Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang mengandung
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air yang penting bagi manusia agar
pertumbuhan dan fungsi tubuh berjalan dengan baik, memelihara proses tubuh dan
sebagai penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari hari. Karbohidrat
menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Lemak adalah
salah satu zat gizi yang mampu memperlambat sekresi asam lambung dan
memperlambat pengosongan lambung sehingga memberikan efek kenyang lebih
lama. Protein adalah zat gizi yang berperan dalam pertumbuhan, pemebentukan dan
perbaikan semua jaringan, dapat dijumpai misalnya pada kacang kacangan. Vitamin
adalah zat gizi yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh, jadi vitamin dapat didapatkan
dengan cara mengonsumsi buah buahan dan juga sayuran. Seperti halnya vitamin,
mineral adalah nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Mineral dan vitamin bertindak secara interaksi.
Gizi seimbang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Bukan hanya
untuk orang dewasa, namun juga bagi pertumbuhan anak anak. Pola makanan yang
sehat dan seimbang dalam penilaian status gizi pada anak usia harus menjadi sasaran
setiap individu. Sasaran ini terpenuhi jika pasokan / asupan nutrien memenuhi
permintaan / kebutuhan. Ketidakseimabangan terjadi bila terdapat kelebihan gizi
(kebutuhan melebihi pasokan). Jika pada masa anak anak mengalami gangguan
pada gizi, baik kekurangan maupun kelebihan asupan gizi akan beresiko terkena
berbagai gangguan gizi seperti obesitias pada anak anak, kelebihan berat badan,
diabetes tipe 1 pada anak - anak, diabetes tipe 2 pada anak anak, diare akut pada
anak anak.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana nutrisi pada masa anak anak ?
B. Apa akibat yang ditimbulkan jika terjadi gangguan gizi pada anak usia ?
C. Bagaimana anjuran porsi menurut kecukupan energi sesuai dengan tahapan
anak usia ?

1.3 TUJUAN
A. Untuk mengetahui nutrisi pada masa anak anak.
B. Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan jika terjadi gangguan gizi pada
anak usia.
C. Untuk mengetahui anjuran porsi menurut kecukupan energi sesuai dengan
tahapan anak usia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 NUTRISI PADA MASA ANAK- ANAK


Sering bertumbuhnya umur anak, kebutuhan energi dan nutriennya pun senantiasa
berubah untuk memenuhi perubahan kebutuhan tubuhnya.
Pertumbuhan dan perkembangan anak anak dapat dibagi menjadi tiga tahapan :
a. balita atau toddler ( usia 2 sampai 3 tahun)
b. usia prasekolah (usia 3 sampai 5 tahun)
c. usia sekolah (usia 5 sampai 10 tahun)

2
anak harus mendapat cukup energi dan nutrien dalam setiap tahapan tersebut agar
tercapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Pertumbuhan selama
masa anak anak berjalan dengan tetap tetapi tidak secepat selama masa bayi dan
remaja. Berat badan balita betambah sekitar 0,2 kg dan tingginya bertambah 1 cm per
bulan, sedangkan anak usia pra sekolah bertambah sekitar 1,8 kg sampai 2,3 kg dan
tingginya bertambah sekitar 5,1 cm per tahun atau 0,4 cm per bulan. Saat anak
mencapai usia sekolah, berat badannya harus dua kali lebih berat dari berat badannya
saat berusia 1 tahun. Penurunan kecepatan pertumbuhan biasanya disebabkan oleh
berkurangnya nafsu makan dan asupan makanan pada balita dan anak usia
prasekolah.
Kebiasaan makan bervariasi pada setiap tahapan perkembangan anak anak :
Balita
Selama masa balita, mulai berkembang rasa ingin bertualang dan individualitas, balita
dapat menunjukkan adanya perubahan nafsu makan dan dengan mudah teralihkan
saat makan. Karena itu, balita paling baik diberi makanan yang bervariasi dan dalam
porsi yang lebih kecil. Selain itu, balita jangan dipaksa untuk menghabiskan
makanannya. Memberikan makanan bergizi, seperti buah yang disediakan sebagai
makanan ringan juga merupakan ide yang baik.

Usia prasekolah
Selama masa prasekolah, orang tua dan pengasuh tetap berperan mengendalikan
asupan makan anak. Masalah nutrisi berpusat pada pemberian pilihan makanan yang
tepat dan jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh anak yang sedang tumbuh.
Anak usia prasekolah paling baik beresponsi terhadap waktu makan yang teratur.
Makan tiga kali sehari tidaklah cukup untuk anak kelompok usia ini, dan kudapan
sebaiknya dimasukkan sebagai bagian pola makan yang teratur. Penelitian
menunjukkan bahwa makanan ringan mengandung 20% asupan kalori total anak
sehingga dapat menjadi cara yang baik untuk memberikan protein, kalori, dan zat gizi

3
kepada anak. Dalam usia ini, anak sebaiknya mulai dilibatkan dalam aktivitas yang
berhubungan dengan makan, seperti memilih dan menyiapkan makanan.

Usia sekolah
Anak usia sekolah memiliki sifat lebih mandiri. Pemenuhan kebutuhan nutrisi anak
kelompok usia ini harus seimbang dengan kebutuhan anak untuk mengambil
keputusan dan menerima teman sebaya. Anak usia sekolah menghabiskan lebih
banyak waktunya di sekolah, jauh dari orang tua, dan sering kali hanya mendapat
sedikit pengawasan pada waktu makan siang. Selain itu, pengaruh teman sebaya
sangatlah besar, sama halnya dengan pajanan terhadap berbagai jenis makanan dan
kebiasaan makan. Anak dalam usia ini mulai membuat pilihan sendiri mengenai apa
yang ingin dimakannya.

Kebutuhan zat gizi pada anak anak usia prasekolah memerlukan sekitar
1000 sampai 1600 kalori/hari. Anak anak usia sekolah membutuhkan antara 1200
dan 2200 kalori per hari, bergantung pada usia dan tingkatan aktivitas (santai, aktif
sedang, atau aktif). Kebutuhan protein bervariasi berdasarkan kelompok usia.
Penelitian menegaskan bahwa sebagian besar anak yang normal dan sehat di Amerika
Serikat tidak membutuhkan suplemen, vitamin, dan mineral dalam diet mereka.

2.2 AKIBAT YANG DITIMBULKAN JIKA TERJADI GANGGUAN GIZI PADA


ANAK USIA.
1. Penyakit Diare Akut pada Anak Anak.
Penyebab diare yang lazim terjadi yaitu terkait dengan nutrisi, semua anak
anak yang menderita diare harus mendapat perawatan, baik dengan cara
memberikan makan selama anak mengalami diare, dan mengatasi dampak
yang timbul. Berikut ini penyebab diare pada anak anak dan cara
mengatasinya.
a. Dehidrasi
4
Apabila anak mengalami dehidrasi, jangan izinkan anak mengonsumsi
minuman yang tinggi kandungan gula secara berlebihan (jus buah, minuman
buah, soda). Banyak mengonsumsi minuman yang mengandung laktosa.
b. Asupan nutrisi yang buruk
Menganjurkan anak untuk minum susu sapi yang tidak diencerkan, berikan
diet karbohidrat kompleks yang biasa, buah buahan, sayuran, dan daging
tanpa lemak sesuai dengan usia, dan batasi makanan yang mengandung gula
dan tinggi lemak.
c. Kelebihan asupan karbohidrat sederhana
Kaji riwayat diet pada anak, jangan memberikan makanan pada anak yang
mengandung karbohidrat sederhana atau jus dan minuman lain yang tinggi
kandungan gula dalam jumlah yang berlebihan. Ketetapannya pada todler dan
anak yaitu >227 gram.

2. Diabetes tipe 1 pada masa anak anak


Penyebab diabetes tipe 1 pada anak anak yaitu :
a. Diet karbohidrat
Sesuaikan jumlah karbohidrat yang ditargetkan berdasarkan rasa lapar nafsu
makan dan pertumbuhan anak. Ketika mengatur pilihan karbohidrat atau
pengganti karbohidrat, pilihlah karbohidrat atau pengganti = 15 gram
karbohidrat. Jangan menghilangkan gula dari diet. Makanan yang mengandung
gula dan pemanis lainnya (misalnya madu, sirup jagung) dapat dimasukkan ke
dalam diet, asalkan diberikan sesekali dan dihitung sebagai bagian asupan
karbohidrat. Jangan mengonsumsi protein dan lemak secara berlebihan.
b. Protein
Pilihlah makanan tinggi protein, tetapi rendah lemak (misalnya daging unggas
tanpa kulit, ikan, daging babi, dan daging sapi tanpa lemak). Jumlah asupan
protein dari daging dan kacang kacangan per hari berdasrkan usia :
5
Usia 2-3 tahun 57-113 gram daging/kacang - kacangan per hari.
Usia 4-8 tahun 113-142 gram daging/kacang kacangan per hari.
Usia 9-13 tahun 142-170 gram daging/kacang kacangan per hari.
Usia 14-18 tahun 184-198 gram daging/kacang kacangan per hari.
c. Lemak
Pilihlah jenis lemak yang lebih sehat dengan cara ganti lemak jenuh (misal :
mentega, keju, lemak dalam daging) dengan lemak tak jenuh (misal : minyak
zaitun, avokad, biji bijian, minyak kacang). Hindari lemak trans (margarin,
makanan yang dibuat dari lemak terhidrogenasi, misalnya biskuit dan kue).
d. Serat
Anjurkan anak untuk mengonsumsi serat misalnya buah, sayuran, tumbuhan
polong, dan gandum murni. Jangan tingkatkan asupan serat terlalu cepat
karena dapat menyebabkan gangguan usus, upayakan peningkatan asupan serat
secara bertahap.
e. Perencanaan makanan
Mengembangkan perencanaan makan dengan mempertimbangkan usia dan
perkembangan, makanan yang disukai/tidak disukai, serta makanan pilihan
keluarga. Atur perencanaan makan pada anak secara berkala berdasarkan
isyarat lapar/ nafsu makan dan pertumbuhan. Pedoman distribusi kalori :
Karbohidrat : 45-65% kalori
Lemak : 1-3 tahun 30-40% kalori
4-18 tahun 25-35% kalori
Protein : 1-3 tahun 5-20% kalori
4-18 tahun 10-30% kalori
f. Makanan bebas
Makanan bebas mengandung kurang dari 5 gram karbohidrat dan kurang dari
25 kalori per sajian. Sayuran non pati (misalnya : asparagus, brokoli, kembang
kol, seledri, irisan mentimun, selada, sayuran hijau, jamur, tomat, bawang

6
merah). Minuman bebas gula dan bebas kalori. Gelatin bebas gula. Permen
karet bebas gula.
g. Hipoglikemia
Tangani dengan menggunakan makanan kaya karbohidrat yang tidak
mengandung lemak atau protein :
Usia <5 tahun 5-10 gram karbohidrat
Usia 6-10 tahun 10-15 gram karbohidrat
Usia 10 tahun 15-20 gram karbohidrat
h. Hiperglikemia
Tangani dengan insulin berdasarkan hasil sliding scale anak atau sesuai dengan
instruksi pemberian insulin yang diberikan oleh dokter pediatrik.
i. Perilaku dan psikososial
Melibatkan anak dalam perncanaan makan. Cari tahu mengenai makanan
favorit anak dan makanan yang dikonsumsi pada acara khusus. Banyak
makanan yang dapat dimasukkan ke dalam bagian diet sehat apabila
direncanakan sejak awal. Pengaturan makan pada anak yaitu dengan
menawarkan pilihan makanan yang dikonsumsi saat makan, khusunya untuk
anak kecil. Misalnya 25-20 gram karbohidrat atau 1/2 1 porsi zat tepung.

3. Diabetes tipe 2 pada masa anak anak


a. Penatalaksanaan berat badan
Jelaskan bahwa anak anak penderita DM tipe 2 kerap mengalami kelebihan
berat badan. Terapi yang diberikan adalah dengan menormalkan berat badan.
Target berat badan untuk anak usia 2-7 tahun
Jika IMT berada pada persentil 85-94, targetnya adalah
mempertahankan berat badan.

7
Jika IMT lebih dari persentil 95 dan pasien tidak mengalami
komplikasi, targetnya adalah mempertahankan berat badan.
Jika IMT lebih dari persentil 95 dan pasien mengalami komplikasi,
targetnya adalah menurunkan berat badan. Penurunan berat badan sebesar
0,5 kg per bulan.

Target berat badan jika usia anak lebih dari 7 tahun


Jika IMT berada pada persentil 85-94 dan pasien tidak mengalami
komplikasi, targetnya adalah mempertahankan berat badan.
Jika IMT berada pada persentil 85-94 dan pasien mengalami
komplikasi, targetnya adalah menurunkan berat badan. Penurunan berat
badan sebesar 0,5 kg per bulan.
Jika IMT lebih dari persentil 95, targetnya dalah menurunkan berat
badan. Penurunan berat badan sebesar 0,5 kg per bulan.

b. Pengkajian diet
Kaji asupan makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi anak, frekuensi
makan anak, dan tempat anak makan. Cakupkan juga makanan yang
dikonsumsi anka di rumah, sekolah, program after-school, dan yang
dikonsumsi bersama teman atau pengasuh lain.

c. Perencanaan makan
Susun perencanaan makan jika hal tersebut bermanfaat bagi anak dan keluarga
sebagai panduan pilihan makan. Susun perencanaan makan personal dengan
mempertimbangkan usia dan tingkat perkembangan, makanan yang
disukai/tidak disukai. Pedoman distribusi kalori :
Karbohidrat 45-65% kalori
Lemak 1-3 tahun 30-40% kalori
4-18 tahun 25-35% kalori
8
Protein 1-3 tahun 5-20% kalori
4-18 tahun 10-30% kalori

d. Olahraga dan aktivitas fisik


Anjurkan anak untuk melakukan aktivitas fisik setiap hari. Idealnya, lakukan
aktivitas fisik sedikitnya 60 menit setiap hari. Akan tetapi, lakukan secara perlahan
hingga mencapai target tersebut.
Jika IMT berada pada persentil 85-94 anjurkan olahraga yang
menopang berat badan (misal : berjalan, bersepatu roda, lompat tali, berenang,
bermain).
Jika IMT lebih dari atau sama dengan persentil 95, anjurkan olahraga
yang terutama tidak menopang berat badan (berenang, bersepeda, latihan
kekuatan, berjalan jarak pendek).
Jika IMT lebih dari atau sama dengan persentil 97 lakukan hanya
aktivitas yang tidak menopang berat badan.

4. Obesitas pada anak anak


Seperti halnya permasalahan medis pediatrik lainnya, kelebihan berat badan
pada anak anak seringkali dikaitkan dengan masalah pada makanan. Oleh
sebab itu diperlukan pendekatan dalam menangani masalah berat badan pada
anak. Berikut ini cara pendekatan pada anak untuk mengatasi masalah obesitas
pada anak anak :
a. Konseling
Berikan konseling pada anak dengan menghitung indeks masa tubuh (IMT)
untuk anak. Rekomendasi makronutrien dari Institute of Medicine tahun 2002 :
Karbohidrat 45-65% dari total kalori.
Protein 5-20% untuk anak kecil.
10-30% untuk anak yang lebih tua.
Lemak 30-40% energi untuk anak usia 1-3 tahun
25-35% untuk anak usia 4-18 tahun

9
Jangan berikan rekomendasi makronutrien pada anak (karbohidrat, protein,
lemak) yang terlalau tinggi atau rendah.
b. Makanan
Anjurkan anak mengonsumsi makanan sehat dari setiap kelompok makanan.
Usahakan konsumsi jus 100% atau 118-177 ml per hari untuk anak usia 1-6
tahun, 237-355 ml per hari untuk anak usia 7-18 tahun. Sediakan kudapan
padat nutrien (misalnya : lalapan, buah segar, keju atau yogurt rendah lemak,
biskuit gandum). Sediakan makanan berprotein rendah lemak (misalnya :
ayam, ikan, dan makanan laut secara teratur).
c. Aktivitas fisik
Anjurkan anak untuk melakukan aktivitas fisik selama 30-60 menit hmpir
setiap hari. Buat aktivitas fisik yang menyenangkan dengan membantu
pelakanaan kegiatan olahraga tim, permainan aktif, tarian. Anjurkan untuk
tidur dalam jumlah yang cukup :
12-14 jam untuk anak usia 1-3 tahun.
11-13 jam untuk anak usia 3-5 tahun.
10-11 jam untuk anak usia 5-12 tahun.
8,5-10 jam untuk anak usia 12-18 tahun.

d. Perilaku
Membiasakan anak untuk makan bersama dalam tata cara yang sehat sebagai
satu keluarga. Fokuskan pada pola makan yang sehat untuk hidup. Contohkan
pola makan yang sehat.

2.3 ANJURAN PORSI MENURUT KECUKUPAN ENERGI SESUAI DENGAN


TAHAPAN ANAK USIA.
10
1. Untuk kelompok umur 1-3 tahun dan 4-6 tahun
BAHAN MAKANAN ANAK USIA 1-3 TAHUN ANAK USIA 4-6
1125 KKAL TAHUN
1600 KKAL
Nasi 3p 4p
Sayuran 1,5 p 2p
Buah 3p 3p
Tempe 1p 2p
Daging 1p 2p
Susu 1p 1p
Asi Dilanjutkan hingga 2 tahun
Minyak 3p 4p
Gula 2p 2p

2. Untuk kelompok umur 7-9 tahun


BAHAN MAKANAN ANAK USIA 7-9 TAHUN
1850 KKAL
Nasi 4p
Sayuran 3p
Buah 3p
Tempe 3p
Daging 2p
Susu 1p
Minyak 5p
Gula 2p

3. Untuk kelompok anak usia sekolah 10-12 tahun


BAHAN MAKANAN ANAK USIA 4-6 TAHUN ANAK USIA 4-6 TAHUN

11
LAKI LAKI PEREMPUAN
2100 KKAL 2000 KKAL
Nasi 4P 4P
Sayuran 2P 3P
Buah 3P 4P
Tempe 2P 3P
Daging 2P 2P
Susu 1P 1P
Minyak 5P 5P
Gula 2P 2P

4. Untuk kelompok umur 13-15 tahun


BAHAN MAKANAN ANAK 13-15 TAHUN ANAK 13-15 TAHUN
LAKI LAKI PEREMPUAN
2475 KKAL 2125 KKAL
Nasi 6p 4p
Sayuran 3p 3p
Buah 4p 4p
Tempe 3p 3p
Daging 3p 3p
Susu 1p 1p
Minyak 6p 5p
Gula 2p 2p

12
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Gizi merupakan suatu zat yan terdapat dalam makanan yang mengandung
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia untuk
pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses tubuh dan sebagai
penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari hari. Tiap orang memiliki
kebutuhan gizi yang berbeda dari kelompok usia tertentu, karena itu tiap usia tertentu
memiliki porsi makan yang berbeda. Gangguan gizi menyerang semua kelompok
usia, baik anak anak hingga orang dewasa. Penanggulangannya adalah dengan cara
menyeimbangkan masukan daan pengeluaran energi melalui pengurangan makan dan
penambahan latihan fisik atau olahraga.

3.2 SARAN
Pemenuhan gizi yang seimbang sangat penting dan diperlukan dari asupan makanan
yang dimakan setiap harinya, yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi energi
yang dibutuhkan tubuh setiap harinya. Oleh karena itu, harus memperhatikan
makanan yang dikonsumsi untuk pemenuhan gizi.

13
DAFTAR ISI

Herbold, Nancie & Sari Edelsen. 2011. Buku Saku Nutrisi. Jakarta. EGC
Egc. 2011. Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah. Jkarta. EGC.
Damayanti, Diana. Makanan Anak Usia Sekolah : Tips Memberi Makan Anak Usia
sekolah. PT Gramedia Pustaka Utama.
Kanisius. 2010. Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta. Kanisius.
Novela, Debi S. 2013.Gizi Seimbang. 4(1). (online), diakses 14 april 2017.

14

Anda mungkin juga menyukai