Imajinasiku kemudian bekerja. Aku berpikir Citra pasti akan menjawabnya dengan letupan-letupan
imajinasinya yang melimpah yang maknanya akan bertaburan seperti bintang yang harus kutangkap satu
demi satu dengan cepat agar tidak ada makna yang terlewat lalu kumasukan dalam kantong intelejensi
dan kenanganku. Namun pertanyaan tentang apa itu cinta dan Tuhan masih mengambang di kepalaku.
Aku teringat dengan sinetron yang mengangkat tema cinta beda agama. Cintamu dan cintaku adalah
sama namun Tuhanmu dan Tuhanku adalah beda. Di satu sisi mereka tidak ingin meninggalkan Tuhan
dalam sisi yang lain mereka juga tidak ingin meninggalkan cinta. Mereka tidak bisa mendapatkan
keduanya sekaligus. Mereka harus memilih salah satu. Ditinggalkan Tuhan atau ditinggalkan cinta. Kedua
pilihan bagaikan dilema. Maka kenyataan ini berbanding terbalik dengan analogi Tuhan dan cinta itu
seperti koin. Ternyata mereka beda, mereka tidak satu. Mereka seakan berdiri masing-masing.
Kenyataan ini membuat lidahku terasa pahit. Ternyata cinta dan iman adalah beda rasa.
Menganalogikakannya dengan suatu bentuk tunggal mungkinkah sebuah kesalahan?
Ternyata benar,sebuah jawaban akan memancing mutiata-mutiara pertanyaan ke permukaan.Dunia
tidak hanya memiliki sisi putih dan hitam ,namun juga memiliki sisi abu-abu ,yaitu sustu sisi yang belum
jelas,kaburmdan belum pasti.Tuhan dan cinta sepertinya berdiri disisi abu-abu tersebut.Bukan hanya
putih yang dibuthkan di dunia ini,namun hitam dan abu-abu juga.Karena kebenaran yang sempurna
hanyalah milikNya.Bukankan karena sebuah kesalahan kita besar sesuatu yang baru darinya.Apabila
Adam dan Hawa tidak memakan buah Khuldi ,mereka tidak akan mengetahui mana yang baik,dan buruk.
Tuhan telah menciptakan alam sedemikian rupa.Dengan segala hitungan dan kerumitannya dijaga selalu
oleh Tuhan agar manusia tahu betapa lemahnya iiya.Sehinnga apa yang telah tercapai,diciptakan atau
dibuat oleh manusia masih belum mampu mengungkap dan menembus pengetahuan tentang Tuhan
dan Cinta.
Aku menghela nafas. Membiarkan beban hidupku ikut lepas. Akhirnya aku mencoba larut dalam pasrah.
Biarkan semua terjadi sesuai dengan kehendak Nya. Tak usah aku terburu-buru menyingkap misteri
hidupku. Biarkan semua mengalir.
Perlahan suara adzan Subuh terdengar sayup-sayup membelai kota Jakarta. Ternyata aku sudah
melamun berjam-jam untuk memikirkan arti cinta dan Tuhan. Dengan hasil kosong. Tapi entah kenapa
aku merasa telah menemukan jawabannya. Jawaban itu hanya bisa dimengerti olh hati dan logika tidak
pernah bisa ikut campur. Mataku menatap langit dan seakan juga sedang menatap mata Nya. Hatiku
berbisik lirih Terima kasih Tuhan
Telah semalaman aku memikirkan tentang cinta dan Tuhan.Hanya satu benang kesimpulan yang ku
tarik.Jika cinta dan Tuhan selalu menjaga keeksistensian dan keestikaanya dalam cahaya yang disebut
misteri
******Tamat*****