PENDEKATAN METODE
2.1 Inventarisasi Sumberdaya Lahan
Untuk dapat mengetahui potensi pada suatu wilayah, maka perlu untuk dilakukan
inventarisasi sumber daya lahan, yang lebih dikenal dengan survey tanah dan evaluasi lahan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi potensi yang ada, usaha-usaha
pemanfaatan lahan apa yang bisa dilakukan serta dimana lokasi yang seharusnya bisa
dikembangkan untuk mengusahakan komoditas-komoditas tertentu baik pertanian maupun non-
pertanian. Selain itu, dapat juga diprediksi kendala-kendala yang akan dihadapi dan cara
mengatasinya melalui kegiatan inventarisasi sumberdaya lahan (Rayes, M..L., 2007).
Inventarisasi sumberdaya lahan sangat berguna untuk memprediksi sifat-sifat tanah dan
tanggapannya terhadap pengelolaan tanah, terutama dalam bidang pertanian dan kehutanan, untuk
melakukan uji kelayakan dan perencanaan proyek-proyek pengembangan wilayah serta untuk
berbagai pekerjaan teknik atau rekayasa.
Cara-cara melakukan inventarisasi sumberdaya lahan, terdiri atas dua bagian yaitu:
1. Inventarisasi sumber daya tanah (survei tanah)
2. Interpretasi hasil inventarisasi sumber daya tanah atau lebih dikenal dengan istilah
evaluasi lahan.
Alat yang paling sering digunakan untuk melakukan inventarisasi sumberdaya lahan yaitu
Sistem Informasi Geografis (SIG) yang artinya adalah suatu sistem perangkat yang dapat
melakukan pengumpulan, penyempurnaan, pengambilan kembali, transformasi dan visualisasi
dari data spasial bumi untuk kebutuhan tertentu. Sistem Informasi Geografis (SIG) dibagi menjadi
dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer).
(Haerdjowigeno, S. 1995).
Manfaat SIG dalam inventarisasi sumberdaya lahan adalah sebagai berikut;
a. Untuk mengetahui persebaran sumber daya alam.
b. Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, contohnya sebagai berikut;
Kawasan lahan potensial dan lahan kritis
Pemanfaatan, perubahan, dan penggunaan lahan
Rehabilitasi dan konversi lahan
2.3 KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN
Klasifikasi Kemampuan Tanah adalah penilaian tanah secara sistimatik dan
pengelompokannya dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan
penghambat bagi penggunaannya (Rayes, M..L., 2007).
2.3.1 Metode klasifikasi
Menurut sistim ini tanah dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu Kelas, Sub-Kelas
dan Satuan Pengelolaan. Penggolongan dalam kelas didasarkan atas intensitas faktor-faktor
penghambat yang permanen atau sulit dirubah/berubah. Penggolongan dalam Sub-Kelas
didasarkan atas jenis faktor-faktor penghambat tersebut.
2.3.2 Kriteria Klasifikasi
Faktor-faktor klasifikasi pada kategori kelas adalah faktor-faktor penghambat yang bersifat
permanen atau sulit dapat dirubah seperti tekstur tanah, lereng permukaan, drainase, kedalaman
efektif tanah. Faktor-faktor tersebut digolongkan berdasarkan besarnya (intensitas) faktor
penghambat atau ancaman menurut (Rayes, M..L., 2007), sebagai berikut :