Anda di halaman 1dari 23

Pembangunan

Apartemen Taman Melati


Kelompok Envi
Latar Belakang
Yogyakarta dikenal sebagai salah satu destinasi wisata dan kota pelajar.
Tak heran jika banyak pendatang baru setiap tahunnya untuk menuntut
ilmu di Yogyakarta . Wisata budaya hingga wisata laut dapat ditemukan di
Yogyakarta. Hal l yang mendorong Kota Yogyakarta menjadi tujuan wisata
adalah minimnya dana yang perlu dikeluarkan apabila dibandingkan
dengan kota-kota destinasi wisata yang lain. Banyaknya wisatawan dan
pendatang baru yang mengunjungi Kota Yogyakarta mendorong para
pengusaha untuk berlomba-lomba mendirikan hunian bagi para wisatawan.
Mulai dari hotel hingga apartemen mulai menjamur di Yogyakarta.
Apartemen menjadi salah satu alternatif bagi wisatawan yang
menjadikan suatu kota menjadi agenda rutin wisata mereka untuk
ditinggali selama liburan. Mereka tidak perlu memikirkan lagi akan
menginap dimana apabila telah memiliki apartemen di suatu kota
tertentu. Selain itu, apartemen juga dapat digunakan sebagai investasi.

Kenyataan yang ada sekarangpun adalah mayoritas pemilik apartemen


bukanlah orang pribumi dan jarang sekali menempati apartemen yang
mereka miliki.
Meningkatnya ketertarikan akan apartemen akhirnya membuat para
pengusaha hunian menjadi tidak puas dan berniat menambah jumlah
apartemen di Yogyakarta, sementara lahan di Yogyakarta kini mulai
menipis.

Akhirnya yang terjadi adalah tidak sedikit apartemen yang membangun


tidak pada tempatnya (menyalahi aturan) dan mengakibatkan banyak
efek bagi pribumi.
Pokok Bahasan Permasalahan

Akses kendaraan.

Potensi limbah.

Dampak air terhadap masyarakat.


Akses Kendaraan
Syarat syarat bangunan apartemen menurut (Times-Saver Standards
For Building Types), adalah:

1. Bagian entrance harus mudah diakses dan mudah akses bila terjadi
kebakaran.

2. Lebar entrance minimal 5, 5 meter atau dapat dilalui untuk 2 mobil.

Kenyataan yang ada adalah jalan masuk Apartemen Taman Melati melalui
selokan Mataram kecil, sehingga berpotensi menimbulkan kemacetan,
terlebih apabila terjadi kebakaran, unit mobil pasti akan kesulitan
memasuki apartemen.
Potensi Limbah
Hal itu diakui oleh Project Manager Property , Djoko Santoso saat ditemui
dikantor Marketing YAP Square B-2 Jl C Simanjuntak Terban Yogyakarta, Senin
(15/10). Dijelaskannya saat ini rencana pembangunan apartemen itu masih dalam
proses perijinan , direcanakan setelah ijin rampung akan segera realisasi. Regulasi
perijinan sedang kami penuhi, mulai dari Pengeringan Tanah, Ijin Pemanfaatan
tanah dan Analisis mengenai dampak lingkungan Hidup (AMDAL) (Anonim, 2016).

Padahal pembangungan sudah terlihat sejak Agustus 2016. Potensi yang ditakutkan
ialah proses perizinan yang belum selesai namun sudah melanggar ketentuan izin
bangun. Yang menyebabkan salah satu pokok bahasan (limbah) tidak di pikir secara
matang sehingga dapat menimbulkan pencemaran dan buangan limbah yang
berpotensi dibuang ke Kali Code.
Air terhadap Masyarakat
Ketentuan penggunaan air untuk
apartemen dan hotel harus
menggunakan sumur air dalam,
jika menggunakan sumur air
dangkal dapat menyebabkan
menurunya permukaan air pada
tanah yang mengakibatkan
sulitnya air sumur untuk
masyarakat sekitar.
Pembahasan
Ekologikal.

Wilayah.

Spasial.
Ekologikal
Warga mengeluhkan mengenai sedikitnya debit air tanah atau air sumur yang
ada setelah adanya pembangunan apartemen ini, warga mensinyalir
pembangunan apartemen menjadi faktor utama yang menyebabkan air sumur
berkurang debitnya.

Terkait pembangunan apartemen Taman Melati yang ada di pinggir sungai, warga
juga mengeluhkan kekhawatiran nya pembangunan akan merusak ekosistem
sungai.

Dampak lingkungan lainnya yang bisa saja terjadi adalah mengenai kualitas
tanah disekitar pembangunan apartemen yang mengalami alih fungsi lahan, dari
lahan hijau menjadi lahan beton yang menjulang tinggi.
Spasial
Pembangunan Apartemen Taman Melati jika dilihat dari keistimewaan tata
ruang kota Yogyakarta

Kota Yogyakarta dalam dasa warsa terakhir ini menghadapi permasalahan


yang dilematis dengan maraknya pembangunan hotel dan apartemen di
seluruh penjuru kota, salah satunya Apartemen Taman Melati.

