Anda di halaman 1dari 51

CAHAYA, SUHU DAN AIR

CAHAYA
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat
penting sebagai sumber energi utama bagi
ekosistem.
Ada tiga aspek penting yang perlu dikaji dari faktor
cahaya, yang sangat erat kaitannya dengan sistem
ekologi, yaitu:
a. Kualitas cahaya atau komposisi panjang gelombang.
b. Intensitas cahaya atau kandungan energi dari
cahaya.
c. Lama penyinaran, seperti panjang hari atau jumlah
jam cahaya yang bersinar setiap hari.
1. Kualitas Cahaya
Radiasi matahari merupakan gelombang
elektromagnetik dengan berbagai panjang
gelombang. Tidak semua gelombang-
gelombang tadi dapat menembus lapisan atas
atmosfer untuk mencapai permukaan bumi.

Panjang gelombang yg bermanfaat untuk


fotosintesis antara 0,39 – 7,6 mikron.
Pada ekosistem perairan, cahaya merah dan
biru diserap fitoplankton yang hidup di
permukaan sehingga cahaya hijau akan lewat
atau dipenetrasikan ke lapisan lebih bawah
dan sangat sulit untuk diserap oleh
fitoplankton.

Cahaya ultraviolet ==== dapat merusak atau


membunuh bacteria dan mampu
mempengaruhi perkembangan tumbuhan
(menjadi terhambat).
2. Intensitas cahaya
Intensitas cahaya atau kandungan energi, sangat
bervariasi baik dalam ruang/ spasial maupun dalam
waktu/temporal.
Intensitas cahaya terbesar terjadi di daerah tropika,
terutama daerah kering (zona arid), sedikit cahaya yang
direfleksikan oleh awan.

Pada garis lintang yang tinggi matahari berada pada


sudut yang rendah terhadap posisi bumi dan permukaan
atmosfer, dengan demikian sinar menembus lapisan
atmosfer yang panjang, dan mengakibatkan lebih
banyak cahaya yang direfleksikan oleh lapisan awan dan
pencemar di atmosfer.
Kepentingan Intensitas Cahaya
Kanopi daun akan menentukan jumlah cahaya
/energi yang dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan.

Cahaya yang kuat dapat merusak enzim akibat


foto-oksidasi, dan menganggu metabolisme
organisme terutama kemampuan di dalam
mensisntesis protein.
Titik Kompensasi
Intensitas cahaya dengan laju fotosintesis
(pembentukan karbohidrat), yang dapat
mengimbangi kehilangan karbohidrat akibat
respirasi dikenal sebagai titik kompensasi.
Harga titik kompensasi ini akan berlainan
untuk setiap jenis tumbuhan.
Heliofita dan Siofita
Tumbuhan yang teradaptasi untuk hidup pada tempat –
tempat dengan intensitas cahaya yang tinggi disebut
tumbuhan heliofita.

Sebaliknya tumbuhan yang hidup baik dalam situasi jumlah


cahaya yang rendah, dengan titik kompensasi yang rendah
pula disebut tumbuhan yang senang teduh (siofita),
metabolisme dan respirasinya lambat.

Salah satu yang membedakan tumbuhan heliofita dengan


siofita adalah tumbuhan heliofita memiliki kemampuan
tinggi dalam membentuk klorofil.
3. Lama Penyinaran
Lama penyinaran relatif antara siang dan malam dalam
24 jam akan mempengaruhi fisiologis dari tumbuhan.
Fotoperiodisme adalah respon dari suatu organisme
terhadap lamanya penyinaran sinar matahari.

Contoh fotoperiodisme: pembungaan, jatuhnya daun,


dan dormansi.
• Di daerah khatulistiwa lamanya siang hari atau
fotoperiodisme akan konstan sepanjang
tahun, sekitar 12 jam.
• Di daerah temperat/bermusim, panjang hari
lebih dari 12 jam pada musim panas, tetapi
akan kurang dari 12 jam pada musim dingin.
Apabila tumbuhan hidup pada kondisi
fotoperiodisme yang tidak optimal, maka
pertumbuhannya akan bergeser ke pertumbuhan
vegetatif.

