Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah pengindraan jauh (remote sensing) pertama kali diperkenalkan oleh
parker di AMERIKA SERIKAT pada akhir tahun 1950an dari instansi kelautan
amerika serikat. Pada awal tahun 1970an, istilah serupa juga digunakan di Prancis
dengan sebutan Teledetection,
Pengindraan adalah upaya untuk mengetahui suatu objek dengan
menggunakan sensor,baik alamih maupun buatan. sensor alamiah berupa mata,
telinga, hidung, lidah, dan kulit. sensor buatan antara lain kamera ,sonar,
magnetometer, radiometer dan scanner. Alat untuk mengindra disebut sensor.
Sensor juga merupakan alat yang di gunakan untuk melacak, mendeteksi, dan
merekam suatu objek di permukaan bumi.
Pengindraan jauh (remote sensing) adalah ilmu untuk memperoleh
informasi terhadap objek, daerah atau fenomena melalui analisis dan interpretasi
tanpa menyentuh objek secara langsung. ahli mendefinisikan pengindraan jauh
sebagai berikut :
Menurut Lindgren (1985)
Pengindraan jauh adalah sebagai teknik yang di kembangkan untuk memperoleh
dan menganalisis tentang bumi.

Menurut Welson dan Belfon


Pengindraan jauh di definisikan sebagai suatu ilmu, seni dan teknik untuk
memperoleh objek, area dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak
langsung dengan objek, area dan gejala tersebut.

Menurut Lillesand Kiefer


Pengindraan jauh adalah ilmu atau teknik dan seni untuk mendapatkan
infonmasi.tentang objek, wilayah atau gejala dengan cara menganalisis data- data

1
yang diperoleh dengen suatu alat, tanpa berhubungan langsung dengan objek,
wilayah atau gejala yang sedang di kaji.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah pengertian pengindraan jauh ?
2. Apa saja komponen pengindraan jauh ?
3. Apa Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan ?

1.3 Batasan masalah


1. Bagaimana pengertian pengindraan jauh ?
2. Apa saja komponen pengindraan jauh ?

1.4 Tujuan dan manfaat


1. Agar Mahasiswa dapat menjelaskan arti dari pengindraan jauh
2. Agar Mahasiswa dapat memahami komponen pengindraan jauh
3. Dapat menambah wawasan tentang pengindraan jauh
4. Dapat memanfaatkan pengindraan jauh dengan baik dan benar

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Komponen Pengindraan Jauh


Komponen pengindraan jauh yang membentuk suatu system dan
menghasilkan data pengndraan jauh sebagai berikut:
Sumber Tenaga

Tenaga yang di gunakan dalam pengindraan jauh adalah tenaga elektromagnetik


yang berasal dari cahaya matahari dan cahaya buatan. Berdasarkan sumber tenaga
yang di gunakan, sistem pengindraan jauh di bedakan sebagai berikut :

Sistem pasif adalah sistem yang menggunakan sumber tenaga dari sinar
matahari
Sistem aktif adalah sistem yang menggunakan tenaga buatan seperti gelombang
mikro dan lampu blitz kamera
Jumlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

a) Waktu penyinaran
Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari)
lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang
diterima objek, makin cerah warna obyek tersebut.

b) Bentuk permukaan bumi


Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada
permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan
permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah
bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas.

c) Keadaan cuaca
Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga
dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut
menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat

3
Atmosfer

Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen,
hidrogen dan helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer
tersebut dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.

Di dalam indera jauh terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum
elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi
penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi. Kondisi
cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat mencapai
permukaan bumi.Proses hambatan di atmosfer dapat berbentuk serapan, pantulan,
dan hamburan. Hamburan adalah pantulan ke arah serba beda yang di sebabkan
oleh benda yang permukaannya kasar dan bentuknya tak menentu. Hamburan
terdiri atas :

Hamburan Releigh

Yaitu hamburan yang terjadi pada atmosfer releigh. Ciri-ciri dari hamburan ini
adalah butir atmosfer diameternya kurang dari atau sama dengan 0,1 panjang
gelombang, terjadi pada ketinggian 4500-9000 meter dan terjadi gelombang
pendek serta cuaca cerah.

Hamburan Mie

Ciri-ciri hamburan mie adalah butir atmosfer memiliki diameter antara 0,1-25
panjang gelombang, hamburan ini terjadi pada ketinggian kurang dari 45000
meter, terjadi gelombang panjang dan cuaca berwarna.

Hamburan Nonselektif

Penyebab hamburan ini adalah butir-butir alam atmosfer yang diameternya jauh
lebih besar dari panjang gelombang spektrum tampak. Ciri-cirinya adalah tidak
tergantung pada panjang gelombang, tidak terjadi pada spektrum tampak dan
spektrum inframerah

4
Interaksi antara tenaga dan objek

Interaksi antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto
udara. Tiap-tiap obyek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan
atau memancarkan tenaga ke sensor.

Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra,
sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra.
Contoh: Permukaan puncak gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya
pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada permukaan puncak gunung yang
tertutup oleh lahar dingin.
Setiap objek mempunyai sifat tertentu dalam memasukkan atau memancarkan
tenaga ke sensor. Objek yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga
akan tampak lebih cerah sedangkan objek yang pantulan dan pancarannya sedikit
akan tampak gelap. Interaksi antara tenaga dengan objek di bagi menjadi 3 variasi,
yaitu :
a) Variasi spektral, mendasarknan pada pengenalan pertama pada suatu objek,
misal cerah dan gelap.
b) Variasi spasial, mendasarkan pada perbedaan pola keruangannya, seperti
bentuk, ukuran, tinggi dan panjang.
c) Variasi temporal, mendasarkan pada perbedaan waktu perekaman dan umur
objek.

Sensor

Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun
satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua :

1. Sensor fotografik, merekam obyek melalui proses kimiawi. Sensor ini


menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto
(foto udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto
satelit). Keuntungan sensor fotografik adalah caranya sederhana, biaya murah,
resolusi spasial baik, integritas geometrik baik.

5
2. Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini
direkam dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data
visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal
dengan sebutan citra. Keuntungannya adalah kepekaan terhadap spektrum
gelombang elektromagnetik lebih besar, perbedaan karakteristik objek yang di
amati jelas, dan analis serta interpretasi lebih cepat.
Citra (keluaran)
Citra adalah gambaran objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera
atau tampak langsung pada hasil cetakan. Benda yang tergambar pada citra dapat
dikenali dari cirri yang terekam pada sensor yaitu ciri spasial, temporal dan
spektral.

Ciri Spasial : Berkaitan dengan ruang. Meliputi bentuk, ukuran, bayangan,


pola, tekstur, situs dan asosiasi.
Ciri Temporal : Ciri yang terkait dengan umur benda atau waktu saat
perekaman.
Ciri Spektral : Ciri yang dihasilkan oleh tenaga electromagnetik dengan benda
yang dinyatakan dengan rona dan warna.

Wahana
Adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa sensor guna
mendapatkanpengindraan jauh. Berdasarkan ketinggian peredaran dan tempat
pemantauannya di angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:

1. Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara


1.000 9.000 meter di atas permukaan bumi
2. Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari
18.000 meter di atas permukaan bumi
3. Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km 900 km diluar atmosfer
bumi.

6
Perolehan Data

Data yang diperoleh dari pengindraan jauh ada 2 jenis :

Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna melakukan


interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu bernama stereoskop.
Stereoskop dapat digunakan untuk melihat objek dalam bentuk tiga dimensi.
Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus
penginderaan jauh yang diterapkan pada komputer.

Pengguna Data

Pengguna data adalah perorangan atau instansi yang berkepentingan


memanfaatkan citra pengindraan jauh. Pengguna data umumnya menggunakan
citra pengindraan jauh sebagai alat bantu analisis keruangan dan pengambilan
keputusan. Tingkat keberhasilan dari penerapan sistem pengindraan jauh di
tentukan oleh pengguna data, kemampuan pengguna data dalam menerapkan hasil
pengindraan jauh juga di pengaruhi oleh pengetahuan yang mendalam tentang
disiplin ilmu masing-masing maupun cara pengumpulan data dari sistem
pengindraan jauh.

Salah satu lembaga yang menggunakan data inderaja misalnya adalah:

Bidang militer
Bidang kependudukan
Bidang pemetaan
Bidang meteorologi dan klimatologi

7
2.2 Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan
Manfaat Penginderaan Jauh Secara Umum
Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data sumber
daya alam dan lingkungan. Penginderaan jauh makin banyak dimanfaatkan karena
berbagai macam alasan sebagai berikut :
1. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh
melalui daratan, contohnya hutan, rawa dan pegunungan.
2. Citra menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak
objek mirip dengan sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah
yang luas dan sifat gambar yang permanen
3. Citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan
menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan
karena menyajikan model obyek yang jelas, relief lebih jelas,
memungkinkan pengukuran beda tinggi, pengukuran lereng dan
pengukuran volume.
4. Citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga
dimungkinkan pengenalan obyeknya. Sebagai contoh adalah terjadinya
kebocoran pipa bawah tanah.
5. Citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.

Adapun manfaat penginderaan jauh dibidang geologi adalah


a. Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang
dan menggunakan aplikasi GIS.
b. Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c. Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas gunung
berapi, aktivitas tektonik dan pemantauan persebaran debu vulkanik.
d. Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi,
macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengindraan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tantang
objek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek atau gejala yang dikaji
Komponen pengindraan jauh meliputi hal-hal berikut:
o Sumber tenaga
o Atmosfer
o Interaksi antara tenaga dan objek
o Sensor
o Citra ( keluaran )
o Wahana
o Perolehan data
o Penggunaan data
3.2 Saran
Belajarlah serajin mungkin. Tiada istilah terlambat untuk belajar. Jika kita mau
pasti kita bisa. Ingat jangan pernah menyia-nyiakan waktu.

9
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuni, Tri. 2006. Pista Geografi Kelas XIIA / SMA /MA / K. Cemani. Seti-Aji
Yuniari, Niken. 2012. TUNTAS GEOGRAFI Kelas XII SMA / MA. Jakarta
Selatan. Graha Pustaka
Yulista Fina, 2012 Detik Detik UN GEOGRAFI Kelas XII SMA / MA. Jakarta.
Intan Pariwara
http://raymoon760.wordpress.com/2013/06/16/komponen-penginderaan-jauh/

10
KATA PENGATAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan
sebuah karya tulis dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul

PERAN PENGINDERAAN JAUH DALAM PERENCANAAN


PEMBANGUNAN

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada
tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa


terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.

Raha, November 2013

Penulis

11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 2

BAB II PENDAHULUAN......................................................................................3
2.1 pengertian penginderaan jauh............................................................................3
2.2 peran penginderaan jauh dalam pembangunan..................................................8

BAB III
PENUTUP..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

12
PERAN PENGINDERAAN JAUH
DALAM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : SAMSIA
NIM : 21215112
SEMESTER : III

UNIVERSITAS TERBUKA
2013 / 2014

13

Anda mungkin juga menyukai