Anda di halaman 1dari 8

Judul Acara Praktikum ACARA II : KARAKTERISTIK FOTO UDARA

Nama Ipung Nilai Total Laporan :


NIM 16/395667/GE/08296
Kelompok Praktikum Selasa, 11.00-13.00
Asisten 1. Renaldi Chandra W
2. Awit Dini Meikasari
Komponen Penilaian Laporan dikumpulkan pada
A : Pretest A: Tanggal : 19-09-2017 Jam :
B : Kegiatan Praktikum B: Praktikan Asisten
C : Laporan Praktikum C:
D : Tugas D: (Ipung)

TUJUAN
1. Menjelaskan kembali informasi tepi foto udara beserta kegunaan dari masing-masing
informasi tersebut
2. Menyusun foto udara secara stereoskopis dan membatasi zona sidelap dan endlap
3. Menentukan tanda fidusial dan titik prinsipal foto udara
4. Mengetahui aspek geometri foto udara
5. Menghitung skala foto udara
Nilai

HASIL PEMBELAJARAN ( terlampir )


1. Tabel Keterangan Informasi Tepi Foto Udara
2. Tabel Koordinat Objek pada Foto Udara
3. Perhitungan Skala Berdasarkan Fokus dan Ketinggian Terbang
4. Perbandingan Skala Berdasarkan Perbandingan Jarak di Foto Lapangan
5. Perhitungan Jarak pada Foto Peta

Nilai

PEMBAHASAN
Foto udara merupakan salah satu produk bidang ilmu geografi dalam mengambil obyek,
daerah, atau fenomena yang ada di permukaan bumi menggunakan alat berupa kamera
dengan proses perekaman secara fotografik dengan bantuan detektor atau alat pendeteksi
berupa film. Foto udara didapatkan dengan cara memotret menggunakan sebuah wahana
atau alat transportasi udara seperti balon udara, pesawat, helikopter, ataupun gantole. Foto
udara dapat dibedakan menjadi foto udara vertikal dan foto udara condong.
Foto udara benar- benar vertikal apabila sumbu kamera pada saat pemotretan dilakukan

Laboratorium PenginderaanJauhFakultas Geografi UGM 2017| Halaman 1 dari 8


benar-benar vertikal atau foto mungkin sedikit miring apabila sumbu kamera miring tidak
lebih dari 30 dari vertikal. Foto udara disebut condong ( oblique ) apabila sumbu foto condong
/ miring antara 30 dan 900 dari kedudukan vertikal. Jika horison tidak nampak, maka foto
udara disebut condong rendah. Jika horison tampak, foto udara disebut condong tinggi (Paine
1992). Pada foto udara terdapat informasi tepi seperti halnya pada peta. Informasi tersebut
meliputi antara lain : tingkat keabuan, tanda fidusial, altimeter, level/notepad, jam
pemotretan, nomer seri lensa kamera, panjang fokus kamera, nomor foto udara, nomor
lokasi dan tanggal pemotretan, titik prinsipal, arah utara dan skala. Setiap bagian-bagian
tersebut memiliki fungsi masing-masing yang dapat digunakan untuk menambah informasi
pada foto udara.
Tingkat keabuan, untuk mengetahui tingkat keabuan suatu image pada foto udara. Tanda
fidusial, tanda ini dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan referensi koordinat foto dan
mengetahui orientasi tengah. Tanda fidusial pada foto udara biasanya berjumlah 4 atau 8 dan
terletak pada sisi tengah ( bukan bidang fokus ) dan sisi pojok. Titik pertemuan garis yang
dibentuk dari kedua tanda fidusial berlawanan disebut titik prinsipal. Titik prinsipal adalah
pusat geometri foto dan dianggap berimpit dengan perpotongan sumbu-sumbu x dan sumbu
y. Altimeter, emberikan informasi tinggi terbang pesawat terhadap permukaan bumi, yang
berpengaruh terhadap skala foto udara yang dihasilkan. Level/notepad, berfungsi untuk
mengetahui kondisi kemiringan antara pesawat udara dengan kamera yang digunakan untuk
pemotretan terhadap permukaan bumi. Pada level, terdapat niveau/gelembung udara yang
menandakan kemiringan kamera untuk pemotretan. Jam pemotretan, berfungsi untuk
mengetahui waktu pemotretan. Nomor seri lensa kamera, untuk mengetahui jenis lensa
kamera yang digunakan. Panjang fokus kamera, untuk mengetahui besar panjang fokus
kamera yang digunakan. Nomor lokasi dan tanggal pemotretan, memberikan informasi lokasi
pemotretan dan waktu pemotretan. Arah utara, Untuk menentukan arah utara yang
ditunjukkan pada photo udara yang penentuannya mengacu pada waktu pemotretan dan
arah bayangan photo. Skala , Untuk mengetahui skala pada foto.
Dalam foto udara, dikenal koordinat foto dan koordinat lapangan. Koordinat foto dibentuk
dengan sistem referensi koordinat untuk foto, yaitu sumbu yang dibentuk dengan
menghubungkan tanda fidusial berlawanan pada arah sumbu tegak lurus dan menghasilkan
perpotongan garis fidusial yang tepat berada di tengah foto. Titik ini memiliki koordinat (0,0)
atau disebut sebagai bidang datum. Penentuan koordinat foto seperti halnya penentuan
koordinat kartesius yang dinyatakan dalam x dan y. Kelebihan dari koordinat foto adalah
sederhana dan mudah dilakukan namun tidak dapat mencerminkan koordinat sebenarnya di
lapangan. Foto udara yang digunakan terdiri dari dua buah foto udara dengan nomor
pemotretan 265 dan 266 wilayah Pangandaran yang saling bertampalan, sehingga ketika di
lihat menggunakan stereoskop nampak gambar 3D. Menurut Wolf (1974) tampalan terdiri
dari endlap serta sidelap. Endlap merupakan tampalan antara dua foto sepanjang jalur terbang
sedangkan sidelap merupakan tampalan antara dua jalur terbang yang bersebelahan. Luasnya
endlap dan sidelap sebesar 60% dan 30% agar dapat dibentuk mozaik.
Objek yang di cari koordinat pada foto udara adalah tandon air, tiang listrik pertigaan,
panel surya, atap dan parabola. Koordinat objek pada foto udara 265 dengan 266 berbeda,
karena adanya perbedaan titik prinsipal yang digunakan sebagai titik acuan. Koordinat

Laboratorium PenginderaanJauhFakultas Geografi UGM 2017| Halaman 2 dari 8


tandon warna biru, (-2,4;-8,7); koordinat tiang listrik pertigaan -5,6;-3,3 , koordinat parabola
adalah 1,2;-3,2, koordinat dari atap adalah 6,8;1,5, koordinat dari panel surya adalah 2,1;1,1,
koordinat tersebut terdapat pada foto udara 265. Koordinat objek pada foto udara 266 yaitu
koordinat tandon warna biru, 3,6;-9,2, koordinat pada tiang listrik pertigaan adalah -0,1;-3,6,
koordinat parabola adalah 8,2;-3,6, koordinat atap adalah 4,2 6,7 dan koordinat panel surya
adalah 5;3,6.
Topografi yang beragam akan mempengaruhi jarak objek dengan kamera sehingga
mempengaruhi skala foto udara. Skala foto udara akan semakin besar ketika terdapat pada
daerah dengan topografi yang lebih tinggi dan sebaliknya. Skala pada foto udara dapat
diketahui dari beberapa metode, yaitu perbandingan jarak fokus dan tinggi terbang wahana,
membandingkan jarak di lapangan dengan jarak di foto dan membandingkan jarak foto
dengan jarak di peta yang sudah di ketahui skalanya . Hasil perhitungan menggunakan
metode perbandingan jarak fokus dan tinggi terbang wahana dan perbandingan jarak jarak di
foto dengan jarak di lapangan menghasilkan skala yang hampir sama ( 1: 4286 dan 1: 4180 ).
Perhitungan skala dengan menggunakan Peta RBI sedikit sulit dilakukan karena adanya
proses generalisasi. Hasil dari pengukurannya pun dapat tidak akurat. Selain itu Peta RBI yang
digunakan apakah telah di perbaharui atau belum juga akan mempengaruhi hasil
pengukuran. Berdasarkan ketiga perhitungan tersebut, pengukuran skala yang akurat
menggunakan perbandingan jarak dipeta dengan jarak di lapangan.