Di daerah khatulistiwa, tingkah laku tumbuhan


sehubungan dengan fotoperiodisme ini tidaklah
menunjukkan adanya pengaruh yang mencolok.
Tumbuhan akan tetap aktif dan berbunga
sepanjang tahun asalkan faktor- faktor lainnya
dalam hal ini suhu, air, dan nutrisi tidak merupakan
faktor pembatas.
Berdasarkan respon thd periode siang dan malam, tumbuhan
berbunga dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

a. Tumbuhan hari panjang


Tumbuhan yang memerlukan lamanya siang hari lebih dari 12 jam
untuk terjadinya proses perbungaan, seperti gandum, bayam, dll.

b. Tumbuhan hari pendek


Tumbuhan yang memerlukan lamanya siang lebih pendek dari 12
jam untuk terjadinya proses perbungaan, seperti tembakau dan
bunga krisan.

c. Tumbuhan berhari netral


Tumbuhan yang tidak memerlukan periode panjang hari tertentu
untuk proses perbungaannya, misalnya tomat.
2. SUHU
Suhu berperan langsung pada fungsi
tumbuhan yaitu mengontrol laju proses-
proses kimia dalam tumbuhan , sedangkan
peran tidak langsung yaitu mempengaruhi
faktor-faktor lainnya terutama suplai air, laju
evaporasi, keefektifan hujan juga laju
kehilangan air dari organisme.
Variasi suhu
Sangat sedikit tempat- tempat di permukaan bumi
secara terus- menerus berada dalam kondisi terlalu
panas atau terlalu dingin untuk sistem kehidupan,
suhu biasanya mempunyai variasi baik secara ruang
maupun secara waktu.

Variasi suhu ini berkaitan dengan garis lintang, dan


sejalan dengan ini juga terjadi variasi lokal
berdasarkan topografi dan jarak dari laut.
Begitu matahari terbit , permukaan bumi mulai panas
maka suhu akan naik dengan cepat, setelah lewat petang
mulailah terjadi penurunan suhu.

Pada malam hari terjadi penurunan suhu muka bumi ,


panas yang diterima melalui radiasi dari matahari tidak
ada, sedangkan reradiasi berjalan terus, akibatnya ada
kemungkinan suhu permukaan bumi lebih rendah dari
suhu udara disekitarnya.

Proses ini akan menimbulkan fluktuasi suhu harian, dan


fluktuasi suhu yang paling tinggi akan terjadi di daerah
antara ombak di tepi pantai.
Berbagai penyebab variasi suhu :
a. Komposisi dan warna tanah, makin terang
warna tanah makin banyak panas yang
dipantulkan, makin gelap warna tanah makin
banyak panas yang diserap.

b. Kegemburan dan kadar air tanah, tanah yang


gembur lebih cepat memberikan respon pada
pancaran panas daripada tanah yang padat,
terutama erat kaitannya dengan penembusan
dan kadar air tanah, makin basah tanah makin
lambat suhu berubah.
c. Kerimbunan Tumbuhan,
fluktuasi suhu dalam hutan jauh lebih rendah
dibanding dengan fluktuasi di tempat terbuka atau
tidak bervegetasi.

d. Iklim mikro perkotaan, Asap dan gas yang


terdapat di udara kota sering mereduksi radiasi.

e. Kemiringan lereng dan garis lintang, kemiringan


lereng sebesar 50 dapat mereduksi suhu sebanding
dengan 450 km perjalanan arah ke kutub.
Suhu dan Tumbuhan
Kisaran suhu bumi antara 00 C sampai dengan 500 C, dalam
kisaran suhu ini individu tumbuhan mempunyai suhu
minimum, maksimum dan optimum yang diperlukan untuk
aktifitas metabolismenya. Suhu- suhu tersebut dikenal dengan
suhu kardinal.

Kisaran toleransi suhu bagi tumbuhan sangat bevariasi, untuk


tanaman di tropika, semangka, tidak dapat mentoleransi suhu
di bawah 150 – 180 C, sedangkan untuk biji- bijian tidak bisa
hidup dengan suhu di bawah minus 20 C – minus 50 C.

Untuk tumbuhan konifer toleransi suhu sampai minus 300 C.


Tumbuhan air umumnya mempunyai kisaran toleransi suhu
yang lebih sempit jika dibandingkan dengan tumbuhan di
daratan.
3. AIR
Air merupakan sumber kehidupan yang sangat penting.
Tanpa air seluruh organisme tidak dapat hidup.

