Perusahaan Tembakau
Disusun oleh :
Ria Yohana
11010111130352
1
Finance.detik.com/read, tanggal 6/5/2014.
- Bahwa Australia menerapkan kebijakan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan
masyarakatnya.
Annex 1
Annex 1 A : Multilateral Trade Agreements on Trade in Goods
General Agreement on Tariffs and Trade 1994
Agreement on Agriculture
Agreement on Sanitary and Phytosanitary Measure
Agreement on Textiles and Clothing
Agreement on Technical Barrier to Trade
Agreement on Trade Related Investment Measures
Agreement on Implementation Of Article VI of the GATT 1994
2
Dr. FX. Joko Priyono, SH, M.Hum, HUKUM PERDAGANGAN BARANG DALAM GATT/WTO, hlm 3.
3
Ibid, hlm 5-6
Agreement on Implementation of Article VII of the GATT 1994
Agreement on Preshipment Inspections
Agreement on Rules of Origin
Agreement on Import Licensing Procedures
Agreement on Subsidies and Coutervailing Measures
Agreement on Safeguards
Annex 1 B : General Agreement on Trade in Services
Annex 1 C : General Agreement on Trade-Related Aspects of Intelectual Property Rights
Annex 2 : Understanding on Rules and Procedures Governing the Settlement of Disputes
Annex 3 : Trade Policy Review Mechanism
Annex 4 : Plurilateral Agreements :
Agreement on Civil Aircraft
Agreement on Government Procurement
Negara penggugat dan tergugat adalah negara anggota WTO, oleh karena itu mereka
wajib menaati setiap peraturan yang dibuat WTO dengan itikad baik (asas pacta xunt
servanda). Sifat mengikat perjanjian kepada para pihak berarti negara-negara pihak
perjanjian mempunyai kewajiban untuk menaati, menghormati, dan melaksanakan perjanjian
melalui organ-organ negaranya.4 Apabila ada sengketa maka dapat diselesaikan melalui
badan penyelesaian sengketa (dispute settlement body). Pada tahun 1999, WTO mulai
menyusun framework FCTC (Frame Convention on Tobacco Control. FCTC adalah suatu
aturan pengendalian masalah tembakau yang mempunyai kekuatan mengikat secara hukum
bagi negara-negara yang meratifikasinya. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan,
hingga tahun 2013 ada 177 negara yang sudah meratifikasi FCTC, Australia salah satu
diantaranya, sedangkan Indonesia hingga saat ini belum meratifikasi FCTC. Adapun tujuan
FCTC adalah melindungi generasi sekarang dan yang akan datang dari kerusakan kesehatan,
sosial, lingkungan, dan konsekuensi ekonomi dari konsumsi tembakau. Ada 6 (enam) isu
yang dibahas dalam FCTC :
Dikarenakan Australia adalah negara yang sudah meratifkasi FCTC, maka berdasarkan
asas pacta sunt servanda, Australia wajib tunduk pada peraturan didalamnya dan dengan
4
Kholis Roisah, SH, M.Hum, HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL, hlm 102.
diratifikasinya FCTC berarti Australia juga setuju untuk mencapai tujuan dari dibentuknya
FCTC. Hal ini tentu membuat Indonesia yang belum meratifikasi FCTC merasa terusik
dengan kebijakan yang dikeluarkan Australia, mengingat selama ini Indonesia dan Australia
sudah terjalin hubungan diplomatik yang baik.
Telah diketahui bahwa produksi rokok dari produsen lokal Australia dinilai rendah
dibanding negara importir, kebijakan Pemerintah Australia juga dapat dicurigai sebagai salah
satu cara untuk meningkatkan industri rokok lokal, karena kemasan rokok harus didominasi
oleh gambar penyakit yang dapat diderita akibat merokok walaupun ada penulisan nama
merek dan varian, meskipun harus disajikan dalam bentuk khusus yang seragam untuk
ukuran tulisan, warna tulisan, dan tempat pencantuman.
Pihak Australia merasa kebijakan yang dikeluarkannya adalah benar dan tidak
menyalahi aturan internasional. Adapun dasar hukum yang dipakai oleh pemerintah Australia
adalah :
- Artikel XX (General Exception) : artikel ini menyangkut pembatasan-pembatasan
dalam kaitan dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Melindungi moral publik
b. Melindungi kesehatan atau kehidupan manusia, hewan, dan tanaman
c. Perdagangan emas dan perak
d. Perlindungan paten, merek, hak cipta, dan pencegahan praktek-praktek yang
menyesatkan
e. Produk buruh tahanan
f. Perlindungan kekayaan nasional dengan nilai seni, sejarah, atau nilai arkeologi
g. Konservasi sumberdaya alam yang dapat habis (exshaustible natural resources)
- Prinsip-prinsip dalam TRIPs, yaitu :
Annex 1 C Pasal 8 :
1. Sepanjang tidak menyimpang dari ketentuan dalam persetujuan ini
anggota dapat, dalam rangka pembentukan dan penyesuaian hukum dan
peraturan perundang-undangan nasionalnya, mengambil langkah-langkah
yang diperlukan dalam rangka perlindungan kesehatan dan gizi
masyarakat dan dalam rangka menunjang kepentingan masyarakat pada
sektor-sektor yang sangat penting bagi pembangunan sosio-ekonomi dan
teknologi.
