Anda di halaman 1dari 39

BAB I GAYA

Kompetensi Dasar: Mengidentifikasikan jenis-jenis gaya dan pengaruhnya dalam suatu


benda yang dikenai gaya.
A. Gaya
Adalah sesuatu yang jika dikerjakan suatu benda dapat menyebabkan terjadinya
perubahan gerak suatu benda, gaya terbagi dua yaitu:
1. Gaya sentuh: adalah gaya yang langsung bersentuhan dengan benda.
Contoh: gaya dorong, gaya gesek, gaya mesin, gaya pegas.
2. Gaya tak sentuh: adalah gaya yang tidak secara langsung melalui sentuhan.
Contoh: gaya magnet, gaya listrik, gaya tarik bumi.
B. Perpaduan Gaya (Resultan Gaya)
1. Perpaduan dua gaya yang bekerja searah.

2. Perpaduan dua gaya yang bekerja berlawanan arah.

C. Gaya Gesek
Adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang bergesekan dengan arah
berlawanan dari gerak benda. Besarnya gaya gesek dipengaruhi oleh:
Gaya berat (W) atau gaya normal (N).
Luas permukaan benda yang bergesekan.
Kasar atau halus permukaan benda yang bergesekan, semakin keras permukaan
singgungnya semakin besar gaya geseknya.

1. Gaya gesek yang merugikan.


Contoh: - Gesekan antara roda dan poros.
- Gesekan antara piston dan silinder.
Contoh gaya gesek di atas dapat mengurangi kemampuan dan efisiensi mesin,
karena banyak energi yang hilang berubah menjadi panas dan permukaan
bersinggungan lama kelamaan menjadi aus. Cara lain untuk mengurangi besarnya
1
gaya gesek pada permukaan singgung mesin adalah dengan menggunakan
bantalan peluru atau di beri minyak pelumas.
2. Gaya gesek yang menguntungkan.
Contoh: - Gesekan antara telapak tangan dengan benda yang dipegang.
- Gesekan antara pita penggerak dengan roda-roda.
- Gesekan antara mur dengan baud.
- Pada saat berjalan, terjadi gesekan antara kaki dan lantai sehingga
memungkinkan kita dapat berjalan.

D. Berat Benda (W)


Hubungan antara berat benda dengan massa benda dapat dirumuskan:
W = berat benda (Newton)
W=mxg m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2) (N/kg)
Berat benada diukur dengan menggunakan neraca pegas dan besarnya tergantung
pada gravitasi.
Contoh soal:
Massa suatu benda 100kg dan gaya gravitasi bumi 10N/kg tentukan berat benda di
bumi!
Penyelesaian:
Diketahui: m = 100kg
g = 10N/kg
Ditanya W ?
W=mxg
W = 100kg x 10N/kg = 100N

BAB II HUKUK-HUKUM NEWTON

Kompetensi Dasar: Menerapkan hukum Newton dan kaitannya dalam kehidupan sehari-
hari.
Pada pelajaran sebelumnya siswa mempelajari gerak benda tanpa meninjau penyebab
benda bergerak (kinematika gerak lurus).
Berikutnya akan dibahas hubungan antara gaya dengan gerak dari sebuah benda yang
disebut dinamika gerak lurus. Newton merupakan orang pertama yang menyatakan
bahwa gaya merupakan penyebab perubahan gerakan suatu benda dan merumuskannya
dalam hukum-hukum Newton. Dalam kegiatan ini siswa akan mempelajari hukum Newton
I, II, dan III.
Setiap benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jiaka tidaka ada gaya
yang bekerja pada benda tersebut.

2
Bunyi hukum I Newton dalam persamaan:
F = 0 V = tetap
Contoh hukum Newton I dalam kehidupan sehari-hari:
- Orang duduk dalam kendaraan sedang berjalan, tiba-tiba kendaraan di rem, maka
orang itu terdorong ke depan.
- Permainan bola bowling.
Bunyi hukum Newton II:
Percepatan yang ditimbulkan oleh suatu benda berbanding lurus dengan besarnya
resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massa
bendanya.
Persamaan hukum II Newton:

Contoh hukum II Newton:


- Jika suatu benda mengerjakan gaya benda lain, mula-mula dengan dorongan yang
lemah, kemudian dengan dorongan yang kuat.

Bunyi hukum Newton III:


Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang lain juga akan
mengerjakan gaya yang sama besar pada benda yang pertama tetapi dengan arah
berlawanan.
Faksi = -Freaksi

Contoh: Perhatikan gambar berikut:


Ketika si A dan si B menarik tali dengan gaya F A
(pada B oleh si A) dan gaya FB (pada A oleh si B)
maka kaki si A dan si B mendorong tanah dengan
arah gayanya masing-masing ke belakang (F 2 dan
dan F4) sedangkan tanah mendorong kaki si A dan
si B dengan gaya yang arahnya ke depan (F1 dan F3).
Contoh soal:
1. Sebuah lift dengan massa 200kg bergerak vertilkal ke atas dari keadaan diam dengan
percepatan tetap sebesar 1,0 m/s 2. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s 2, Tentukan
besar tegangan tali pada lift tersebut!
Diketahui, m = 200kg
a = 1,0 m/s2
g = 10 m/s2

3
Ditanyakan T?
F =mxa
WT =mxa
(m x g) T = m x a
(200 x 10) T = 200 x 1
(2000) - T = 200
T = 200 + 2000 = 2200
2. Perhatikan gambar di bawah ini:
a. Tentukan Resultan gaya (R)?
Solusi:
R = F1 + F2 (searah)
R = 50 + 100 = 90N
b. Tentukan Resultan gaya (R)?
Solusi:
R = F1 + (-F2) (berlawanan arah)
R = 100 - 50 = 50N

c. Tentukan Resultan gaya (R)?


Solusi:
R = F1 + F2 + (-F3) (berlawanan arah)
R = 30 + 40 + (-50) = 20N

BAB III USAHA DAN ENERGI

A. Usaha
Dalam kehidupan sehari-hari perkataan usaha menggambarkan berbagai kegiatan
yang kita lakukan. Dalam ilmu fisika, arti usaha adalah gaya untuk mengubah energi
dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Usaha yang dilakukan oleh suatu benda adalah
hasil perkalian perpndahan dengan komponen gaya dalam arah perpindahan.
Rumus:

W = F x sW = usaha (N.m = Joule)


Dimana:
F = gaya (N)
S = jarak perpindahan (m)
Satuan gaya lain dari usaha adalah dyne.cm = erg
Contoh soal:
Sebuah kotak ditarik dengan gaya sebesar 100N dan bergeser dengan arah yang sama
sejauh 2m, hitung usaha yang dilakukan!
Solusi:
Diketahui: F = 100N
S = 2m
Ditanyakan W?
W=FxS
W = 100 x 2 = 200N.m (Joule)
B. Daya

4
Daya adalah kecepatan suatu benda melakukan usaha. Satuan daya dalam SI adalah
Joule/sekon atau Wat. Besarnya daya dipengaruhi oleh besarnya usaha dan lamanya
gaya bekerja. Dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
Dimana, P = Daya
W = usaha (Joule)
t = waktu (sekon)
1KW = 1000 Wat
1hp = 746 Wat (hp = horse power = tenaga kuda)

Contoh soal:
Sebuah motor listrik melakukan usaha sebesar 72000 Joule dalam waktu 10 menit.
Berapakah daya mesin listrik tersebut?
Solusi:
Diketahui: W = 72000 Joule
t = 10 menit (10 x 60 = 600 sekon)
ditanyakan P?