Nilai

Laboratorium PenginderaanJauhFakultas Geografi UGM 2017| Halaman 3 dari 8


KESIMPULAN
1. Informasi tepi foto udara terdiri dari : tingkat keabuan, tanda fidusial, altimeter,
level/notepad, jam pemotretan, nomer seri lensa kamera, panjang fokus kamera,
nomor foto udara, nomor lokasi dan tanggal pemotretan, titik prinsipal, arah utara
dan skala. Setiap bagian-bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing yang dapat
digunakan untuk menambah informasi pada foto udara.
2. Foto udara steroskopis dapat dibentuk dengan menyusun foto udara yang saling
bertampalan baik side lap maupun endlap nya. Luasan untuk sidelap adalah 30%
sedangkan untuk endlap adalah 60 %
3. Tanda Fidusial merupakan 4 atau 8 tanda titik bidang fokus kamera udara yang
kegunaannya untuk menentukan titik utama foto udara (titik prinsipal) Titik fidusial
umumnya berbentuk segitiga. Titik prinsipal dapat di ketahui dengan menghubungkan
tanda fidusial yang saling berlawanan sisi
4. Aspek geometri foto bertujuan untuk mengetahui hubungan antara koordinat di foto
dengan koordinat di lapangan. Penentuan koordinat foto menggunakan sistem
koordinat kartesius dalam x dan y.
5. Perhitungan skala foto udara ditentukan dengan cara : perbandingan jarak fokus dan
tinggi terbang wahana, membandingkan jarak dilapangan dengan jarak difoto, dan
dengan membandingkan jarak foto dengan jarak di peta yang sudah ada skalanya.
Nilai

DAFTAR PUSTAKA
Paine, David P. 1992. Fotografi Udara.terj:Ir.Imam Abdul Rochman. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press
Wolf, Paul R. 1974. Elements of Photogrametry. Kogakusha : McGraw-Hill

Nilai

Laboratorium PenginderaanJauhFakultas Geografi UGM 2017| Halaman 4 dari 8


LAMPIRAN
1. Tabel Keterangan Informasi Tepi Foto Udara

No. Nama Keterangan


1. Tanda Fidusial Mengetahui orientasi titik tengah
2. Tingkat keabuan Mengetahui tingkat keabuan suatu image pada foto udara
3. Altimeter Memberikan informasi tinggi terbang pesawat terhadap
permukaan bumi, yang berpengaruh terhadap skala foto
udara yang dihasilkan.
4. Notepad/Level Mengetahui kondisi kemiringan antara pesawat udara
dengan kamera yang digunakan untuk pemotretan
terhadap permukaan bumi. Pada level, terdapat
niveau/gelembung udara yang menandakan kemiringan
kamera untuk pemotretan.
5. Jam pemotretan Memberikan informasi waktu pemotretan.
6. Nomor seri lensa Mengetahui jenis lensa kamera yang digunakan
kamera
7. Panjang Fokus kamera Mengetahui besar panjang fokus kamera yang digunakan
8. Nomor Foto Udara Memberikan informasi nomor seri foto udara agar dapat di
urutkan
9. Nama lokasi dan Memberikan informasi lokasi pemotretan dan waktu
tanggal pemotretan pemotretan
10. Titik Prinsipal Berfungsi sebagai pusat geometri foto
11. Arah Utara Untuk menentukan arah utara yang ditunjukkan pada
photo udara yang penentuannya mengacu pada waktu
pemotretan dan arah bayangan photo.
12. Skala Untuk mengetahui skala pada foto

