Anda di halaman 1dari 2

PENGARUH TERAPI MUSIK MOZART (PIANO CONCERTO NO.

21 -
ANDANTE) TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI PSTW WANA
SERAYA DENPASAR

A. LATAR BELAKANG
Lansia adalah individu berusia diatas 60 tahun dimana memiliki tanda-
tanda penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial dan ekonomi yang berlangsung
terus-menerus secara alamiah. WHO mencatat bahwa terdapat 600 juta jiwa lansia
pada tahun 2012 di seluruh dunia. WHO juga mencatat terdapat 142 juta jiwa
lansia di wilayah regional Asia Tenggara (Kemenkokesra, 2012). Di Indonesia
proporsi penduduk lansia mengalami peningkatan cukup signifikan. Tahun
2006/2007 jumah penduduk lansia sebesar 18,9 juta jiwa dan meningkat menjadi
19,3 juta jiwa pada tahun 2009, serta mencapai jumlah 28 juta jiwa pada tahun
2012. Jumlah lansia di Indonesia termasuk terbesar keempat setelah China, India,
dan Jepang (BPS, 2014).
Semakin bertambahnya usia akan berpengaruh terhadap penurunan sistem
tubuh dan fungsi tubuh secara keseluruhan termasuk pada istirahat/tidur. Tidur
yang normal melibatkan dua fase yaitu gerakan bola mata cepat atau REM (rapid
eye movement) dan tidur dengan gerakan bola mata lambat atau NREM (nonrapid
eye movement). Selama NREM seseorang mengalami 4 tahapan selama siklus
tidur. Siklus 1 dan 2 merupakan karakteristik dari tidur dangkal dan seseorang
lebih mudah bangun. Tahap 3 dan 4 merupakan tidur dalam dan sulit untuk
dibangunkan.
Perubahan tidur normal pada lansia adalah terdapat penurunan pada
NREM 3 dan 4, lansia hampir tidak memiliki tahap 4 atau tidur dalam. Perubahan
paling nyata dari tidur orang lanjut usia adalah tidur mereka menjadi ringan dan
tidak berkualitas. Sebagian besar lansia mengeluhkan perubahan kualitas tidur.
Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan gangguan-gangguan seperti:
kecenderungan lebih rentan terhadap penyakit, pelupa, konfusi, disorientasi serta
menurunnya kemampuan berkonsentrasi dan membuat keputusan. Selain itu
kemandirian lansia juga berkurang yang ditandai dengan menurunnya partisipasi
dalam aktivitas harian, hal ini tentu berdampak buruk terhadap kualitas hidup
lansia (Oliveira, 2010).
Penatalaksanaan yang bertujuan meningkatkan kualitas tidur pada lansia
pada umumnya terbagi atas terapi farmakologis dan non farmakologis. Terapi
farmakologis memiliki efek yang cepat. Namun penggunaan obat-obatan ini
menimbulkan dampak jangka panjang yang berbahaya bagi kesehatan lansia.
Dengan demikian diperlukan terapi non farmakologis yang efektif dan aman
untuk meningkatkan kualitas tidur lansia (Stanley, 2006).
Prinsip penatalaksanaan non farmakologis untuk mengatasi gangguan tidur
adalah peningkatan kenyamanan dan penurunan kecemasan. Salah satu terapi non
farmakologi yang berpotensi memperbaiki kualitas tidur lansia adalah terapi
relaksasi suara dengan musik. Memutar musik sampai saat ini menjadi metode
relaksasi yang sering dilakukan untuk mengatasi susah tidur (Adesla, 2009).
Musik dipilih sebagai salah satu alternatif karena musik merupakan cara yang
mudah untuk mengalihkan perhatian, musik lebih sederhana, mudah dimengerti
dan hampir semua orang menyukai (Martono, 2009). Musik klasik Mozart
misalnya, memberikan efek/kondisi sebagai hasil pemaparan terhadap musik
tertentu khususnya Mozart dalam waktu singkat dan berefek positif terhadap
kognisi dan perilaku. Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Pengaruh Terapi Musik Mozart (Piano Concerto
No. 21 - Andante) Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di PSTW Wana Seraya
Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai