Skripsi
Disusun Oleh:
20607004161
FAKULTAS PSIKOLOGI
JAKARTA
1432 H / 2011
i
PENGARUH KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI DAN KEMAMPUAN
Skripsi
Oleh :
NIM : 206070004161
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
JAKARTA
1432 H/ 2011
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Sidang Munaqasyah
Merangkap Anggota
Anggota :
iii
PERNYATAAN
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-
Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan
dari karya orang lain.
iv
Buah hasil kesabaran dan penantianku ini
menyayangi aku....
v
ABSTRAK
Analisis data yang digunakan adalah uji regresi ganda. Subjek yang diambil
dalam penelitian ini adalah wanita yang menikah pada usia 18 tahun dan
usia pernikahannya 5 tahun. Adapun teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah accidental sampling. Instrumen pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket/ kuesioner. Instrumen yang
digunakan pada skala kepuasan pernikahan berdasarkan indikator Lauer &
Lauer, et. al (dalam Baron & Byrne, 2005) yang berjumlah 52 aitem, skala
kemampuan berkomunikasi berdasarkan indikator dari Bochner & Kelly (
dalam Joseph A. DeVito, 1997 ) yang berjumlah 36 aitem, dan skala
kemampuan memecahkan masalah berdasarkan indikator Parnes (dalam
Utami Munandar, 1999) yang berjumlah 23 aitem.
vi
kepuasan pernikahan pada wanita yang melakukan pernikahan dini.
Berdasarkan data analisis regresi ganda diperoleh R Square sebesar 0.895,
yang berarti bahwa seluruh variabel independent yang diteliti memberikan
sumbangsih sebesar 89.5% terhadap kepuasan pernikahan pada wanita yang
melakukan pernikahan dini. Sedangkan 10.5% sisanya dipengaruhi oleh
faktor- faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Bagi peneliti
selanjutnya, apabila ingin meneliti dengan subjek yang menikah pada usia
dini/ 18 tahun sebaiknya meneliti subjek yang melakukan pernikahan dini
pada usia pernikahan minimal 6 bulan dan maksimal 1 tahun, agar dapat
mengetahui seberapa besar kemampuan subjek yang telah menikah di usia
dini dalam hal berkomunikasi dan memecahkan masalah pada rentangan usia
remaja awal dan akhir. Selain itu menambahkan atau menggunakan variabel
atau faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan pernikahan selain
kemampuan berkomunikasi dan kemampuan memecahkan masalah seperti
pendapatan/ ekonomi, dan hubungan dengan keluarga besar pasangan.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia- Nya setiap saat, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Kemampuan Berkomunikasi dan
Kemampuan Memecahkan Masalah Terhadap Kepuasan Pernikahan Wanita yang
melakukan Pernikahan Dini. Salawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat
merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Jahja Umar, Ph.D
telah banyak membantu dalam menuntut ilmu di Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah.
2. Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si, sebagai dosen pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berarti dengan segenap
kesabarannya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan maksimal.
3. Ibu Neneng Tati Sumiati, M.Si.,Psi sebagai dosen pembimbing II yang telah
banyak memberikan arahan, bimbingan, dan masukan yang teramat
bermanfaat dalam penyelesaian penelitian ini.
4. Seluruh dosen dan seluruh staf karyawan Fakultas yang telah banyak
membantu dalam menuntut ilmu di Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah.
6. Kepala KUA Pamulang dan staff yang telah membantu peneliti dalam
penyelesaian penelitian ini.
viii
7. Kedua orangtuaku Bapak Herika Yustiono dan Ibu Sri Murniati serta keempat
kakakku Tias Cahyo Utomo, Rika Putri Ekadwi Utami, Abang Candra dan
Kak Fitri. Terima kasih atas semua doa, dukungan, sumber inspirasi dan
semangat yang telah kalian berikan kepada peneliti untuk selalu meneruskan
perjuangan ini agar mencapai yang terbaik.
8. Kepada Panda Aditya Saputra dan keluarga, terima kasih atas doa, dukungan,
sumber inspirasi, semangat serta kesabarannya dalam membantu
penyelesaian skripsi ini.
9. Pak Chaidir dan Pak Badawi pengurus perpustakaan Fakultas Psikologi atas
segala bantuan selama penulis menuntut ilmu.
10. Teman- teman Fakultas Psikologi Non- Reguler angkatan 2006 (meja besi),
serta teman- teman seperjuanganku (Dewi, Sherny, Indri, Vera, Neta, Ita,
Tsara, Bintang, Dedeh, Iha, Kak Lidya, Mbak Yue, Kak Retno, Kak Nida)
yang telah memberikan dukungan dan saran kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya peneliti ucapkan terima kasih sekali lagi untuk semua pihak yang sudah
membantu penyelesaian skripsi ini. Wassalam.
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... iv
MOTTO.............................................................................................................. v
ABSTRAKSI...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR...................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
2.1 Pernikahan................................................................................ 13
2.1.1 Pengertian Pernikahan.............................................................. 13
2.2 Kepuasan Pernikahan................................................................ 15
2.2.1 Pengertian Kepuasan Pernikahan.............................................. 15
2.2.2 Faktor- faktor Kepuasan Pernikahan......................................... 16
2.2.3 Indikator Kepuasan Pernikahan............................................... 23
2.3 Kemampuan Berkomunikasi..................................................... 27
2.3.1 Pengertian Kemampuan Berkomunikasi................................... 27
2.3.2 Proses Berkomunikasi............................................................... 28
x
2.3.3 Tujuan Komunikasi................................................................... 29
2.3.4 Indikator Kemampuan Berkomunikasi..................................... 31
2.4 Kemampuan Memecahkan Masalah......................................... 34
2.4.1 Pengertian Kemampuan Memecahkan Masalah....................... 34
2.4.2 Proses Memecahkan Masalah................................................... 36
2.5 Kerangka Berpikir.................................................................... 44
2.6 Hipotesis................................................................................... 47
xi
4.1.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Subjek....................................................................................... 69
4.2 Deskripsi Data........................................................................... 69
4.2.1 Kategorisasi Kepuasan Pernikahan........................................... 70
4.2.2 Kategorisasi Kemampuan Berkomunikasi................................ 71
4.2.3 Kategorisasi Kemampuan Memecahkan Masalah.................... 73
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 95
xii
DAFTAR TABEL
Subjek....................................................................................... 69
xiii
Tabel 4.12 Coefficients Kemampuan Berkomunikasi dan Kemampuan
Kepuasan Pernikahan................................................................ 78
Pernikahan................................................................................ 79
Berkomunikasi.......................................................................... 80
Kepuasan Pernikahan................................................................ 84
Penikahan.................................................................................. 84
Tabel 4.22 Model Summary Aspek Usia Subjek Saat Menikah (Aspek
xiv
Tabel 4.24 Model Summary Aspek Status Pekerjaan Subjek (Aspek
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
dimana tujuan besar seorang perempuan yang belum menikah adalah tahapan
dari kehidupan, yang merupakan suatu usaha untuk membina hubungan dengan
orang lain dalam diri masing- masing untuk membentuk kehidupan rumah tangga.
