Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

Analisa Spasial & Penginderaan Jauh

Dosen Pengampu :

Anif Farida, S.Si., M.Sc.

Disusun oleh :
Nama : Erwin Cahyo Santoso
NIM : 202122201049

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG
2023
• Kurva pantulan spektral utk objek tanah, air, vegetasi pada berbagai panjang
gelombang
Setiap objek di permukaan bumi memiliki respon spektral yang berbeda-beda terhadap
energi elektromagentik yang mengenainya. Objek di permukaan bumi secara umum jika berkaitan
dengan penginderaan jauh dikelompokkan menjadi 3 objek, yaitu vegetasi, air, dan tanah. Berikut
merupakan kurva pantulan spektral dari ketiga objek tersebut :

Gambar 1. Kurva Pantulan Spektral Objek Vegetasi, Air, dan Tanah


Sumber : raharjabayu.wordpress.com
• Objek Vegetasi :
Rendahnya pantulan spektral pada saluran biru dan merah dikarenakan adanya penyerapan
klorofil yang kuat pada julat gelombang 0.43-0.45 (biru) dan 0.65-0.66 (merah) guna proses
fotosintesis sedangkan pada saluran biru yang berada di antara saluran biru dan merah mengalami
penyerapan klorofil yang relatif lebih rendah dan dipantulkan lebih banyak dibandingkan saluran
merah dan biru sehingga menyebabkan vegetasi yang sehat nampak hijau di mata kita.
Meningkatnya secara drastis pantulan spektral pada saluran inframerah dekat 0.7-1.2 dikarenakan
peran dari jaringan spons daun pada vegetasi. Menurunya pantulan pada panjang gelombang 0.97,
1.19, 1.45, 1.94 dan 2.6 dikarenakan adanya penyerapan air yang kuat.
• Objek Air :
Grafik pantulan spektral objek air dicirikan dengan terus menurun dari saluran biru hingga
inframerah dekat. Pada saluran inframerah dekat hampir mendekati nol nilai pantulannya akibat
hampir seluruh energi terserap oleh air. Penyerapan paling sedikit dan adanya hamburan dalam
kolom air pada saluran biru menyebabkan paling tingginya pantulan spektral pada saluran biru dan
terlihatnya air yang berwarna biru di mata kita.
• Objek Tanah :
Grafik pantulan spektral dari objek tanah cenderung terbalik dengan grafik pantulan objek
vegetasi. Pantulan spektral untuk objek tanah cenderung naik seiring bertambah panjangnya
gelombang yang diakibatkan oleh material organik, tingkat kelembaban, dan oksidasi pada tanah.
Adanya penurunan pada panjang gelombang 1.35 dan 1.95 dikarenakan pada panjang gelombang
tersebut terjadi penyerapan kandungan air pada tanah sedangkan penurunan pada panjang
gelombang di atas 2.0 biasanya diakibatkan oleh adanya lempung.
• Pola Spektral
Penginderaan jauh memanfaatkan energi yang diterima sensor dari pantulan atau pancaran
gelombang elektromagnetik dari obyek di muka bumi. Pengenalan obyek dari sebuah citra satelit
memanfaatkan nilai-nilai spektral yang berasal dari nilai energi yang diterima oleh sensor tersebut.
Sebuah piksel memiliki informasi tentang obyek di lapangan. Kesulitan dapat muncul dalam
pengenalan obyek yang mendasarkan pada nilai spektral citra dari satu saluran. Kesulitan tersebut
akan terkurangi dengan memanfaatkan nilai spektral dari dua atau lebih saluran. Variasi nilai
spektral dari berbagai saluran dapat dibandingkan sehingga akan meningkatkan akurasi interpretasi
terhadap suatu piksel. Pola spektral tersusun oleh respon spektral beberapa panjang gelombang
terhadap suatu obyek. Setiap obyek memiliki karakteristik yang berbeda dalam interaksinya dengan
suatu panjang gelombang elektromagnetik. Masing-masing panjang gelombang juga memiliki
karakteristik yang berbeda ketika berinteraksi dengan obyek, walaupun obyek tersebut adalah
sama. Dengan melakukan pengukuran energi terpantulkan atau yang dipancarkan suatu obyek
muka bumi pada berbagai panjang gelombang dapat diperoleh suatu bentuk pola spektral obyek.
Pada bagian lain, pola spektral terbentuk oleh perbedaan kemampuan berbagai material dalam
menyerap, memantulkan, dan memancarkan energi radiasi (Adams, 2006).
Terdapat beberapa obyek dominan di permukaan bumi yang banyak digunakan sebagai
parameter penelitian lingkungan, diantaranya adalah vegetasi, tanah, batuan dan air.
Karakteristik dari pantulan spektral tanah memiliki bentuk yang berbalik dengan pantulan
spektral air. Kurva pantulan tanah selalu naik dari spektrum biru hingga spektrum infra merah.
Reflektivitas dari tanah disebabkan oleh keberadaan material organik, tingkat kelembaban, dan
oksida besi pada tanah.
Serapan oksida besi banyak terjadi pada spektrum ultraviolet, sehingga nilai pantulan tanah
pada spektrum tersebut sangat rendah. Kandungan oksida besi juga memberikan pengaruh terhadap
reflektivitas tanah berupa serapan pada rentangan 0.85 hingga 0.93 µm. Sementara serapan oleh
kandungan air terjadi pada rentang spektral 1.35 hingga 1.5 µm dan 1.75 hingga0.95 µm. Pantulan
spektral tanah ini cenderung turun pada rentang spektral di atas 2µm yang diakibatkan biasanya
oleh adanya lempung. Pada rentangan spektrum tampak secara visual nampak oksida besi
mengakibatkan tanah berwarna kemerah-merahan karena serapan terhadap spektrum yang lebih
pendek ataupun lebih panjang dari spektrum merah.
Pantulan spektral air dicirikan oleh grafik yang terus menurun dari spektrum biru hingga
infra merah dekat. Nilai pantulan air pada spektrum infra merah hampir mendekati nol karena
hampir seluruh energi pada spektrum tersebut terserap oleh air. Nilai pantulan spektral dipengaruhi
oleh kedalaman air serta keberadaan dan tingkat konsentrasi kandungan suspensi material organik
dan anorganik pada air. Pantulan spektral yang diperoleh dari pantulan material yang terlarut pada
air disebut dengan istilah volume reflectance (Mather, 2004).
Gelombang elektromagnetik pada spektrum tampak dan infra merah secara alamiah
terserap oleh tubuh air. Pada kedalaman 20 meter, seluruh unsur spektrum infra merah dekat telah
terserap habis. Spektrum yang dapat terpantulkan hanyalah sebagian dari spektrum biru.
Keberadaan klorofil pada tubuh air adalah suatu indikasi dari status danau-danau di daerah tropis
dan juga indikator penting dalam perkiraan tingkat kandungan material organik pada lingkungan
pantai dan laut dalam. Phytoplankton adalah pembentuk utama dari warna laut dalam. Chlorofil-a
adalah pigmen fotosistesis utama dari phytoplankton tersebut. Chlorofil-a menyerap spektrum biru
dan merah untuk proses fotosintesis. Penyerapan ini mengakibatkan spektrum hijau memiliki nilai
pantulan yang lebih tinggi dari spektrum biru dan merah. Efek dari penyerapan ini mengakibatkan
warna hijau pada laut. Oleh karena itu warna hijau padalaut dapat dijadikan indikator tingkat
konsentrasi phytoplankton pada laut tersebut. Semakin hijau warna laut dapat diindikasikan
semakin tinggi tingkat konsentrasi phytoplankton. Nilai pantulan spektral di atas permukaan laut
sebagian besar berasal dari hamburan atmosferik yang terjadi di atas permukaan laut tersebut.
Pantulan spektral yang berasal dari air laut hanya berkisar sekitar 10 persen. Sedangkan 90 persen
spektrum yang tertangkap oleh sensor satelit berasal dari hamburan atmosferik (Horning, 2010).
Pantulan spektral yang berasal dari permukaan laut dipengaruhi oleh kecepatan angin dan
struktur gelombangnya (Liang, 2004).
Oleh karena itu untuk mendapatkan nilai pantulan spektral air laut harus terlebih dahulu
dilakukan kalibrasi terhadap nilai hamburan atmosferik dan sudut matahari. Karakteristik pantulan
spektral dari vegetasi dipengaruhi oleh kandungan pigmendaun, material organik, air dan
karakteristik struktural daun seperti bentuk daun dan luas daun (Huete and Glenn, 2011).
Karakteristik pantulan spektral dari vegetasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu pada bagian
spektrum tampak (0.4 – 0.7 µm) dan pada bagian spektrum infra merah dekat / Near Infra Red (0.7
– 1.1 µm). Pada bagian spektrum tampak, vegetasi memiliki nilai pantulan relatif rendah pada
spektrum biru dan merah dengan puncak minor pada spektrum hijau (Mather, 2004).
Pantulan spektral yang rendah pada spektrum biru dan merah disebabkan karena vegetasi
menyerap banyak energi pada kedua spektrum tersebut. Energi pada spektrum tersebut digunakan
untuk aktifitas photosintesis pada daun (Song, 2011).
Jumlah energi yang terserap pada kedua spektrum tersebut mencapai 70% hingga 90% dari
total energi yang datang ke permukaan daun. Relatif lebih rendahnya pantulan spektral pada
spektrum biru dan merah dibandingkan pada spektrum hijau, memberi efek visualisasi warna hijau
pada daun tersebut. Daun nampak berwarna hijau oleh mata, karena kemampuan mata dalam
menangkap spektrum elektromagnetis berada pada spektrum tampak saja. Pantulan spektral
meningkat secara drastis pada rentangan spektral antara 0.65 hingga 0.76µm. Zona rentangan
spektral pada pola spektral vegetasi ini disebut dengan istilah titik batas merah (red edge point).
Pada rentangan spektrum infra merah dekat, yang juga merupakan bagian kedua dari karakteristik
pola spektral vegetasi, memiliki pantulan spektral yang relatif tinggi. Pantulan spektral yang tinggi
ini terrentang antara 0.76 – 1.35 µm. Selanjutnya pada rentangan 1.35 – 2.5 µm pantulan spektral
dipengaruhi oleh struktur internal daun. Faktor pengaruh yang dominan terhadap pantulan spektral
pada rentangan 1.35 – 2.5 µm ini adalah banyak sedikitnya kandungan air pada lembar daun
tersebut.
Sumber:

Jensen, J. R. 2007. Remote Sensing of the Environment: An Earth Resource Perspective (2nd ed).
Upper Saddle River, NJ : Prentice Hall
http://geo.fis.unesa.ac.id/web/index.php/en/penginderaan-jauh/78-pola-spektral
http://geo.fis.unesa.ac.id/web/index.php/en/penginderaan-jauh/81-kurva-pantulan-spektral-tanah
http://geo.fis.unesa.ac.id/web/index.php/en/penginderaan-jauh/80-kurva-pantulan-spektral-air
http://geo.fis.unesa.ac.id/web/index.php/en/penginderaan-jauh/79-kurva-pantulan-vegetasi

Anda mungkin juga menyukai