Anda di halaman 1dari 3

1.

Terkait budaya Masyarakat Suku Sasak yang melapisi rumah mereka dengan kotoran
sapi dan kerbau, maka secara tidak langsung penyakit yang mungkin timbul dari
kebiasaan ini antara lain, diare, cacingan, gatal gatal, sesak napas, keracunan yang
diakibatkan dari gas metana yang dihasilkan oleh kotoran sapi dan kerbau. Seperti yang
kita ketahui, kotoran hewan, khususnya sapi dan kerbau mengandung cacing pita
(taenia solium dan taenia saginata) sehingga tidak menutup kemungkinan masyarakat
tersebut menderita penyakit cacingan.

2. Pada tradisi pemberian nasi papah, yaitu nasi papah juga dapat menjadi media
penyebaran penyakit antara si ibu dengan bayi, dimana jika seorang ibu menderita
penyakit-penyakit infeksi menular tertentu yang berhubungan dengan gigi dan mulut
serta pernapasan maka akan sangat mudah untuk ditularkan pada bayinya. Misalnya
Tuberculosis. Dari segi kebersihan dan keamanan pangan nasi papah masih perlu
dipertanyakan juga, karena anak bisa tertular penyakit yang diderita ibu melalui air liur,
sedangkan dari segi kuantitas dan kualitas nilai gizi jelas merugikan bayi, karena ibu-
ibu akan mendapatkan sari makanan sedangkan bayinya akan mendapatkan ampasnya.

3. ibu yang baru bersalin selain memberikan nasi pakpak (nasi yang telah dikunyah oleh
ibunya lebih dahulu) kepada bayinya agar bayinya tumbuh sehat dan kuat. Mereka
percaya bahwa apa yang keluar dari mulut ibu merupakan yang terbaik untuk bayi.
Sementara pada masyarakat Kerinci di Sumatera Barat, pada usia sebulan bayi sudah
diberi bubur tepung, bubur nasi nasi, pisang dan lain-lain. Ada pula kebiasaan memberi
roti, pisang, nasi yangsudah dilumatkan ataupun madu, teh manis kepada bayi baru
lahir sebelum ASI keluar. Demikian pula halnya dengan pembuangan colostrum (ASI
yang pertama kali keluar). Di beberapa masyarakat tradisional, colostrum ini dianggap
sebagai susu yang sudah rusak dan tak baik diberikan pada bayi karena warnanya yang
kekuning-kuningan. Selain itu, ada yang menganggap bahwa colostrum dapat
menyebabkan diare, muntah dan masuk angin pada bayi. Sementara, colostrum sangat
berperan dalam menambah daya kekebalan tubuh bayi.

4. kejang- kejang disebabkan karena kemasukan roh halus, dan hanya dukun yang dapat
menyembuhkannya. Padahal kejang-kejang tadi mungkin disebabkan oleh demam yang
tinggi, atau adanya radang otak yang bila tidak disembuhkan dengan cara yang tepat
dapat menimbulkan kematian.
5. Jika seorang perempuan Sasak hendak melahirkan, maka sang suami akan sibuk
mencari belian bayi (dukun bayi) yang dianggap mengetahui seluk beluk perempuan
yang akan melahirkan. Apabila perempuan tersebut mengalami kesukaran dalam proses
kelahiran bayinya, maka menurut belian hal itu disebabkan oleh perilaku kasar
perempuan tersebut terhadap orangtuanya (ibunya) atau kepada suaminya. Dalam
kondisi seperti ini, biasanya belian menyarankan agar perempuan tersebut meminum air
bekas cuci tangan orangtuanya (ibunya) dan suaminya.

6. diare ini disebabkan karena "masuk angin" yang dipersepsikan sebagai "mendinginnya"
badan anak maka perlu diobati dengan bawang merah karena dapat memanaskan badan
si anak.

7. Jika ibu duduk atau tidur harus meluruskan kakinya, agar urat-urat tidak kendur, karena
pada ibu yang baru saja melahirkan atau berada pada masa nifas jelas hal ini sangat
mempunyai dampak yang positive bagi si ibu tersebut, karena jika ibu duduk atau tidur
pada posisi miring atau di tekuk dapat mempengaruhi posisi tulang ibu tersebut karena
tulang ibu pada masa nifas seperti bayi, yang apabila si ibu melakukan gerakan miring
pada saat tidur dan menekuk saat duduk akan berisiko, larangan ini baik untuk ibu
karena pada ibu pada masa nifas mudah terkena varises dan dampak negative akan
larangan ini jelas tidak ada baik bagi si ibu maupun pada bayi yang baru dilahirkan.

8. Masa nifas tidak diperbolehkan berhubungan intim , karena dari sisi medis, sanggama
memang dilarang selama 40 hari pertama usai melahirkan. Alasannya, aktivitas yang
satu ini akan menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun involusi rahim,
yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula. Contohnya infeksi
atau malah perdarahan.

9. Ibu nifas tidak boleh makan makanan yang pedas, alasannya karena makanan
pedas bila dikonsumsi ibu dapat menyebabkan ASI menjadi pedas. Sebenarnya,
makanan pedas yang mengandung cabai memiliki kandungan kapsaisin bersifat
antikoagulan, yaitu menjaga darah tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak
lemak pada pembuluh darah. Sehingga orang yg suka makan sambal dpt
memperkecil kemungkinan menderita penyumbatan darah (aterosklerosis), shg
mencegah munculnya serangan stroke dan jantung koroner, serta impotensi.
Namun, bagi ibu nifas mengonsumsi sambal/cabai dapat menyebabkan naiknya
asam lambung sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di perut. Bila
dikonsumsi berlebih dapat mengakibatkan infeksi pada lambung. Bayangkan saja,
apabila ibu yang pasca melahirkan masih memiliki luka didaerah perut(setelah
operasi caesar) ataupun rasa sakit pasca melahirkan, kemudian megonsumsi
cabai/makanan pedas lainnya akan menambah rasa sakit bagi ibu. Oleh karena itu,
larangan ini memiliki dampak positive bagi Ibu nifas.

10. Ibu diwajibkan mengenakan stagen yang dililitan diperut. Alasan : Karena stagen
dapat mengembalikan bentuk tubuh yang melar pasca melahirkan. Pembuktian :
Pada dasarnya, dunia kedokteran tidak menganjurkan setiap pasien bersalin untuk
memakai stagen. Stagen tidak memeberikan efek positif dalam mengecilkan atau
mengencangkan perut karena sifatnya yang pasif. Kebudayaan ini hanya
membawa dampak positive bagi ibu yang mengalami masalah kurang percaya diri
dengan bentuk tubuh yang melar pasca melahirkan. Tetapi, bila dilihat dari sisi
kesehatan, penggunaan gurita sama sekali tidak mempengaruhi kondisi kesehatan
ibu. Karena, gurita hanya akan menyamarkan perut ibu yang melar pada saat
menggunakan gurita, tetapi bila dilepas, bentuk tubuh ibu akan kembali terlihat
melar/kendur. Penggunaan gurita diperbolehkan karena gurita tidak membalut
perut ibu terlalu kencang seperti stagen. Namun perlu pula diperhatikan bagi ibu
yang baru melakukan operasi caesar. Jahitan yang masih baru atau basah jika
langsung dipakaikan gurita, apalagi stagen, malah akan bertambah parah. Jahitan
bisa terbuka kembali, atau bahkan bernanah.
11.

Anda mungkin juga menyukai