Refarat Forensik
Refarat Forensik
Pendahuluan
Racun adalah suatu zat yang berasal dari alam maupun buatan yang
bekerja pada tubuh baik secara kimiawi dan faali yang dalam dosis toksik dapat
Racun gas terdiri dari karbon Dioksida dan Karbon Monoksida. Karbon
monoksida adalah salah satu jenis gas yang berbahaya. Gas ini tidak berwarna,
berbau, maupun berasa. Gas ini tergolong berbahaya karena dapat mengikat
fosforilasi oksidatif tidak terjadi sehingga ATP dalam tubuh tidak terbentuk
senyawa organik yang umumnya terjadi dalam mesin berbahan bakar fosil
seperti bensin dan batubara. Di samping itu, dari kegiatan rumah tangga juga
jumlah oksigen di udara pernafasan dan proses ini pada tahap awal akan
monoksida, gas ini berasal dari pembakaran yang tidak sempurna dari senyawa
organik misal asap kendaraan bermotor, gas untuk memasak, hasil pembakaran
batu bara dan lainlain. Karbon monoksida akan mengikan Hb secara cepat dan
oksigen ke organ vital pun akan berkurang dan akan timbul anoksemia. Lama
B. Defenisi
Gas CO adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
merangsang selaput lendir, sedikit lebih ringan dari udara sehingga mudah
de Lassone pada tahun 1776 dengan memanaskan seng oksida dengan kokas.
Dia menyimpulkan bahwa gas yang dihasilkan adalah hidrogen karena ketika
dibakar gas tersebut menghasilkan lidah api berwarna biru. Gas ini kemudian
oleh fisiolog Perancis Claude Bernard sekitar tahun 1846. Dia meracuni
beberapa anjing dengan gas tersebut, dan mendapatkan bahwa darah anjing-
C. Epidemologi
Pada saat ini karbon monoksida merupakan gas beracun yang paling banyak
penyebab utama dari kematian akibat keracunan di Amerika Serikat dan lebih
dari separo penyebab keracunan fatal lainnya di seluruh dunia. Terhitung
Inggris. Dengan angka kematian sekitar 50 orang pertahun dan 200 orang
1. Sumber Endogen
karbon monoksida dua kali lebih besar pada fase progesteron pada saat
siklus menstruasi dibanding pada fase estrogen. Pada pasien dengan anemia
hemolitik, ketika terjadi pemecahan dari sel darah merah dan hemoglobin,
subyek normal.
2. Sumber Eksogen
berkarbon.
saat puncak dapat mencapai 100 ppm. Sebagai titik referensi, standar
(OSHA)
disebabkan oleh mesin pembuat es pada ring hoki dengan ventilasi yang
tidak adekuat.
ventilasi yang buruk, cerobong asap, dan pemanas. Pada saat musim
gejala seperti flu. Bahkan sebuah tungku gas yang beroperasi dengan
baik dapat menghasilkan karbon monoksida yang signifikan karena
5-6%. Perokok dengan 2-3 pak per hari memiliki tingkat saturasi 7-9%,
dan perokok berat dapat mencapai saturasi 20%. Perokok pasif di rumah
karboksihemogobin.
menit yang timbul dengan kerja yang berat memadamkan api, tingkat
E. Mekanisme keracunan
untuk karbon monoksida adalah 300 kali lebih kuat dibandingkan afinitasnya
hipoksia. Yang terutama terkena adalah jaringan yaang paling peka terhadap
Keberadaan gas CO akan sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia karena
gas itu akan menggantikan posisi oksigen yang berkaitan dengan haemoglobin
dalam darah. Gas CO akan mengalir ke dalam jantung, otak, serta organ vital.
ATP berkurang. Terjadi pembebasan nitrit okside dari sel platelet dan
endotel menjadi bentuk radikal bebas peroksinitrit. Lebih lanjut
Hasil akhir berupa lipid peroksidase (degradasi asam lemak tak jenuh) di
lain yang turut mempengaruhi toksisitas CO yaitu aktivitas fisik dan penyakit
yang menyebabkan gangguan oksigenasi jaringan seperti arteriosklerosis
pembuluh dara otak dan jantung, emfisema paru, asma bronchial, TBC paru
Keracunan gas karbon monoksida gejala didahului dengan sakit kepala, mual,
kehilangan kesadaran dan sakit dada mendadak juga dapat muncul pada orang
monoksida kedua tersering yang bersifat fatal adalah inhalasi asap knapot
mobil. Kebanyakan kematian akibat hal ini adalah karena bunuh diri, tetapi
1. Kecelakaan
asap. Keadaan fatal ini disebabkan karena keracunan CO, walaupun gas-
gas lain seperti sianida, phosgene dan acrolein sebagian turut berperan.
Kebanyakan karbon dari kebakaran rumah, mati jauh dari pusat api, yang
mungkin terdapat pada ruangan berbeda atau lantai yang berbeda, jaringan
monoksida pada jarak jauh dan membunuh manusia walaupun sedang tidur
pada saat mobil terjebak di salju. Beberapa kematian pernah terjadi ketika
mesin sedang bergerak, dan beberapa lagi dengan kondisi jendela mobil
sebagian (2-4 inchi). Jarang ditemukan kematian yang tiba-tiba terjadi saat
2. Bunuh diri
menghirup karbon monoksida dari gas kanlpot mobil ketika berada di luar
bergeletak dekat dengan pipa knalpot mobil. Dua meninggal karena bunuh
yang lama.
3. Pembunuhan
diabaikan karena karbon sebelumnya dapat dibuat tidak sadar atau mabuk
lalu dibunuh oleh ibu yang memberi gas pada anaknya dan kemudian
bunuh diri. Pola kematian pada kasus CO harus dievaluasi dengan
Pada korban yang mati tidak lama setelah keracunan CO, ditemukan lebam
mayat berwarna merah terang (cheery red colour), yang tampak jelas bila
kadar COHb mencapai30% atau lebih. Namun ternyata warna lebam mayat
sianida, dan pada orang yang mati akibat infeksi oleh jasad renik yang mampu
dalam jaringan akibat gangguan aliran darah arteri atau berkurangnya drainase
vena. Defisiensi oksigen juga dapat disebabkan oleh oksigenasi darah yang
dipertimbangkan adalah terbukti adanya trauma oleh karena panas atau adanya
inhalasi
K. Pemeriksaan TKP
Salah satu kewajiban dokter ahli forensik atau ahli toksologi forensik adalah
Demikian pula pada peristiwa keracunan gas karbon monoksida, dalam hal ini
pertolongan
otopsi.
L. Pemeriksaan Jenazah
1. Pemeriksaan luar
a. Keracunan CO
Khas warna lebam mayat merah terang (cherry red) baik permukaan
tubuh, membran mukosa, kuku jari, namun warna ini tidak sama di
seluruh tubuh misal tubuh bagian depan, leher dan paha berwarna lebih
terang dibanding dengan yang lain. Warna cherry red ini khususnya
kulit pada area tertentu yang dikenal dengan pelepuhan barbiturat, misal
pada betis, pantat, sekitar pergelangan tangan dan lutut merupakan hasil
edema kulit akibat koma yang lama, dimana terdapat immobilitas total
serta tidak adanya darah vena yang kembali dari gerakan otot. Hal ini
Eritema dan vesikel / bula pada kulit dada, perut, luka, atau anggota
gerak badan, baik di tempat yang tertekan maupun yang tidak tertekan.
Kelainan tersebut disebabkan oleh hipoksia pada kapiler-kapiler bawah
kulit.
2. Pemeriksaan dalam
a. Keracunan CO
H. Aspek hukum
Pasal 345 KUHP Barang siapa dengan sengaja membujuk orang supaya
3. Kasus pembunuhan
Pasal 340 KUHP Barang siapa dengan sengaja dan dengan direncanakan