Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Perkembangan suatu kota atau perkotaan dapat dianalisis menggunakan citra penginderaan jauh.
Resolusi temporal yang dimiliki oleh citra penginderaan jauh dapat membantu dalam melakukan
pengamatan adanya perkembangan kota atau perkotaan. Salah satu contoh analisis yang dapat dilakukan
adalah pada Jalan Raya Tajem. Jalan Raya Tajem berapa pada wilayah perkotaan di sisi barat daerah
Sleman. Perbandingan citra pada dua tahun yang berbeda dapat menunjukkan adanya perkembangan
sepanjang Jalan Raya Tajem dengan melihat pada adanya perubahan (changes) dan pemekaran
(spreading). Tahun yang dipilih adalah 2012 dan 2017 sehingga memiliki rentang waktu 5 tahun yang
diasumsikan telah mengalami cukup banyak perkembangan diiringi dengan pesatnya perkembangan
wilayah perkotaan saat ini.

Pembacaan dua citra pada tahun yang berbeda dapat memperlihatkan adanya perkembangan
wilayah baik itu perubahan maupun pemekaran. Objek yang dikatakan berubah ditandai dengan adanya
perbedaan penggunaan dan pemanfaatan lahan secara visual (objek fisik). Misalnya pada citra tahun 2012
berupa lahan sawah namun pada citra tahun 2017 menjadi bangunan maka secara otomatis pemanfaatan
lahannya berubah. Objek yang dikatakan mekar ditandai dengan adanya objek atau bangunan yang sama
dengan pemanfaatan sama namun bertambah luas. Misalnya pada citra tahun 2012 tampak adanya
bangunan yang diinterpretasi sebagai pabrik hanya satu petak di pinggir jalan, namun pada tahun 2017
bertambah luas menjadi 3 petak ke belakang maka pemanfaatannya masih sama namun terjadi
pemekaran luas pabrik. Jika perubahan yang terjadi bukanlah pada objek fisik yang tampak pada citra
melainkan pada pemanfaatan lahan, maka diperlukan adanya survei lapangan dan local knowledge dari
interpreter.

Kedua citra yang digunakan adalah dari Google Earth yang memiliki resolusi spasial 3 meter. Hasil
interpretasi dari kedua citra didapatkan beberapa lokasi yang mengalami perubahan dan perkembangan.
Pembacaan citra dengan pelaksanaan lapangan dilakuka secara bersamaan dengan menyusuri sepanjang
Jalan Raya Tajem untuk melakukan validasi dari objek nyata. Akibat dari resolusi citra yang kurang detil
maka beberapa objek kecil kurang bisa diinterpretasi dengan benar sehingga terdapat beberapa hasil
interpretasi perubahan yang salah. Hasil interpretasi pada objek yang mengalami pemekaran sebagian
besar sudah benar. Sebagian besar hasil interpretasi sudah benar jika dibandingkan dengan kondisi yang
ada di lapangan. Adanya local knowledge dari salah satu interpreter juga menguatkan kebenaran
interpretasi yang dilakukan.

Pengamatan dilakukan dari ujung Selatan Jalan Raya Tajem yang merupakan pertemuan dengan
jalan Ringroad Utara menuju ke arah luar (menjauhi perkotaan) yaitu ke arah Utara. Jika diamati pada
keseluruhan kondisi wilayah yang ada di sepanjang Jalan Raya Tajem, maka wilayah tersebut masuk dalam
wilayah perkotaan dengan pengembangan wilayah yang tidak terlalu pesat. Hal tersebut ditunjukkan pada
hasil pengamatan bahwa hanya sedikit objek yang mengalami perubahan dan pemekaran dalam kurun
waktu 5 tahun dari tahun 2012 hingga 2017. Sepanjang jalan terdapat banyak objek terbangun yang
mengalami pola melompat seperti pada ruko yang diselingi dengan satu petak lahan kosong kemudian
dilanjutkan lagi dengan ruko. Pola seperti ini terulang beberapa kali hingga akhirnya sampai pada batas
wilayah perkembangan perkotaan sejauh 2,1 kilometer. Setelah itu terdapat gap lahan sawah yang cukup
luas sehingga menjadi batas dari perkembangan yang terjadi. Objek terbangun yang ada hanya sepanjang
pinggir Jalan Raya Tajem dan tidak sampai jauh ke dalam sehingga dapat dikatakan memiliki pola
memanjang mengikuti jalan utama. Oleh karena itu, perkembangan yang terjadi di sepanjang Jalan Raya
Tajem tidaklah banyak jika dibandingkan dengan Jalan Kaliurang.

Anda mungkin juga menyukai