2. Tabel Koordinat Objek pada Foto Udara

Foto Udara No. 265


No Objek Koordinat XY
1. Tandon warna biru (-2,4;-8,7)
2. Tiang Listrik pertigaan (-5,6;-3.3)
3. Parabola (1,2;3,2)
4. Atap (6,8;1,5)
5. Panel Surya (2,1;1,1)

Laboratorium PenginderaanJauhFakultas Geografi UGM 2017| Halaman 5 dari 8


Foto Udara No.266
No Objek Koordinat XY
1. Tandon warna biru (3,6;-9,2)
2. Tiang Listrik pertigaan (-0,1:-3,6)
3. Parabola (8,2;-3,6)
4. Atap (4,2;6,7)
5. Panel Surya (5;3,6)

3. Perhitungan Skala Berdasarkan Fokus dan Ketinggian Terbang


F Hy Hrel = Habs- Hy Skala =rel
Habs
28
28 mm 123,5 m 3,5 m Hrel =120 m S= 120
2,8
S = 12.000
S = 1 : 4.286

4. Perbandingan Skala Berdasarkan Perbandingan Jarak di Foto Lapangan

No Nama Objek Df Dl Skala


(jarak di foto (jarak di lapangan
udara) )
1. Bangunan 2,5 cm 104,5 m 2,5
=
Gedung 104,5
2,5
=
10.450
= 1: 4.180

5. Perhitungan Jarak pada Foto Peta

No Nama Objek Df Dp Pp Pf
1.
2.
3.
4.
5.

Laboratorium PenginderaanJauhFakultas Geografi UGM 2017| Halaman 6 dari 8


TUGAS
1. Apakah itu paralaks dan bagaimana cara perhitungannya ? Silakan jelaskan dan
apabila perlu disertai gambar !
Jawaban :
Paralaks merupakan perubahan ( displacement ) posisi suatu objek terhadap
suatu kerangka rujukan yang di sebabkan oleh perpindahan posisi pengamat.
Paralaks stereoskopik adalah perubahan kedudukan gambaran suatu titik pada
foto udara yang bertampalan sehubungan dengan perubahan kedudukan kamera
(Sutanto, 1994). Pergeseran letak paralaks hanya terjadi sejajar dengan jalur
terbang.

Gambar : Paralaks titik A, B dan U


Pengukuran paralaks dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain :
a. Pengukuran paralaks secara stereoskopik; dilakukan dengan menggunakan
batang paralaks atau parallax bar yang terdiri dari dua keping kaca yang diberi
tanda padanya. Tanda ini disebut tanda apung (floating mark). Masing-masing
keping kaca dipasang pada batang yang dapat diatur panjangnya yang diatur
dengan memutar sekrup mikrometer. Pengukuran dilakukan setelah foto
disetel di bawah pengamatan stereoskopik. Tanda apung kiri diletakkan pada
titik yang akan diukur paralaksnya di foto kiri, dan tanda apung kanan
diletakkan pada titik yang akan diukur paralaksnya pada foto kanan, dimana
peletakan dilakukan dengan melihat dari stereoskop. Kemudian dilakukan
pembacaan pada sekrup mikrometer yang dibaca dalam milimeter (mm).

Laboratorium PenginderaanJauhFakultas Geografi UGM 2017| Halaman 7 dari 8


b. Pengukuran paralaks dengan mistar
Paralaks titik A dan titik B dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
PA = XA1 (-XA2) = XA1 + XA2
PB = XB1 XB2

Gambar : Pengukuran paralaks dengan mistar


Sumber :
Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid 2. Cetakan ke-2. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Wolf, Paul R. 1974. Elements of Photogrametry. Kogakusha : McGraw-Hill

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/bambang-syaeful-hadi-spdmpd-
msi/diktat-fotogramteri.pdf

Laboratorium PenginderaanJauhFakultas Geografi UGM 2017| Halaman 8 dari 8

Anda mungkin juga menyukai