Anda di halaman 1dari 3

5-4 KARAKTERISTIK PANTULAN SPEKTRAL AIR DAN SALJU

Seperti vegetasi dan tanah, Pantulan spektral air memiliki beragam variasi panjang
gelombangtergantung dari interaksi terhadap energi yang terjadi. Untuk tubuh air,
interaksinya dipengaruhi oleh sifat alami air itu sendiri dan juga berbagai kondisi yang terjadi
pada air tersebut. Delineasi tubuh air dapat dilakukan dengan mudah menggunakan
gelombang inframerah dekat.Sementara aspek lain dari kondisi air dapat diakses dengan data
yang diambil dari panjang gelombang visibel. Pemetaan luas dan kondisi tutupan salju untuk
memperkirakan aliran permukaan/run off dari tumpukan salju yang terbaik dengan
menggunakan panjang gelombang inframerah.

Tubuh air menyerap hampir semua energi dari panjang gelombang inframerah dekat
dan inframerah tengah walaupu airnya dangkal, hanya sedikit yang dapat dipantulkan. Hal ini
memberikan keuntungan dalam pemetaan melalui penginderaan jauh dikarenakan dapat
diketahui perbedaan yang jelas antara tubuh air dengan vegetasi atau tanah dengan
pantulannya yang paling rendah pada panjang gelombang inframerah. Pada spektrum
inframerah tubuh air berwarna hitam dan memiliki perbedaan yang kontras dengan vegetasi
dan tanah disekitarnya. Salah satu contohnya seperti data hasil citra landsat yang digunakan
orang untuk menemukan danau dengan ukuran 2-4 hektar secara cepat dan mudah.

Pada spektrum gelombang visibel, unsur cahaya yang berinteraksi dengan tubuh air
menjadi lebih kompleks. Interaksi pada gelombang visibel dalam istilah keseimbangan energi
dengan persamaan (Iλ= Rλ + Tλ+ Aλ)tidak mudah untuk ditentukan tiap komponennya.
Pantulan (Rλ) pada tubuh air yang diterima dapat berupa permukaan airnya, material dasar
maupun materi yang tersuspensi. Sedangkan untuk transmisi dan absorbsi (Tλdan Aλ)
dipengaruhi oleh beragam tipe dan ukuran material dalam air berupa organik dan anorganik.

Dalam tujuan mengenali informasi tentang kondisi dan kualitas tubuh air dapat
dilakukan melalui pengukuran pantulan gelombang visibel. Air ditilasi memiliki pantulan
yang rendah dalam panjng gelombang visibel. Transmisi yang tinggi dan absorbsi yang
rendah menandakan bahwa tubuh air dangkal dan jernih. Di alam, tubuh air umumnya tidak
ada yang sangat bersih, melainkan ada beragam materi organik dan anorganik yang
terkandung di dalamnya. Material tersebu menyebabkan perbedaan penyebaran dan
penyerapan cahaya serta variasi transmisi energi yang melewati air. Ketiga hal ini yang
mengontrol pantulan spektral yang dapat diperhitungkan melalui penginderaan jauh.

Keruhnya air yang disebabkan oleh sedimen yang tersuspensi menjadi salah satu
faktor utama yang mempengaruhi respon sepektral tubuh air. Air keruh memiliki pantulan
yang lebih tinggi daripada air yang jernih. Puncak dari pantulan air keruh juga lebih panjang
daripada air jernih. Konsentrasi klorofil dalam air turut berpengaruh terhadap respon spektral.
Tingginya klorofil menyebabkan rendahnya pantulan pada gelombang biru tetapi tinggi
digelombang hijau.Selain air keruh dan klorofil, zat zat alami atau sintetik juga dapat
menyebabkan variasi respon spektral tubuh air seperti halnya tannin yang menyebabkan air di
sungai-sungai di Amerika Utara berwarna kuning kecoklatan.
Pantulan spektral terhadap air yang membeku dalam hal ini yaitu salju memiliki
karakteristik yang berbeda. Data satelit awalnya tidak dapat memetakan salju secara tepat
dikarenakan kesamaan respon spektralnya dengan awan. Sulit untuk memisahkan secara
spektral salju terhadap awan pada panjang gelombang 0,5 – 1,1 µm. Namun pada akhirnya
data scanner hiperspektral yang didapatkan dari satelit skylab menunjukkan bahwa salju
dapat dengan mudah dibedakan menggunakan panjang gelombang inframerah tengah.
Terutama pada panjang gelombang 1,55 – 1,75 µm dan 2,10 – 2,35 µm. Pada panjang
gelombang ini pantulan awan tinggi sehingga berwarna putih dan pantulan salju rendah
sehingga berwarna hitam. Penggunaan inframerah tengah yang paling cocok digunakan untuk
pemetaan tutupan salju dan kondisi salju dapat dinilai denga membandingkan data dari band-
bnd yang terdapat dalam cakupan inframerah dekat.

Efek temporal dan spasial pada karakteristik spektral dari fitur permukaan bumi

Efek temporal memberikan perubahan lokasi dari waktu ke waktu. Karakteristik spektral
dari beberapa spesies vegetasi berada dalam keadaan perubahan yang hampir berlanjut dan
spesies yang berbeda sering kali berubah pada waktu yang berbeda sepanjang siklus
pertumbuhan tahunan. Misalnya, beberapa daun pohon keluar lebih cepat di musim semi,
variasi waktu penuaan daun, dan perubahan warna yang disertai oleh peningkatan
kandungan klorofil dan perubahan struktur daun internal. Perubahan-perubahan musiman
tanaman tersebut berlangsung cepat, sehingga diperlukan data penginderaan jauh agar
dapat mengoptimalkan potensi yang ada. Perbedaan karakteristik pantulan pada suatu jenis
vegetasi di lokasi geografis yang berbeda disebut dengan efek spasial. Terdapat dua jenis
efek spasial yaitu pantulan spektral di area yang terbatas dan luas. Untuk area yang terbatas
pantulan vegetasi dipengaruhi oleh jarak tanam tanaman atau perubahan morfologi
tanaman, sedangkan di wilayah geografis yang relatif besar disebabkan oleh variabel
geografis seperti kondisi cuaca, jenis tanah, atau praktik budaya yang berbeda.

interpretasi yang tepat terhadap data sensor jarak jauh memerlukan pemahaman
menyeluruh tentang karakteristik temporal dan spasial yang melekat pada jenis penutup
vegetasi yang ada dan perubahan respons spektral yang terkait. Beberapa penyebab variasi
respons spektral pada penutup vegetasi

1. berbeda dalam jumlah penutup tanah (karena praktik budaya)

2. variasi jumlah penutup tanah (karena sebab alami)

3. variasi kedewasaan

4. Penyakit, tekanan kelembaban dan infestasi serangga.

geometri tanaman

5. Konfigurasi geometrik penutup tanah

6. Variabel enviromental
Banyaknya variasi respons spektral dapat menyebabkan kesulitan dalam analisis data sensor
jarak jauh jika tujuannya adalah untuk mengidentifikasi vegetasi tertentu Oleh karena itu,
perlu ditekankan bahwa pemahaman terhadap karakteristik secara menyeluruh ( area luas )
juga diperlukan yang juga untuk memaksimalkan perbedaan spektral yang mungkin ada
dalam spesies bila informasi yang dibutuhkan melibatkan kerapatan dan / atau kondisi dari
berbagai jenis. Penggunaan data multispektral untuk tanaman pertanian terkadang
menimbulkan kesulitan dalam hal analisis terutama jika data yang diperoleh pada awal
musim tanam. Untuk meminimalisir hal tersebut dapat dilakukan pemilihan yang tepat
terhadap data multispektral sepanjang tahun.

Anda mungkin juga menyukai