Anda di halaman 1dari 5

NOTULEN RAPAT

KOORDINASI PUPUK BERSUBSIDI


BERSAMA KP3

A. Asisten II Setda Kabupaten Bima


1. Pendistribusian dari pengecer ke petani merupakan titik puncaknya dalam pengalokasian
pupuk subsidi.
2. Mohon agar Dinas Perindag untuk mengawasi dalam penyaluran pupuk pupuk dari
Distributor ke Pengecer dan dari Pengecer ke Petani.
3. Untuk segera memeriksa jejak kelebihan pengalokasian pupuk MT 1 bahkan sampai
petani-petaninya.
4. Pendistribusian pupuk itu merupakan urusan Dinas Perindag
5. Dinas Perindag tugasnya mengawasi penyaluran pupuk bersubsidi
B. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bima

1. Daftar Kecamatan yang bermasalah dalam alokasi Pupuk adalah Kecamatan Lambu (-
236,07 ton), Wawo (-24,69), Palibelo (-31,30), Monta (-3,13), Woha (-31,16), Parado (-
81,74), dan Madapangga (-19,53).
2. Untuk segera disampaikan kepada Penyuluh tentang luas tanam agar tidak salah lagi
dalam pengalokasian pupuk.
3. Distributor yang bermasalah adalah CV. Wiratama, CV. Rejeki, dan CV. Rahmawati.
Untuk KP3 agar memberikan punishmen kepada distributor yang bersangkutan.
4. Peran KP3 sangat dibutuhkan dalam penanganan pupuk subsidi di Kabupaten Bima,
sehingga jika terjadi hal yang tidak diinginkan maka diharapkan untuk ditindaklnajuti.
5. Di wilayah Lambu pengalokasian pupuk sudah melebihi MT 2, semenatara di wilayah
Lambu sangat membutuhkan pupuk pada MT 2.
6. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk bulan berikutnya dapat mengajukan permohonan
realisasi bulan Februari, Maret dan April dan tidak melewati MT 1, yang diajukan oleh
ketua kelompok tani dengan mengetahui Penyuluh, Kepala UP3, Kepala BPP dan Kepala
Desa dengan melampirkan Surat Pernyataan bahwa kelompok tidak membutuhkan jatah
pupuk bersubsidi sampai dengan bulan April karena telah diambil pada bulan sebelumnya
sesuai dengan hasil Rapat Pembinaan Distributor.
7. Yang mengambil alokasi lewat MK 1, apa bener-bener dalam melayani petani.
8. Jika diberikan kepada petani yang tidak melakukan budidaya maka akan besar
kemungkinan akan di jual ke daerah lain dengan harga yang lebih tinggi.
9. Persoalan CV. Wiratama adalah tidak adanya surat pemberitahuan kepada Dinas bahwa
dibeberapa kecamatannya sudah melakukan kelebihan alokasi pupuk melebihi MT I.
10. Upaya-upaya Dinas Pertanian dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut
dengan beberapa solusi :
A. Sosialisasi RDKK di masing-masing Kecamatan dengan melibatkan unsur-unsur
terkait yaitu, Camat, Babinsa, Kepala Desa dan Kelompok Tani.
B. Melakukan rapat koordinasi dan pembinaan kepada PPL, UPT dan Distributor.
C. Membuat SOP dan SE Bupati terkait penyaluran Pupuk bersubsidi agar dapat
diterapkan di seluruh pengecer.
D.
11. Atas pengalaman ini, KP3 harus mengayomi petani-petani Kabupaten Bima agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lagi.
12. Pupuk bersubsidi dibiayai dari anggaran APBN, sehingga diawasi ketat oleh negara.
Penyaluran pupuk bersubsidi harus sesuai dengan 6 T (Tepat Sasaran, Tepat Waktu,
Tepat Harga, Tepat Jenis, Tepat Jumlah, dan Tepat Mutu).
13. Petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi adalah petani yang sudah
mendaftarkan NIK KTP-nya di dalam system e-RDKK.
14. e-RDKK diinput oleh Kelompok Tani yang didampingi oleh PPL.
15. Banyak petani di Kecamatan Sape yang tidak terdaftar di dalam e-RDKK, dikarenakan
petani yang bersangkutan tidak memberikan KTP-nya kepada operator pada saat
penginputan e-RDKK.
16. Kepala Desa agar mensosialisasikan kepada masyarakat agar petani yang belum masuk
ke dalam kelompok tani untuk segera masuk ke dalam anggota kelompok tani.
17. e-RDKK di upload mulai bulan Oktober dan ada waktu 14 hari untuk penginputan data e-
RDKK.
18. Kepala Desa dibantu oleh Ketua Kelompok Tani untuk mendata petani yang tidak
mempunyai KTP, agar segera dilaporkan kepada Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab.
Bima paling lambat bulan Mei tahun berjalan.
19. Memastikan Kelompok Tani di Kecamatan Sape untuk mendigitasi lahannya agar
terdapat data luas lahan yang lengkap untuk di input ke system e-RDKK. Selain itu, lahan
yang terdigitasi tidak boleh melebihi kemiringan lebih dari 30º.
20. Dipastikan agar program pupuk bersubsidi di kawal dengan ketat dan bertanggung jawab.
21. Untuk para Distributor dalam mengangkat pengecer baru agar memastikan terlebih
dahulu kualitas pengecernya, dan harus ada hasil evaluasi dari Distributor terkait dengan
pengecer sebelumnya yg diberikan Punishment melalui Berita Acara.
22. Para Distributor membuat Berita Acara jika memberhentikan pengecer yang nakal yang
sudah berkoordinasi terlebih dahulu dengan Kepala Desa.
23. Jika terdapat petani yang belum mempunyai KTP untuk segera dilaporkan ke Dinas
Pertanian dan Perkebunan Kab. Bima paling lambat bulan Mei untuk pengusulan Tahun
2023, sehingga Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Bima bersurat ke Dinas
DUKCAPIL untuk segera dibuatkan KTP bagi petani yang bersangkutan.
24. Distributor membuatkan data Breakdown penyaluran pupuk bersubsidi pada MT 1, MT 2
dan MT 3 paling lambat setelah menerima SK Pengecer.
25. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk bulan berikutnya dapat mengajukan permohonan
realisasi bulan Februari, Maret dan April dan tidak melewati MT 1, yang diajukan oleh
ketua kelompok tani dengan mengetahui Penyuluh, Kepala UP3, Kepala BPP dan Kepala
Desa dengan melampirkan Surat Pernyataan bahwa kelompok tidak membutuhkan jatah
pupuk bersubsidi sampai dengan bulan April karena telah diambil pada bulan sebelumnya
sesuai dengan hasil Rapat Pembinaan Distributor.
26. Kepala Desa harus mengetahui terkait dengan penyaluran pupuk bersubsidi dari
Distributor, Pengecer hingga sampai ke tangan petani di Kecamatan Sape.
27. Harga pupuk bersubsidi tidak boleh melebihi harga HET (Harga Eceran Tertinggi)
dan harus sesuai dengan HET (Harga Eceran Tertinggi) pupuk bersubsidi.
28. Camat, KP3 dan Kepala Desa saling berkoordinasi agar mengajukan 5 orang untuk
menjadi tanaga penginputan system e-RDKK.
29. Agar Distributor mencocokkan data penyaluran MT I, MT II, dan MT III dengan data
Breakdown.
30. Apabila kondisi dibeberapa lahan di Kecamatan Sape mengharuskan data penyaluran
tidak mengikuti/ tidak sesuai dengan data Breakdown, maka data penyaluran boleh
menggunakan per-musim tanam.
31. PPL mengumpulkan data penyaluran pupuk bersubsidi (Form 8 dan Form 9) dari
pengecer.
32. PPL tidak boleh terlibat dalam proses kesepakatan penentuan harga diatas HET oleh
oknum-oknum di tingkat desa maupun kecamatan.
33. Sesuai dengan surat edaran bupati Nomor: 52/23/075/06.2/2021 tentang Penyaluran
pupuk Bersubsidi, sebagai berikut :
a. Pengecer harus menjual Pupuk Subsidi sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
b. Tidak boleh menjual paketan antara Pupuk Subsidi dan Non Subsidi.
c. Pengecer wajib membuat atau memasang spanduk tentang informasi data e-RDKK
dan HET.
d. Pengecer harus memberikan Nota Pembelian kepada petani yang membeli Pupuk
Subsidi.
34. Petugas Verval tidak boleh melakukan Approve/menyetujui T-Pubers sebelum pengecer
menyerahkan/mengisi Form 8 dan Form 9.
35. Waktu pengecer untuk mengisi T-Pubers selama 6 hari dan untuk petugas Verval dalam
melakukan validasi memiliki waktu selama 4 hari pada bulan yang berjalan.
36. Agar memfasilitasi pembagian kewenangan kelompok tani pada masing-masing pengecer
secara proporsional dan dibuatkan Berita Acara kesepakatan antar pengecer dan harus
diketahui oleh Kepala UP3, Koordinator BPP, PPL, Kepala Desa dan Kelompok Tani.
37. Merupakan tugas dari Pengecer untuk mengisi aplikasi T-Pubers.
38. Pengecer tidak boleh menyalurkan pupuk ke petani sebelum melakukan pengisian T-
Pubers selesai, apabila data Form 9 dan T-Pubers tidak sesuai maka petugas Verval
berhak tidak melakukan Approve/tidak menyetujui dan menegur pengecer dengan
membuat surat pernyataan untuk menyelesaikan pengisian T-Pubers.
C. Kepala Bidang Penyuluhan

1. Pupuk bersubsidi dari awal sampai di tangan pengecer ada alurnya sesuai dengan SOP.
2. e-RDKK disusun dan dibuat oleh Kelompok Tani dipandu dan didampingi oleh PPL.
3. Untuk penyusunan RDKK itu harus mempunyai KTP dan dikumpulkan ke Ketua
Kelompok Tani atau ke PPL.
4. Kepala Desa memastikan semua petani yang merasa mempunyai lahan agar memberikan
KTP-nya ke Ketua Kelompok Tani atau ke PPL, untuk di input ke system e-RDKK.
5. Hampir semua kecamatan di Kabupaten Bima mempunyai persoalan yang sama terkait
dengan e-RDKK yaitu ada beberapa petani yg belum memberikan KTP ke Ketua
Kelompok Tani dan PPL untuk di input ke system e-RDKK.
6. Kepala Desa agar bisa mensosialisasikan dan memfasilitasi masyarakat untuk
memberikan informasi pengumpulan KTP masing-masing petani untuk pengimputan ke
system e-RDKK.

D. DISTRIBUTOR KECAMATAN SAPE

1. Jika terdapat pengecer yang menjual pupuk bersubsidi di atas HET, maka akan
diberikan punishment (hukuman) berupa pencabutan ijin usaha.
2. Pengecer wajib membuat Nota pembelian pupuk bersubsidi.
NOTULEN RAPAT
KOORDINASI PUPUK BERSUBSIDI DI KECAMATAN LAMBU

HARI/ TANGGAL : RABU, 15 MARET 2022


DI AULA DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN BIMA

Anda mungkin juga menyukai