Ketentuan mengenai penataan ruang terdapat dalam UU No 13 tahun


2012. Namun UU ini tidak cukup sebagai acuan dalam pengaturan
keistimewaan tata ruang kota Yogyakarta. Konsep keistimewaan tata ruang
kota Yogyakarta saat ini tidak jelas. Padalah pertimbangan dasar dari
keistimewaan Yogyakarta adalah berdasarkan akar sejarah dan budaya.
Induk tata ruang keistimewaan adalah teks yang ada di buku
negarakertagama.
Penanda keistimewaan Yogyakarta dalam tataran konsep adalah struktur
poros monumental Tugu-Kraton-Panggung Krapyak dan Struktur Mandala
Masjid Pathok Negoro. Kemudian pola ruang kampung-kampung prajurit
Kraton. Sedangkan keistimewaan tata ruang dalam praktek diwujudkn dalam
kawasan Jeron Beteng

Namun konsep pembangunan apertemen taman melati ini, justru


dikembangkan lewat pengetahuan modern yang berbasis pada negara barat,
sehingga terkesan meninggalkan keraifan lokal di Yogyakarta sendiri .
Peraturan lain yang mengatur tentang tata ruang adalah Peraturan Daerah
(Perda) No.1/2015 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK). Salah
satu yang diatur dalam Perda RDTRK adalah ketinggian bangunan supaya
tata kota tidak terlihat semrawut. Ketinggian bangunan dibatasi hanya
sampai 32 meter. Tapi pembangunan apartemen ini melebihi batas dari
ketinggian yang telah ditetapkan yaitu setinggi 52,5 meter.
Wilayah
Pendekatan wilayah merupakan gabungan dari pendekatan kelingkungan dan
pendekatan keruangan, dimana pembangunan apartemen Taman Melati di
pengaruhi oleh faktor fisik dan manusia.

Pengaruh fisik terhadap pembangunan apartemen sendiri adalah karena


letaknya yang strategis, yaitu berdekatan dengan Perguruan Tinggi Negeri .

Faktor manusia yang mempengaruhi adalah adanya pendatang baru yang


masuk ke Yogyakarta. Adanya migrasi ini menyebabkan kebutuhan akan tempat
tinggal yang nyaman dan aman di tengah padatnya pemukiman penduduk di
sekitar kampus. Hal ini dimanfaatkan oleh salah satu perusahaan yang bergerak
di bidang properti untuk membangun sebuah apartemen dengan konsep
modern di tengah padatnya pemukiman penduduk.
Namun pembangunan ini mendapatkan banyak pertentangan dari masyarakat
disekitarnya. Masyarakat di sekitarnya mengkhawatirkan akan berkurangnya
persediaan air tanah karena dibangunnya apartemen. Ditambah sisi samping
dari apartemen ini adalah sungai.

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 merupakan salah satu acuan atau
pedoman dalam mengatur mengenai ruang sungai, pengelolaan sungai,
perizinan, sistem informasi, dan permberdayaan masyarakat. Dalam peraturan
tersebut kawasan kanan kiri sungai dibatasi oleh garis sempadan. Garis batas
ini berfungsi untuk menjamin kelestarian dan fungsi sungai, dan juga menjaga
masyarakat dari bahaya bencana seperti banjir & longsor. Pada kenyataannya di
lapangan, pembangunan apartemen malati ini melanggar dan terus mendirikan
bangunan-bangunan di sekitar sungai tanpa memperhitungkan batasannya.
Dampak
Sosial Budaya.

Ekonomi.
Sosial Budaya
6

4
Setuju
3 Tidak peduli
2 Menolak

0
Pendapat Masyarakat
Positif Negatif
Berkurangnya ketersediaan air tanah di

wilayah sekitar yang mempengaruhi aktivitas

sehari-hari.

Menyerap Sumber Daya Manusia (mengurangi pengangguran). Potensi banjir di daerah tersebut.
Daerah tersebut menjadi ter-ekspose.
Aksesbilitas ke daerah disekitar terganggu.
Jika diterima dengan baik,maka mampu menciptakan inovasi,
akulturasi dan asimilasi budaya dengan budaya masyarakat Terganggunya kegiatan masyarakat disekitar.
sekitar.
Masuknya pendatang dari luar daerah,sedikit
Perekonomian membaik, membawa kesejahteraan bagi
masyarakat sekitar.
banyak berpengaruh terhadap adat dan

Bertambahnya sarana prasarana berupa lahan huni.


budaya masyarakat disekitarnya.

Matinya berbagai profesi di sekitarnya.

Lahan terbuka makin berkurang (kepadatan

pembangunan dan permukiman).


Ekonomi
Berkurangnya lahan produktif.

Perekonomian daerah tersebut terangkat.

Peningkatan kas daerah.


Solusi
Solusi untuk masalah yang timbul berkaitan dengan pembangunan
apartemen Taman Melati ini adalah :

1. Akses masuk dan keluar perlu diperhatikan.

2. Adanya pemrosesan limbah yang baik, limbah tidak dibuang


sembarangan ke sungai namun diproses terlebih dahulu agar tidak
mencemari lingkungan.

3. Menggunakan air dalam.

Anda mungkin juga menyukai