Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan, penghargaan dan
krisis. Tantangan ini meliputi tuntunan kerja dan membentuk keluarga, meskipun orang
dewasa juga dapat diberi penghargaan karena kesuksesan karier mereka dan kehidupan
pribadi mereka. Orang dewasa juga menghadapi krisis seperti merawat orang tua mereka
yang telah lanjut usia. Kemungkinan kehilangan pekerjaan dengan berubah lingkungan
ekonomi dan menghadapi kebutuhan perkembangan mereka sendiri seperti juga kebutuhan
anggota keluarga mereka.
Perkembangan kedewasaan mencakup perubahan yang teratur dan dalam karakter dan
sikap perubahan perkembangan berdasarkan karakter awal yang membantu membentuk
perilaku dan karakteristik selanjutnya. Perkembangan setiap orang, bagaimanapun,
merupakan sebuah proses yang unik (Haber et al,1992). perubahan itu dialami oleh dewasa
awal termasuk prose salami maturasi dan sosialisasi. Dewasa awal melewati periode
pergantian stabilitas dan perubahan. Selama masa periode stabilitas, mereka membuat
beberapa pilihan dan membangun struktur di sekeliling mereka. Dalam periode perubahan,
mereka mengefaluasi kembali pilihan ini dan mempertimbangkan alternative baru
(Erickson,1968,1982).
Masa dewasa awal adalah periode antara remaja akhir dan pertengahan sampai akhir
30-an(Edelman N magle,1994). Dewasa awal kira 26% dari populasi. Selama masa dewasa
awal idividu semakin terpisah dari keluarga asal mereka, membangun tujuan karier dalam
memutuskan apakah akan menikah dan memulai sebuah keluarga atau tetap sendiri. Dewasa
awal ini aktif dan harus beradaptasi dengan pengalaman baru. Transisi menjadi ke usia
pertengahan terjadi ketika orang muda menjadi sadar bahwa perubahan dalam kemampuan
reproduksi dan fisik menandakan dimulainya tahap yang lain dalam kehidupan. Usia baya
adalah waktu transisi lanjutan ketika individu memperhitungkaan tujuan hidupnya dan
menambahkan tujuan baru. Pada tahun 1990, hamper 84 juta orang di AS berusia antara 35
dan 64, atau kira-kira 34% dari populasi AS adalah dewasa usia baya (US. Dept. Of
Commerse,1992).
Seorang dikatakan mencpai Maturitas ketika mereka sudah menapai keseimbangan
pertumbuhan psikologis, psikososial, dan kognitif. Individu yang matur meresa nyaman
dengan kemampuan, pengetahuan, dan respon yang telah mereka kembangkan selama
bertahun-tahun. Mereka melihat dunia dengan pandangan yang luas, berdasarkan paduan
penglihatan, emosi, dan imajinasi mereka menghadapi masalah yang dapat dipecahkan tapi
mengenali dan belajar untuk hidup dengan masalah yang tidak terpecahkan.
Orang-orang yang matang terbuka untuk menerima saran dan kritik yang membangun
tanpa kehilangan kepercayaan diri. Mereka mempertimbangkan masukan dan rekomendasi
orang lain ketika membuat keputusan tetapi tidak terlalu terpengaruh atau terintimidasi oleh
orang lain. Diatas semua itu, orang yang matur berkembang dengan belajar dari diri sendiri
atau pengalaman orang lain.
Karakteristik lain dari maturitas dikaitkan dengan komunikasi dan berperilaku
interpersonal. Orang yang matur mengakui kelebihan dan kekurangan. Dewasa matur
menghadapi tugas secara terbuka, menggunakan tekhink pembuatan keputusan untuk
memecahkan masalah dan perbuatan mereka dapat diperhitungkan dan
dipertanggungjawabkan.
A. Falsafah keperawatan
Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang
menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Hakekat manusia yang dimaksud
disini adalah manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual, sedangkan
esensinya adalah falsafah keperawatan yang meliputi :
Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik) yang harus dipenuhi
segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang diberikan
secara komprehensif dan tidak bisa dilakukan secara sepihak atau sebagian dari
kebutuhannya.
1. Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan memperhatikan
aspek kemanusiaan.
2. Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan suku,
kepercayaan, status sosial, agama dan ekonomi.
3. Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri.
4. Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan seorang penerima
jasa yang pasif.
B. Paradigma keperawatan
Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar
atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih
tindakanterhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian
paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek
keperawatan yang bersifat professional.
Penjelasan paradigma fakta sosial berasal dari pendapat Durkheim. Fakta sosial
dianggap sebagai barang sesuatu yang berbeda dengan ide yang menjadi obyek penyelidikan
seluruh ilmu pengetahuan dan tidak dapat dipahami melalui kegiatan mental murni. Tetapi
untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil di luar pemikiran manusia. Fakta sosial
ini terdiri atas dua jenis, yaitu :
1. Bentuk material, berupa barang sesuatu yang dapat dilihat, ditangkap dan diobservasi,
2. Dalam bentuk non material, merupakan fenomena yang terkandung dalam diri manusia hanya
muncul dalam kesadaran manusia (zamroni, 1992:24). Penjelasan paradigma definisi sosial
bersumber dari karya Weber yang konsepsinya tentang fakta sosial sangat berbeda dengan
konsep Durkheim. Weber tidak memisahkan antara struktur sosial dengan pranata sosial
karena keduanya sama-sama membantu untuk membentuk tindakan manusia yang penuh
makna (Zamroni, 1992 : 53)
a. Rentang sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera.
Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek
fisik,emosi,sosial dan spiritual.maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah:
pertama, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai
manusia;kedua, memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; dan ketiga,
memiliki hidup yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah pendapat,
keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan terhadap kesehatan
didasarkan informasi yang faktual/kesalahan informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan
atau harapan yang salah. Karena keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi
perilaku sehat, maka keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap
tingkat kesehatan klien.
Keyakinan klien terhadap kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara lain persepsi
tentang tingkat sehat, faktor-faktor yang dapat di modifikasi seperti demografi(misal jenis
dan tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap keuntungan yang dapat diperoleh
dari perilaku sehat yang positif.
1) Perkembagan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti bahwa
perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia.
5) Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat
potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.
6) Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik.
7) Pelayanan
Pelayanandapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat mempengaruhi
status kesehatan
b. Rentang sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan kematian. Tahapan
proses sakit
1) Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan
tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.
4) Tahap penyembuhan
Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk
beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya
selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.
4. Konsep lingkungan
Paradigma keperawatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa
lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar
manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau
pengaruh yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.
D. Dewasa Awal
Masa perkembangan dewasa muda atau remaja akhir ditandai dengan keinginan
mengaktualisasikan segala ide pikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan
tinggi. Mereka bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi. Karena
itu. Mereka berlomba dan bersaing dengan orang lain guna membuktikan kemampuannya.
Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu ditempuh dan
diikuti. Sebab dengan keberhasilan itu. Ia akan meningkatkan harkat dan martabat hidup
mereka di mata orang lain untuk itu akan dibahas hal-hal yang mengenai pandangan beberapa
teori tentang perkembangan pada masa remaja.
Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini
seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha
untuk bias mandiri. Di bawah ini ada 10 ciri-ciri masa dewasa dini yaitu;
Ketika memasuki masa dewasa muda, biasanya individu telah mencapai penguasaan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang matang. Dengan modal itu, seorang individu akan siap
untuk menerapkan keahlian tersebut ke dalam dunia pekerjaan. Dengan demikian, individu
akan mampu memecahkan masalah secara sistematis dan mampu mengembangkan daya
inisiatif-kreatimya sehingga ia akan memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Dengan
pengalaman-pengalaman tersebut, akan semakin mematangkan kualitas mentalnya.
Sementara itu, menurut Turner dan Helms (1995), dewasa muda bukan hanya mencapai taraf
operasi formal, nielainkan telah memasuki penalaran postformal (post-formal reasoning).
Kemampuan ini ditandai dengan pemikiran yang bersifat dialektikal (dialectical thought],
yaitu kemampuan untuk memahami, menganalisis dan mencari titik temu dari ide-ide,
gagasan-gagasan, teori-teori, pendapat-pendapat, dan pemikiran-pemikir-an yang saling
kontradiktif (bertentangan) sehingga individu mampu menyintesiskan dalam pemikiran yang
baru dan kreatif. Gisela Labouvie-Vief (dalam Turner dan Helms, 1995} setuju kalau operasi
formal lebih tepat untuk remaja, sedangkan dewasa muda mampu memahami masalah-
masalan secara logis dan mampu mencari intisari dari hal-hal yang bersifat paradoksal
sehingga diperoleh pemikiran baru.
Menurut seorang ahli perkembangan kognitif, Jan Sinnot (1984, 1998, dikutip dari Papalia,
Olds, dan Feldman, 2001), ada empat ciri perkembangan kognitif masa post-formal berikut
ini :
a) Shifting gears.
Yang dimaksud dengan shifting gears adalah kemampuan mengaitkan penalaran abstrak
(abstracts reasoning) dengan hal-hal yang bersifat praktis. Artinya, individu bukan hanya
mampu melahirkan pemikiran abstrak, melain-kan juga mampu menjelaskanymenjabarkan
hal-hal abstrak (konsep ide) menjadi sesuatu yang praktis yang dapat diterap-kan langsung.
Dalam hal ini akan dikenal dengan ungkap-an seperti, This might work on paper but not in
real life.
c) Pragmatism.
Orang yang berpikir postformal biasanya ber-sikap pragmatis, artinya ia mampu menyadari
dan memilih beberapa solusi yang terbaik dalam memecahkan suatu masalah. Pemikiran
praktis yang dilahirkan dalam memecahkan suatu masalah pada tahap ini harus benar-benar
mengenai sasaran (goal oriented). Namun, dalam hal ini, individu dapat menghargai pilihan
solusi orang lain. Sebab, cara penyelesai- an masalah bagi tiap orang berbeda-beda,
tergantung cara orang itu berpikir. Ungkapan yang tepat untuk masa pragmatisme ini adalah,
If you want the most practical solution, do this. If you want the quickest solution, do that.
d) Awareness of paradox.
Seorang yang memasuki masa postformal benar-benar menyadari bahwa sering kali ia me-
nemukan hal-hal yang bersifat paradoks (kontradiktif) dalam mengambil suatu keputusan
guna menyelesaikan suatu masalah. Yang dimaksud paradoks (kontradiktif) adalah
penyelesaian suatu masalah akan dihadapkan suatu dilema yang saling bertentangan antara
dua hal dari masalah tersebut Bila ia mengambil suatu keputusan, keputusan tersebut akan
memberi dampak positif ataupun negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Hal yang positif
tentunya akan memberi keuntungan diri-sendiri, tetapi mungkin akan merugikan orang lain.
Atau sebaliknya, hal yang negatif akan merugikan diri sendiri, tetapi akan memberi
keuntungan bagi orang lain. Oleh karena itu, dibutuhkan keberanian (ketegasan) untuk
menghadapi suatu konflik, tanpa harus melanggar prinsip kebenaran ataupun keadilan. Dalam
hal ini, dikenal ungkapan, Doing this will give him what he wants, but it will only make kirn
unhappy in the end.
d. Tipe-Tipe Intelektual
Sementara itu, setelah melakukan serangkaian penelitian jangka panjang, para ahli
(seperti Baltes dan Baltes, Baltes dan Schaie, Willis dan Baltes}, menyimpulkan ada
beberapa tipe intelektual, yaitu inteligensi kristal (cristalized intelligence), fleksibilitas
kognitif (cognitive flexibility], fleksibilitas visuo-motor (visuomotor flexibility], dan
visualisasi (visualization) (Turner dan Helms, 1995).
1) Inteligensi kristal adalah fungsi keterampilan mental yang dapat dipergunakan individu itu,
dipengaruhi berbagai pengalaman yang diperoleh melalui proses belajar dalam dunia
pendidikan. Misalnya, keterampilan pemahaman bahasa (komprehensif verbal/verbal
comprehensive), penalaran berhitung angka (numerical skills), dan penalaran induktif
(inductive reasoning). Jadi, keterampilan kognitif merupakan akumulasi dari pengalaman
individu alcibat mengikuti ke-giatan pendidikan formal ataupun nonformal. Dengan
demikian, pola-pola pemikiran intelektualnya cenderung bersifat teoretis-praktis (text book
thinking).
2) Fleksibilitas kognitif adalah kemampuan individu memasuki dan menyesuaikan diri dari
pemikiran yang satu ke pemikiran yang lain. Misalnya, kemampuan memahami melakukan
tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubung-an seksual dengan lawan jenisnya, asalkan
memenuhi persyarat-an yang sah (perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an
biologis tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya mencari
calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk
membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia,
pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya.
Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
3) fleksibilitas Visualmotor adalah kemampuan untuk menghadapi suatu masalah dari yang
mudah ke hal yang lebih sulit,yang memerlukan aspek kemampuan
visual/motorik(penglihatan,pengamatan,dan keterampilan tangan)
4) Visualisasi yaitu kemampuan individu untuk melakukan proses visual.misalnua,bagaimana
individu memahami gambar-gambar yang sederhana sampai yang lebih kompleks.
2) Ketekunan
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis (economically established), seseorang harus
memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika menemukan posisi kerja yang
sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang pendidikannya, mereka umumnya akan tekun
mengerjakan tanggung jawab pekerja-annya dengan baik, Ketekunan merupakan salah satu
kunci dari kesuksesan dalam meraih suatu karier pekerjaan. Karier yang cemerlang akan
mempengaruhi kehidupan ekonomi keluarga yang baik pula; sebaliknya bila karier yang
suram (gagal), kehidupan ekonomi seseorang pun suram. Namun, tak sedikit seorang individu
yang belum cocok dengan pekerjaan dan penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan mereka
segera pindah dan mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok. Hal ini biasanya dilakukan
mereka yang masih membujang atau belum menikah. Kalau mereka telah menikah, umumnya
akan menekuni bidang kariernya walaupun hasil gajinya masih pas-pasan, dengan alasan
sulitnya mencari jenis pekerjaan yang baru dan takut dibayangi kegagalan.
3) Motivasi
Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal dari kesadaran diri sendiri untuk
dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain, motivasi yang
dimaksudkan ialah motivasi internal. Orang yang merniliki motivasi Internal, biasanya
ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi lingkungan eksternal, arSnya seseorang
akan bekerja secara tekun sampai benar-benar mencapai suatu tujuan yang diharapkan, tanpa
putus asa walaupuri memperoleh hambatan atau rintang-an dari lingkungan eksternal.
b. Emosi kesepian
Keadaaan perkembangan emosi yang menyimpang adalah emosi kesepian. Sebagian
orang dewasa akan mengalami kesepian dalam kehidupannya. Dia merasa tidak ada orang
yang tertarik atau mau bersahabat dengannya.
Ada beberapa perilaku sehat yang dapat menopang kesehatan seseorang, di antaranya :
1) makan secara teratur (tiga kali: sarapan, makan siang, dan makan malam, tidak termasuk
snack)
2) perlu mengonsumsi makan-makanan yang sehat (mengandung gizi, nutrisi, protein, vitamin,
karbohidrat, mineral, zat besi), misalnya empat sehat lima sempuma
3) melakukan aktivitas secara seimbang antara kegiatan bekerja/belajar dengan kegiatan
olahraga
4) pola tidur yang sehat dan normal selama 7-8 jam
5) membiasakan diri untuk tidak merokok
6) membiasakan diri untuk tidak mengonsumsi narkoba (narkotik, alkohol, dan obat-obatan)
7) tidak mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi (daging sapi/kambing, fast-
food/sea food (udang, cumi).
Individu yang secara tekun mengikuti kebiasaan-kebiasaan tersebut, umumnya akan
memiliki taraf kondisi kesehatan yang baik daripada individu yang tidak melakukannya. Para
tokoh terkenal di dunia (dalam Liwijaya-Kuntaraf & Kuntaraf, 1995), yang hidup sehat dan
berumur panjang, di antaranya Mahataia Gandhi (tokoh kemerdekaan India), Benyamin
Franklin (tokoh keinerdekaan Amerika Serikat), Albert Einstein (penemu teori relativitas
sehingga memunculkan bom atom), Martin Luther (reformator Gereja Protestan), Leonardo
da Vinci (pelukis dan pemahat abad ke-13), Isac Newton (ilmuwan flsika dari higgris},
Charles Darwin (tokoh penemu teori evolusi), dan Francis Voltaire (filsuf dari Francis),
umumnya menjalankan rahasia hidup sehat dengan membiasakan diri untuk mengonsumsi
makan sayur-mayur (vegetarian) dan menghindari makan-makanan dari daging-dagingan.
1) Health behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang diyakini akan dapat
membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi
ganggu-an penyakitnya.
2) Illness behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit, guna
memperoleh informasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya sehat kembali.
3) Sick role behavior adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses penyembuhan dari
rasa sakitnya.
Faktor resiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya hidup dan riwayat
keluarga. Factor-faktor ini mempunyai kategori sebagai berikut:
2) Masalah psikososial
Masalah kesehatan psikososial dewasa awal sering berhubungan dengan stress, seperti stress
karena pekerjaan dan keluarga.
a) Stres pekerjaan
Stress pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu. Stress situasi pekerjaan
situasional dapat terjadi ketika atasan baru memasuki tempat pekerjaan, tenggat waktu
hampir dekat, atau diberi tanggungjawab yang baru.
b) Stress keluarga
Stresor keluarga dapat terjadi setiap waktu dalam kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga
ada puncaknya, ketika setiap orang dalam keluarga bekerja sama dan sampai pada
lembahnya, ketika setiap orang dalam keluarga memisahkan diri. Stresor situasi terjadi pada
peristiwa seperti kelahiran, kematian, penyakit,dll.
E. DEWASA TENGAH & AKHIR
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman hidup dan
membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai kemampuannya untuk
menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh terhadap realita fisiologis dan perubahan pada
penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap posiif terhadap
perubahn fisiologis muncul jika orang dewasa mengikuti latihan fisik diet yang seimbang,
tidur yang adekuat dan melakukan hygiene yang baik.
b. Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh perkembangan untuk orang
dewasa tengah (Havighurst, 1972). Tugas perkembangan tersebut meliputi:
2. Tahap-tahap perkembangan
a. Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun. Perubahan yang paling terlihat
adalah rambut beruban, kulit mulai mengerut dan pinggang membesar. Kebotakan biasanya
terjadi selama masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa awal.
Penurunan ketajaman penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada periode ini.
b. Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena sakit atau trauma.
Dewasa tengah dapat mempelajari keterampilan dan informasi baru. Beberapa dewasa tengah
mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja
atau perubahan pekerjaan.
c. Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang diharapkan,
perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau kematian
teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress yang dapat mempengaruhi seluruh
tingkat kesehatan dewasa.
3. Masalah kesehatan
a. Masalah fisiologis
1) Stress
2) Adanya penyakit kronis
3) Tingkat kesejahteraan
4) Membentuk kebiasaan sehat yang positif
b. Masalah Psikososial
1) Ansietas
Ansietas adalah fenomena maturasi kritis yang berhubungan dengan perubahan, konflik dan
pengendalian lingkungan yang diterima (Haber et al,1992)
2) Depresi
Depresi adalah gangguan alam perasaan yang dimanifestasikan dalam berbagai cara . (Habert
at al,1992)