Annex 1 C pasal 1 ayat (1) :
Standar minimal :
TRIPs hanya memuat ketentuan-ketentuan minimal yang wajib dipatuhi oleh
negara-negara anggota WTO. Dengan ini negara-negara anggota WTO dapat
menerapkan ketentuan nasional yang lebih ketat dibandingkan apa yang telah
diatur dalam TRIPs Agreement.
Berdasarkan dasar hukum diatas, dapat dikatakan bahwa TRIPs memberikan wewenang
kepada negara untuk membatasi hak eksklusif pemilik merek demi kepentingan nasional.
Kebijakan Pemerintah mengenai kemasan rokok ini adalah salah satu cara yang dapat
digunakan untuk kepentingan kesehatan masyarakat dan mendorong orang berhenti merokok,
mencegah anak-anak merokok, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya
merokok. Selain itu pajak yang diterima negara atas pajak rokok tidaklah sebanding dengan
pengeluaran negara untuk biaya kesehatan mengobati penyakit yang ditimbulkan akibat
rokok.
Dengan melihat analisa hukum diatas, dapat dikatakan bahwa Hukum Internasional
(GATT/WTO) sebagai pengubah konsep. Faktanya : dengan adanya GATT/WTO yang lahir
dari paham liberalisme di dunia barat, maka negara-negara berkembang, seperti Indonesia,
ketika ikut tunduk pada aturan yang ada dalam GATT/WTO menjadikan dirinya mengikuti
paham liberalisme barat. Contohnya : sebelum masuk sebaga anggota WTO, Indonesia tidak
mengenal adanya aturan mengenai perlunya menghargai hak kekayaan intelektual seseorang,
padahal rakyat Indonesia yang majemuk, merasa bangga jika hasil karyanya ditiru oleh orang
lain (pihak lain), sedangkan di Barat yang berpaham liberalisme, meniru hasil karya orang
lain adalah suatu pelanggaran yang dapat dikenai sanksi hukum. GATT/WTO adalah
perjanjian Internasional yang bersifat law making treaty, oleh karena itu keberadaannya
sangat berpengaruh didunia internasional.
IV. Pendapat Hukum
Simpulan
Dengan adanya berbagai aturan di bidang perdagangan, jangan sampai membuat aturan
itu sendiri bertentangan satu sama lain. Penyeragaman aturan melalui WTO dilakukan demi
tujuan untuk menciptakan harmonisasi maupun memudahkan dalam pelaksanaan
perdagangan di dunia.
Rekomendasi
Permasalahan akan selalu timbul, oleh karena itu penting adanya pengaturan mengenai
penyelesaian sengketa. Dalam hal ini WTO mempunya dispute settlement body sebagai
badan yang akan menyelesaikan masalah diantara para anggotanya. Mengenai kebijakan
pemerintah Australia, saya merekomendasikan agar penyelesaian diselesaikan lewat jalur
hukum yang sudah disediakan oleh WTO. Bagi para pihak tentu harus menerima segala
konsekuensi dari putusan nanti, karena sesugguhnya upaya pemerintah Australia adalah baik
jika niatnya adalah untuk menjaga kesehatan masyarakatya dari bahaya penyakit yang timbul
dari merokok.
V. Daftar Pustaka
- Priyono, FX Joko. 2012. Hukum Perdagangan Barang Dalam GATT/WTO.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
- Roisah, Kholis. 2009. Hukum Perjanjian Internasional. Semarang: Pustaka Magister.
- Rachbini, Didik J. 2006. Ekonomi Politik dan Teori Pilihan Publik. Bogor: Ghalia
Indonesia.
- Materi kuliah Prof. Dr. Rahayu, SH, M.Hum, 2014.
Internet :
- bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/02/21/2056463/Aturan.Rokok.Australia.Rug
ikan.Industri.Tembakau.Indonesia.
- bisnis.liputan6.com/read/2028704/dituntut-indonesia-wto-selidiki-pelanggaran-
aturan-kemasan-rokok
- finance.detik.com/read , tanggal 6/5/2014.
- jpnn.com/read/2014/02/12/216224/Merasa-Terancam-Aturan-Kemasan-Polos-di-
Selandia-Baru-
- neraca.co.id