Anda di halaman 1dari 3

Nabi Ibrahim dalam Mitologi Jawa

by M Adi Suryodeswanto on Thursday, October 14, 2010 at 6:24am


Di dalam Mitologi Jawa diceritakan bahwa salah satu leluhur Bangsa Sunda (Jawa) adalah Batara
Brahma atau Sri Maharaja Sunda, yang bermukim di Gunung Mahera.

Selain itu, nama Batara Brahma, juga terdapat di


dalam Silsilah Babad Tanah Jawi. Di dalam Silsilah itu, bermula dari Nabi Adam yang
berputera Nabi Syits, kemudian Nabi Syits menurunkan Sang Hyang Nur Cahya, yang
menurunkanSang Hyang Nur Rasa. Sang Hyang Nur Rasa kemudian menurunkan Sang Hyang
Wenang, yang menurunkan Sang Hyang Tunggal. Dan Sang Hyang Tunggal, kemudian
menurunkan Batara Guru, yang menurunkan Batara Brahma. Berdasarkan pemahaman dari
naskah-naskah kuno bangsa Jawa, Batara Brahma merupakanleluhur dari raja-raja di tanah Jawa.
Bani Jawi Keturunan Nabi Ibrahim
Di dalam Kitab al-Kamil fi al-Tarikh tulisan Ibnu Athir, menyatakan bahwa Bani Jawi (yang di
dalamnya termasuk Bangsa Sunda, Jawa, Melayu Sumatera, Bugis dsb), adalah keturunan Nabi
Ibrahim. Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim, semakin nyata, ketika baru-baru ini, dari
penelitian seorang Profesor Universiti Kebangsaaan Malaysia (UKM), diperoleh data bahwa, di
dalam darah DNA Melayu, terdapat 27% Variant Mediterranaen (merupakan DNA bangsa-bangsa
EURO-Semitik). Variant Mediterranaen sendiri terdapat juga di dalam DNA keturunan Nabi Ibrahim
yang lain, seperti pada bangsa Arab dan Bani Israil. Sekilas dari beberapa pernyataan di atas,
sepertinya terdapat perbedaan yang sangat mendasar. Akan tetapi, setelah melalui penyelusuran
yang lebih mendalam, diperoleh fakta, bahwa Brahma yang terdapat di dalam Metologi
Jawa indentik dengan Nabi Ibrahim.
Brahma adalah Nabi Ibrahim Mitos atau Legenda, terkadang merupakan peristiwa sejarah. Akan
tetapi, peristiwa tersebut menjadi kabur, ketika kejadiannya di lebih-lebihkan dari kenyataan yang
ada. Mitos Brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa di Nusantara, boleh jadi merupakan peristiwa
sejarah, yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim untuk berdakwah, di mana kemudian beliau
beristeri Siti Qanturah (Qatura/Keturah), yang kelak akan menjadi leluhur Bani Jawi (Melayu
Deutro). Dan kita telah sama pahami bahwa, Nabi Ibrahim berasal dari bangsa Ibriyah,
kata Ibriyahberasal dari ain, ba, ra atau abara yang berarti menyeberang. Nama Ibra-him (alif ba
ra-ha ya mim), merupakan asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim). Beberapa fakta yang
menunjukkan bahwa Brahma yang terdapat di dalam Mitologi Jawa adalah Nabi Ibrahim, di
antaranya :
1. Nabi Ibrahim memiliki isteri bernama Sara, sementara Brahma pasangannya
bernama Saraswati.
2. Nabi Ibrahim hampir mengorbankan anak sulungnya yang bernama Ismail,
sementara Brahma terhadap anak sulungnya yang bernama Atharva(Muhammad in Parsi,
Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali)
3. Brahma adalah perlambang Monotheisme, yaitu keyakinan kepada Tuhan Yang
Esa (Brahman), sementara Nabi Ibrahim adalah Rasul yang mengajarkan ke-ESA-an
ALLAH.Ajaran Monotheisme di dalam Kitab Veda, antara lain :
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah
dilahirkan, Dia yg berhak disembah
Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suciAtharvaveda Bk.
20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan
Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebutkan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yg satu
Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebutkan sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya
Dalam Brahama Sutra disebutkan : Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yg kedua. Tuhan tidak
berbilang sama sekali

Sumber : http://rkhblog.wordpress.com/2007/09/10/hindu-dan-islam-ternyata-sama/
Ajaran Monotheisme di dalam Veda, pada mulanya berasal dari Brahma (Nabi Ibrahim).
Jadi makna awal dari Brahma bukanlah Pencipta, melainkan pembawa ajaran dari yang Maha
Pencipta.
1. Nabi Ibrahim mendirikan Baitullah (Kabah) di Bakkah (Makkah),
sementaraBrahma membangun rumah Tuhan, agar Tuhan di ingat di sana (Muhammad in
Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali). Bahkan secara rinci,
kitab Veda menceritakan tentang bangunan tersebut : Tempat kediaman malaikat ini,
mempunyai delapan putaran dan sembilan pintu (Atharva Veda 10:2:31)Kitab
Veda memberi gambaran sebenarnya tentang Kabah yang didirikan Nabi
Ibrahim. Makna delapan putaran adalah delapan garis alami yang mengitari
wilayah Bakkah, diantara perbukitan, yaitu Jabl Khalij, Jabl Kaikan, Jabl Hindi, Jabl Lala,
Jabl Kada, Jabl Hadida, Jabl Abi Qabes dan Jabl Umar. Sementarasembilan pintu terdiri
dari : Bab Ibrahim, Bab al Vida, Bab al Safa, Bab Ali, Bab Abbas, Bab al Nabi, Bab al Salam,
Bab al Ziarat dan Bab al Haram.
Monotheisme Ibrahim Peninggalan Nabi Ibrahim, sebagai Rasul pembawa ajaranMonotheisme,
jejaknya masih dapat terlihat pada keyakinan suku Jawa, yang merupakan suku terbesar dari Bani
Jawi.
Suku Jawa sudah sejak dahulu, mereka menganut monotheisme, seperti keyakinan adanya Sang
Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi. Selain suku Jawa, pemahaman monotheisme juga
terdapat di dalam masyarakat Sunda Kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada Keyakinan Sunda
Wiwitan. Mereka meyakini adanya Allah Yang Maha Kuasa, yang dilambangkan dengan ucapan
bahasa Nu Ngersakeun atau disebut juga Sang Hyang Keresa. Dengan demikian, adalah sangat
wajar jika kemudian mayoritas Bani Jawi (khususnya masyarakat Jawa) menerima Islam sebagai
keyakinannya. Karena pada hakekatnya, Islam adalah penyempurna dari ajaran Monotheisme
(Tauhid) yang di bawa oleh leluhurnya Nabi Ibrahim.
sumber: http://kanzunqalam.blogspot.com/
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=1399219752729&set=a.1399218952709.2055081.159935
4493&il=0#!/notes/m-adi-suryodeswanto/nabi-ibrahim-dalam-mitologi-jawa/438020186541

Anda mungkin juga menyukai