Anda di halaman 1dari 3

Abstrak

Cekungan Bintuni terletak di Kepala Burung Papua, posisinya berada disekitar


tumbukan Lempeng Australia dan Pasifik. Cekungan ini terbentuk saat Tersier Akhir
dan mengalami perkembangan selama Plio-Pleistosen, dan diketahui sebagai
cekungan penghasil hidrokarbon di kawasan Timur Indonesia. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui karakteristik dan potensi batuan induk serta mengetahui waktu
kematangan batuan induk daerah penelitian. Data yang digunakan berasal dari tiga
sumur, yaitu Sumur Ofaweri, Roabiba dan Wos. Metode yang digunakan adalah
analisis geokimia hidrokarbon batuan induk. Analisis ini terdiri dari analisis
kandungan karbon organik (TOC), analisis hasil pirolisis batuan (potential yield dan
HI), dan analisis hasil pemantulan vitrinit. Sementara itu untuk mengetahui waktu
kematangan batuan induk diperlukan pemodelan sejarah kematangan. Sejarah
kematangan ini dibuat dengan dua cara, yaitu perhitungan secara manual (metode
Lopatin) dan pemodelan menggunakan software Petromod.

PENDAHULUAN induk, reservoar, migration time,


Cekungan Bintuni merupakan perangkap, dan seal atau penutup.
cekungan dengan luas ±30.000 km2
yang cenderung berarah utara–selatan GEOLOGI REGIONAL
dengan umur Tersier Akhir yang Geologi Papua dipengaruhi dua
berkembang pesat selama proses elemen tektonik besar yang saling
pengangkat LFB ke timur dan Blok bertumbukan dan serentak aktif. Pada
Kemum dari sebelah utara. saat ini, Lempeng Samudera Pasifik-
Cekunganini di sebelah timur Caroline bergerak ke barat-baratdaya
berbatasan dengan Sesar Arguni, di dengan kecepatan 7,5 cm/th,
depannya terdapat LFB yang terdiri sedangkan Lempeng Benua Indo-
dari batuan klastik berumur Mesozoik Australia bergerak ke utara dengan
dan batugamping berumur Tersier yang kecepatan 10,5 cm/th. Tumbukan yang
mengalami perlipatan dan tersesarkan. sudah aktif sejak Eosen ini membentuk
Di sebelah barat cekungan ini ditandai suatu tatanan struktur kompleks
dengan adanya tinggian struktural, terhadap Papua Barat (Papua), yang
yaitu Pegunungan Sekak yang meluas sebagian besar dilandasi kerak Benua
sampai ke utara, di sebelah utara Indo-Australia. Periode tektonik utama
terdapat Dataran Tinggi Ayamaru yang daerah Papua dan bagian utara Benua
memisahkan Cekungan Bintuni dengan Indo-Australia dijelaskan dalam empat
Cekungan Salawati yang memproduksi episode (Henage, 1993), yaitu (1)
minyak bumi. Di sebelah selatan, periode rifting awal Jura di sepanjang
Cekungan Bintuni dibatasi oleh Sesar batas utara Lempeng Benua Indo-
Tarera–Aiduna, sesar ini paralel Australia, (2) periode rifting awal Jura
dengan Sesar Sorong yang terletak di di Paparan Baratlaut Indo-Australia
sebelah utara KB. Kedua sesar ini (sekitar Palung Aru), (3) periode
merupakan sesar utama di daerah tumbukan Tersier antara Lempeng
Papua Barat. Berikut ini adalah Samudera Pasifik-Caroline dan Indo-
ilustrasi cekungan bintuni di kawasan Australia, zona subduksi berada di
Kepala Burung. Palung New Guinea, dan (4) periode
Cekungan Bintuni, tersusun oleh tumbukan Tersier antara Busur Banda
beberapa komponen yang membentuk dan Lempeng Benua Indo-Australia.
sistem petroleum meliputi batuan Periode tektonik Tersier ini
menghasilkan kompleks-kompleks Migrasi tersebut melewati suatu
struktur seperti Jalur Lipatan Anjakan adanya sesar normal yang terbentuk
Papua dan Lengguru, serta Antiklin pada daerah Bintuni.
Misool-Onin-KumawaTektonik Papua, d. Perangkap (Trap)
secara umum dapat dibedakan menjadi Perangkap pada Cekungan Bintuni
dua bagian, yaitu Badan Burung atau berupa perangkap struktur yaitu
Papua bagian timur dan Kepala Burung antiklin yang berumur lebih muda dari
atau Papua bagian barat. Kedua bagian batuan reservoir diperkirakan berumur
ini menunjukkan pola kelurusan barat- Miosen Akhir-pliosen Awal.
timur yang ditunjukan oleh Tinggian e. Batuan Penutup
Kemum di Kepala Burung dan Central Batuan penutup adalah suatu
Range di Badan Burung, kedua pola ini batuan sedimen yang kedap air
dipisahkan oleh Jalur Lipatan Anjakan sehingga hidrokarbon yang ada dalam
Lengguru berarah baratdayatenggara di reservoar tidak dapat keluar lagi.
daerah Leher Burung dan juga oleh Untuk batuan penutup pada Cekungan
Teluk Cenderawasih Bintuni berupa serpih pada Formasi
Klasafet berumur Miosen Akhir.
POTENSI HIDROKARBON
Selain potensi minyak bumi, di
a. Batuan Induk (source rock) kawasan Kepala Burung ini juga
Pada Cekungan Bintuni batuan menghasilkan gas alam sebagai produk
reservoar adalah batugamping pada lain. Sebagai contoh adalah di
Formasi Kais berumur Miosen Tengah. Cekungan Salawati dengan batuan
Batuan induk ini juga dapat berasal sumber (Source rock) berupa
dari batuan yang berumur lebih tua batulempung Klasafet.
atau Pra-Tersier. Batugamping ini Anggota Formasi Klasafet ini
mengandung material organik yang (yang telah matang / dewasa)
mampu menghasilkan hidrokarbon. ditemukan pada bagian cekungan yang
b. Batuan Reservoar (Reservoir dalam. Jika jenis litologi ini
Rock) menghasilkan hidrokarbon cair
Batuan reservoar pada Cekungan (liquid), maka hidrokarbon tersebut
Bintuni yaitu batugamping pada akan segera berubah menjadi wujud
Formasi Kais berumur Miosen Tengah. gas. Hal ini dikarenakan hanya gas dan
Batugamping ini berfungsi sebagai minyak dengan nilai gravitasi tinggilah
reservoar karena memiliki pori-pori yang dapat diharapkan untuk
yang baik. Sehingga minyak yg diproduksi oleh daerah eksplorasi
bersumber dari batuan induk dapat dengan hanya Formasi Klasafet
terperangkap dan terakumulasi pada sebagai batuan sumbernya.
batugamping ini. Sebalikanya, minyak bumi yang
c. Migrasi dihasilkan Cekungan Salawati
Migrasi hidrokarbon, merupakan memiliki nilai gravitasi (GOR) yang
proses perpindahan hidrokarbon dari rendah. Gas yang dihasilkan dapat
lapisan diabaikan, yang tidak mendukung
induk menuju ke lapisan resevoar Formasi Klasafet sebagai batuan
untuk dikonsentrasikan didalamnya. sumber hidrokarbon utama. Lapangan
Untuk arah yang menghasilkan gas bumi (Philips,
migrasi yaitu dari cekungan menuju ke dalam Phoa & Samuel, 1986) terletak
perangkap yaitu suatu perangkap di Pulau Salawati dan di bagian utara
antiklin. Cekungan Salawati. Dalam hal ini,
studi geokimia dan gas chromatograph
saat ini masih menunjukkan bahwa
sumber utama gas dan minyak bumi
tersebut berada di bagian selatan
cekungan

Anda mungkin juga menyukai