P = = 120 Wat

Latihan:
1. Dengan usaha sebesar 70 Joule sebuah peti dapat dipindahkan sejauh 5 meter.
Berapa gaya yang diperlukan untuk melakukan usaha tersebut?
2. Sebuah setrika listrik mempunyai daya 350 wat bekerja selama 5 menit. Tentukan
besar energi yang dihasilkan/usaha?

C. Energi
Adalah kemampuan suatu benda untuk melakukan usaha. Energi ada yang bisa
diperbaharui dan ada yang tidak bisa diperbaharui. Contoh energi yang tidak dapat
diperbaharui adalah energi bahan bakar minyak.
Hukum kekalan energi: Energi tidak dapat dimusnahkan dan tidak dapat diciptakan,
tetapi hanya dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain.
Macam-macam bentuk energi dan perubahannya:
- Energi Potensial
- Energi Kinetik
- Energi Mekanik
- Energi Kimia
- Energi Bunyi
- Energi Kalor/panas
- Energi Matahari
- Energi Listrik
- Energi Nuklir

5
1. Energi Potensial
Adalah energi yang dipunyai oleh benda karena memilki ketinggian terhadap bumi.
Energi potensial dipengaruhi oleh massa benda, percepatan gravitasi, dan ketinggian
benda terhadap bumi.
Contoh:
- Anak panah yang siap dilepaskan.
- Sebuah pegas yang ditekan.
- Genangan air yang terletak pada tempat yang tinggi.
- Buah yang terdapat pada pohon.
Persamaan energi potensail;
Ep = m x g x h

Dimana, Ep = Energi Potensial (Joule)


g = percepatan gravitasi (m/s2)
m = massa benda (kg)

Contoh soal:
Sebuah benda massanya 2kg dijatuhkan dari ketinggian 10m. Bila percepatan
gravitasi 10m/s2. Tentukan besarnya energi potensial.
Solusi:
Diketahui: m = 2kg
h = 10m
g = 10m/s2
Ditanyakan Ep?
Ep = m x g x h
Ep = 2 x 10 x 10 = 200 Joule
2. Energi Kinetik
Energi yang dipunyai benda bergerak. Energi kinetik suatu benda dipengaruhi oleh
massa benda dan kecepatan. Semakin besar massa dan kecepatannya semakin besar
pula energi kinetiknya. Ketika batu sedang bergerak ke atas, energi kinetik berubah
menjadi energi potensial. Oleh sebab itu energi potensial bertambah sedangkan
energi kinetiknya berkurang. Sebaliknya ketika batu itu turun energi potensialnya
kecil sedangkan anergi kinetiknya besar.

6
Contoh energi kinetik:
- Mobil bergerak.
- Seorang anak sedang berjalan.
- Kuda menarik dokar.

Persamaan energi kinetik:

Ek = m.v2

Dimana, Ek = Energi Kinetik (Joule)


v = kecepatan benda (m/s2)
m = massa benda (kg)
Contoh soal:
Sebuah benda massanya 3kg bergerak dengan kecepatan 2m/s 2. Hitung energi
kinetiknya!
Solusi:
Diketahui: m = 3kg
v = 2m/s2
Ditanyakan Ek?
Ek = (m x v2)
Ek = (3 x 22) = 6 Joule

7
3. Energi Mekanik
Adalah gabungan dari energi potensial dan energi kinetik.
Persamaan energi mekanik:

EM = Ep + Ek

Perubahan bentuk
EM = m.g.h energi.
+ m.v 2

Energi dapat dirubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain;


- Energi matahari diubah menjadi energi listrik.
- Energi listrik diubah menjadi energi kalor (contoh: solder listrik, setrika listrik,
kompor listrik).
- Energi listrik diubah menjadi energi gerak (contoh: motor listrik, kipas angin,
mesin cuci).
- Energi gerak diubah menjadi energi listrik (contoh: generator/dynamo).
- Energi kimia menjadi energi listrik (contoh: batu baterai).
- Energi listrik menjadi energi kimia (contoh: penyetruman accu).
- Energi listrik menjadi energi cahaya (contoh: bola lampu listrik).
- Energi listrik menjadi energi bunyi (contoh: bell listrik, radio).

BAB IV PESAWAT SEDERHANA

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita memerlukan alat-alat tertentu untuk


memudahkan melakukan pekerjaan. Misalnya kita mengangkat sebuah beban yang berat,
maka kita menggunakan sepotong tongkat besi sebagai tumpuan. Jika kita mengangkat
8
seember air dari dalam sumur, untuk memudahkannya kita memerlukan sebuah katrol.
Alat-alat bantu tersebut di atas memudahkan kita untuk melakukan usaha. Jadi alat yang
dapat memudahkan usaha disebut pesawat sederhana. Dengan alat ini kita hanya
memberikan gaya yang kecil untuk mengangkat benda-benda yang berat. Jadi alat
sederhana adalah alat yang dapat mengubah gaya yang kecil menjadi gaya yang besar
sehingga memudahkan untuk melakukan usaha.
Pesawat sederhana terdiri dari:
1. Tuas
Alat-alat yang termasuk tuas adalah:
- Tongkat yang digunakan untuk mengangkat batu.
- Gunting atau tang.
- Martil/palu.
- Alat pembuka kaleng.
Persamaan pada tuas:

W x lb = F x
Dimana,lkw = gaya berat/beban (Newton)
F = gaya yang dikerjakan (Newton)
lb = B-T = lengan beban (m)
lk = T-F = lengan kuasa (m)
M = keuntungan mekanik
Persamaan dapat ditulis;
Atau Atau

Contoh soal:
1) Untuk mengangkat sebuah beban seberat 2000N diperlukan kuasa sebesar 200N.
Jika panjang lengan 0,5m berapa panjang lengan kuasa?
Jawab,

9
Diketahui: lb = 0,5m Dari persamaan: w x lb = F x lk
W = 2000N
F = 200N lk = = = 5m
Ditanyakan lk?

2) Sebatang kayu panjangnya 4m digunakan untuk mengangkat sebuah beban, jika


lengan kuasa 3m dan besarnya gaya sebesar 150N. Hitung beban yang masih
ditahan!
Jawab,
Diketahui: lk + lb = 4m
lk = 3m
lb = 4 3 = 1m
F = 150N
Ditanyakan W?

W=

W= = 450N

2. Katrol
Katrol termasuk salah satu pesawat sederhana yang dapat mengubah arah gaya
sehingga dari gaya tarik arahnya ke bawah menjadi gaya angkat yang arahnya ke atas.
Katrol dikelompokan menjadi dua yaitu:
a. Katrol tetap
Keuntungan katrol tetap yaitu hanya menarik tali ke bawah dan
beban bergerak ke atas.

b. Katrol bergerak
Karena lk = 2 lb
Maka w = 2F
F = w
Keuntungan katrol bergerak yaitu bisa naik dan turun.

3. Bidang miring
Jenis pesawat sederhana yang lain adalah bidang miring. Dengan menggunakan bidang
miring kita dapat menaikan beban yang berat kedalam sebuah truk. Contoh lain dari
bidang miring adalah sekrop, mata pasak, mata pisau, ujung pisau, papan miring.
Persamaan yang berlaku pada bidang miring:

W F

Dimana, W : beban (N)


F : gaya (N)
h : tinggi papan (m)
l : panjang bidang miring (m)
Keuntungan Mekanik (M):

KM =

Contoh soal:
Bidang miring setinggi 3m, panjang bidang miring 2m, berat beban yang akan
dinaikan kedalam truk sebesar 500N. Hitung besarnya gaya dorong yang diperlukan dan
berapa keuntungan mekaniknya?
Solusi,
Diketahui: h = 3m
l = 2m
W = 500N
Ditanyakan: a. F?
b. M?

a. F =

F= = 750N

b. KM =

KM = m

BAB V TEKANAN PADA BENDA (PADAT, CAIR, DAN GAS)

Kompetensi dasar: Mendeskripsikan tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
1. Tekanan pada zat padat
Suatu benda mendapat tekanan jika pada benda itu bekerja suatu gaya pada luas
bidang tertentu. Besarnya tekanan terhadap suatu benda tergantung pada luas bidang
tekan dan besarnya gaya tekan dapat dirumuskan:

Tekanan = =
Dimana, P = tekanan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas bidang tekan (m2)
Satuan tekanan dalam SI adalah N/m2
Satuan tekanan yang lain: pascal (Pa), dyne/cm2, atmosfer (atm = 76cm Hg)
Besar kecilnya tekanan suatu benda tergantung pada luas permukaan bidang tekan.
- Semakin besar luas bidang tekan, maka tekanan semakin kecil.
- Semakin kecil luas bidang tekan, maka tekanan semakin besar.
Contoh soal:
1.) Sebuah benda luas permukaannya 2m2, pada benda tersebut dikenai gaya sebesar
100N. tentukan besarnya tekanan pada benda tersebut!
Solusi,
Diketahui: A = 2m2; F = 100N
Ditanyakan P?

P=

P= = 50Pa

2.) Sebuah kayu balok beratnya 60N memiliki tekanan 2000 N/m2. Tentukan luas bidang
tekanan balok kayu!
Solusi,
Diketahui: P = 2000 N/m2
F = 60N
Ditanyakan A?

P= , A=

A= = 0,03m2

2. Tekanan pada zat cair


Tekanan pada zat cair tergantung pada jenis zat cair.
a. Tekanan hidrostatis
Adalah tekanan zat cair dalam keadaan diam yang hanya disebabkan oleh beratnya
sendiri. Tekanan dalam zat cair tergantung pada massa jenis dan kedalaman zat cair
sehingga dapat dirumuskan:
P = .g.h
PH = tekanan
H
hidrostatis (N/m3)
= massa jenis (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2 = N/kg)
atau,

h = kedalaman
PH = s.h zat cair (m)
s = berat jenis benda (N/m3)

PH =
W = berat benda (N)
V = volume benda (m3)

Contoh soal:
Perhatikan gambar di samping!
Massa jenis minyak = 600kg/m3
Gravitasi = 10 N/kg
Tentukan tekanan hidrostatis?
Solusi,
Dketahui, minyak = 600 kg/m3
g = 10 N/kg
h = 0,20m
Ditanyakan PH?
PH = . g .h
PH = 600 x 10 x 0,20 = 1200 N/m2
b. Bejana berhubungan
Hk. Bejana berhubungan Bila bejana berhubungan diisi dengan zat cair yang sama
dalam keadaan seimbang, maka permukaan zat cair dalam bejana berhubungan
akan terletak pada satu bidang datar.
Penerapan bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat pada
sebuah teko, tangki air, air mancur, dan alat penyipat datar (water pass).

1.) Hukum Pascal


Hk. Pascal menyebutkan bahwa tekanan yang diberikan zat cair dalam dalam
ruang tertutup akan diteruskan dengan sama besar ke segala arah.
Penerapan Hk. Pascal dalam kehidupan sehari-hari;
- Dongkrak hidrolik.
- Pompa hidrolik.
- Rem hidrolik.
- Alat pengangkat mobil.

2.) Hukum Archimides


Hk. Archimides menyatakanJika benda tercelup sebagian atau seluruhnya
kedalam zat cair, maka benda tersebut akan mendapat gaya ke atas yang
besarnya sama dengan berat cair yang dipindahkan.
Gaya ke atas = Berat zat cair yang dipindahkan
FA = Wzat cair
FA =VxS
FA =Vxxg
Peristiwa yang berhubungan dengan Hk. Archimides adalah benda terapung,
melayang, dan tenggelam.
Benda terapung.
Benda dikatakan terapung jika berat benda < dari gaya ke atas atau berat
jenis zat cair > berat jenis benda.

Wb < FA atau Szat cair > Sbenda

Benda melayang.

Wb = FA atau Szat cair = Sbenda

Benda tenggelam.

Wb > FA atau Szat cair > Sbenda

Penerapan Hk. Archimides;


- Hydrometer.
- Kapal laut.
- Kapal selam.
- Jembatan pomtoon.
- Galangan kapal.

3. Tekanan pada udara


Besarnya tekanan udara tergantung pada ketinggian tempat. Semakin tinggi suatu
tempat maka tekanan akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya. Setiap kenaikan
100m tinggi suatu tempat dari permukaan laut tekanan udaranya turun 1 cm Hg.
Persamaan Torecelli;

Px = tekanan udara setempat (cm Hg)


Pu = tekanan udara luar (76 cm Hg)
hx = tinggi suatu tempat (m)
Alat untuk mengukur tekanan udara luar adalah Barometer.
4. Tekanan gas pada ruang tertutup
Besarnya tekanan dalam ruang tertutup di setiap titik ruang adalah sama. Alat ukur
untuk mengukur tekanan udara dalam ruang tertutup adalah Manometer.
Manometer terbuka.

Contoh soal:
Jika pada gambar di atas diketahui tekanan udara luar 76 cm Hg dan ketinggian
10cm. tentukan tekanan gas!
Solusi,
Pgas = (Pu + h) cm Hg
Pgas = 76 + 10 = 86 cm Hg
Manometer raksa.
Manometer logam.
Manfaat Manometer:
- Mengukur tekanan udara pada ban mobil/motor.
- Mengukur tekanan gas oksigen dalam tabung.
- Mengukur tekanan gas pada tabung gas elpiji.
Hukum Boyle:
Tekanan gas dalam ruang tertutup berbanding terbalik dengan volumenya asal suhu
tetap.

Dirumuskan:
PxV=C P1 x V1 = P2 x V2

P = tekanan gas (atmosfer) V1= volume gas awal (m3)


V = volume gas (m3) P2= tekanan akhir (atm)
C = konstanta V2= volume gas akhir (m3)
P1= tekanan awal (atm)
Penerapan Hk. Boyle;
- Pompa udara. - Pipet tetes.
- Pompa air. - Alat suntik.
Contoh soal:
Oksigen 30m3 berada di dalam tabung oksigen dengan tekanan 7,5 atm, jika volume
gas diubah menjadi 90m3. Berapa tekanan dalam tabung?
Diketahui: P1 = 7,5 atm P1 x V 1 = P2 x V 2
V1 = 30m3 7,5 x 30 = P2 x 90
V2 = 90m3 225 = 90P2

P2 = = 2,5 atm
Ditanyakan P2?
BAB VI BUNYI

1. Pengertian Bunyi
Bunyi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh benda bergetar yang dapat didengar
oleh indra pendengaran. Benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut dengan
sumber bunyi. Ada beberapa macam sumber bunyi, misalnya alat-alat musik (gitar,
drum, piano, seruling, dan sebagainya), alat-alat keamanan (kentongan, bell, alarm
kebakaran), tenggorokan kita dan sebagainya.
Buyi dapat didengar harus memenuhi persyaratan, anatara lain:
- Ada sumber bunyi yang bergetar,
- Ada zat perantara yang merambatkan bunyi,
- Ada alat pendengaran yang baik,
- Getaran bunyi yang dihasilkan memenuhi daerah pendengaran manusia.
2. Sifat-sifat Bunyi
- Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar,
- Bunyi berbentuk gelombang longitudinal,
- Bunyi memerlukan medium untuk merambat,
- Bunyi dapat dipantulkan.
3. Cepat Rambat Bunyi
Secara matematis, besarnya cepat rambat bunyi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana, V = cepat rambat bunyi (m/s)
S = jarak yang ditempuh bunyi (m)
t = waktu (sekon)
Contoh soal:
Suara bedug terdengar oleh seorang yang berjarak 660m. Jika selang waktu antara
pemukulan bedug dengan terdengarnya bunyi adalah 2 sekon. Berapakah cepat rambat
bunyi di uadara saat itu?
Solusi,
Diketahui: s = 660m
t = 2 sekon
Ditanyakan V?

= 330 m/s

4. Daerah Bunyi
a. Daerah Bunyi lnfrasonic
Bunyi Infrasonic adalah bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari 20Hz(< 20Hz).
Bunyi ini tidak dapat didengar oleh manusia, tetapi hewan tertentu dapat
mendengarnya, yaitu hewan anjing dan jangkrik.
b. Daerah Bunyi Audiosonic
Bunyi Audiosonic adalah bunyi yang memiliki frekuensi antara 20Hz 20.000 Hz.
Bunyi inilah yang dapat didengar oleh manusia.
c. Daerah Bunyi Ultra sonic
Bunyi Ultrasonic adalah bunyi yang memliki frkuensi lebih dari 20.000 Hz(>20.000).
Bunyi ini tidak dapat didengar oleh manusia, tetapi hewan tertentu yang dapat
mendengarnya yaitu, hewan kelelawar dan ikan lumba-lumba.
5. Nada
Nada adalah bunyi yang memilki frekuensi teratur. Biasanya dihasilkan oleh alat-alat
musik, seperti gitar, piano, drum, seruling, terompet, gamelan, dan sebagainya. Adapun
bunyi yang frekuensinya tidak teratur disebut desah, misalnya bunyi angin, air
terjun/deburan ombak di pantai. Selain desah, juga ada dentum, yaitu bunyi yang keras
dan berlangsung singkat/frekuensi tidak teratur, misalnya bunyi meriam, senapan, atau
bom yang meledak.
Tabel Deret Nada dan Interval Nada
Deret nada C D E F G A B c
Deret angka 1 2 3 4 5 6 7 1
Bunyi nada do re mi fa sol la si do
Perbandingan 24 27 30 32 36 40 45 48
frekuensi/interval 1 9/8 5/4 4/3 3/2 5/3 15/8 2/1
Nama interval Primer Sekunder Terts Kuart Kuint Sext Septime Oktaf
Jarak nada 1 1 1 1 1 1
Frekuensi nada (Hz) 264 297 .. 440

Dalam penerapannya pada sebuah lagu serta kesepakatan internasional, dikenal


dengan nada dasar, yaitu la, (nada A) dengan frekuensinya sebesar 440Hz. Nada dasar
ini digunakan sebagai acuan/patokan untuk menentukan frekuensi nada-nada lainnya.

Contoh soal:
Hitunglah frekuensi nada C, D, dan F!
Solusi,
Diketahui, fA = 440Hz
Interval nada C = 24; A = 40; D = 27; F = 32
Ditanyakan fC, fD, dan fF?
Untuk menghitung frekuensi masing-masing nada di atas, dapat digunakan frekuensi
nada A sebagai dasar, yaitu fA = 440Hz.
a. Perbandingan frekuensi = perbandingan interval
fC : fA = 24 : 40 fC : 440 = 24 : 40

fC = = 264 Hz

b. Perbandingan frekuensi = perbandingan interval


fD : fA = 27 : 40 fC : 440 = 27: 40

fC = = 297 Hz

c. Perbandingan frekuensi = perbandingan interval


fF : fA = 32 : 40 fC : 440 = 32 : 40

fC = = 352 Hz

Dari perbandingan di atas, maka ada empat macam interval yang perlu diingat,
yaitu:
1.) Oktaf dengan perbandingan interval 1 : 2 atau 2 : 1.
2.) Kuint dengan perbandingan interval 2 : 3 atau 3 : 2.
3.) Kuart dengan perbandingan interval 3 : 4 atau 4 : 3.
4.) Terts dengan perbandingan interval 4 : 5 atau 5 : 4.
Hukum Mersene
Mersene, seorang fisikawan Prancis menyelidiki tentang tinggi rendahnya
senar/dawai dengan alat sonometer, yaitu alat yang digunakan untuk menyelidiki
tinggi rendahnya nada, berupa kotak kayu dengandilengkapi senar/dawai yang dapat
diganti-ganti.
Kesimpulan dari percobaan tersebut dikenal dengan nama hukum Mersenne.
Frekuensi/tinggi nada yang dihasilkan senar adalah:
1.) Berbanding terbalik dengan panjang senar,
2.) Berbanding terbalik dengan akar luas penampang senar,
3.) Berbanding terbalik dengan akar tegangan senar, dan
4.) Berbanding terbalik dengan akar massa jenis bahan.
Pernyataan tersebut dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut:

f= Dimana, f = frekuensi (Hz)

= panjang senar (m)

A = luas penampang senar (m2)


= massa jenis bahan senar (kg/m3)
Contoh soal:
Senar gitar panjangnya 50cm menghasilkan frekuensi 100Hz. Berapa frekuensi
apabila senar diperpendek menjadi 40cm pada tegangan yang sama?
Solusi,

Diketahui: = 50cm; f1 = 100Hz; = 40cm

Ditanyakan f2?

: karena; =

Maka keduanya dapat digabung menjadi f1 x = f2 x sehingga:

f1 x = f2 x

100 x 50 = f2 x 40

f2 = = 125 Hz

6. Resonansi
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena adanya getaran benda
yang lain. Syarat-syarat terjadinya resonansi antara lain, frekuensi benda = frekuensi
sumber bunyi, adanya selaput tipis, dan untuk ruang udara tingginya kelipatan ganjil

dari panjang gelombang sumber bunyi (getar). Dirumuskan:


Dimana, L = panjang kolom udara (m)
L = (2n 1) n = resonansi ke-n (n = 1, 2, 3, );
= panjang gelombang (m).
Peristiwa resonansi tersebut dapat memperkuat bunyi, contohnya kentongan, bedug,
gitar, ketipung, kandang, kendang, dan sebagainya. Fungsi tersbut adalah
menguntungkan , namun ada resonansi yang merugikan antara lain, bunyi ledakan bom
dapat memecahkan kaca atau merobohkan gedung, walaupun tidak terkena langsung
adan getaran keereta api atau mesin pabrik dapat merusak bangunan disekitarnya.

7. Pemantulan Bunyi
a. Hukum pemantulan bunyi
1.) Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada suatu bidang datar.
2.) Besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul.
b. Macam-macam bunyi pantul
Macam-macam bunyi pantul antara lain, bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli,
gaung/kerdam, gema/echo.
c. Manfaat bunyi pantul
Bunyi pantul dapat bermanfaat untuk mengetahui kantong-kantong cekung dan
mengetahui kedudukan kapal selam. Rumusan matematis yang digunakan adalah:
Dimana, d= dalamnya laut (m);
d= V= rambat bunyi (m/s);
t = waktu yang dipancarkan untuk
menempuh
jarak dari mulai dipancarkan sampai
diterima kembali (s).
Contoh soal:
Untuk mengukur dalamnya laut digunakan bunyi ultrasonic yang diterima 4 sekon
setelah bunyi tersebut dipancarkan dari atas kapal. Jika cepat rambat bunyi dalam
air laut 1400 m/s. berapakah dalamnya laut tersebut?
Solusi,
Diketahui: t = 4s; v = 1400 m/s
Ditanyakan d?

d=

d= = 2800m

d. Asas Doppler
Asas Doppler adalah peristiwa perubahan jumlah getaran yang diterima pendengar
sebagai akibat perubahan gerak. Asas Doppler disebabkan jarak antara sumber
bunyi dengan pendengar berubah. Sebagai contoh, saat kita mendengar bunyi mobil
yang sedang membunyikan sirine. Pertama kali saat jauh dari mobil tersebut bunyi
terdengar pelan, namun semakin mendekat, bunyi sirine terdengar semakin
terdengar keras, dan setelah melewati kita (menjauh) maka buyi sirine juga semakin
menghilang.

BAB VII GETARAN DAN GELOMBANG

A. Pengertian Gelombang
Keterangan: O = titik setimbang
Gambar (a) getaran pada mistar yang diusikan naik-turun,
(b) getaran pada ayunan bandul;
(c) getaran pada pegas yang diusikan naik-turun.
Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu benda secra teratur (periodik) melalui titik
setimbangnya. Dalam gambar di atas titik setimbangnya adalah titik O.
Dari gambar tersebut sebuah mistar atau ayunan bandul dikatakan telah menempuh
sebuah getaran (1 getaran penuh) jika mistar tersebut telah bergerak;
1. Dari O A O B O. 3. Dari B O A O B.
2. Dari A O B O A. 4. Dari O B O A O.

B. Besaran dalam Gelombang


Besaran-besaran dalam getaran, antara lain sebagai berikut:
1. Simpangan getaran
Simpangan getaran adalah jarak antara benda yang bergetar pada suatu saat dengan
titik keseimbangannya, yaitu jarak antara O A atau O B.

2. Amplitudo getaran (A)


Jarak yang terjauh benda bergetar dari titik setimbangnya atau simpangan terjauh
benda yang bergetar disebut dengan amplitudo getaran. Dari gambar di atas, maka
yang dimaksud dengan amplitudo getaran adalah jarak dari O B atau O A.

3. Frequensi getaran (f)


Frequensi getaran (f) adalah banyaknya getaran yang terjadi setiap satuan waktu.
Secara matematis pernyataan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Frequensi (f) = atau f =

Keterangan: f = frequensi getaran (Hz),


n = jumlah getaran yang terjadi,
t = banyaknya waktu yang diperlukan (sekon).
Contoh Soal:
Sebuah benda melakukan 32.000 getaran selama 80 detik. Berapakah frequensi
benda tersebut?
Penyelasaian:
Diketahui: n = 32.000 getaran; t = 80 sekon
Ditanyakan: f?

f= = = 400 Hz

4. Perioda getaran
Perioda getaran (T) adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran
penuh.

Periode (T) =

Keterangan: T = periode getaran (sekon),


n = jumlah getaran yang terjadi,
t = banyaknya waktu yang diperlukan (sekon)
Contoh Soal:
Sebuah benda melakukan 1.600 getaran selama 80 detik. Berapakah periode
getaran benda tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: n = 1.600 getaran; t = 80 sekon
Ditanyakan: T?

T= = = 0,005 sekon

Hubungan antara Frequensi (f) dengan Periode (T) getaran.


Dari rumusan matematis antara ferquensi dengan periode di atas, maka dapat
dituliskan hubungan antara keduanya sebagai berikut:

f= ; T= Keduanya saling berhubungan kebalikannya, artinya: f = atau T =

Contoh Soal:
Sebuah benda memiliki frequensi 50 Hz. Berapakah periode getaran benda
tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: f = 50 Hz
Ditanyakan: T?

T= = = 0,02 sekon

Hubungan antara Amplitudo (A) dengan Periode (T) getaran atau Frequensi (f)
Di dalam ayunan bandul saat bandul tepat di titik seimbang (O) maka simpangannya
bernilai nol, namun kecepatannya adalah maksimum (terbesar). Sebaliknya saat
simpangannya di titik terjauh (A atau B), energi potensialnya maksimum namun
kecepatannya minimum (nol). Sehingga, amplitudo sebuah getaran tidak
mempengaruhi besarnya frequensi maupun periode getaran.
Periode dan frequensi suatu getaran pada ayunan bandul hanya tergantung pada
panjang tali yang digunakan dan percepatan gravitasi bumi, bukan tergantung pada
amplitudo atau massa beban yang digantung (bandul).
C. Pengertian Gelombang
Gelombang adalah getaran suatu benda yang merambat dari suatu tempat ke tempat
yang lain. Selama terjadi perambatan getaran tersebut, tidak disertai dengan
perpindahan materi atau medium perantaranya, tetapi yang dibawanya adalah energi,
yaitu energi gelombang. Contoh-contoh gelombang, antara lain gelombang air laut,
gelombang bunyi, gelombang cahaya, gelombang tali, dan sebagainya.
D. Jenis-jenis Gelombang
1. Jenis gelombang berdasarkan medium perambatannya, antara lain sebagaia berikut.
a. Gelombang mekanik
Gelombang mekanik contohnya gelombang bunyi yang medium perambatannya
adalah udara; gelombang pada tali, medium perambatannya adalah tali; dan
gelombang air laut, medium perambatannya adalah air.
b. Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik contohnya gelombang radio, ultraviolet, sinar-X,
inframerah, gelombang radio, gelombang cahaya tampak. Sebagian besar
gelombang di atas, banyak terdapat dalam kandungan sinar matahari. Sehingga,
gelombang cahaya pun termasuk dalam kategori jenis gelombang ini.
2. Jenis gelombang berdasarkan arah getarannya.
a. Gelombang transversal
Gelobang transversal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus dengan
arah rambatannya. Seperti halnya, saat kita melihat gelombang dipermukaan air,
usikan tali yang bergetar naik turun, serta bentuk contoh yang lainnya.
Gelombang transversal dapat digambarkan sebagai berikut:
Ada beberapa bagian dalam gelombang tranversal yaitu:
1.) Bukit gelombang (dari titik O P),
2.) Lembah gelombang (dari titik P Q),
3.) Amplitudo (A),
4.) Panjang gelombang ( = dibaca lamda, dari titik O Q).
Contoh Soal:
Jika suatu gelombang tali memiliki 3. Adapun panjang gelombangnya sebesar
30m, berapakah panjang satu panjang gelombangnya?
Penyelesaian:
Diketahui: Panjang gelombang = 3, Panjang gelombang tali = 30m
Ditanyakan: 1 Panjang gelombang ?
Jawab:

3 = 30, 1 = = 10m

b. Gelombang longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan
arah getarannya. Contoh gelombang longitudinal antara lain, gelombang bunyi di
udara, gelombang di dalam air bukan dipermukaannya, gelombang pada slinki
yang digetarkan maju mundur.
Gelombang longitudinal pada slinki, dapat digambarkan sebagai berikut.

Contoh Soal:
Jika suatu gelombang tali memiliki 2,5, sedangkan panjang gelombangnya
sebesar 50m, berapakah panjang satu panjang gelombangnya?
Penyelesaian:
Diketahui: Panjang gelombang tali = 2,5; Panjang gelombang = 50m
Ditanyakan: 1 Panjang gelombang ?
Jawab:

2,5 = 50, 1 = = 20m

E. Besaran dalam Gelombang


1. Periode (T) dan frequensi (f)
Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu kali
gelombang penuh. Adapun frequensi gelombang adalah jumlah gelombang yang
dapat ditempuh suatu benda setiap satuan waktu. Hubungan antara frequensi

gelombang dan periode gelombang, yaitu T = .

2. Amplitudo gelombang (A)


Amplitudo gelombang yaitu jarak atau simpangan maksimum suatu gelombang.
Satuan amplitudo tersebut adalah sama dengan jarak yaitu meter.
3. Panjang gelombang ()
Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang selama satu periode.
4. Cepat rambat gelombang (v)
Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang setiap satu satuan
waktu. secara rumusan matematis cepat rambat gelombang dapat dirumuskan
sebagai berikiut:

V= = .f keterangan:

= panjang gelombang (m),


T = periode gelombang (s)
f = frequensi gelombang (Hz),
v = cepat rambat gelombang (m/s).

Contoh Soal:
1.) Sebuah gelombang merambat di udara dengan kecepatan 340 m/s. Bila
panjang gelombang tersebut 1.700 cm, Hitunglah frequensi gelombang dan
periode gelombang?
Penyelesaian:
Diketahui: = 1.700 cm = 17 m; v = 340 m/s
Ditanyakan: a. f ?
b. T ?
Jawab:

a. f = = = 20 Hz

b. T = = = 0,05 s

2.) Dalam selang waktu 1,5 s, terjadi gelombang tranversal seperti gambar di
bawah.
Tentukan panjang gelombang, periode gelombang, dan cepat rambat
gelombangnya.
Penyelesaian:

Diketahui panjang satu bukit gelombang = 10m = ; 1,5 = 1,5 sekon

Ditanyakan: a. panjang gelombang ?


b. periode gelombang ?
c. cepat rambat gelombang ?
Jawab:
a. 1 Panjang gelombang adalah satu bukit lembah, maka:

10m = , = 10 x 2 = 20 m.

b. Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh 1,

maka 1,5 = 1,5 s. 1 = = 1 sekon

c. Cepat rambat gelombang

v= = = 20 m/s

F. Sifat-sifat Gelombang
Pada umumya gelombang mempunyai sifat-sifat, antara lain sebagai berikut.
Gelombang dapat dipantulkan,
Gelombang dapat bergabung dengan gelombang lain (interferensi),
Gelombang dapat dibelokan (dibiaskan),
Gelombang dapat mengalami pelenterun (defraksi).
BAB VIII CAHAYA

A. Pengertian Cahaya
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik sehingga dalam merambat cahaya
tidak memerlukan medium atau zat perantara seperti gelombang lainnya.
Pada spektrum gelombang elektromagnetik, cahaya memiliki panjang gelombang
antara 4.000 7.600 A (dimana 1A = 10 -10m). Sesuatu yang dapat menghasilkan cahaya
disebut sumber cahaya, yaitu cahaya alami dan cahaya buatan.
Benda yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri disebut dengan benda gelap.
Benda gelap ada tiga jenis, yaitu benda tidak tembus cahaya, benda tembus cahaya,
dan benda bening.
Cahaya memiliki sifat dualisme, yaitu cahaya yang dapat bersifat sebagai gelombang
dan cahaya dapat bersifat sebagai materi.
B. Pemantulan Cahaya
1. Proses melihat sebuah benda
Melihat adalah menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda-benda, sehingga
kita bisa melihat wujud benda-benda tersebut dengan jelas. Maka di saat malam
atau tidak ada sumber cahaya, benda-benda tersebut tidak bisa terlihat karena tidak
ada berkas cahaya yang mengenainya.
2. Cahaya merambat lurus
Gelombang cahaya dalam merambat mengikuti garis lurus ke segala arah, hal ini
dapat kita amati dari berbagai peristiwa sebagai seperti berikut.
a. Berkas cahaya matahari yang menerobos ke dalam rumah atau sela-sela
dedaunan, yang nampak putih lurus.
b. Berkas cahaya yang berasal dari lampu mobil atau kendaraan yang pada malam
hari nampak lurus dengan arah ke segala arah.
c. Berkas cahaya lampu senter yang kita sorotkan akan nampak lurus.
3. Macam-macam berkas cahaya
Ada tiga jenis berkas cahaya, yaitu sebagai berikut.
a. Berkas cahaya yang sejajar (paralel),
b. Berkas cahaya yang menyebar/memancar (devergen),
c. Berkas cahaya yang mengumpul (convergen).

4. Bayang-bayang benda
Ada dua jenis bayang-bayang, yaitu sebagai berikut.
a. Bayang-bayang inti (umbra), yaitu bayang-bayang gelap yang tepat berada di
belakang benda yang terkena berkas cahaya. Contoh, umbra pada gerhana
matahari.
b. Bayang-bayang tambahan (penumbra), yaitu bayang-bayang samar (remang-
remang) atau semu (tambahan) yang berda di sekitar bayang-bayang inti
(umbra). Contohnya, penumbra pada gerhana matahari.
5. Pemantulan cahaya
Ada dua jenis pemantulan cahaya, yaitu sebagai berikut.
a. Pemantulan tidak teratur (difus/baur) adalah pemantulan yang terjadi jika berkas
cahaya yang datang mengenai permukaan benda yang kasar/tidak rata.
b. Pemantulan teratur adalah pemantulan yang terjadi jika berkas cahaya yang
datang mengenai permukaan benda yang halus/rata.

Pada pemantulan cahaya tersebut, Snellius mengemukakan tentang Hukum


Pemantulan Cahaya yang berbunyi:
1.) Berkas sinar datang, garis normal, dan berkas sinar pantul, terletak pada
sebuah bidang datar.
2.) Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).

C. Macam-macam Cermin
1. Cermin Datar

adalah benda yang


terbuat dari kaca atau
logam dengan
permukaan yang
mengkilap dan licin
berbentuk datar, sehingga membentuk bayangan.
Berdasarkan hukum pemantulan yang dikemukakan oleh Snellius, maka
pembentukan bayangan oleh cermin datar dapat dilukiskan seperti gambar di
bawah. Benda AB yang berada di depan cermin datar akan mendapatkan bayangan
AB dengan panjang sama, serta ukuran dan posisi yang sama pula. Sehingga
bayangan pada benda yang berada di depan cermin datar mempunyai sifat, antara
lain, maya; tegak; simetris; jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke
cermin; dan bayangan tertukar sisinya. Jika sebuah benda berada di depan dua buah
cermin datar yang saling membentuk suatu sudut , maka jumlah bayangannya (n)
dapat dihitung menggunakan rumusan matematis sebagai berikut.

n= keterangan:

n = jumlah bayangan
= sudut yang dibentuk oleh dua buah cermin data
Contoh Soal:
Sebuah benda berada di depan sebuah cermin datar yang saling membentuk sudut
90o.
Hitunglah jumlah bayangan yang terjadi dan gambarkan letak bayangannya.

Penyelesaian:
Diketahui: = 90o
Ditanyakan: n? dan lukisannya!
Jawab:

-1 = - 1 = 4 -1 = 3 bayangan

Jadi, jumlah bayangannya adalah 3 bayangan.

Selain contoh di atas, jika kita


ingin melihat seluruh anggota
tubuh dari atas (kepala)
hingga kaki maka kita
memerlukan panjang cermin
datar sebesar setengah dari
tinggi badan kita, atau x = h, dimana x = panjang minimum cermin datar (cm atau
m); h = tinggi badan (cm atau m).
2. Cermin Cekung
Cermin cekung adalah cermin tang berbentuk irisan bola yang bidang permukaan
dalamnya mengkilat (memantulkan cahaya). Cermin cekung ini disebut juga dengan
cermin positif atau konvergen yang bersifat mengumpulkan atau memusatkan
berkas cahaya yang datang.
Pada cermin cekung dibagi menjadi tiga daerah benda, yaitu ruang I, ruang II, dan
ruang III. Selengkapnya, perhatikan gambar berikut!
Keterangan:
M = titik pusat kelengkungan,
F = titik api/fokus cermin,
O M = jari-jari cermin (R),
OF = F M = jarak fokus = R
R.I = ruang benda pertama (1),
R.II = ruang benda kedua (2),
R.III = ruang benda ke tiga (3).
Untuk melukis bayangan benda tersebut, pada cermin cekung memiliki tiga sinar
istimewa, yaitu sebagai berikut.
a. Berkas sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama, akan dipantulkan melalui
titik fokus.
b. Berkas sinar yang datang melalui titik fokus cermin, akan dipantulkan sejajar
dengan sumbu utama.
c. Berkas sinar yang datang melalui titik pusat kelengkungan, akan dipantulkan
melalui titik pusat kelengkungan cermin (dipantulkan kembali ke semula).
Manfaat cermin cekung dapat digunakan sebagai reflektor atau pemantul,
pengumpul berkas sinar pada proyektor, dan pengumpul energi matahari pada alat-
alat pemasak atau pusat listrik.
3. Cermin Cembung
Cermin cembung adalah cermin yang berbentuk irisan bola yang bidang permukaan
luarnya mengilat (memantulkan cahaya). Cermin cembung ini disebut juga dengan
cermin cermin negatif/divergen yang bersifat menyebarkan cahaya yang datang.
Benda hanya terletak di depan cermin cembung saja, baik itu dekat atau jauh di tak
terhingga. Sehingga bayangan benda pun juga satu saja, yaitu maya, tegak,
diperkecil, dan terletak di belakang cermin.
Keterangan:
M = titik pusat kelengkungan,
F = titik api/fokus cermin,
OM = jari-jari cermin (R),
OF = F M = jarak fokus = R
Untuk melukis bayangan benda yang berada di
depan cermin cembung tersebut, pada cermin
cembung memiliki tiga sifat istimewa, yaitu sebagai berikut.

a. Berkas sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama, akan dipantulkan seolah-
olah berasal dari titik fokus.
b. Berkas sinar yang datang menuju titik fokus di belakang cermin, akan dipantulkan
sejajar dengan sumbu utama.
c. Berkas sinar yang datang menuju titik pusat kelengkungan di belakang cermin,
akan dipantulkan kembali seolah-olah berasal dari titik pusat kelengkungan
cermin tersebut (dipantulkan kembali ke semula).
Cermin cembung dapat digunakan kaca spion paada motor atau mobil merupakan
penerapan cermin cembung dalam perlengkapan sehari-hari.
D. Macam-macam Lensa
Lensa adalah benda bening (tembus cahaya) yang dibatasi oleh dua buah bidang
lengkung atau lengkung dengan datar. Macam-macam lensa menurut bentuk
permukaannya (geometriknya) yang akan kita bahas, yaitu sebagai berikut.
1. Lensa Cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dibanding bagian
tepinya. Sedangkan bentuk-bentuk lensa cembung ada tiga macam yaitu:

a. Lensa bikonveks (cembung-cembung).


b. Lensa plankonveks (cembung-datar);
c. Lensa konkaf konveks (cembung-cembung).
Lensa cembung juga merupakan lensa positif atau
konvergen, yaitu memiliki sifat mengumpulkan cahaya atau
disebut konvergen. Perhatikan gambar berikut!

Keterangan:
M1 = pusat kelengkungan permukaan 1 (dari lingkaran 1),
M2 = pusat kelengkungan permukaan 2 ( dari lingkaran 2),
F1 = titik fokus permukaan 1 (dari lingkaran 1),
F2 = titik fokus permukaan 2 (dari lingkaran 2),
I,II,III = ruang benda,
1,2,3 = ruang bayangan,
O = titik pusat lensa/optik,
R1 = jari-jari kelengkungan permukaan 1 (dari lingkaran 1),
R2 = jari-jari kelengkungan permukaan 2 (dari lingkaran 2)
Lensa cembung memiliki sifat seperti cermin cekung, yaitu diantaranya
mengumpulkan berkas sinar (konvergen). Bayangannya juga dapat bersifat nyata dan
maya.
Secara jelas, untuk menggambarkan bayangan benda pada lensa cembung dapat
digunakan minimal dua sinar istimewa pada lensa cembung berikut ini.

a. Berkas sinar datang sejajar dengan sumbu utama dibiaskan melalui titik api/fokus
(F).
b. Berkas sinar datang melalui titik api/fokus dibiaskan sejajar dengan sumbu
utama.
c. Berkas sinar datang melalui titik pusat lensa (pusat optik) diteruskan tanpa
pembiasan.
Manfaat lensa cembung dapat digunakan sebagai lensa pengamatan obyektif dan
okuler pada mikroskop; kaca pembesar (lup) pada reparasi jam, dan sebagainya;
lensa kamera, teleskop, kaca mata, dan sebagainya.
2. Lensa Cekung
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya
lebih tipis dibanding bagian tepinya. Lensa cekung
ini banyak dimanfaatkan sebagai kacamata negatif
bagi orang-orang yang menderita cacat mata.
Adapun bentuk-bentuk lensa cekung ada tiga
macam sebagai berikut.

a. Lensa bikonkaf (cekung-cekung).


b. Lensa plankonkaf (cekung-datar).
c. Lensa konvek konkaf (cekung-cembung).
Lensa cekung juga merupakan lensa negatif atau divergen, yaitu memiliki sifat
menyebarkan cahaya. Perhatikan gambar berikut!

Keterangan: OF = F M = jarak fokus = R


M = titik pusat kelengkungan, R.I = ruang benda pertama
F = titik api/fokus cermin,
(1),
O M = jari-jari cermin (R),
R.II = ruang benda kedua (2),

Untuk melukis bayangan benda pada lensa cekung dapat digunakan minimal dua
sinar istimewa dari tiga sinar istimewa pada lensa cekung berikut.

a. Berkas sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama, akan dipantulkan melalui
titik fokus.
b. Berkas sinar yang datang melalui titik fokus cermin, akan dipantulkan sejajar
dengan sumbu utama.
c. Berkas sinar yang datang melalui titik pusat lensa diteruskan tanpa pembiasan.
Rumus-rumus untuk cermin cekung, cermin cembung, lensa cekung, lensa
cembung.
Keterangan:
1. f = R atau R = 2f f = jarak fokus cermin/lensa (m
atau cm)

2. = atau = R = jari-jari cermin/lensa (m atau


cm)
So= jarak benda ke cermin/lensa (m
3. M = kali
atau cm)
Si = jarak bayangan ke cermin/lensa
(m atau cm)
ho= tinggi benda (m atau cm)
hi = tinggi benda (m atau cm)
M= perbesaran bayangan (satuan
kali)

Catatan:
- Untuk cermin cekung dan lensa cembung jarak fokus (f) bernilai (+),
- Untuk cermin cembung dan lensa cekung jarak fokus (f) bernilai (-).

E. Kekuatan Lensa
Kekuatan lensa (P) adalah kemampuan suatu lensa untuk memusatkan atau
menyebarkan berkas sinar yang diterima.

P= = maka f dalam satuan meter, dan

Keterangan:
P = daya/kekuatan lensa (dioptri = D)
f = jarak titik api (fokus lensa) satuan menyusuaikan,

- Jika P = maka f dalam satuan meter, dan

- Jika P = maka f dalam satuan cm.

Contoh Soal:
Seseorang menggunakan kacamata yang mempunyai jarak titik apinya -25 cm.
hitunglah daya lensa kacamata tersebut.
Penyelesaiain:
Diketahui : f = 25 cm
Ditanyakan : P = ?
Jawab :

Karena f satuannya cm, maka P = = = -4D

Jadi, besarnya kekuatan atau daya lensa kacamata tersebut adalah -4 Dioptri atau -4D
(dibaca kacamata minus 4).
F. Pembiasan Cahaya
Pembiasan (refraksi) adalah peristiwa pembelokan berkas cahaya yang merambat
karena melalui dua medium (zat perantara) yang berbeda.
Peristiwa pembiasan, sesuai dengan hukum Snellius dinyatakan bahwa:

1. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.
2. Perbandingan antara sinus sudut datang dengan sinus sudut bias bernilai tetap
(konstan), perbandingan proyeksi sinar datang dengan proyeksi sinar bias pada
bidang batas juga bernilai konstan.
Secara jelas percobaan Snellius dengan cakram optik diperoleh hasil seperti gambar di
bawah. Dari gambar cakram tersebut dapat ditarik kesimpulan:

1. = = konstan

Dimana : AB = proyeksi sinar datang


BC = proyeksi sinar bias
2. Pada ketentuan pembelokan sinar, jika sinar datang dari medium renggang menuju
medium rapat maka sinar akan dibelokan mendekati garis normal.
3. Jika garis datang dari medium rapat menuju medium renggang maka sinar akan
dibelokan menjauh garis normal.

Menurut Christian Huygens (1629 1695), kecepatan cahaya dalam ruang hampa
dibandingkan dengan kecepatan cahaya dalam suatu medium atau zat tertentu
mempunyai nilai tertentu yang disebut dengan indeks bias zat. Indeks bias zat tersebut
dalam setiap zat berbeda-beda, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.
n=

keterangan:
c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa (3 x 108 m/s)
cn= kecepatan cahaya dalam suatu medium/zat (m/s)
n = indeks bias zat
Contoh Soal:
Cepat rambat cahaya dalam air adalah 2,25 x 10 8 m/s. Berapakah indeks bias air, jika
cepat rambat cahaya dalam ruang hampa 3 x 108 m/s.
Penyelesaian:
Diketahui: c = 3 x 108 m/s; cn = 2,25 x 108
Ditanyakan n =?
Jawab:

n= = = = 1,33

Menurut Wilebord Snellius (1591-1626) seorang ilmuwan Belanda yang telah


mengadakan beberapa percobaan untuk mencari hubungan antara sudut datang dan
sudut bias, menyatakan bahwa hasil bagi sinus sudut datang dan sinus sudut bias
adalah suatu bilangan tetap (konstan), dan bilangan tersebut dinyatakan dengan indeks

bias n .

Peristiwa pembisan dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti berikut.

1. Terlihatnya pembengkokan pensil yang dicelupkan ke dalam air.


2. Dasar kolam yang jernih terlihat tampak lebih besar dibandingkan saat tengah hari.
3. Peristiwa pemantulan sempurna, contohnya fatamorgana, kilauan intan jika terkena
sinar matahari, teropong prisma, dan sebagainya.
Peristiwa pemantulan sempurna terjadi apabila:
1. Sinar datang dari optik rapat ke optik renggang, misalnya dari kaca ke udara;
2. Sudut datang lebih besar dari sudut batas. Sudut batas (ib) adalah bila berkas sinar
datang membentuk sudut datang yang menghasilkan sinar bias dengan membentuk
sudut bias = 90o.
Dari gambar di atas, sinar datang SA menghasilkan sinar bias AB yang berimpit dengan
bidang batas antara dua medium serta besarnya 90o dari garis normal. Sudut datang SA
tersebut merupakan sudut batas. Jika berkas sinar datang melebihi sudut batas
tersebut maka akan menghasilkan pemantulan sempurna.
Pembiasan pada prisma.
Prisma adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang pembias yang saling
berpotongan. Berkas sinar yang datang pada prisma akan dibiaskan dua kali, pertama
kali dibiaskan oleh pembatas dinding pertama selanjutnya dibiaskan oleh pemabatas
bidang kedua.
Prisma memiliki tiga bidang sisi, pembiasan pada prisma dapat digambarkan seperti di
bawah. Sudut deviasi () dapat dihitung dengan persamaan:

= i 1 + r2
keterangan:
i1 = sudut sinar datang dari udara ke prisma (0)
r2 = sudut sinar bias yang keluar dari prisma (0)
= sudut pembias prisma (0)
= sudut deviasi (0)
Jika sudut datang sama dengan sudut bias yang meninggalkan prisma (i 1= r2), maka nilai
deviasi akan miimum, sehingga m = 2i .
Contoh Soal:
Sebuah sinar menuju prisma dengan sudut datang 30 o. Jika sudut pembias prisma 38o
dan sudut pembiasnya 280. Berapakah sudut deviasinya?
Penyelesaian:
Diketahui: i1= 30o; r2 = 28o; = 38o
Ditanyakan: = ?
Jawab:
= i1 + r2 = 30 + 28 38 = 20o.

Anda mungkin juga menyukai