Anda di halaman 1dari 2

BAB III

SINUSITIS MAKSILARIS

3.1.Diagnosis Sinusitis Maksilaris


Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Dari anamnesis dapat diketahui biasanya penderita didahului oleh rinitis atau sakit
gigi. Penderita merasakan adanya cairan yang menetes di belakang hidung ( post nasal drip ).
Pemeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dan posterior, pemeriksaan naso esdokopi sangat
dianjurkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan dini. Tanda khasnya adalah adanya pus di
meatus medius.

3.2. Pemeriksaan Sinusitis Maksilaris


Untuk mengetahui adanya kelainan pada sinus maksilaris dilakukan ispeksi luar, palpasi dan
sunuskopi. Selain itu perlu dilakukan transiliminasi, radiologi dan Ct Scan ( gold standart ).
Inspeksi
Pemeriksaan yang diperhatikan ialah adanya pembengkakan pada muka. Pembengkakan
dipipi sampai kelopak mata bawah yang berwarna kemerah merahan mungkin
menunjukkan sinusitis maksilaris.
Palpasi
Nyeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk digigi menunjukkan adanya sinusitis maksilaris.
Transiluminasi
Pemeriksaan ini menunjukkan adanya perbedaan sinus kanan dan kiri. Lampu diletakkan
di tulang pipi ( Zygoma ), kemudian dilihat di daerah palatum, apakah ada penyinaran di
infra orbital atau pipi. Penilaian transiluminasi adalah dengan membandingkan apakah
ada daerah terang pada daerah sinus maksilaris kanan dan kiri. Jika ada daerah terang
disebut transiluminasi negatif ( - ). Hal ini belum berarti tidak ada kelainan. Ji8ka salah
satu daerah sinus tersebut gelap , disebut transiluminasi positif ( + ), dan berarti ada
sinusitis. Tapi bila kedua daerah sinus tersebut gelap belum berarti ada sinusitis.
Pemeriksaan transiluminasi bermakna bila salah satu sinus yang sakit, sehingga tampak
lebih suram dibandingkan yang normal. Sinus yang sakit akan tampak lebih gelap.
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi dari sinus paling bagus diperoleh dengan proyeksi Waters dengan
muka menghadap kebawah dan proyeksi Waters dengan modifikasi tegak. Foto posisi
Waters tampak adanya odema mukosa dan cairan dalam sinus. Jika cairan tidak penuh
akan tampak gambaran air fluid level.
CT Scan
Metode mutakhir yang lebih akurat untuk melihat kelainan sinus maksilaris adalah
pemeriksaan CT Scan. Potongan CT Scan yang rutin dipakai adalah koronal. Pada trauma
yang relatif luas , opasifikasi timbul sebagai akibat perdarahan dalm sinus. Fraktur
terlihat berupa putusnya kontinuitas dinding sinus, dasar orbita, atau lingkar orbita
inferior. Bila gigi atau akar gigi bergeser ke arah antrum, maka keberadaannya dapat
dipastikan dan ditentukan lokasinya dengan film atau foto periapikal, yang didukung
foto oklusal. Tomografi sinus akan sangat membantu dalam mendiagnosis fraktur
dinding dasar orbita dan dalam penggambaran luas lesi ganas/ jinak. Penggambaran
dengan CT Scan memungkinkan penentuan luas kerusakan yang disebabkan oleh trauma
secara tepat atau perluasan lesi jinak atau ganas.

Anda mungkin juga menyukai