Anda di halaman 1dari 14

LI 1.

Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan Tubuh

1.1 Definisi

1.2 Fungsi

1.3 Kompartemen Cairan Tubuh

1.4 Perbedaan Larutan dan Cairan

1.5 Mekanisme Keseimbangan

1.6 Sumber

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Kekurangan Cairan

2.1 Definisi

2.2 Jenis-Jenis

2.3 Gejala

2.4 Penyebab Kekurangan Cairan

2.5 Dampak Kekurangan Cairan

2.6 Mekanisme Terjadinya Kekurangan Cairan

2.7 Penanganan

LI 3. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Elektrolit

3.1 Definisi

3.2 Jenis-Jenis

3.3 Gejala

3.4 Penyebab Gangguan Keseimbangan Elektrolit

3.5 Dampak

3.6 Mekanisme Terjadinya Gangguan Keseimbangan Elektrolit

3.7 Penanganan

LI 4. Memahami dan Menjelaskan Cara Minun Sesuai Etika Islam

4.1 Menurut Hadist

4.2 Menurut Al-Quran


LI 1. Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan Tubuh

1.1 Definisi

Larutan : Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri atas dua


komponen zat atau lebih. Komponen yang jumlahnya sedikit dinyatakan
sebagai solute (zat terlarut), sedangkan yang jumlahnya lebih banyak
dinyatakan sebagai solven (zat pelarut). [BukuGangguan Keseimbangan
Air-Elektrolit dan Asam Basa UI]

Larutan diklasifikasikan menjadi 3 macam :

1. Berdasarkan fasa (wujud) nya :

SOLVENT SOLUTE
NO LARUTAN
FASA CONTOH FASA CONTOH
1. Cair Air Cair Alkohol Spiritus
2. Cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk Las
3. Cair Air Padat Garam Larutan Garam

2. Berdasarkan Kejenuhannya :
Larutan tidak Jenuh : Larutan yang pada kondisi standar (tekanan 1 atm dan suhu 25 derajat C)
masih dapat melarutkan solute. Larutan < Ksp

Lautan jenuh : Larutan yang dalam kondisi standar tidak dapat lagi melarutkan solute. Pada
kondisi ini terjadi kesetimbangan antara jumlah solute yang larut dan yang tidak terlarut.
Larutan = Ksp

Larutan lewat jenuh : Larutan yang mengandung konsentrasi zat terlarut melebihi konsentrasi zat
terlarut pada keadaan jenuh. Larutan > Ksp

3. Berdasarkan Daya Hantar Listrik :

Larutan elektrolit : Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Adapun larutan elektrolit
dibagi lagi atas 2 macam yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.

Larutan non elektrolit : Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

- Cairan : bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan


padat/gas. [Sukmariah, M., & Kamianti, A. 1990. Kimia Kedokteran.
Binarupa Aksara : Jakarta]

Sedangkan Cairan Tubuh adalah larutan yang terdiri dari Air (Pelarut) dan
zat tertentu (zat terlarut)
[http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PR
ODI._KEPERAWATAN/197011022000121-
HAMIDIE_RONALD_DANIEL_RAY/Bahan_Kuliah/CAIRAN_TUBUH.pdf]

1.2 Fungsi

Cairan
Total Cairan Tubuh (60% BB) : Alat

40 % 20%

Cairan Cairan Ekstraselular


Intraselu
ler
15% 5%

Cairan Intertisial Plasma darah

transportasi nutrient, elektrolit, dan sisa metabolisme; sebagai komponen


pembentukan sel, plasma, darah, dan komponen lainnya; serta sebagai
media oenghantar suhu tubuh dan lingkungan seluler. [Anas Tamsuri.
(2009). Klien Gangguan Keseimbangan Cairan & Elektrolit. Seri
Keperawatan. EGC : Jakarta]

1.3 Kompartemen Cairan Tubuh

Kira-kira 2/3 dari cairan tubuh berada di spasium intraseluler (cairan


intrasel), dan 1/3 berada dalam spasium ekstraseluler (cairan ekstrasel).

Kira-kira 2/3 dari cairan ekstraseluler berada di spasium interstitial (cairan


interstitial), dan 1/3 berada dalam spasium intravaskuler (cairan
intravaskuler/plasma).

[Slide pak Irfan]


Cairan Intrasel (CIS)
CIS memiliki volume lebih kurang 33% BB atau 605 dari jumlah air
tubuh total; merupakan air yang terdapat di dalam sel. Kandungan air di
intasel lebih banyak dibandingkan di ekstrasel dan presentase volume
cairan intrasel pada anak kecil lebih kecil dibandingkan orang dewasa
karena jumlah sel lebih sedikit dan ukuran sel lebih kecil. CIS Berperan
menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energy serta proses
perbaikan sel. Selain itu, cairan intrasel juga berperan dalam proses
replikasi dan berbagai fungsi khusus antara lain sebagai cadangan air
untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel.

Cairan Ekstraseluler
Cairan ekstrasel adalah cairan yang terdapat di luar sel tubuh. Cairan
ekstrasel terditi dari :
1. Cairan Interstisium atau cairan antar-sel, yang berada diantara sel-
sel.
2. Cairan Intravaskular atau berada dalam pembuluh darah yang
merupakan bagian air dari plasma darah.
3. Cairan Trans-sel, yang berada dalam rongga-rongga khusus ex:
cairan otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi. Dan jumlah dari
trans-sel ini relative sedikit.

Volume cairan ekstrasel sebesar 24% dari BB pada orang dewasa.

Kompartemen Jumlah %BB %Jumlah Cairan


Intrasel 24 L 33 60
Ekstrasel 16 L 22 40
Interstisium 11.2 L 15.4 28
Plasma 3.2 L 4.4 8
Trans-sel 1.6 L 2.2 4

Cairan Ekstrasel berperan sebagai :

1. Pengantar semua keperluan sel (Nutrien, Oksigen, berbagai Ion, trace


minerals, dan regulator hormone/molekul)
2. Pengangkutan CO2, sisa metabolism, bahan toksik atau bahan yang telah
mengalami detoksifikasi (Proses pembuangan racun dari dalam tubuh)
dari sekitar lingkungan sel. [Buku UI]
1.4 Perbedaan Larutan dan Cairan

- Larutan adalah campuran homogeny (komposisinya sama), serta sama ukuran


partikelnya, tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak
dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan terlarut), partikel-
partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari
dua zat atau lebih.

Pelarut tidak harus cairan, tapi bisa berubah padatan atau gas, system ini
dinamakan system dispersi (Pelarut=pendispersi, Terlarut=Terdispersi).

- Cairan terdiri unsur-unsur atau partikelpartikel yang posisi relatifnya bebas


berubah tanpa terpisah.

(Juliantara, 2009)

1.5 Mekanisme Keseimbangan Cairan Tubuh*

[Ada di buku UI Halaman 37]

1.6 Sumber Cairan Tubuh*

- Input

1. Makanan yang ditelan mengandung sekitar 700 ml air. Daging mengandung


50% sampai 75% air dan beberapa jenis buah dan sayur mengandung 95% Air.

2. Air atau minuman lain yang mengandung 1.600ml

-Output

1. Ginjal bertanggung jawab untuk kehilangan air terbesar (sekitar 1.500ml)

2. Air juga hilang melalui kulit, yaitu saat bekeringat dan melalui prepirasi tak
kasat mata (sekitar 500ml), melalui evaporasi paru-paru (300ml), dan melalui
saluran gastrointestinal (200ml)
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Kekurangan Cairan

2.1 Definisi

Kekurangan Cairan atau Dehidrasi adalah berkurangnya volume cairan


intrasel akibat perpindahan air intrasel ke ekstrasel. Perpindahan air ini terjadi
akibat peningkatan osmolalitas efektif cairan ekstrasel. Peningkatan osmolalitas
cairan ekstrasel terjadi karena cairan ekstrasel yang terbuang keseluruh tubuh
yang bersifat hipotonik. [BUKU UI]

Dehidrasi adalah hilangnya cairan dari semua pangkal tubuh.


(Guyton,1995)

2.2Jenis-Jenis & 2.6 Mekanisme Terjadinya Kekurangan Cairan

Berdasarkan gambaran elektrolit serum, dehidrasi dapat dibagi menjadi :

a. Dehidrasi Hiponatremik atau Hipotonik : Dehidrasi hipotonik merupakan


kehilangan natrium yang relatif lebih besar daripada air, dengan kadar natrium
kurang dari 130 mEq/L. Apabila terdapat kadar natrium serum kurang dari 120
mEq/L, maka akan terjadi edema serebral dengan segala akibatnya, seperti
apatis, anoreksia, nausea, muntah, agitasi, gangguan kesadaran, kejang dan
koma. Pada dehidrasi hipotonik atau hiponatremik, cairan ekstraseluler relatif
hipotonik terhadap cairan intraseluler, sehingga air bergerak dari kompartemen
ekstraseluler ke intraseluler. Kehilangan volume akibat kehilangan eksternal
dalam bentuk dehidrasi ini akan makin diperberat dengan perpindahan cairan
ekstraseluler ke kompartemen intraseluler. Hasil akhirnya adalah penurunan
volume ekstraseluler yang dapat mengakibatkan kegagalan sirkulasi. Dehidrasi
hipotonik dapat disebabkan oleh penggantian kehilangan cairan dengan cairan
rendah solut .

b. Dehidrasi Isonatremi atau Isotonik

Dehidrasi isonatremik (isotonik) terjadi ketika hilangnya cairan sama dengan


konsentrasi natrium dalam darah. Kehilangan natrium dan air adalah sama
jumlahnya/besarnya dalam kompartemen cairan ekstravaskular maupun
intravaskular. Kadar natrium pada dehidrasi isonatremik 130-150 mEq/L. Tidak
ada perubahan konsentrasi elektrolit darah pada dehidrasi isonatremik

c. Dehidrasi Hipernatremik atau hipertonik


Dehidrasi hipernatremik (hipertonik) terjadi ketika cairan yang hilang
mengandung lebih sedikit natrium daripada darah (kehilangan cairan hipotonik),
kadar natrium serum > 150 mEq/L. Kehilangan natrium serum lebih sedikit
daripada air, karena natrium serum tinggi, cairan di ekstravaskular pindah ke
intravaskular meminimalisir penurunan volume intravaskular . Dehidrasi
hipertonik dapat terjadi karena pemasukan (intake) elektrolit lebih banyak
daripada air . Cairan rehidrasi oral yang pekat, susu formula pekat, larutan gula
garam yang tidak tepat takar merupakan faktor resiko yang cukup kuat
terhadap kejadian hipernatremia .Terapi cairan untuk dehidrasi hipernatremik
dapat sukar karena hiperosmolalitas berat dapat mengakibatkan kerusakan
serebrum dengan perdarahan dan trombosis serebral luas, serta efusi subdural.
Jejas serebri ini dapat mengakibatkan defisit neurologis menetap. Seringkali,
kejang terjadi selama pengobatan bersamaan dengan kembalinya natrium serum
ke kadar normal. Selama masa dehidrasi, kandungan natrium selsel otak
meningkat, osmol idiogenik intraselular, terutama taurine, dihasilkan. Dengan
penurunan cepat osmolalitas cairan ekstraselular akibat perubahan natrium
serum dan kadang-kadang disertai penurunan konsentrasi subtansi lainnya yang
serasa osmotik aktif misalnya glukosa, dapat terjadi perpindahan berlebihan air
ke dalam sel otak selama rehidrasi dan menimbulkan udem serebri. Pada
beberapa penderita, udem otak ini dapat ireversibel dan bersifat mematikan. Hal
ini dapat tejadi selama koreksi hipernatremia yang terlalu tergesa-gesa atau
dengan penggunaan larutan hidrasi awal yang tidak isotonis. Terapi disesuaikan
untuk mengembalikan kadar natrium serum ke nilai normal tetapi tidak lebih
cepat dari 10 mEq/L/24 jam.

Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik Tingkatan Dehidrasi :

1. Ringan : Kehilangan Volume Cairan tubuh 5% dari BB


2. Sedang : Kehilangan Volume Cairan tubuh 5%-10% dari BB
3. Berat : Kehilangan Volume Cairan tubuh >10% dari BB

[Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Penerbit Salemba Medika:Jakarta]

Ringan (3%-
Gejala / Tanda Sedang (6%-9%) Berat ( 10% atau Lebih
5%)
Tingkat Kesadaran Sadar Letargi Tidak Sadar
Pengisian Kembali
2 detik 2-4 detik Lebih dari 4 detik
Kapiler
Membran Mukosa Normal Kering Sangat Kering
Sedikit
Denyut Jantung Meningkat Sangat Meningkat
Meningkat
Laju Pernafasan Normal Meningkat Meningkat dan hiperapnea
Normal ;
Tekanan Darah Normal Menurun
Ortostatik
Sangat Lemah/ tidak Teraba/
Denyut Nadi Normal Cepat dan Lemah
Samar
Tugor Kulit Kembali Normal Kembali Lambat Tidak Segera Kembali
Fontanella Normal Agak Cekung Cekung
Mata Normal Cekung Sangat Cekung
Keluaran Urin Menurun Oliguria Anuria

2.3Gejala

[Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Penerbit Salemba Medika:Jakarta]

2.4Penyebab Kekurangan Cairan


Dehidrasi terjadi bila pengeluaran cairan tubuh lebih besar
dibandingkan asupannya.
Kekurangan cairan biasanya menyebabkan kadar kalsium dalam darah
meningkat dan jumlah natrium yang berkurang.

1. Diare :
Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air
dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus
menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus
besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara
berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui
diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang
mengancam jiwa penderita diare.
Kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit penting adalah
penyebab kematian pada penderita diare. Kondisi yang disebut
dehidrasi ini berbahaya karena dapat menimbulkan gangguan irama
jantung dan menurunkan kesadaran pasien.

2. Muntah :
Muntah terjadi dengan mekanisme yang sangat komplek. Terjadi nya
muntah di control oleh saraf pusat yang ada di otak. Rangsangan
muntah akan mengakibatkan konstriksi otot lambung dan penurunan
diafragma. Hal tersebut meningkatkan tekanan di dalam perut
khususnya lambung sehingga mendorong isi lambung keluar. Jika
muntah terjadi berlebihan maka tubuh akan sulit untuk menggantikan
cairan tubuh karena terlalu banya cairan dan elektrolit yang terbuang.
Perubahan jumlah elektrolit yang ada di tubuh ini menyebabkan kadar
PH menjadi lebih tinggi dan menimbulkan dehidrasi.
3. Keluarnya air melalui keringat, penguapan dari kulit.
4. Diabetes Insipidus
5. Diuresis osmotic; yang kesemuanya disertai gangguan rasa haus atau
gangguan akses cairan
6. Hiperemesis gravidarum
7. Panas yang berlebihan, Demam

2.5 Dampak Kekurangan Cairan

1. Mood yang turuna


2. Mudah terasa lelah dan cemas
3. Kurang konsentrasi
4. Turunnya kewaspadaan visual atau sakit kepala
5. Haus
6. nafas bau
7. craving for sweets
8. Pingsan
9. Rasa letih dan nyeri pada Sendi serta pada punggung
10.Peredaran darah menurun
11.Tekanan darah tinggi
12.Sakit kepala dan pusing biasanya tejadi pada dehidrasi tingkat sedang
dan berat
13.Kulit kering serta keriput serta terdapatnya selulit
14. Melambatnya metabolisme tubuh begitu juga dengan proses
pemikiran
15.Pada dehidrasi ringan
16.metabolisme melamban sebanyak 3%
17.Sistem imun menjadi rendah
18.Bertimbunnya racun
19.Berat tubuh menaik dan gangguan pada pencernaan
20.Infeksi saluran kemih

[http://www.hai-online.com/Hai/Self-Improvement/Health/Dampak-Dehidrasi-Dari-
Perubahan-Mood-Sampai-Kematian/]

[http://uniqpost.com/1414/efek-burung-dari-dehidrasi/]

2.7 Penanganan

Ada berbagai macam pengobatan untuk mengobati dehidrasi :

Dehidrasi ringan, pengobatan dilakukan dengan minum air putih biasa.


Pada seseorang yang kekurangan elektrolit, yaitu pemberian natrium dan
kalium.
Bila tekanan darah turun dan syok, yaitu dengan pemberian larutan Na
Clintravena.
Pada pasien diare, yaitu selain diberikan cairan pengganti, diberikan jugaobat
untuk mengobati atau menghentikan diare. Jika ginjal
terlalu banyak mengeluarkan air karena terjadi kekurangan hormon anti
diuretik, maka diberikan hormon anti diuretik jangka panjang.
Terapi rehidrasi orala.
Hipertonik, makan atau minum yang mengandung sodium rendah (jusapel,
jeruk dan anggur).
Isotonik, makan atau minum yang mengandung sodium (jus tomat).
Hipotonik, makan atau minum yang mengandung sodium tinggi.
Pemberian cairan kristaloid. Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk
rehidrasi tergantung dari jenis rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat
diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari
defisit cairan total perhari. Pada dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl
45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan dengan mengatasi penyebab yang
mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan
hipertonik

LI 3. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Elektrolit

3.1 Definisi

Gangguan yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan Elektrolit (Na,K,Cl)


dan Air
3.2 Jenis-Jenis 3.3 Gejala 3.4 Penyebab Gangguan Keseimbangan Elektrolit
3.5 Dampak

Natrium (Na)
- Hiponatremi : terjadi ketika kadar natrium dalam darah adalah rendah abnormal < 135 mEq/L. Faktor
penyebabnya adalah jumlah air yang terlalu banyak di dalam tubuh yang mengakibatkan natrium di
dalam tubuh menjadi encer.

Osmolalitas serum
Jenis Keterangan
(mOsm / kg)

Bila osmolalitas plasma rendah, status cairan ekstraseluler


Hiponatremia
<280 volume dapat dalam satu dari tiga negara: volume rendah,
hipotonik
volume normal, atau volume tinggi.

Kondisi tertentu yang mengganggu tes laboratorium


konsentrasi natrium serum (seperti tingkat-tingkat darah yang
Isotonik
antara 280 dan 295 sangat tinggi lemak atau protein) dapat menyebabkan
hiponatremia
pengukuran yang''keliru''rendah natrium. Ini disebut
pseudohyponatremia.

Hipertonik Hiponatremia hipertonik dapat dikaitkan dengan pergeseran


> 295
hiponatremia cairan karena tekanan osmotik.

Tanda dan gejala : denyut nadi cepat namun lemah, hipotensi, pusing, ketakutan dan kecemasan, kram
abdomen, mual dan muntah, diare, koma dan konvulsi, sidik jari meninggalkan bekas pada sternum
setelah palpasi, koma, kulit lembab dan dingin, perubahan kepribadian.

- Hipernatremi : terjadi jika konsentrasi Na serum lebih dari 145 mEq/L. Hal ini ditandai oleh defisit air
tubuh total (TBW) relatif terhadap kadar natrium tubuh total baik karena hilangnya air bebas, atau
pemberian larutan natrium hipertonik.
Faktor penyebabnya adalah penambahan natrium dalam kelebihan air atau karena kehilangan air
dalam kelebihan natrium.Hipernatremia dapat terjadi pada pasien-pasien dengan volume cairan
normal atau pada pasien dengan FVD atau FVE. Hipernatremia dapat terjadi akibat kehilangan air
atau kelebihan natrium yang tidak proporsional. Pada kehilangan air, pasien kehilangan lebih banyak
air dibandingkan dengan natrium dan sebagai akibatnya konsentrasi natrium serum meningkat dan
konsentrasi yang meningkat ini menarik air keluar dari sel.

Tanda dan gejala : demam tingkat rendah, lidah dan membrane mukosa kering, agitasi, konvulsi,
gelisah, oliguria atau anuria, rasa haus, kulit kering dan kemerahan

Kalium (K)
- Hipokalemia : suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.5 mEq/L darah.
Faktornya adalah konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak
berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena
diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar).
Tanda dan gejala : denyut nadi lemah dan tidak teratur, pernafasan dangkal, hipotensi, bising usus
menurun, keletihan, tonus otot menurun, distensi usus

- Hiperkalemi : suatu keadaan dimana konsentrasi kalium darah lebih dari 5 mEq/L. Sebagian besar
kalium dalam tubuh (98%) ditemukan dalam sel dan organ. Hanya jumlah kecil beredar dalam aliran
darah. Kalium membantu sel-sel saraf dan otot, termasuk fungsi, jantung. Faktor yang
mempengaruhinya adalah : berkurangnya sekresi kalium dalam urin, gangguan-gangguan tertentu
seperti gagal ginjal akut atau kronik, glomerulonefritis atau uropati obstruktif yang menurunkan
kemampuan ginjal untuk menghilangkan potasium dari dalam tubuh, sel melepaskan kelebihan
potasium ke cairan yang berada di luar sel, sebagai akibat dari cedera jaringan seperti luka bakar,
perdarahan gastrointetinal, operasi, luka trauma, tumor atau rhabdomyolysis dari obat-obatan, alkohol
atau infeksi. Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit Addison, dimana kelenjar
adrenal tidak dapat menghasilkan hormon yang merangsang pembuangan kalium oleh ginjal dalam
jumlah cukup.

Tanda dan gejala : denyut nadi tidak teratur dan lambat, hipotensi, kecemasan/ansietas, iritabilitas,
parestesia.

Klorida (Cl)
- Hipokloremia : terjadi jika kadar klorida serum turun sampai di bawah 95 mEq/L. Berkurangnya
asupan atau absorpsi klorida, misalnya rendahnya asupan natrium dalam makanan, defisiensi natrium,
defisiensi kalium, alkalosis metabolik dan pemberian dekstrosa
Faktor yang mempengaruhinya adalah : muntah, drainase nasogastrik atau drainase fistula yang
berlebihan dan lama, beberapa obat-obatan diuretic juga dapat menyebabkan peningkatan ekskresi
klorida. Ketika kadar klorida serum menurun, tubuh beradaptasi dengan meningkatkan reabsorpsi ion
bikarbonat sehingga mempengaruhi keseimbangan asam-basa.

Tanda dan Gejala : Hipertonisita otot, napas dangkal, depresi, otot lemah dan kejang disertai
kehilangan natrium.

- Hiperkloremia : terjadi jika kadar klorida serum meningkat sampai di atas 106 mEq/L, menyebabkan
penurunan nilai bikarbonat serum. Faktor yang mempengaruhinya adalah : meningkatnya pemberian
cairan intravena yang hipertonik, masukan garam yang berlebihan selama terapi intravena atau selama
pemberian nutrisi secara parenteral, kegagalan ginjal akut, diabetes Insipidus, akibat pemakaian obat-
obatan seperti amonium klorida atau fenibutazon (Butazolidin).

Tanda dan Gejala : Lemah dan letargi.

3.6Mekanisme Terjadinya Gangguan Keseimbangan Elektrolit [ADA DI


BUKU UI YA HALAMAN 90]

LI 4. Memahami dan Menjelaskan Cara Minun Sesuai Etika Islam

4.1Menurut Hadist

1. Diriwayatkan dari Anan RA, dia berkata: Rasulullah melarang seseorang


minum dengan berdiri. Maka mereka bertanya, "bagaimana dengan makan?"
Beliau menjawab, "lebih lagi waktu makan (HR. Muslim).

2. Diriwayatkan dari Hafshah RA. : "Rasulullah SAW menggunakan tangan


kanannya ketika makan dan minum serta tangan kirinya untuk yang lainnya."
(HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

3.Di dalam hadits Hudzaifah dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihiwa Sallam telah
bersabda: "dan janganlah kamu minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan
pula kamu makan dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (orang kafir) di
dunia dan untuk kita di akhirat kelak ". (Muttafaq'alaih)

4.Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang diantara kamu makan,
hendaklah menyebut nama Allah Subhanahu wataala dan jika lupa menyebut nama Allah
Subhanahu wa Taala pada awalnya maka hendaknya mengatakan : Bismillahi awwalihi wa
akhirihi". (HR. Abu Daud dandishahihkan oleh Al-Albani)

5.Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah sangat meridhai


seorang hamba yang apabila telah makan suatu makanan ia memuji-Nya dan apabila minum
minuman ia pun memuji-Nya" . (HR. Muslim).

6.Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila suapan makan seorang kamu jatuh
hendaklah ia mengambilnya dan membuang bagian yang kotor, lalu makanlah ia dan jangan
membiarkannya untuk syetan". (HR. Muslim).

7.Hadits IbnuAbbas menuturkan "Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang bernafas
pada bejana minuman atau meniupnya". (HR. At-Turmudzi dan dishahihkanoleh Al-Albani).

8.Hadits Ibnu Abbas beliauberkata, "Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum dari bibir
bejana wadah air." (HR. Al Bukhari)
9.Hadits Anas disebutkan " Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang
minum sambil berdiri". (HR. Muslim).

4.2Menurut Al-Quran

(QS. Al-Waqiah: 68-69)

} { 68} 5
{69
Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang
menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan.

( QS. Al-Araf : 31 )

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan
dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan.

Anda mungkin juga menyukai