Dalam pandangan Islam, pernikahan adalah suci, sunnah Rasul, dan Ibadah. Oleh
karena itu setiap muslim seyogyanya menikah secara Islam, berumah tangga
secara Islam dan hidup secara Islami. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh
barang siapa yang belum mampu maka hendaklah ia berpuasa, karena berpuasa
Pada prinsipnya, pernikahan diawali dengan niat atau nawaitu selain itu
Semua itu tidak lepas dari peran serta agama, karena agama sangatlah berperan
Di dalam pernikahan sudah pasti setiap pasangan memiliki tujuan yang ingin
dicapai, yaitu agar dapat terpenuhinya sebagian besar kebutuhan pribadi, karna
jelas akan membimbing pasangan suami- istri untuk mewujudkan keluarga yang
harmonis, karna keharmonisan dalam keluarga tidak bisa dilepaskan dari tujuan
pasangan suami istri, kepuasan pernikahan antara suami dan istri akan tercapai
jika kebutuhan- kebutuhan individu dapat terpenuhi antara lain kebutuhan sosial,
Oleh sebab itu, diduga bahwa keberhasilan dalam pernikahan tergantung pada
harmonisan di dalam hubungan pernikahan, baik yang baru menikah bahkan yang
Menurut pandangan Islam di dalam surat Ar-Rum ayat 21, bahwa pernikahan
dapat menciptakan ketentraman lahir dan batin antara suami dan istri dalam
kehidupan rumah tangga yang tentram, nyaman, damai dan sejahtera, ketika
terpenuhi hak dan kewajiban suami istri dengan baik. Karena kepuasan
3
pernikahan yang ingin dicapai oleh setiap orang tidak muncul dengan sendirinya,
tetapi hal tersebut harus diusahakan dan diciptakan oleh kedua belah pihak yaitu
subjektif, perasaan yang kuat, dan yang didasarkan pada faktor dalam individu
dari konflik, kecuali bila salah satu pasangan atau bahkan kedua pasangan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Gurin, Geroff, Feld (dalam Michael dan
Savitri, 1994) bahwa sebesar 45 % orang yang sudah menikah mengatakan bahwa
dalam kehidupan bersama akan muncul berbagai masalah. Karena di dalam semua
perkawinan terdiri dari individu yang unik, maka keunikan inilah yang sering
Dari keunikan itulah, terkadang menimbulkan masalah jika keduanya tidak saling
sudah secara matang dipersiapkan dan cukup mendalam perkenalan pribadi antara
pertengkaran- pertengkaran, baik itu yang berasal dari pasangan, lingkungan luar,
pernikahan dini yang sebenarnya tumbuh dari perbedaan- perbedaan yang ada
diantara kedua pasangan, tetapi menjadi cocok setelah beberapa saat hidup
bersama dan tidak berarti bahwa kalau seseorang cukup mengenal calon
kedua belah pihak. Maka pemilihan pasangan hidup dalam pernikahan dini
Tetapi, seringkali ditemui kenyataan bahwa pasangan suami- istri yang menikah
antara suami- istri. Akan tetapi pada pasangan yang menikah muda,
dibandingkan dengan pasangan yang berusia 40- an. Hal ini serupa dengan
kecenderungan untuk rujuk atau berdamai kembali stelah mengalami konflik pada
pasangan muda sebesar 89%, sedangkan pada mereka yang berusia 40- an hanya
sebesar 31%.
Karena itu, para pasangan suami- istri yang menikah pada usia dini dalam
dalam arti dewasa secara mental bukan hanya usia. Bisa saja seseorang yang
sudah dewasa usia tetapi belum memiliki kedewasaan secara mental, sebaliknya
5
seseorang atau pasangan suami- istri yang menikah pada usia 18 tahun
kedewasaan secara mental sudah ada dalam diri mereka masing- masing, karena
yang menyebabkan pernikahan usia muda rentan konflik bukan terletak pada usia,
melainkan pada aspek- aspek mental yang bersangkut paut dengan proses
Dalam hal ini, sekecil apa pun masalah yang sedang dihadapi tidak akan bisa
tersebut harus melibatkan usaha bersama (suami dan istri), agar dapat
Salah satu solusi dalam pemecahan masalah yang terjadi di dalam rumah tangga
adalah melakukan komunikasi yang efektif. Hendaknya suami dan istri yang
masuk di dalam pernikahan usia muda dapat saling memahami satu sama lain.
Walau memiliki latar belakang yang berbeda, sebagai suami istri harus bisa saling
memahami satu sama lain. Setiap masalah yang terjadi harus diselesaikan dengan
kepala dingin. Karena konflik sering muncul disebabkan oleh komunikasi yang
buruk antara suami dan istri, tetapi komunikasi juga dapat menyelesaikan masalah
jika komunikasi berjalan dengan lancar. Davis, 2004 (dalam Rita Eka
Dalam hal ini, pasangan suami- istri seharusnya memiliki ketrampilan komunikasi
yang lebih baik. Agar mereka dapat belajar bagaimana cara menghadapi
terbuka dengan kontrol emosi yang baik. Olson (dalam Olson, 2002) menemukan
pasangan merasa senang apabila mereka menjadi pendengar yang baik, dan 79%
Jannah, 2008) menyampaikan pendapat yang serupa, bahwa pasangan yang telah
Oleh sebab itu, betapa pentingnya pasangan suami- istri memiliki kemampuan
pendapat antara suami- istri yang dapat berujung pada permasalahan di dalam
Tunku Abdul Rahman- Malaysia, 2011), menyatakan bahwa pada pasangan yang
Jadi, dua orang yang menjalani sebuah pernikahan dan tinggal di dalam satu atap,
yang intens antara suami- istri yang cukup lama akan dapat membantu
menyelesaikan masalah, tetapi dapat diduga bahwa mereka (suami- istri) tidak
7
dapat saling mengerti dan memahami pesan yang disampaikan dalam pemenuhan
Dini.
Agar pembahasan pada penelitian ini tidak meluas maka penulis membatasi
sikap positif, maka peneliti memilih salah satu aspek yaitu aspek
kesetaraan.
1999).
4. Apakah ada pengaruh yang signifikan aspek sikap positif dari variabel
7. Apakah ada pengaruh yang signifikan aspek usia subjek saat menikah
dapat menjadi bahan bacaan serta masukan, khususnya bagi penulis dan
dini.
11
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab kajian teori dijelaskan variabel- variabel penelitian dan teori-
teori para ahli yang memiliki kesesuaian dengan tema penelitian, yaitu
Bab empat berisi hasil penelitian yang telah dilakukan dan analisis
Bab lima berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dillakukan,
selanjutnya.
13
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Pernikahan
perkawinan atau pernikahan yaitu sebagai ikatan lahir batin antara seorang pria
dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
perempuan dan laki- laki yang berkaitan dengan hubungan seksual yang sah.
Ditinjau dari segi agama Islam pernikahan memiliki fungsi dan tujuan, salah
menciptakan kamu dari jenis yang satu, dan dari padanya, Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
14
Disinilah terlihat bahwa Allah SWT memberi sinyal dan tanda bahwa manusia
diciptakan oleh Allah untuk berpasang- pasangan dan dengan adanya pasangan
sebagai bersatunya dua individu, tetapi pada kenyataannya adalah persatuan dua
sistem keluarga secara keseluruhan dan pembangunan sebuah sistem ketiga yang
baru.
adalah tempat pelegalan suatu hubungan antar dua manusia yang berlainan jenis
kelamin. Selain itu, pernikahan juga digunakan sebagai wahana bagi pembentukan
mencapai satu tujuan atau sasaran. Sedangkan pernikahan menurut Duvall &
Miller (1985) adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara sosial, yang
Seperti selayaknya berada dalam hubungan, tiap- tiap individu yang berada dalam
Kepuasan pernikahan ini tampaknya memiliki arti yang agak berbeda bagi suami
dan istri. Bagi suami, umumnya kepuasan pernikahan ini berarti terpenuhinya
perasaan dihargai, kesetiaan dan perjanjian terhadap masa depan dari hubungan
aman secara emosional, komunikasi dan terbinanya intimasi (Duvall & Miller,
1985).
Sedangkan menurut Weiss (dalam William M. Pinsof dan Jay L. Lebow, 2005)
subjektif; perasaan yang kuat dan sebuah perilaku yang didasari atas faktor- faktor
antar individu yang dipengaruhi oleh kualitas interaksi di dalam pernikahan yang
dijalani.
16
adanya suatu perasaan senang yang kuat yang disebabkan oleh tercapainya tujuan
yang dikehendaki oleh pasangan yang terikat dalam status pernikahan sebagai
simbol dari adanya rasa kasih sayang, kesetiaan, terbinanya intimasi, dan
Baik suami ataupun istri dapat mengembangkan karakteristik atau faktor yang
b. Disiplin
Kedisplinan yang diterapkan oleh orang tua sejak kecil berada pada
merasa terancam).
17
c. Kedekatan
pernikahan
yang tepat.
antara orang tua dengan anak, hal ini dapat mempermudah proses
f. Pendidikan
a. Kehidupan seksual
belah pihak).
c. Pendapatan keluarga
d. Tingkat kesetaraan
Tidak ada dominasi dari salah satu pasangan, baik suami maupun
sebaliknya.
e. Komunikasi
maupun seksual).
f. Kehidupan sosial
Adanya ekspresi kasih sayang yang nyata dari suami maupun istri
dan istri).
h. Kepercayaan
Adanya rasa saling dari suami kepada istri dan juga sebaliknya
Duvall dan Miller (1985) menambahkan bahwa diantara dua macam karakteristik
Hurlock (1980) menambahkan, bahwa ada empat faktor penunjang yang paling
umum dan paling penting bagi terwujudnya kepuasan pernikahan, yaitu melalui
belakang, adanya aktifitas atau hal tertentu yang menjadi minat kedua
b. Penyesuaian seksual
pra- nikah, sikap terhadap penggunaan alat- lat kontrasepsi, serta efek
c. Penyesuaian keuangan
kerja karena istri mulai mengalami burn out dalam mengurusi rumah
memenuhinya.
Berdasarkan teori dari Duvall dan Miller (1985), Hurlock (1980), yang telah
1) Faktor personal
interpersonal
3) Faktor anak
4) Faktor seksual
6) Faktor kebersamaan
dalam pernikahan
1. Komitmen (commitment)
merupakan suatu ekspresi dari tipe dedikasi ini (Stinnet, dalam Turner &
Helms, 1987).
Helms, 1987).
24
2. Persamaan (similarity)
terbuka dengan istri atau diduga mereka tidak mengerti apa yang
Kehidupan seksual merupakan salah satu masalah yang paling sulit dalam
3. Persahabatan (friendship)
Pasangan dapat dianggap sebagai teman baik, yaitu dengan adanya kerja
sama dalam suatu hubungan yang bersifat sukarela (Ahmadi dalam Bayu
Ananta, 2009).
dengan kita (Sears, et.al., dalam Bayu Ananta, 2009). Namun kesamaan
tertentu dari seseorang dapat dipenuhi secara baik bukan dari pasangan
pada sisi lain mereka juga mengeluh ketidakbahagiaan yang lebih dalam
Carl Hovland, Janis dan Kelley (dalam Yulia S. Gunarsa, 2009), menyatakan
stimulus (biasanya dalam bentuk kata- kata) dengan tujuan mengubah bentuk
perilaku seseorang. Kata atau istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris
dan pemilihan bersama lambang secara kognitif, sehingga dapat membantu orang
saling berbagi atau menggunakan informasi secara bersama dan pertalian antara
komunikasi sebagai suatu proses dimana dalam hubungan antara individu dengan
yang sangat kompleks, sebab tidak hanya berwujud kata- kata, tetapi berbentuk
pesan yang dikirimkan secara verbal maupun non verbal kepada satu penerima
penerima.
kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengemas ide, gagasan atau pesan
kepada orang lain secara efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
kompleks diantara individu baik secara verbal dan non verbal melalui gesture,
simbol, gambar, kata- kata, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
sebagai suatu proses, dapat juga diamati mulai dari karaketristik sumber. Sebelum
sampaikan. Maksud itu bergerak antara suatu sumber (pengirim) dan penerima.
Kemudian pesan itu dikodekan atau diubah ke dalam bentuk simbolik dan
diteruskan oleh suatu medium (saluran) kepada penerima, yang menguraikan kode
29
makna dari satu orang ke orang lain. Untuk jelasnya proses komunikasi tersebut
Gambar 2.1
Pesan
Pesan
Joseph A. DeVito (1997), menyatakan bahwa ada lima tujuan komunikasi, yaitu:
kepada orang lain ia akan memperoleh umpan balik yang berharga atas
2. Untuk bermain
dan istirahat atau santai dengan maksud membuatnya merasa lepas dari
yang hangat dan akrab, karena setiap orang ingin merasa dicintai dan
4. Untuk menolong
5. Untuk mempengaruhi
dalam rangka menciptakan komunikasi yang baik dan efektif ( dalam Joseph A.
1. Keterbukaan
orang lain.
2. Empati
sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu. Orang yang
perasaan dan sikap, serta harapan dan keinginan untuk masa yang akan
datang.
3. Sikap mendukung
saya).
mengharuskan.
33
4. Sikap positif
terputus.
5. Kesetaraan
bahwa kedua pihak sama- sama bernilai dan berharga. Selain itu Carl
Solso, Otto H. Maclin & Kimberly Maclin (2007) pemecahan masalah merupakan
suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi atau
Menurut Bedel & Lennox, 1994 (dalam Anasatasia Retno Ayu, 2006), Problem
solving adalah proses yang dapat membantu seseorang untuk menemukan apa
yang mereka inginkan dan bagaimana mencapainya dengan cara yang paling
efektif.
adalah sebagai suatu proses seleksi dan proses pengambilan keputusan dan proses
Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan
tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah yang
dilakukan.
dan beberapa ahli psikologi kognitif seperti Anderson (1980). Evans (1991),
Hayers (1978), dan Ellis&Hunt (1993) sepakat bahwa masalah merupakan suatu
35
kesenjangan antara situasi sekarang dengan situasi yang akan datang atau tujuan
yang dihadapi individu dalam mencapai suatu tujuan. Suatu masalah terjadi ketika
individu menyadari bahwa keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan harapan-
harapannya.
dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam setiap aspek kehidupannya. Jarang
yang dilakukan oleh setiap individu tentulah berbeda- beda, tergantung dari pola
pikir yang dimiliki, jenis masalah yang dihadapi, ataupun faktor dari luar yang
mempengaruhi (seperti saran yang diberikan oleh orang lain, pengalaman yang
yang tercakup dalam usaha menemukan urutan yang benar dari alternatif-
alternatif jawaban yang mengarah kepada suatu sasaran atau ke arah pemecahan
ideal.
36
suatu solusi bagi kontroversi yang terjadi, yang dapat diterima oleh semua pihak.
permasalahan yang terjadi, yang mengarah kepada suatu pencapaian tujuan yang
diinginkan.
Secara visual suatu masalah melibatkan paling sedikit tiga komponen yaitu:
keadaan sekarang, keadaan atau tujuan yang diinginkan, dan prosedur yang akan
ditempuh untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Terdapat beberapa proses atau
tahapan yang harus ditempuh guna memecahkan suatu masalah (Ellis & Hunt,
a. Pemahaman masalah
Ketiga langkah pokok ini dalam proses pemecahan masalah adakalanya dapat
memerluka waktu berhari- hari, minggu dan bahkan bulan, baru dapat diperoleh
Gambar 2.2
1. Membentuk
representasi masalah
2. merencanakan
pemecahan
Kembali ke tahap 2
setelah berhenti 3. pelaksanaan
sejenak dan evaluasi
4. masalah
selesai
Ket :
: Jika gagal
: Jika berhasil
Pada dasarnya semua proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh individu,
hambatan- hambatan yang muncul dalam proses pemecahan masalah tersebut, dan
kemudian mengevaluasinya. Cara ini bukanlah suatu hal yang kaku. Dan keadaan
tertentu, langkah- langkah tersebut dapat ditiadakan atau bahkan muncul secara
penting untuk memahami terlebih dahulu awal mula sebelum terjadinya sebuah
masalah. Seperti yang dijelaskan oleh Pickering dalam bukunya How to Manage
Pada tahap ini akan didahului dengan ungkapan pikiran dan perasaan
cara- cara apa saya dapat memecahkan masalah yang sedang saya
dipersempit.
Pada tahap ini individu dapat menyeleksi gagasan- gagasan yang telah
Pada tahap akhir ini individu yang telah memilih satu gagasan yang
sebagai langkah awal untuk menata emosi, agar hati menjadi tenang.
bertoleransi kita sadar bahwa apa yang kita harapakan tidak selalu sama
menambahkan beberapa cara yang perlu diingat dalam usaha untuk mengurangi
sendiri.
Tetapi bila peristiwa tersebut sangat berarti, maka perlu pemikiran yang
mengatasinya.
merasa dirinya lebih kuat, lebih aman dengan menjauhkan diri dari
rasa malu.
harus dibina terus sesudah menikah. Dengan kesabaran dan porsi toleransi
pasangannya.
tidak disetujui.
dapat terus dilakukan dari hari ke hari untuk mencapai rumah tangga yang sesuai
pernikahan. Pernikahan merupakan suatu ikatan yang suci yang mengikat seorang
laki- laki dengan seorang wanita sebagai pasangannya dan menjadi ikatan suami-
istri untuk membentuk sebuah sistem keluarga secara keseluruhan untuk mencapai
keluarga yang penuh kasih sayang dengan adanya tanggungjawab yang sesuai,
Agar dapat tercapainya tujuan- tujuan di dalam pernikahan dan dapat membentuk
Karena di dalam pernikahan selain cinta juga diperlukan saling pengertian yang
dibayangkan sulitnya dua manusia yang berbeda dapat menyatu dengan harmonis
yang mempengaruhi hubungan yang harmonis diantara pasangan suami- istri, baik
Dalam hal ini, pasangan suami istri harus memiliki kemampuan dalam
Namun, tidak hanya sampai pada komunikasi yang efektif saja yang dapat
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui faktor lain yang memberikan pengaruh
seperti : usia saat menikah, pendidikan terakhir saat menikah, dan status
pekerjaan subjek.
Dapat diduga bahwa apabila wanita yang menikah dini memiliki kemampuan
dibuktikan.
Gambar 2.3
BAGAN KERANGKA BERPIKIR
KEMAMPUAN
BERKOMUNIKASI (X1)
a. Keterbukaan,
b. Empati,
c. Sikap mendukung
d. Sikap positif
e. Kesetaraan.
KEMAMPUAN
MEMECAHKAN MASALAH
(X2) KEPUASAN
menemukan fakta, PERNIKAHAN
menemukan masalah, (Y)
menemukan gagasan,
ASPEK DEMOGRAFI
2.6. HIPOTESIS
Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan aspek keterbukaan dari variabel
Ho2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan aspek empati dari variabel
Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan aspek sikap positif dari variabel
Ho3 : Tidak ada pengaruh yang signifikan aspek sikap positif dari variabel
Ho4 : Tidak ada pengaruh yang signifikan aspek kesetaraan dari variabel
dini
pernikahan dini
Ha6 : Ada pengaruh yang signifikan aspek usia saat menikah terhadap
Ho6 : Tidak ada pengaruh yang signifikan aspek usia saat menikah
dini
pernikahan dini
Ho7 : Tidak ada pengaruh yang signifikan aspek pendidikan terakhir saat
pernikahan dini
dini
Ho8 : Tidak ada pengaruh yang signifikan aspek status pekerjaan subjek
dini
50
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dibahas mengenai pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi
sampel, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data dan prosedur penelitian.
dimana penelitian ini menekankan analisisnya pada data- data numerikal (angka)
populasi.
Melalui penelitian ini dapat memastikan berapa besar yang disebabkan oleh suatu
variabel dalam hubungannya dengan variasi yang disebabkan oleh variabel lain.
51
Menurut Kerlinger (2006), variabel adalah simbol atau lambang yang padanya
kita melekatkan bilangan atau nilai yaitu variabel bebas (independent variable)
dan terikat (dependent variable), dalam penelitian ini variabel- variabelnya adalah:
hubungan persahabatan yang kuat dan perasaan saling menyukai pribadi masing-
dikemukakan oleh Lauer & Lauer, et. al (dalam Baron & Byrne, 2005).
DeVito, 1997 ).
52
yang terjadi, agar dapat diterima oleh semua pihak, sebagaimana yang
melalui alat ukur skala kepuasan pernikahan dengan aspek- aspek sebagai berikut:
1. Komitmen (commitment),
2. Persamaan (similarity),
diperoleh melalui alat ukur skala kemampuan berkomunikasi dengan aspek- aspek
sebagai berikut :
2. Empati, 4. Kesetaraan.
3. Menemukan gagasan,
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang menikah di usia 18 tahun,
Pamulang. Adapun jumlah populasi wanita yang menikah pada usia 18 tahun
tidak diketahui, karena KUA Pamulang hanya memiliki data wanita yang menikah
pada usia 20 tahun, selain itu tidak semua populasi sudah menjalani pernikahan
penelitian.
3.3.2. Sampel
teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Teknik sampling berguna
oleh Gay, bahwa untuk penelitian korelasi diambil dari 30 subjek atau lebih
54
(Sevilla, 1993). Menurut Gay (dalam Sevilla, 1993) ukuran sampel dalam
sebanyak 80 subjek (40 orang try out dan 40 orang field tes) karena untuk
menganalisa data penetapan sampel yang lebih besar mengurangi bias yang timbul
Untuk menghemat waktu dan keterbatasan data wanita yang menikah 18 tahun,
teknik accidental sampling. Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady (2009)
bahwa teknik accidental sampling adalah suatu teknik penelitian yang dilakukan
kepuasan pernikahan. Ketiga skala ini menggunakan alat tes Skala Likert atau
dikenal juga dengan The Method of Summated Rating, dengan variasi jawaban
sebanyak empat (4) pilihan, yaitu : sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat
tidak sesuai. Adapun skor untuk masing- masing pilihan jawaban pada tabel 3.1 :
55
Tabel 3. 1
Skor Pernyataan
Favorebel 4 3 2 1
Unfavorebel 1 2 3 4
Dalam skala ini, pernyataan- pernyataan yang ada didalamnya terdiri dari
jumlah aitem yang digunakan sebanyak 52 aitem. Adapun blue print skala
Tabel 3.2
Blue print kepuasan pernikahan
1. Menganggap 7, 14 17
pasangan
sebagai teman
baik
2, 12, 18, 26, 35, 45
Persahabatan Menyukai
9
pribadi
pasangan
56
Menganggap 4, 20 13, 27
suatu
pernikahan
penting sebagai
stabilitas sosial
4. Merasa 41, 47 6, 16 14
Perasaan pasangan
positif menjadi lebih
menarik
Merasa bangga
akan prestasi 31, 44 9, 42
pasangan
Jumlah 26 26 52
57
Dalam skala ini, pernyataan- pernyataan yang ada didalamnya terdiri dari
jumlah aitem yang digunakan sebanyak 36 aitem. Adapun blue print skala
Tabel 3.3
Blue print kemampuan berkomunikasi
Kepemilikan
perasaan dan pikiran 1, 11, 18 9,25,32,36
4. Kesetaraan 4, 12 22, 30 4
Jumlah 17 19 36
58
penerimaan.
Dalam skala ini, pernyataan- pernyataan yang ada didalamnya terdiri dari
jumlah aitem yang digunakan sebanyak 23 aitem. Adapun blue print skala
Tabel 3.4
Mampu menemukan 5
data baru yang
diperlukan untuk 2 10, 21
menemukan masalah
pernikahan
2. Mampu Mampu
menemukan memunculkan
masalah gagasan atau ide
7 15, 19
untuk mencari cara
memecahkan masalah
dalam pernikahan 5
Mampu
menyederhanakan
masalah yang 1 9
dihadapi suami dan
istri
59
3. Mampu Mampu
menemukan mengembangkan
gagasan gagasan pemecahan 4 16 5
masalah pernikahan
sebanyak mungkin
Menggunakan cara-
cara kreatif untuk
mengembangkan 23, 11 8
gagasan pemecahan
masalah
Memberi penilaian
terhadap masing- 17 12
masing gagasan
Jumlah 11 12 23
Sebelum penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
uji reliabilitas alat ukur penelitian (try out) pada 40 wanita yang melakukan
1. Uji Validitas
Analisa data- data yang digunakan adalah analisa statistika sebagai cara
2. Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui sejauh mana reliabilitas dari skala yang telah dibuat,
Tabel 3.5
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
3. Uji Regresi
Regresi merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ada
atau tidaknya korelasi antar variabel. Analisis regresi ini, lebih akurat
dengan program SPSS versi 11.5 yang diinterpretasikan apabila F hitung <
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan empat tahapan yang digunakan dalam
2. Menentukan variabel,
kemampuan memecahkan masalah dibuat, peneliti melakukan uji coba skala. Uji
coba skala dilakukan untuk melihat tingkatan validitas dan reliabilitas alat ukur.
Uji coba dilakukan pada tanggal 13 Juni 2011 pada wanita yang melakukan
sebanyak 40 orang.
orang responden. Setelah uji coba dilakukan, peneliti melakukan uji validitas dan
Adapun distribusi aitem setelah dilakukan uji validitas pada skala kepuasan
dikemukakan pada tabel 3.6, tabel 3.7, dan tabel 3.8 sebagai berikut :
Tabel 3. 6
Blue print kepuasan pernikahan
3. Mempunyai
Persamaan 43, 50* 3*, 23*, 30 13
persamaan tujuan
Mempunyai
persamaan dalam
menunjukkan 33, 39*, 8*, 22*, 28*
kasih sayang 48*
Merasa bangga
akan prestasi 9*, 42*
pasangan 31, 44
Jumlah 12 22 34
Setelah dilakukan uji validitas, pada skala kepuasan pernikahan dari 52 aitem
yang diuji cobakan, terdapat 34 aitem yang valid dan sisanya 18 aitem yang tidak
valid. Dengan koefisien reliabilitas 0,9093 ( Reliabel ) dan taraf signifikansi 0,3.
64
Tabel 3.7
Blue print kemampuan berkomunikasi
Jumlah 8 11 19
aitem yang valid dengan koefisien reliabilitas 0,7650 ( Reliabel ) dan taraf
Tabel 3.8
Blue print kemampuan memecahkan masalah
Mampu menemukan 4
data baru yang
diperlukan untuk 2* 10, 21*
menemukan masalah
pernikahan
2. Mampu Mampu
menemukan memunculkan
masalah gagasan atau ide
7* 15*, 19*
untuk mencari cara
memecahkan masalah
dalam pernikahan 4
Mampu
menyederhanakan
masalah yang 1* 9
dihadapi suami dan
istri
3. Mampu Mampu
menemukan mengembangkan
gagasan gagasan pemecahan 4* 16* 4
masalah pernikahan
sebanyak mungkin
Menggunakan cara-
cara kreatif untuk
mengembangkan 23, 11* 8*
gagasan pemecahan
masalah
Memberi penilaian
terhadap masing- 17 12*
masing gagasan
66
Jumlah 7 9 16
Setelah dilakukan uji validitas, pada skala kemampuan memecahkan masalah dari
23 aitem yang diberikan didapat 16 aitem yang valid dengan koefisien reliabilitas
1. Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah disi oleh responden.
tabel data.
BAB IV
Pada bab ini dibahas mengenai gambaran umum responden penelitian, deskripsi
Responden dalam penelitian ini adalah wanita yang melakukan pernikahan di usia
Berikut ini disajikan gambaran responden berdasarkan usia wanita saat melakukan
Tabel 4.1
18 tahun 15 37,5 %
17 tahun 10 25 %
16 tahun 6 15 %
15 tahun 9 22,5 %
Total 40 100 %
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden dalam penelitian ini
Tabel 4.2
Gambaran responden berdasarkan pendidikan terakhir
SMA 25 62,5%
SLTP 15 37,5%
Total 40 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah reponden dalam penelitian
ini adalah 40 orang, 25 orang yang memiliki pendidikan terakhir SMA saat
melakukan pernikahan dan 15 orang yang memiliki pendidikan terakhir SLTP saat
melakukan pernikahan.
69
Tabel 4.3
Gambaran responden berdasarkan status pekerjaan
Bekerja 15 37,5%
Total 40 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden dalam penelitian
ini adalah 40 orang, 15 orang yang bekerja dan 25 orang yang hanya menjadi ibu
masalah. Data skor perolehan skala kepuasan pernikahan (variabel terikat), skala
wanita yang menikah di usia dini. Berikut ini diuraikan deskripsi kategorisasi
tersebut pada tabel 4.4, tabel 4.5, tabel 4.6, tabel 4.7, dan tabel 4.8, tabel 4.9
Tabel 4.4
Skor skala kepuasan pernikahan
Descriptive Statistics
=13,628
interval dengan kategorisasi rendah, sedang, dan tinggi. Adapun tingkat kepuasan
= 18,3
71
Tabel 4.5
Kategorisasi skor kepuasan pernikahan
Total 40 100%
rentangan angka tersebut menjadi 18, sebagai berikut : untuk kategorisasi rendah
102 120, kategorisasi sedang 121- 139, dan kategorisasi tinggi 140 158.
Berdasarkan hasil pengolahan dari persebaran data di atas dapat kita lihat bahwa
yang disebar kepada para wanita yang melakukan pernikahan usia dini. Berikut ini
4.6:
72
Tabel 4.6
Skor skala kemampuan berkomunikasi
Descriptive Statistics
diketahui nilai minimum =55.00, maximum =107.00, mean =85.9500, dan standar
deviasi =15,37
3
= 17,3
73
Tabel 4.7
Kategorisasi skor kemampuan berkomunikasi
Rendah 55 72 8 20%
Sedang 73 90 14 35%
Total 40 100%
rentangan angka tersebut menjadi 17, sebagai berikut : untuk kategorisasi rendah
55 -72, untuk kategorisasi sedang 73- 90, dan untuk kategorisasi tinggi 91 108.
Berdasarkan hasil pengolahan dari persebaran data diatas dapat kita lihat bahwa
disebar kepada wanita yang melakukan pernikahan usia dini. Berikut ini akan
memecahkan masalah yang dibantu dengan penyajian dalam bentuk tabel 4.8 :
74
Tabel 4.8
Skor skala kemampuan memecahkan masalah
Descriptive Statistics
menjadi tiga interval dengan kategorisasi rendah, sedang dan tinggi. Adapun
tabel 4.9:
= 19
75
Tabel 4.9
Kategorisasi skor kemampuan memecahkan masalah
Rendah 44 63 8 20%
Sedang 64 - 83 18 45%
Total 40 100%
atas dapat kita lihat bahwa dari 40 responden terdapat 8 responden (20%)
masuk dalam ketegori sedang, dan 14 responden (35%) yang memiliki skor
Tabel 4.10
Model Summary kemampuan berkomunikasi dan kemampuan memecahkan masalah
terhadap kepuasan pernikahan
Std. Error
R Adjusted of the
Model R Square R Square Estimate Change Statistics
R
Square F df df Sig. F
Change Change 1 2 Change
1 ,946(a) ,895 ,880 4,72918 ,895 57,971 5 34 ,000
a Predictors: (Constant), kemampuan memecahkan masalah, empati, keterbukaan, sikap positif,
kesetaraan
didapat adalah sebesar 0.895. Hal ini berarti bahwa keempat aspek dari variabel
demikian 10.5% dipengaruhi oleh aspek lain selain keempat aspek dari variabel
terukur dalam penelitian ini yang dapat memberikan perubahan terhadap variabel
kepuasan pernikahan.
mengetahui aspek- aspek pada model persamaan regresi ini. Hasilnya disajikan
Tabel 4.11
ANOVA(b)
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 6482,686 5 1296,537 57,971 ,000(a)
Residual 760,414 34 22,365
Total 7243,100 39
a Predictors: (Constant), kemampuan memecahkan masalah, empati, keterbukaan, sikap positif,
kesetaraan
b Dependent Variable: kepuasan pernikahan
57.971 sementara nilai F tabel dengan df 5 dan 34 adalah sebesar 2.49, maka nilai
Fhitung yang di dapat > Ftabel dan dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan. Sementara nilai
probabilitas hitung atau taraf signifikansi yang di dapat adalah sebesar 0.000.
Karena taraf signifikansi < 0.05, maka persamaan regresi yang dipergunakan
dapat diterapkan dalam analisis data. Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan
independent yang diukur. Hasilnya disajikan pada tabel Coefficients (a) berikut :
78
Tabel 4.12
Coefficients(a)
pernikahan
Pernikahan Dini. Hasil perhitungannya akan ditampilkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.13
Std. Error
Mod R Adjusted of the
el R Square R Square Estimate Change Statistics
R Square F df df Sig. F
Change Change 1 2 Change
1 ,758(a) ,575 ,526 9,38168 ,575 11,823 4 35 ,000
a Predictors: (Constant), kesetaraan, sikap positif, keterbukaan, empati
didapat sebesar 0.575. Hal ini berarti bahwa keempat aspek dari kemampuan
79
kepuasan pernikahan. Dengan demikian 42.5% dipengaruhi oleh faktor lain, selain
penelitian ini.
model persamaan regresi ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova (b) berikut :
Tabel 4.14
ANOVA(b)
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 4162,543 4 1040,636 11,823 ,000(a)
Residual 3080,557 35 88,016
Total 7243,100 39
a Predictors: (Constant), kesetaraan, sikap positif, keterbukaan, empati
b Dependent Variable: kepuasan pernikahan
sebesar 11.823 sementara F tabel dengan df 4 dan 35 adalah sebesar 2.63, maka
nilai F hitung yang didapat > F tabel dan dapat disimpulkan bahwa model
Sementara nilai probabilitas hitung atau taraf signifikansi yang didapat adalah
sebesar 0.000. Karena taraf signifikansi < 0.05, maka persamaan regresi yang
dipergunakan dapat diterapkan dalam analisis data. Hal ini berarti ada pengaruh
Tabel 4.15
Proporsi Varian Pada Aspek- Aspek Variabel Kemampuan Berkomunikasi
Keterangan :
X1 = Keterbukaan
X12 = Empati
X123 = Sikap positif
X1234 = Kesetaraan
Dari tabel di atas dapat di lihat besarnya kontribusi masing- masing aspek
Tabel 4.16
Std. Error
R Adjusted of the
Model R Square R Square Estimate Change Statistics
R
Square F df df Sig. F
Change Change 1 2 Change
1 ,583(a) ,339 ,322 11,22189 ,339 19,517 1 38 ,000
a Predictors: (Constant), Keterbukaan
Rumus F hitung :
besar dengan Ftabel 4.1, sehingga pengaruh aspek keterbukaan dari variabel
tidak signifikan.
Tabel 4.17
Std. Error
R Adjusted of the
Model R Square R Square Estimate Change Statistics
R
Square F df df Sig. F
Change Change 1 2 Change
1 ,649(a) ,421 ,390 10,64494 ,421 13,460 2 37 ,000
a Predictors: (Constant), empati, keterbukaan
Rumus F hitung :
pernikahan diperoleh Fhitung sebesar 5.26 pada signifikansi 0.000 lebih besar
dengan Ftabel 4.1, sehingga pengaruh aspek empati dari variabel kemampuan
Tabel 4.18
Std. Error
R Adjusted of the
Model R Square R Square Estimate Change Statistics
R
Square F df df Sig. F
Change Change 1 2 Change
1 ,756(a) ,572 ,536 9,28013 ,572 16,035 3 36 ,000
a Predictors: (Constant), sikap positif,empati,keterbukaan
Rumus F hitung :
pernikahan diperoleh Fhitung sebesar 12.7 pada signifikansi 0.000 lebih besar
dengan Ftabel 4.1, sehingga pengaruh aspek sikap positif dari variabel kemampuan
Tabel 4.19
Std. Error
R Adjusted of the
Model R Square R Square Estimate Change Statistics
R Square F df df Sig. F
Change Change 1 2 Change
1 ,758(a) ,575 ,526 9,38168 ,575 11,823 4 35 ,000
a Predictors: (Constant), kesetaraan, sikap positif, keterbukaan, empati
Rumus F hitung :
kepuasan pernikahan diperoleh Fhitung sebesar 0.25 pada signifikansi 0.000 lebih
kecil dengan Ftabel 4.1, sehingga pengaruh aspek kesetaraan dari variabel
tidak signifikan.
kepuasan pernikahan
4.20 :
84
Tabel 4.20
Std. Error
R Adjusted of the
Model R Square R Square Estimate Change Statistics
R
Square F df df Sig. F
Change Change 1 2 Change
1 ,937(a) ,877 ,874 4,83423 ,877 271,935 1 38 ,000
a Predictors: (Constant), kemampuan memecahkan masalah
didapat sebesar 0.877. Hal ini berarti bahwa kemampuan memecahkan masalah
persamaan regresi ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova (b) berikut :
Tabel 4.21
ANOVA(b)
Hasil penghitungan dari tabel 4.21 menunjukkan bahwa nilai F hitung yang
sebesar 4.10, maka nilai Fhitung yang didapat > Ftabel dan dapat disimpulkan bahwa
85
diterapkan. Sementara nilai probabilitas hitung atau taraf signifikansi yang didapat
adalah sebesar 0.000. Karena taraf signifikansi < 0.05, maka persamaan regresi
yang dipergunakan dapat diterapkan dalam analisis data. Hal ini berarti ada
Dalam hasil uji regresi pada penelitian ini, selain dari keempat aspek kemampuan
pernikahan diukur juga berdasarkan demografi yaitu di lihat berdasarkan usia saat
menikah, pendidikan terakhir subjek saat menikah, dan status pekerjaan subjek.
Berikut ini diuraikan hasil penelitian berdasarkan usia saat menikah, pendidikan
pernikahan
Tabel 4.22
Std. Error
R Adjusted of the
Model R Square R Square Estimate Change Statistics
R Square F df df Sig. F
Change Change 1 2 Change
1 ,458(a) ,210 ,189 12,27135 ,210 10,099 1 38 ,003
a Predictors: (Constant), usia saat menikah
ditunjukkan oleh R2 ( R square ) sebesar 0.210. Artinya aspek usia subjek saat
86
pernikahan.
Rumus F hitung :
atas diperoleh Fhitung sebesar 10.1 pada signifikansi 0.003 lebih besar dengan Ftabel
4.1, sehingga pengaruh demografi berdasarkan usia subjek saat menikah terhadap
Tabel 4.23
Model Summary Aspek pendidikan terakhir terhadap kepuasan pernikahan
Std. Error
R Adjusted of the
Model R Square R Square Estimate Change Statistics
R
Square F df df Sig. F
Change Change 1 2 Change
1 ,511(a) ,261 ,242 11,86456 ,261 13,454 1 38 ,001
kepuasan pernikahan. Dibawah ini hasil uji regresi demografi berdasarkan status
Rumus F hitung :
diperoleh Fhitung sebesar - 38 pada signifikansi 0.001 lebih kecil dengan Ftabel 4.1,
kepuasan pernikahan
Tabel 4.24
Std. Error
R Adjusted of the
Model R Square R Square Estimate Change Statistics
R Square F df df Sig. F
Change Change 1 2 Change
1 ,751(a) ,564 ,553 9,11309 ,564 49,215 1 38 ,000
a Predictors: (Constant), status pekerjaan
pernikahan.
Rumus F hitung :
diperoleh Fhitung sebesar 19.7 pada signifikansi 0.000 lebih kecil dengan Ftabel
Tabel 4.25
Keterangan :
Dari hasil regresi yang telah dilakukan berdasarkan demografi, dapat disimpulkan
bahwa dari ketiga demografi yaitu usia subjek saat menikah, pendidikan terakhir
subjek, dan status pekerjaan subjek didapatkan bahwa hanya usia subjek saat
BAB V
Pada bab terakhir ini peneliti menyimpulkan semua hasil penelitian serta
mendiskusikan hasil penelitian yang berkaitan dan juga menggunakan saran untuk
penelitian yang sejenis dengan apa yang penulis teliti agar lebih berkembang dan
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah :
empati, sikap positif, dan kesetaraan), hanya aspek kesetaraan yang tidak
dini.
90
pendidikan terakhir saat menikah, dan status pekerjaan subjek) hanya aspek
usia saat menikah dari demografi saja yang memberikan pengaruh terhadap
5.2. DISKUSI
Hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti pada wanita yang melakukan
pernikahan.
uji regresi pada tabel model summary yang hasilnya didapatkan koefisien
kemampuan memecahkan masalah 0.895 atau 89.5%. Hal ini berarti bahwa aspek-
Sedangkan 10.5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini. Dapat diduga faktor lain yang mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dan
melakukan pernikahan dini pada penelitian ini adalah lamanya usia pernikahan
91
yang sudah dijalani oleh subjek, karena dengan begitu wanita yang menikah di
pasangan. Selain itu dapat di duga bahwa faktor hubungan seksual dan faktor
penelitian sebelumnya yaitu pada Journal of sex & marital 31 : 409 - 424
tersebut ditunjang dengan faktor lain yaitu kepuasan seksual, karena apabila
pasangan suami- istri mengalami kesulitan dalam komunikasi tetapi puas secara
kepuasan pernikahan.
masalah memberikan sumbangan sebesar 0.877 atau 87.7%, yang berarti variabel
Consulting and Clinical Psychology. 73.1 (2005): 15-27), menyatakan bahwa dari
172 pasangan yang diteliti, diperoleh hasil kemampuan atau keterampilan dalam
pernikahan. Sehingga para wanita yang telah melakukan pernikahan dini bisa
yang sesuai dengan keinginan para wanita yang melakukan pernikahan dini.
menentukan teori yang sesuai, seperti teori dari kepuasan pernikahan. Landasan
untuk memilih teori lain yang lebih sesuai dapat menggambarkan kepuasan
pernikahan pada pernikahan di usia dini, dan mencari faktor lain yang dapat
5.3. SARAN
teoritis dan saran praktis yang dapat menyempurnakan penelitian lanjutan yang
akan dilakukan. Penulis membagi saran tersebut menjadi saran teoritis dan saran
praktis. Saran teoritis diajukan kepada pihak- pihak yang ingin menyempurnakan
penelitian yang penulis lakukan. Sedangkan saran praktis penulis ajukan kepada
para wanita yang menikah di usia dini agar dapat merasakan kepuasan pernikahan
1. Disarankan untuk dapat menggunakan teori dan indikator lain yang lebih
melakukan pernikahan dini pada rentangan waktu yang tidak terlalu lama,
pasangan.
masalah secara baik dan matang, maka usia wanita untuk menikah berada
seutuhnya.
orang lain.
95
DAFTAR PUSTAKA
Baron, Robert A. & Byrne, Donn. (2005). Psikologi sosial . Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Chandrasari, Rita Eka. (2009). Hubungan antara kualitas komunikasi seksual dengan
kepuasan pernikahan. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Dalam http://etd.eprints.ums.ac.id/3755/.
Diunggah 19 Januari 2011,12:46 PM
Usman, Husaini & Akbar. (2009). Pengantar statistika. Jakarta: Bumi Aksara
Yulistya, Diah. (2009). Hubungan antara komitmen pernikahan dengan
kemampuan memecahkan masalah rumah tangga. Skripsi. (Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta)
Angket Field Test
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang
mengadakan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar
Sarjana Psikologi.
Skala ini merupakan instrumen yang digunakan untuk dapat mengungkap tema yang
sesuai dengan judul penelitian tersebut. Oleh karenanya, saya sangat mengharapkan
jawaban anda sejujur- jujurnya dan sesuai dengan yang anda alami dan anda rasakan.
Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, semua jawaban adalah benar
sejauh jawaban tersebut benar- benar mencerminkan pribadi anda. Skala ini hanya untuk
tujuan ilmiah, setiap jawaban yang anda berikan akan terjamin kerahasiaannya.
Baca dengan seksama petunjuk pengisian yang ada, agar tidak terjadi kesalahan
pengisian. Setelah selesai, teliti sekali lagi jawaban anda agar tidak terdapat penyataan
yang terlewat/ tidak diisi.
Saya sangat mengharapkan kesungguhan anda dalam mengisi skala ini, karena data yang
anda berikan sangat penting artinya bagi penelitian ini. Sebelum dan sesudahnya saya
ucapkan terima kasih atas kerjasama dan waktu yang anda berikan untuk membantu saya
dalam menyelesaikan penelitian ini.
Salam
Berikut ini terdapat pernyataan- pernyataan dari suatu kondisi, dimana saudara/i harus
memberikan checklist () pada kolom pernyataan sesuai dengan pendapat saudara/i.
Keterangan :
Pendidikan terakhir :
NO ITEM SS S TS STS
1. Pernikahan yang saya dan pasangan jalani
terjadi karena keterpaksaan bukan berdasarkan
janji suci dihadapan Tuhan YME
2. Ketidakharmonisan pernikahan saya dan
pasangan terjadi karena tidak adanya kesamaan
tujuan di dalam pernikahan yang ingin kami
capai
3. Saya dan pasangan tidak memiliki persamaan
dalam kehidupan seksual kami
4. Saya merasa pasangan saya bukanlah orang
yang menarik, dan tidak selalu membuat saya
tertarik
tidak bertambah
NO ITEM SS S TS STS
1. Ketika pasangan saya sedang kesulitan
menyelesaikan masalah, saya mencoba untuk
mengajaknya berdiskusi guna menemukan solusi
pemecahan masalah
2. Ketika saya tidak setuju dengan keputusan yang
dipilih oleh pasangan, saya menyampaikannya
kepada pasangan
3. Saya membantu pasangan, ketika ia sedang
mengalami kesulitan saat berkomunikasi dengan
anak- anak
NO ITEM SS S TS STS
1. Ketika pasangan tidak berperan dalam mengasuh
anak, saya memilih tenang dan tidak emosi dalam
menghadapi masalah tersebut
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang
mengadakan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar
Sarjana Psikologi.
Skala ini merupakan instrumen yang digunakan untuk dapat mengungkap tema yang
sesuai dengan judul penelitian tersebut. Oleh karenanya, saya sangat mengharapkan
jawaban anda sejujur- jujurnya dan sesuai dengan yang anda alami dan anda rasakan.
Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, semua jawaban adalah benar
sejauh jawaban tersebut benar- benar mencerminkan pribadi anda. Skala ini hanya untuk
tujuan ilmiah, setiap jawaban yang anda berikan akan terjamin kerahasiaannya.
Baca dengan seksama petunjuk pengisian yang ada, agar tidak terjadi kesalahan
pengisian. Setelah selesai, teliti sekali lagi jawaban anda agar tidak terdapat penyataan
yang terlewat/ tidak diisi.
Saya sangat mengharapkan kesungguhan anda dalam mengisi skala ini, karena data yang
anda berikan sangat penting artinya bagi penelitian ini. Sebelum dan sesudahnya saya
ucapkan terima kasih atas kerjasama dan waktu yang anda berikan untuk membantu saya
dalam menyelesaikan penelitian ini.
Salam
Berikut ini terdapat pernyataan- pernyataan dari suatu kondisi, dimana saudara/i harus
memberikan checklist () pada kolom pernyataan sesuai dengan pendapat saudara/i.
Keterangan :
Pendidikan terakhir :
NO ITEM SS S TS STS
1. Pernikahan yang saya dan pasangan jalani
terjadi karena keterpaksaan bukan berdasarkan
janji suci dihadapan Tuhan YME
NO ITEM SS S TS STS
1. Saya menunjukkan perasaan sayang saya
terhadap pasangan dengan mengucapkan kata-
kata sayang
NO ITEM SS S TS STS
1. Ketika pasangan tidak berperan dalam
mengasuh anak, saya memilih tenang dan tidak
emosi dalam menghadapi masalah tersebut