Bagi tumbuhan, air berperan melarutkan dan membawa


makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam
tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah
hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang
bersangkutan.

Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah


sekitar 1.368 juta km3. Terdapat dalam bentuk uap air, es,
cairan dan salju. Air tawar terutama terdapat di danau,
sungai, air tanah (ground water) dan gunung es (glacier).
Sifat air

1. Berbentuk cair pada suhu ruang.


2. Sebagai penyimpan panas yang baik.
3. Panas laten vaporisasi dan fusi yang tinggi.
Panas laten vaporisasi adalah energi yang
dibutuhkan untuk menguapkan 1 g pada suhu
20oC. Sedangkan panas laten fusi adalah energi
yang dibutuhkan untuk mencairkan 1 g es pada
suhu 0oC. Besarnya energi panas laten vaporisasi
adalah 586 cal dan untuk panas laten fusi adalah
80 cal.
4. Viskositas (hambatan untuk pengaliran)
rendah. Viskositas air yang rendah ini
menyebabkan air menjadi pelarut yang baik.
5. Adanya gaya adhesi dan kohesi. Air bersifat
polar sehingga gaya tarik menarik antara
molekul air dengan molekul lainnya (misalnya
dengan protein dan polisakarida penyusun
dinding sel) akan mudah terjadi.
Adhesi merupakan daya tarik menarik antara
molekul air yang berbeda. Kohesi adalah daya
tarik menarik antara molekul yang sama.
Adanya kohesi dan adhesi ini menyebabkan
air dapat diangkut ke seluruh tubuh
tumbuhan melalui jaringan xilem.
Jenis – jenis air

1. Air tanah (ground water), air yang terdapat di bawah


permukaan tanah. Pergerakan air tanah sangat lambat,
kecepatan arus berkisar antara 10-10-10-3 m/detik sehingga
waktu tinggal air (residence time) berlangsung lama.

Air tanah ada dua jenis yaitu air tanah preatis dan artesis.
Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh
dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap
air/impermeable. Sedangkan air tanah artesis merupakan
air tanah yang letaknya sangat jauh di dalam tanah serta
berada di antara dua lapisan kedap air.
2. Air permukaan (surface water), adalah air
yang terdapat di atas permukaan bumi dan
tidak terinfiltrasi ke dalam bumi. Contoh laut,
sungai, danau, kali, rawa, empang, Dua jenis
air permukaan yaitu perairan tergenang
(lentik) dan perairan mengalir (lotik). Pada
umumnya perairan lentik ini dicirikan dengan
arus yang lambat (0,001-0,01 m/detik)
sehingga waktu tinggal air (residence time)
dapat berlangsung lama.
Mata air.
Air mata air berasal dari air hujan yang masuk meresap
kedalam tanah dan muncul keluar tanah kembali karena
kondisi batuan geologis didalam tanah. Kondisi geologis
mempengaruhi kualitas air mata air.

Air tanah berasal dari air hujan yang meresap dan


tertahan di dalam bumi. Air tanah dapat dibagi menjadi
air tanah dangkal dan air tanah dalam.

Air permukaan sifatnya sangat mudah terkotori dan


tercemar oleh bahan pengotor dan pencemar yang
mengapung, melayang, mengendap dan melarut di air
permukaan.
Peranan Air bagi Tumbuhan
1. Penyusun jaringan tanaman. Antara 40%
sampai 60% dari berat segar pohon tersusun
atas air.

2. Sebagai Penunjang jaringan-jaringan yang


tidak berkayu.
Bila sel-sel jaringan cukup air, maka akan
kokoh. Air sel tumbuhan tersebut akan
menghasilkan tekanan yang disebut tekanan
turgor.
3. Alat Angkut materi dan nutrisi.
4. Mengatur suhu tubuh tumbuhan.
5. Pelarut dan medium reaksi biokimia
6. Memberikan turgor bagi sel (penting untuk
pembelahan sel dan pembesaran sel)
7. Bahan baku fotosintesis
SIKLUS AIR
Adaptasi tumbuhan terhadap kondisi ekstrim

Pengelompokan tumbuhan berdasarkan toleransinya


terhadap air :

1. Hidrofit, merupakan kelompok tumbuhan yang hidup


dalam air atau pada tanah yang tergenang secara
permanen.
2. Halofita, merupakan kelompok tumbuhan yang
tumbuh pada lingkungan berkadar garam tinggi.
3. Xerofita, kelompok tumbuhan yang teradaptasi untuk
hidup di daerah kering.
4. Mesofita, kelompok tumbuhan yang bertoleransi pada
kondisi air tanah yang tidak terlalu ekstrim.
Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri antara lain:


• variasi suhu tidak menyolok,
• penetrasi cahaya kurang,
• dipengaruhi iklim dan cuaca

Tumbuhan : alga biru dan alga hijau, teratai


(Nymphaea gigantea),
Hewan:
plankton,nekton, benthos.
• Penggolongan organisme dalam air :
1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof
(tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora
predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup
pada substrat sisa-sisa organisme.

2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai


berikut.

a. Plankton;
terdiri alas fitoplankton dan zooplankton;
biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak
aliran air.

b. Nekton;
hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston;
organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.

d. Perifiton;
merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung
pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.

e. Bentos;
hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada
endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas,
misalnya cacing dan remis.
Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari
beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.

Pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari.

a) Fotik zone
b) Afotik zone

Berdasarkan kedalaman danau dibagi menjadi 4 daerah:


a) Daerah litoral
merupakan daerah dangkal, cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang
hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang
berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.

Keragaman organisme :
jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis,
serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan
ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
b. Daerah limnetik

Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri, zooplankton seperti
Rotifera dan udang- udangan kecil

c. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi
seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah
limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.

d. Daerah bentik
Merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.
Macam Danau berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu :

a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena
fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih sekali,
dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang
tahun.

b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan,
karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat
bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.

Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-
materi organik yang masuk dan endapan, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan
pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan
sejumlah nitrogen dan fosfor.

Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak
dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke
satu arah. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi
sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.

Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung


komunitas plankton untuk berdiam diri, karena
akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi
fotosintesis dari ganggang yang melekat dan
tanaman berakar, sehingga dapat mendukung
rantai makanan.
Ekosistem akuatik dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Ekosistem air tawar
2. Ekosistem air laut

Ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua, yaitu:


1. Ekosistem air tenang (lentik) misalnya: danau, rawa.
2. Ekosistem air mengalir (lotik) misalnya: sungai, air terjun.

Ciri-ciri ekosistem air tawar:


a. Kadar garam/salinitasnya sangat rendah.
b. Variasi suhu sangat rendah.
c. Penetrasi cahaya matahari kurang.
d. Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Pengelompokkan Organisme berdasarkan cara memperoleh
makanan atau energi, dibagi menjadi 2 kelompok:

a. Organisme autotrof :
organisme yang dapat mensintesis makanannya sendiri
(tumbuhan hijau), peranannya sebagai produsen dalam
ekosistem air tawar.

b. Fagotrof dan Saprotrof :


merupakan konsumen dalam ekosistem air tawar. Fogotrof
adalah pemakan organisme lain, sedang Saprotrof adalah
pemakan sampah atau sisa organisme lain.
Selama musim panas, suhu air pada lapisan atas
menjadi lebih tinggi dari pada lapisan bawah
sehingga hanya air lapisan atas yang mengalami
sirkulasi dan tidak bercampur dengan lapisan di
bawahnya, sehingga terdapat lapisan dengan
gradient temperatur yang tajam yang di sebut
dengan Thermocline.

Air hangat yang mengalami sirkulasi pada bagian atas


disebut Epilimnion yang terjadi pada permukaan atas
danau. Air dingin pada bagian bawah yang tidak
mengalami sirkulasi di sebut dengan Hypolimnion.
TUGAS RUMAH
• Menganalisis permasalahan yang ada di lingkungan sekitar kita dan mencari dasar hukum
penyelesaiannya :
Contoh:
• Polusi udara
• Polusi tanah
• Polusi air
• Deforestasi
• Alih fungsi lahan
• Eksploitasi satwa dilindungi
• Erosi,banjir, sedimentasi.
• Bahan buangan
• Limbah B3
• Polusi pestisida
• Sistem konservasi lahan
• Pemanfaatan bahan pencemar
• Teknologi berwawasan lingkungan
• Dinamika ekosistem
• Kebijakan pertanian
• Pengendalian hama secara hayati
• dll

Anda mungkin juga menyukai