cairan
Total Cairan Tubuh (60% BB) : Alat
40 % 20%
Cairan Ekstraseluler
Cairan ekstrasel adalah cairan yang terdapat di luar sel tubuh. Cairan
ekstrasel terditi dari :
1. Cairan Interstisium atau cairan antar-sel, yang berada diantara sel-
sel.
2. Cairan Intravaskular atau berada dalam pembuluh darah yang
merupakan bagian air dari plasma darah.
3. Cairan Trans-sel, yang berada dalam rongga-rongga khusus ex:
cairan otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi. Dan jumlah dari
trans-sel ini relative sedikit.
Pelarut tidak harus cairan, tapi bisa berubah padatan atau gas, system ini
dinamakan system dispersi (Pelarut=pendispersi, Terlarut=Terdispersi).
(Juliantara, 2009)
- Input
-Output
2. Air juga hilang melalui kulit, yaitu saat bekeringat dan melalui prepirasi tak
kasat mata (sekitar 500ml), melalui evaporasi paru-paru (300ml), dan melalui
saluran gastrointestinal (200ml)
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Kekurangan Cairan
2.1 Definisi
Ringan (3%-
Gejala / Tanda Sedang (6%-9%) Berat ( 10% atau Lebih
5%)
Tingkat Kesadaran Sadar Letargi Tidak Sadar
Pengisian Kembali
2 detik 2-4 detik Lebih dari 4 detik
Kapiler
Membran Mukosa Normal Kering Sangat Kering
Sedikit
Denyut Jantung Meningkat Sangat Meningkat
Meningkat
Laju Pernafasan Normal Meningkat Meningkat dan hiperapnea
Normal ;
Tekanan Darah Normal Menurun
Ortostatik
Sangat Lemah/ tidak Teraba/
Denyut Nadi Normal Cepat dan Lemah
Samar
Tugor Kulit Kembali Normal Kembali Lambat Tidak Segera Kembali
Fontanella Normal Agak Cekung Cekung
Mata Normal Cekung Sangat Cekung
Keluaran Urin Menurun Oliguria Anuria
2.3Gejala
1. Diare :
Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air
dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus
menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus
besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara
berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui
diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang
mengancam jiwa penderita diare.
Kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit penting adalah
penyebab kematian pada penderita diare. Kondisi yang disebut
dehidrasi ini berbahaya karena dapat menimbulkan gangguan irama
jantung dan menurunkan kesadaran pasien.
2. Muntah :
Muntah terjadi dengan mekanisme yang sangat komplek. Terjadi nya
muntah di control oleh saraf pusat yang ada di otak. Rangsangan
muntah akan mengakibatkan konstriksi otot lambung dan penurunan
diafragma. Hal tersebut meningkatkan tekanan di dalam perut
khususnya lambung sehingga mendorong isi lambung keluar. Jika
muntah terjadi berlebihan maka tubuh akan sulit untuk menggantikan
cairan tubuh karena terlalu banya cairan dan elektrolit yang terbuang.
Perubahan jumlah elektrolit yang ada di tubuh ini menyebabkan kadar
PH menjadi lebih tinggi dan menimbulkan dehidrasi.
3. Keluarnya air melalui keringat, penguapan dari kulit.
4. Diabetes Insipidus
5. Diuresis osmotic; yang kesemuanya disertai gangguan rasa haus atau
gangguan akses cairan
6. Hiperemesis gravidarum
7. Panas yang berlebihan, Demam
[http://www.hai-online.com/Hai/Self-Improvement/Health/Dampak-Dehidrasi-Dari-
Perubahan-Mood-Sampai-Kematian/]
[http://uniqpost.com/1414/efek-burung-dari-dehidrasi/]
2.7 Penanganan
3.1 Definisi
Natrium (Na)
- Hiponatremi : terjadi ketika kadar natrium dalam darah adalah rendah abnormal < 135 mEq/L. Faktor
penyebabnya adalah jumlah air yang terlalu banyak di dalam tubuh yang mengakibatkan natrium di
dalam tubuh menjadi encer.
Osmolalitas serum
Jenis Keterangan
(mOsm / kg)
Tanda dan gejala : denyut nadi cepat namun lemah, hipotensi, pusing, ketakutan dan kecemasan, kram
abdomen, mual dan muntah, diare, koma dan konvulsi, sidik jari meninggalkan bekas pada sternum
setelah palpasi, koma, kulit lembab dan dingin, perubahan kepribadian.
- Hipernatremi : terjadi jika konsentrasi Na serum lebih dari 145 mEq/L. Hal ini ditandai oleh defisit air
tubuh total (TBW) relatif terhadap kadar natrium tubuh total baik karena hilangnya air bebas, atau
pemberian larutan natrium hipertonik.
Faktor penyebabnya adalah penambahan natrium dalam kelebihan air atau karena kehilangan air
dalam kelebihan natrium.Hipernatremia dapat terjadi pada pasien-pasien dengan volume cairan
normal atau pada pasien dengan FVD atau FVE. Hipernatremia dapat terjadi akibat kehilangan air
atau kelebihan natrium yang tidak proporsional. Pada kehilangan air, pasien kehilangan lebih banyak
air dibandingkan dengan natrium dan sebagai akibatnya konsentrasi natrium serum meningkat dan
konsentrasi yang meningkat ini menarik air keluar dari sel.
Tanda dan gejala : demam tingkat rendah, lidah dan membrane mukosa kering, agitasi, konvulsi,
gelisah, oliguria atau anuria, rasa haus, kulit kering dan kemerahan
Kalium (K)
- Hipokalemia : suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.5 mEq/L darah.
Faktornya adalah konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak
berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena
diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar).
Tanda dan gejala : denyut nadi lemah dan tidak teratur, pernafasan dangkal, hipotensi, bising usus
menurun, keletihan, tonus otot menurun, distensi usus
- Hiperkalemi : suatu keadaan dimana konsentrasi kalium darah lebih dari 5 mEq/L. Sebagian besar
kalium dalam tubuh (98%) ditemukan dalam sel dan organ. Hanya jumlah kecil beredar dalam aliran
darah. Kalium membantu sel-sel saraf dan otot, termasuk fungsi, jantung. Faktor yang
mempengaruhinya adalah : berkurangnya sekresi kalium dalam urin, gangguan-gangguan tertentu
seperti gagal ginjal akut atau kronik, glomerulonefritis atau uropati obstruktif yang menurunkan
kemampuan ginjal untuk menghilangkan potasium dari dalam tubuh, sel melepaskan kelebihan
potasium ke cairan yang berada di luar sel, sebagai akibat dari cedera jaringan seperti luka bakar,
perdarahan gastrointetinal, operasi, luka trauma, tumor atau rhabdomyolysis dari obat-obatan, alkohol
atau infeksi. Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit Addison, dimana kelenjar
adrenal tidak dapat menghasilkan hormon yang merangsang pembuangan kalium oleh ginjal dalam
jumlah cukup.
Tanda dan gejala : denyut nadi tidak teratur dan lambat, hipotensi, kecemasan/ansietas, iritabilitas,
parestesia.
Klorida (Cl)
- Hipokloremia : terjadi jika kadar klorida serum turun sampai di bawah 95 mEq/L. Berkurangnya
asupan atau absorpsi klorida, misalnya rendahnya asupan natrium dalam makanan, defisiensi natrium,
defisiensi kalium, alkalosis metabolik dan pemberian dekstrosa
Faktor yang mempengaruhinya adalah : muntah, drainase nasogastrik atau drainase fistula yang
berlebihan dan lama, beberapa obat-obatan diuretic juga dapat menyebabkan peningkatan ekskresi
klorida. Ketika kadar klorida serum menurun, tubuh beradaptasi dengan meningkatkan reabsorpsi ion
bikarbonat sehingga mempengaruhi keseimbangan asam-basa.
Tanda dan Gejala : Hipertonisita otot, napas dangkal, depresi, otot lemah dan kejang disertai
kehilangan natrium.
- Hiperkloremia : terjadi jika kadar klorida serum meningkat sampai di atas 106 mEq/L, menyebabkan
penurunan nilai bikarbonat serum. Faktor yang mempengaruhinya adalah : meningkatnya pemberian
cairan intravena yang hipertonik, masukan garam yang berlebihan selama terapi intravena atau selama
pemberian nutrisi secara parenteral, kegagalan ginjal akut, diabetes Insipidus, akibat pemakaian obat-
obatan seperti amonium klorida atau fenibutazon (Butazolidin).
4.1Menurut Hadist
3.Di dalam hadits Hudzaifah dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihiwa Sallam telah
bersabda: "dan janganlah kamu minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan
pula kamu makan dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (orang kafir) di
dunia dan untuk kita di akhirat kelak ". (Muttafaq'alaih)
4.Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang diantara kamu makan,
hendaklah menyebut nama Allah Subhanahu wataala dan jika lupa menyebut nama Allah
Subhanahu wa Taala pada awalnya maka hendaknya mengatakan : Bismillahi awwalihi wa
akhirihi". (HR. Abu Daud dandishahihkan oleh Al-Albani)
6.Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila suapan makan seorang kamu jatuh
hendaklah ia mengambilnya dan membuang bagian yang kotor, lalu makanlah ia dan jangan
membiarkannya untuk syetan". (HR. Muslim).
7.Hadits IbnuAbbas menuturkan "Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang bernafas
pada bejana minuman atau meniupnya". (HR. At-Turmudzi dan dishahihkanoleh Al-Albani).
8.Hadits Ibnu Abbas beliauberkata, "Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum dari bibir
bejana wadah air." (HR. Al Bukhari)
9.Hadits Anas disebutkan " Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang
minum sambil berdiri". (HR. Muslim).
4.2Menurut Al-Quran
} { 68} 5
{69
Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang
menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan.
( QS. Al-Araf : 31 )
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan
dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan.