Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

ANALISIS AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM

Diajukan oleh:
NURUL FAJRI KADIR
15020150264

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi


Program Studi S1 Ilmu Farmasi
Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2016
ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM
ANALISIS AKTIITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM

Dipersiapkan dan disusun oleh


Nurul Fajri Kadir
15020150264

telah dipertahankan didepan asisten pendamping pada tanggal


.......................................

Telah disetujui oleh:

Asisten Pendamping

Amirullah, S.Farm tanggal,................................


ANALISIS AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM
Nurul Fajri Kadir1 dan Amirullah2
1
Mahasiswa Fakultas Farmasi, UMI.
2
Asisten Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, UMI
Email : nurulfajrikadir@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Bahan alam sebagai obat tradisional digunakan oleh masyarakat
Indonesia untuk menanggulangi berbagai masalah kesehatan, seperti pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan maupun untuk penyembuhan penyakit, hal ini
disebabkan karena Indonesia memiliki keanekaragaman flora yang berkhasiat
sebagai bahan obat. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,
terutama fungi yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain.
Bahan obat alami atau yang biasa disebut dengan simplisia adalah suatu bahan
alami yang belum mengalami pengolahan apapun kecuali dinyatakan lain adalah
bahan alam yang dikeringkan. Pada praktikum ini simplisia telah dibuat dalam
bentuk ekstrak dengan cara ekstraksi.
Tujuan Penelitian: Adapun tujuan praktikum ini dilakukan adalah untuk
mengetahui dan menentukan aktivitas antimikroba dari ekstrak daun Sirsak
terhadap Propinibacterium acnes, Staphylococus aureus dan Aspergillus niger
dengan menggunakan metode difusi agar dan KLT bioautografi.
Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental, dimana
rancangan praktikumnya adalah one shoot study dengan cara mengukur zona
hambat yang terbentuk dan menghitung nilai Rf.
Hasil: Dari uji aktivitas, diperoleh hasil yaitu, ekstrak metanol daun pulai (Alstonia
scholaris L.) efektif menghambat bakteri Salmonella thyposa (ST) dan P. Acne
(PAC) pada semua konsentrasi, dimana pada Salmonella thyposa (ST) 0,1%, 1%,
dan 10% secara berturut yaitu 5 mm, 6 mm, 5,3 mm. Sedangkan P. Acne (PAC)
0,1%, 1%, dan 10% secara berturut yaitu 6 mm, 10,3 mm, dan 6 mm. Namun hasil
KLT-bioautografi yaitu ekstrak metanol daun Pulai (Alstonia scholaris (L.) R. Br.)
pada eluen n-Heksan : etil asetat pada perbandingan 4:1 hanya dapat menghambat
bakteri uji P. Acne (PAC) dengan nilai Rf 0,072 pada jarak noda 0,4 cm.
Kesimpulan: Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan ekstrak metanol daun
pulai mempunyai efek antimikroba terhadap P. Acne (PAC) pada semua
konsentrasi. Pada metode KLT dengan zona hambat pada nilao Rf=0,072
Kata Kunci: antimikroba, daun daun Pulai (Alstonia scholaris (L.) R. Br.),
Propinibacterium acnes, Staphylococus aureus, Aspergilus niger.
PENDAHULUAN
Antimikroba adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang
merugikan manusia, terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok
parasit. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi
yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain.2
Antimikroba dapat bersifat bakteriostatik dan bakteriosida. Bakteriostatik
yaitu zat atau bahan yang dapat menghambat atau menghentikan pertumbuhan
mikroorganisme (bakteri), fungistatika yaitu zat atau bahan yang dapat
menghentikan pertumbuhan fungi, sitostatika terhadapa kanker. Dalam keadaan
seperti ini jumlah MO menjadi stasioner, tidak dapat lagi multiplikasi dan
berkembang biak. Sebagai contoh yaitu sulfonamide, tetrasiklin, kloramfenikol.
Bakteriosida yaitu zat atau bahan yang dapat membunuh mikroorganisme
(bakteri).3
Daun sirsak mengandung senyawa monotetrahidrofuran, acetogenin, seperti
anomurisin A dan B, annonacin, dan goniotlamisin. Khasiat senyawa-senyawa ini
untuk pengobatan berbagai penyakit. Daun dan batang sirsak juga mengandung
senyawa tannin, fitosterol, kalsium oksalat, serta alkaloid murisin.5
Daun sirsak saat ini marak dimanfaatkan sebagai pengobatan alternatif untuk
pengobatan kanker, yakni dengan mengkonsumsi air rebusan daun sirsak. Selain
untuk pengobatan kanker, tanaman sirsak juga dimanfaatkan untuk antimikroba,
pengobatan diare, anti kejang, antijamur, antiparasit, sakit pinggang, asam urat,
gatal-gatal, bisul, flu, dan lain-lain.4
Metode yang paling sering digunakan untuk menguji kerentanan terhadap
antibiotika yaitu dengan difusi diskus, dan diskus yang mengandung antibiotika
diletakkan pada plat kultur yang diinokulasikan dengan bakteri yang diuji dan
pertumbuhan organisme atau tidak berkembangnya organism kemudian dimonitor.6
Metode yang spesifik untuk mendeteksi bercak pada kromatogram hasil
kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi kertas yang mempunyai aktivitas
sebagai antibakteri, antifungi, antibiotik dan antiviral disebut bioautografi.1
METODE PRAKTIKUM
Jenis dan Rancangan Praktikum
Jenis praktikum ini adalah eksperimental dengan rancangan praktikum One-
Shoot Study.
Alat dan Bahan Penelitian
Adapun alat yang digunakan yaitu autoklaf, cawan petri, chamber, enkas,
erlenmeyer, inkubator, lampu spiritus, lempeng klt, ose bulat, paper disk, penggaris,
spidol, spoit, dan vial. Adapun bahan yang digunakan adalah aluminium foil, eluen
n-heksan : etil asetat, DMSO (Dimetil Sulfoksida), medium NA (Nutrient Agar)
(no. reg: 1.05450.0500 Merck KG A, 64271 Darmstadt), medium PCA (Plate Count
Agar), suspensi bakteri, timbangan analitik, plastik wrap, kapas dan tissue.
Sampel Praktikum
Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah ekstrak metanol daun
Pulai (Alstonia scholaris (L.) R. Br.)
Cara kerja
Uji Skrining
Dimasukan 10 mg ekstrak lalu di larutkan dengan DMSO 0,5 mL dalam vial
steril. Selanjutnya dimasukkan medium NA dan PCA 9,5 mL ke dalam vial tersebut
kemudian dihomogenkan. Kemudian dimasukan ke dalam cawan petri, yang
terlebih dahulu dipatron 5 untuk medium NA dan dipatron 2 untuk medium PCA.
Lalu dilakukan penggoresan bakteri dan jamur uji pada tiap-tiap bagian yang telah
dipatron dengan bakteri dan jamur uji yang berbeda-beda. Diinkubasi selama 1x24
jam pada 37C untuk bakteri dan 3x24 jam untuk jamur. Diamati zona hambat yang
terbentuk dalam cawan petri.
Uji Aktivitas Antimikroba-Metode Difusi Agar
Ekstrak dibuat dengan konsentrasi 0,1%, 1%, dan 10% lalu dimasukkan paper
disk dan direndam selama 15 menit. Disiapkan 10 mL medium NA dan PDA,
dimasukkan kedalam vial steril dan 1 ose suspensi biakan bakteri dan jamur hasil
uji skrining. Dihomogenkan lalu dimasukkan dalam cawan petri yang telah dipatron
dan dibiarkan memadat. Setelah memadat, dimasukkan paper disk yang telah
direndam dalam ekstrak tiap konsentrasi. Diinkubasi selama 1x24 jam pada 37C
untuk bakteri dan 3x24 jam untuk jamur. Diamati zona hambat yang terbentuk
dalam cawan petri.
Uji Aktivitas Antimikroba-KLT-Bioautografi
Dimasukkan 10 mL medium NA dan PDA dalam vial steril dan 1 ose
suspense biakan bakteri dan jamur hasil uji skrining. Dihomogenkan lalu
dimasukkan dalam cawan petri dan dibiarkan setengah memadat. Setelah setengah
memadat, ditempelkan lempeng klt yang telah dielusi menggunakan eluen yang
sesuai diatas medium selama 30 menit. Lalu lempeng klt dikeluarkan dari cawan
petri. Diinkubasi selama 1x24 jam pada 37C untuk bakteeri dan 3x24 jam untuk
jamur dan dihitung nilai Rf noda.
Analisis Hasil
Pada percobaan ini parameter yang dianalisis yaitu dilakukan pengujian
aktivitas antimikroba pada ekstrak metanol daun Pulai (Alstonia scholaris (L.) R.
Br.) berdasarkan pembentukan zona hambatan pada medium NA dan PCA, dan
nilai Rf yang diperoleh pada metode KLT bioautografi.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil praktikum analisis aktivitas antimikroba dari bahan alam
dengan menggunakan sampel ekstrak methanol daun Pulai (Alstonia scholaris (L.)
R. Br.), diperoleh gambar sebagai berikut :

Gambar 1. Foto Hasil Pengujian Skrining aktivitas antimikroba dari bahan alam ekstrak
methanol daun Pulai (Alstonia scholaris (L.) R. Br.) (a) Medium NA (Nutrien Agar)
Keterangan: Gambar 1 : 1. Cawan Petri 2. Bakteri/jamur yang diamati
dengan bakteri uji (c) Medium PCA (Plate Count Agar) dengan jamur uji AN
menggunakan medium NA
(Aspergillus niger) dan CA (Candida albicans)
A B

Gambar 2. Foto hasil pengujian aktivitas antimikroba dari bahan alam dengan
menggunakan metode difusi agar pada bakteri uji (a) Salmonella thyposa (ST) dan
(b) P. Acne (PAC)

A B

Gambar 3. Foto hasil pengujian aktivitas antimikroba dari bahan alam dengan
menggunakan metode KLT- Bioautografi (a) Salmonella thyposa (ST) dan (b) P. Acne
(PAC).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh data sebagai
berikut :
Tabel 1. Uji skrining antimikroba dari bahan alam
Bakteri Jamur
Sampel Konsentrasi
SA SD ST SM PA EC BS PAC SE VC AN CA
Daun
0,1% - - + - - + - + - - + +
Pulai
Ket :
(+) : Ada zona hambat
(-) : Tidak ada zona hambat
Keterangan Mikroba Uji :
SA = Staphylococcus aureus SD =Shigella dysenteriae
SE = Staphylococcus epidermidis VC = Vibrio cholerae
EC = Eschericia coli BS = Bacillus subtilis
SM = Streptococcus mutans ST = Salmonella thyposa
PAC = P. Acne CA = Candida albicans
AN = Aspergillus niger

Tabel 2. Uji aktivitas antimikroba dari bahan alam menggunakan sampel ekstrak
daun girang dengan metode difusi agar
Diameter zona hambat (mm)
Sampel Bakteri
0,1% 1% 10%
Salmonella
1 5,3
Ekstrak Daun Pulai thyposa
P. Acne 10,3 6

Tabel 3. Uji aktivitas antimikroba dari bahan alam menggunakan sampel ekstrak
daun girang dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) bioautografi
Sampel Bakteri Eluen Nilai Rf Hasil
Salmonella n-heksan
0,072 + Menghambat
Ekstrak Daun thyposa : etil
Pulai P. Acne asetat (4 : - -
1)
Ket : Jarak noda 0,4 cm

PEMBAHASAN
Antimikroba (AM) adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang
merugikan manusia. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba
terutama fungi yang adapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis yang
lain. Banyak antibiotik dewasa ini yang dibuat secara semi sintetik atau sintetik
penuh. Bakteriostatik, memiliki kemampuan menghambat perkembangbiakan
bakteri perkembangbiakan akan berlangsung lagi bila zat telah tiada. Bakterisid,
memiliki sifat mematikan bakteri.Kerja bakterisidal berbeda dari bakteriostatis
dalam hal tidak dapat dipulihkan lagi, yaitu bakteri yang dimatikan tidak dapat
lagi berkembangbiak, meskipun sudah tidak terkena zat itu lagi. Dalam beberapa
kasus zat tersebut menyebabkan lisis (melarutnya) sel, dalam kasus lain sel tetap
utuh dan bahkan dapat terus aktif secara metabolik.
Dasar melakukan pemilihan tanaman yang diuji adalah untuk mengetahui
apakah sampel ekstrak daun sirsak mempunyai aktivitas atau pontensi sebagai
antimikroba yang dimana dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme.
Pada percobaan ini digunakan pelarut untuk ekstrak yaitu DMSO (Dimetil
sulfoksida) karena merupakan pelarut yang bersifat polar yang mana mampu
menarik senyawa- senyawa yang bersifat polar dan non polar. Dalam percobaan uji
aktivitas antimikroba dari bahan alam ada 3 kegiatan yang dilakukan yaitu uji
skrining, uji difusi agar dan uji KLT-bioautografi.
Skrining bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya daya hambat suatu
senyawa (ekstrak) dari tanaman pada pertumbuhan mikroba, yang selanjutnya
dilakukan uji aktifitas antimikroba dari bahan alam.
Pada metode difusi agar dilakukan untuk dapat melihat bagaimana pengaruh
dari kosentrasi yang berbeda-beda dari ekstrak tanaman yang ada terhadap mikroba
yang digunakan yakni dengan melihat zona hambat yang terbentuk.
Hasil dari uji aktivitas dengan metode difusi agar yaitu ekstrak metanol daun
pulai efektif menghambat bakteri Salmonella thyposa (ST) dan P. Acne (PAC) pada
semua konsentrasi.
KLT Bioautografi adalah suatu proses untuk menentukan senyawa aktif yang
terdapat pada suatu ekstrak tanaman yang diperoleh dari hasil penotolan pada
lempeng kromotografi yang kemudian diuji efek aktifitas antimikroba pada
medium yang terdapat antimikroba.
Pada metode KLT-bioautografi dari ekstrak metanol daun sirsak dengan
eluen n-heksan : etil asetat pada perbandingan 4 : 1. Bakteri uji Salmonella thyposa
(ST) dan P. Acne (PAC). Dan diperoleh hasil KLT-bioautografi yaitu ekstrak
metanol daun Pulai (Alstonia scholaris (L.) R. Br.) pada eluen n-Heksan : etil asetat
pada perbandingan 4:1 hanya dapat menghambat bakteri uji P. Acne (PAC) dengan
nilai Rf 0,072 pada jarak noda 0,4 cm .
Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan ekstrak metanol daun Pulai
(Alstonia scholaris (L.) R. Br.) mempunyai efek antimikroba terhadap P. Acne
(PAC).
SARAN
Sebaiknya dalam penjelasan metode kerja secara skematik, dilakukan
dengan cara yang sederhana, agar mudah untuk dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djide, Natsir. 2008. Analisis Mikrobiologi Farmasi. Universitas
Hasanuddin: Makassar.

2. Hariana, Arief. 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penebar Swadaya :


Jakarta.

3. Gunawan, Gan Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Universitas


Indonesia: Jakarta.

4. Mardiana, L. and Ratnasari, J. 2011. Ramuan dan Khasiat Sirsak. Penebar


Swadaya: Jakarta.

5. Suranto, Adji. 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Pustaka Bunda:


Jakarta.

6. Pratiwi. 2007. Mikrobiologi Farmasi. Universitas Gajah Mada : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai