2.1.1. Pengertian
jalan nafas, dan gejala pernafasan (mengi dan sesak). Obstruksi jalan
2004).
2000).
4
7
5
8
6
Gambar : 2.2. Anatomi paru
Keterangan Gambar :
Hawley, 2003)
Gambar : 2.4 Anatomi Diagram Sistem Pernafasan
(Hensen, 2002).
2.1.2.1. Anatomi
karbondioksida.
Skema : 2.1 Fisiologi pernapasan
O2 di udara
<
Alveolus Alveolus
<PCO2
Pulmonalis
Ke seluruh tubuh
1. Asma Ekstrinsik
spesifik.
2. Asma Intrinsik
parasimpatis.
bronkus.
1. Ekstrinsik (alergik)
3. Asma gabungan
1. Alergen
serangan.
infeksi tadi cukup berat. Jika pada orang normal infeksi saluran
batuk maupun asma yang dicetuskan oleh virus saluran nafas lebih
virus.
3. Tekanan jiwa
asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah
jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari
tersebut.
5. Obat-obatan
6. Polusi udara
telah diketahui bahwa asap, uap dan debu yang ditimbulkan oleh
industrinya.
Polusi udara di dalam rumahpun sering terjadi. Asap rokok,
rahim atau masa anak-anak dini dianggap suatu faktor resiko untuk
7. Lingkungan kerja
tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada
2.1.5. Patofisiologi
sel mast dan basofil. Hal ini menyebabkan proses degranulasi yang
2009).
WOC Astma bronchial
Terpapar Alergen
Pembentukan IgE
Rentan
cAMP Menurun
Resiko kekambuhan
Degranulasi sel
Pembentukan Histamin
Ansietas Resiko
kelelahan
Resiko
kekambuhan Gangguan nutrisi
yaitu:
dan takikardi.
(asma).
(emfisema).
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
pernapasan
4) Nadi meningkat
7) Sianosis
3. Pemeriksaan Penunjang
1) Spirometri
2) Test kulit
3) Eusinofil darah
Terlihat adanya peningkatan jumlah eosinofil total dalam darah
bronkhus.
5) Pemeriksaan sputum
7) Pemeriksaan Radiologi
2004) yaitu :
1. Istirahat
Selama pasien sesak nafas harus istirahat di tempat tidur dan
umum pasien
lewat infuse.
pengetahuan yang cukup tentang jenis obat dan cara kerja serta
cara pemberiannya, agar program pengobatan dapat barjalan
1. Aminophilin
2. Kortikosteroid
yaitu :
dosis ekuivalen
b) Triamsinolon 40-80 mg IV
c) Deksametason 5-10 mg IV
3. Amin Simptomatik :
4. Antibiotika :
(respirator).
2.1.9. Komplikasi
a. Pneumothorak
c. Atelektasis
e. Gagal napas
f. Bronkhitis
g. Fraktur iga
h. Status Asmatikus
2001).
Proses keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan
masalah pasien. Kegiatan ini terdiri dari lima tahap yaitu tahap pengkajian,
2.2.1. Pengkajian
1. Biodata
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
darah.
Handerson.
komponen meliputi:
1) Bernafas
merasa sesak, batuk beriak dan bunyi nafas tidak normal seperti
wheezing.
2) Nutrisi
Pola nutrisi yang perlu dikaji adalah adanya penurunan nafsu
otot menurun.
3) Eliminasi
dan diaforesis.
4) Aktivitas
lain.
Perlu dikaji kebiasaan istirahat dan tidur klien dan hal-hal yang
6) Personal hygiene
Perlu dikaji kebiasaan klien mengenai pemeliharaan dan
8) Kebutuhan berpakaian
dengan kepercayaannya.
13) Belajar
Bronkhial.
14) Rekreasi
4. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2) B1 (Breathing)
a. Inspeksi
Pada klien asma terlihat adanya peningkatan usaha dan
b. Palpasi
fremitus normal.
c. Perkusi
rendah.
d. Auskultasi
akhir ekspirasi.
3) B2 (Blood)
4) B3 (Brain)
Pada saat inspeksi, tingkat kesadaran perlu dikaji. Di samping
5) B4 (Bladder)
6) B5 (Bowel)
7) B6 (Bone)
klien yang meliputi berapa lama klien yidur dan istirahat, sarta
5. Pemeriksaan penunjang
gas darah
6. Analisa Data
2000).
proses penyakit.
mengenai penyakitnya.
No.
Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Rasional
Dx
1. Setelah dilakukan tindakan (a) Kaji (a) Karakteristik
keperawatan diharapkan jalan warna, sputrum dapat
nafas menjadi efektif dengan kekentalan menunjukkan
kriteria hasil: dan berat
(a) menentukan posisi jumlah ringannya
yang nyaman sehingga sputum obstruksi
memudahkan
peningkatan pertukaran
gas. (b) Instruksika (b) Batuk yang
(b) dapat n klien tidak terkontrol
mendemontrasikan pada melelahkan
batuk efektif metode dan inefektif
(c) dapat menyatakan yang tepat serta
strategi untuk dalam menimbulkan
menurunkan mengontro frustasi.
kekentalan sekresi l batuk.
(d) tidak ada suara nafas
tambahan (c) Ajarkan (c) Sekresi kental
klien sulit untuk
untuk dikeluarkan
menurunk dan dapat
an menyebabkan
viskositas sumbatan
sekresi. mukus yang
dapat
menimbulkan
atelektasis.
(d) Auskultasi (d) Berkurangnya
paru suara
sebelum tambahan
dan setelah
sesudah tindakan
tindakan menunjukan
keberhasilan.
2.2.5. Evaluasi
Bayne, 2000).
atau tidak
ditentukan
3 Tujuan tidak tercapai jika klien tidak mampu atau tidak mau
sama sekali menunjukkan prilaku yang telah ditentukan.
S : Data subjektif
O : Data objektif
A : Analisis
keperawatan baru.
P : Perencanaan
I : Implementasi
E : Evaluasi
teratasi.
R : Reassesment
analisisnya.
LAPORAN KASUS
Tanggal Masuk : 25 Maret 2011
No RM : 23 43 99
3.1. Pengkajian
3.1.1. Biodata
1. Identitas Klien
Nama : Ny “ S”
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama : Tn “S”
Usia : 27 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
1 Keluhan Utama
Sesak Napas.
rumah sakit melalui IGD pada tanggal 25 maret 2011, pukul 06.45
lalu, sering bolak balik puskesmas dan IGD untuk berobat bila
Rumah Sakit.
2000 2003
TBC Asma
26 27
66
6
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Sakit ♀
: Meninggal ♂
: Meninggal ♀
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
Penjelasan:
1 Respirasi
kambuh.
2 Nutrisi
apapun.
3 Eliminasi
urine.
4 Aktivitas
5 Istirahat Tidur
6 Berpakaian
akan diganti.
Saat Sakit :Klien mengatakan tidak ada masalah dalam
Sebelum sakit :Klien mengatakan pada saat cuaca yang panas klien
8 Personal Hygiene
mulai kambuh.
Saat Sakit :Klien mengatakan merasa aman dirawat di rumah
diderita.
10 Komunikasi
dengannya..
11 Bekerja
tidak memungkinkan.
12 Spiritual
13 Rekreasi
14 Belajar
cepat sembuh.
Suhu : 36,7oC
Respirasi : 30 kali/menit
4. Pemeriksaan Head To Toes
1) Kepala
ubanan.
2) Mata
3) Hidung
liter/menit.
Inspeksi :Mukosa mulut kering, mulut bau, gigi lengkap agak kotor
dan kuning.
5) Telinga
normal.
6) Leher
adanya massa.
7) Dada
a) Paru
wheezing.
b) Jantung
ataupun gallop
8) Abdomen
9) Genetalia
patella positif.
2 D5% 20 tetes/menit
4 Nairet 3 x 1 / 2 amp
5 Salbutamol 3x2 mg/hari
Umur : 26 Tahun No RM : 23 43 99
Anoreksia
DO : -
a) Rumah klien tampak
berdebu
b) Jendela klien
tampak tidak dibuka
setiap harinya.
e) Ajarkan e) Fisioterapi
keluarga dan dada
lakukan merupakan
fisioterapi strategi untuk
dada. mengeluarkan
sekret.
g) Kolaborasi g) Bronkhodilator
dalam dapat
pemberian menyelebarkan
obat bronkhus
bronkhodilat sehingga jalan
or dan nafas menjadi
antitusif. lebih lebar.
Antitusif
mengencerkan
dahak sehingga
mudah untuk
dikeluarkan.
O:
a) Keadaan umum baik
b) Klien tampak rileks dan nyaman
c) Napas klien tampak ringan
d) T D : 120/80 mmHg, Nadi 88x/mnt,
RR 20x/menit
e) Tidak ada sputum
f) Tidak terdengar suara napas
tambahan, suara wheezing tidak
terdengar lagi.
A:
Masalah teratasi.
P:
Intervensi dihentikan.
28/3/11 2 S:
10.00 a) klien mengatakan ada nafsu makan,
b) klien mengatakan menghabiskan
makanan yang telah disediakan
oleh Rumah Sakit habis.
O :
a) Klien tampak menggosok giginya
dengan menggunakan fasta gigi
b) Tidak ada suara peristaltik usus
c) Klien tampak tidur dan istirahat
dengan nyenyak
d) BB klien 40 kg
e) Klien tampak segar
f) CRT 2 detik
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
28/03/11 3 S:
a) Klien mengatakan dapat lebih
11.00 memahami tentang penyakitnya
b) Klien mengatakan tahu faktor
pencetus asma dan akan berusaha
menghindari faktor pencetus
tersebut
c) Klien mengatakan akan memlihara
rumahnya dan membuka jendela
rumahnya pagi dan siang hari agar
rumah tidak pengap dan ventilasi
cukup.
O:
a) Klien menunjukkan perilaku diskusi
yang positif dengan perawat.
b) Klien tampak paham apa yang
dijelaskan perawat dan bisa
menjawab pertanyaan perawat yang
berkaitan dengan penyakitnya
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan