PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Gambar 2. Pistol semi otomatis Gambar 3. Revolver
2) Laras panjang
Senjata ini berkekuatan tinggi dengan daya tembak sampai 3000 m,
mempergunakan peluru yang lebih panjang. Senjata laras panjang dibagi
menjadi dua yaitu:
a) Senapan tabur: Senapan tabur dirancang untuk dapat memuntahkan
butir-butir tabur ganda lewat larasnya, sedangkan senapan dirancang
untuk memuntahkan peluru tunggal lewat larasnya, moncong senapan
halus dan tidak terdapat rifling.
b) Senapan untuk menyerang: Senapan ini mengisi pelurunya sendiri,
mampu melakukan tembakan otomatis sepenuhnya, mempunyai
kapasitas magasin yang besar dan dilengkapi ruang ledak untuk peluru
senapan dengan kekuatan sedang (peluru dengan kekuatan sedang
antara peluru senapan standard dan peluru pistol)
3
b. Berdasarkan Alur Laras
1. Laras beralur (Rifled bore)
Agar anak peluru dapat berjalan stabil dalam lintasannya, permukaan
dalam laras dibuat beralur spiral dengan diameter yang sedikit lebih kecil dari
diameter anak peluru, sehingga anak peluru yang didorong oleh ledakan mesiu,
saat melalui laras, dipaksa bergerak maju sambil berputar sesuai porosnya, dan
ini akan memperoleh gaya sentripetal sehingga anak peluru tetap dalam posisi
ujung depannya di depan dalam lintasannya setelah lepas laras menuju sasaran.
Alur laras ini dibagi menjadi dua yaitu, arah putaran ke kiri (COLT) dan arah
putaran ke kanan (Smith and Wesson).3,4
a. Senjata api dengan alur ke kiri
1) dikenal sebagai senjata tipe COLT
2) kaliber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0.36; 0.38; dan 0.45
3) dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban yaitu
adanya goresan dan alur yang memutar ke arah kiri bila dilihat dari basis
anak peluru.
b. Senjata api dengan alur ke kanan
1) dikenal sebagai senjata api tipe SMITH & WESSON ( tipe SW )
2) kaliber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0.22;0.36;0.38;0.45; dan
0.46
3) dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban yaitu
adanya goresan dan alur yang memutar ke arah kanan bila dilihat dari
bagian basis anak peluru.
4
2. Laras tak beralur atau laras licin (Smooth bore)
Senjata api jenis ini dapat melontarkan anak peluru dalam jumlah banyak pada
satu kali tembakan. Contohnya adalah shot gun.
5
1) Sejak mulai terasa sampai pingsan, peluru melewati beberapa
berangsur-angsur meliwati getaran dan kontraksi yang semakin
sebelum hilang sama sekali, meninggalkan bekas luka yang
permanent.
2) Rongga sementara dapat menjadi 11 kali lebih besar dari diameter
peluru.
3) Titik pelebaran maksimum rongga oleh sebuah peluru non-fragmen,
yang merusak bentuk akan terjadi bilamana peluru meluncur pada
sisinya.
d. Kerusakan paling parah pada rongga sementara terjadi pada luka tembak
di kepala. Disini struktur yang tengkorak kepala yang keras hanya dapat
mengurangi tekanan dengan cara meledak/pecah.
e. Besarnya rongga sementara dan tekanan yang dihasilkan oleh
terhempasnya jaringan hanya berperan kecil, kalaupun ada, peran
karena luka oleh peluru pistol, karena pada kenyataannya peluru
pistol hanya memiliki energi kinetik yang relatif kecil.
f. Hal ini berbeda dengan peluru senapan center fire yang oleh sifat dari
kecepatan tingginya memiliki jumlah energi kinitik yang sangat besar.
Rongga besar dan tekanan gelombang besar dapat dihasilkan yang
sebenarnya dapat mengkacaukan, memecahkan, dan juga dapat merobek
organ-organ yang tidak terkena secara langsung oleh peluru, tetapi itupun
hanya dalam jarak yang dekat dengan jalurnya. memperlihatkan
kecepatan tinggi dan energi kinetik dari aneka macam jenis amunisi.
4. Ujung yang kosong dan halus dari peluru senapan cenderung merobek tubuh
yang meninggalkan luka yang lebih parah dibanding dengan jika tidak sobek.
Sebaliknya peluru senjata militer cenderung untuk tidak merobek tubuh.
Kecuali dalam peluru M16 (5.56 x 45 mm).
6
sebutir peluru menembus tubuh, maka cacat pada epidermis lebih luas dari pada
dermis. Diameter luka pada epidermis kurang lebih sama dengan diameter anak
peluru, sedangkan diameter luka pada dermis lebih kecil. Keadaan tersebut
dikenal sebagai kelim memar (contusio ring)9.
Contusio ring ini didapatkan pada luka tembak masuk dan luasnya
tergantung pada arah peluru pada kulit. Peluru yang masuk tegak lurus, maka
contusio ringnya akan besar, sedangkan peluru yang masuknya miring, contusio
ringnya akan lebih lebar dibagian dimana peluru membentuk mulut yang terkecil
pada kulit. Peluru juga mengandung lemak pembersih senjata. Lemak ini juga
akan memberi gambaran pada luka tembak berupa kelim lemak yang berupa pita
hitam, tetapi kelim lemak ini tidak selalu terdapat misalnya pada senjata yang
jarang dibersihkan. Pada waktu senjata ditembakkan, maka yang keluar dari laras
senjata api adalah9:
1. Api
2. Mesiu yang sama sekali terbakar (jelaga, roetneerslag)
3. Mesiu yang hanya sebagian saja yang terbakar
4. Mesiu yang tidak terbakar
5. Kotoran minyak senjata, karatan dan lain sebagainya
6. Anak pelurunya sendiri
7
dengan konsistensi yang padat tingkat kerusakan lebih tinggi daripada yang
berongga. Efek luka juga berhubungan dengan gaya gravitasi. Pada pemeriksaan
harus dipikirkan adanya kerusakan sekunder seperti infark atau infeksi8,10.
8
a. ukuran dan bentuk
b. lingkaran abrasi, tebal dan pusatnya
c. luka bakar
d. lipatan kulit, utuh atau tidak
e. tekanan ujung senjata
3. Residu tembakan yang terlihat
a. grains powder
a. deposit bubuk hitam, termasuk korona
b. tattoo
c. metal stippling
4. Perubahan
a. oleh tenaga medis
b. oleh bagian pemakaman
5. Track
a. penetrasi organ
b. arah
- depan ke belakang (belakang ke depan)
- kanan ke kiri(kiri ke kanan)
- atas ke bawah
c. kerusakan sekunder
- perdarahan
- daerah sekitar luka
d. kerusakan organ individu
6. Penyembuhan luka tembakan
a. titik penyembuhan
b. tipe misil
c. tanda identifikasi
d. susunan
7. Luka keluar
a. lokasi
b. karakteristik
9
8. Penyembuhan fragmen luka tembak
9. Pengambilan jaringan untuk menguji residu
Pada korban mati, tidak ada tuntutan dalam mengatasi gawat darurat.
Meskipun demikian, tubuhnya dapat saja sudah mengalami perubahan akibat
penanganan gawat darurat dari pihak lain. Sebagai tambahan, tubuh bisa berubah
akibat perlakuan orang-orang yang mempersiapkan tubuhnya untuk dikirimkan
kepada pihak yang bertanggung jawab untuk menerimanya. Di lain pihak, tubuh
mungkin sudah dibersihkan, bahkan sudah disiapkan untuk penguburan, luka
sudah ditutup dengan lilin atau material lain. Penting untuk mengetahui siapa dan
apa yang telah dikerjakannya terhadap tubuh korban, untuk mengetahui gambaran
luka.
a. Jarak Tembakan
Efek gas, bubuk mesiu, dan anak peluru terhadap target dapat
digunakan dalam keilmuan forensik untuk memperkirakan jarak target dari
tembakan dilepaskan. Perkiraan tersebut memiliki kepentingan sebagai
berikut : untuk membuktikan atau menyangkal tuntutan; untuk menyatakan
atau menyingkirkan kemungkinan bunuh diri; membantu menilai ciri alami
luka akibat kecelakaan. Meski kisaran jarak tembak tidak dapat dinilai dengan
ketajaman absolut, luka tembak dapat diklasifikasikan sebagai luka tembak
jarak dekat, sedang, dan jauh.
b. Arah Tembakan
Luka tembak yang tepat akan membentuk lubang yang sirkuler serta
perubahan warna pada kulit, jika sudut penembakan olique akan
mengakibatkan luka tembak berbentuk ellips, panjang luka dihubungkan
dengan pengurangan sudut tembak. Senapan akan memproduksi lebih sedikit
kotoran, kecuali jika jarak dekat. Petunjuk ini berguna untuk pembanding
dengan shotgun. Luka tembak yang disebabkan shotgun dengan sudut olique
akan membentuk luka seperti anak tangga. Jaringan juga berperan serta dalam
perubahan gambaran luka karena adanya kontraksi otot. Petunjuk lain yang
penting untuk menginterpretasikan, yaitu :
10
1) Jika peluru mengenai lapisan keras tulang atau organ, dimana akan
dialihkan arah keluarnya dan lintasan peluru yang terbentuk.
2) Posisi tubuh korban secepatnya dinilai.
Telah dikatakan bahwa, pada saat penembakan ada pada sudut yang benar
dari permukaan tubuh, bentuk dari luka akan simetrris dan lingkaran. Tembakan
senjata api dengan Sallow Cone akan melewati setiap bagian tubuh tapi pada
bagian permukaan tangensial tubuh. Posisi yang paling sering ditemukan
kemungkinan pada samping dada, dibawah axilla.Jika lengan dinaikkan tidak akan
ikut terkena, sebaliknya akan terlihat luka pada dinding dada, dan bagian sisi
dalam lengan atas. Daerah lainnya adalah bagian samping wajah, dimana jika
terkena tembakan, bagian wajah tersebut akan terkoyak dan kemungkinan telinga
akan ikut terkoyak.
Pada dada meskipun penetrasi tembakan minimal kerusakan berat pada
pleura dan paru dapat terjadi, dan kematian dapat terjadi karena Hematothorak
dengan atau tanpa luka laserasi atau memar pada paru. Ketika bagian kepala
terkena, menghancurkan tulang tengkorak atau wajah dan dapat terjadi kerusakan
intracranial, meskipun peluru logam tidak menembus kranium. Enapan juga dapat
menyebabkan luka tangensial.1,4
11
tersebut berupa goresan atau lecet pada kulit yang disebabkan oleh peluru ketika
menekan masuk ke dalam tubuh. Abrasi tepi dapat bersifat konsentris ataupun
eksentris. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi ke dalam kulit, maka hal
tersebut akan menghasilkan abrasi tepi yang konsentris, yaitu goresan pada kulit
berbentuk cincin dengan ketebalan yang sama, oleh karena peluru masuk secara
tegak lurus terhadap kulit. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi pada kulit
dengan membentuk sudut, maka hal ini akan menghasilkan abrasi tepi yang
eksentris, yaitu bentuk cincin yang lebih tebal pada satu area. Area yang tebal dari
abrasi tepi yang eksentris mengindikasikan arah datangnya peluru. Sebagai
tambahan, semakin tebal abrasi tepi, semakin kecil sudut peluru pada saat
mengenai kulit.
Luka masuk yang tidak khas berbentuk ireguler dan mungkin memiliki
sobekan pada tepi luka. Jenis luka masuk seperti ini biasanya terjadi ketika peluru
kehilangan putaran oleh karena menembak di dalam laras senjata. Bahkan dalam
perjalananya dengan terpilin, peluru bergerak secara terhuyung ketika menabrak
kulit sehingga sering memberikan gambaran bentuk D pada luka. Luka masuk
yang tidak khas dapat disebabkan oleh senjata yang tidak berfungsi baik atau oleh
karena amunisi yang rusak, tetapi lebih sering dihasilkan dari peluru jenis
Ricochets atau peluru yang mengenai benda lain terlebih dulu, seperti jendela
yang bergerak otomatis, sebelum mengena tubuh. Kecepatan peluru teredam
setelah mengena media perantara, hal ini yang menyebabkan terbentuknya abrasi
tepi yang tidak khas pada luka tembak masuk, ketika peluru mengena kulit. Jenis
lain dari luka masuk yang tidak khas terjadi ketika mulut senjata api mengalami
kontak langsung dengan kulit di atas permukaan tulang, seperti pada tulang
tengkorak atau sternum. Ketika senjata ditembakkan, maka hal ini akan
menghentikan gas secara langsung dari mulut senjata ke dalam luka di sekitar
peluru. Gas akan mengalami penetrasi ke dalam jaringan subkutan, dimana gas
tersebut meluas sehingga menyebabkan kulit di sekitar luka tembak masuk
menjadi meregang dan robek. Luka robek atau laserasi menyebar dari bagian
tengah dengan memberikan defek berbentuk stellata atau penampakan seperti
bintang. Luka tembak masuk dapat dibedakan lagi, yaitu :
12
a. Luka tembak masuk jarak jauh. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh
komponen anak peluru.
b. Luka tembak masuk jarak dekat. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh
komponen anak peluru dan butir-butir mesin yang tidak habis terbakar.
c. Luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit.
Dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesin, jelaga dan panas api.
Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai
sasaran yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban, maka pada tubuh korban
tersebut akan didapatkan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau
komponen yang keluar dari laras senjata api tersebut .
13
e. Anak peluru yang melewati kulit yang tidak ditopang oleh struktur
anatomi apapun akan membuat kulit tersebut koyak, hal ini sedikit
berhubungan dengan bentuk anak peluru yang menyebabkannya.
Luka tembak keluar akan meghasilkan gambaran acak atau tdak teratur,
tergantung pada struktur anatominya serta tulang dan jaringan, khasnya
bergerigi,laserasi yang tidak teratur dengan sisi luar yang membuka dan
kemungkinan fraktur komunitf. Luka tembak pada dada dan perut selalu sulit
keluar karena adanya hambatan yang cukup besar. Tidak adanya penahan pada
kulit akan menyebabkan anak peluru mengoyak kulit pada saat keluar. Dalam
beberapa keadaan dimana kulit memiliki penahan, maka bentuk luka tembak
sirkular atau mendekati mendekati sirkular yang disekelilingnya dibatasi oleh
abrasi.
Teka-teki ilmiah forensik klasik membedakan luka tembak masuk dan luka
tembak keluar. Luka tembak masuk dan luka tembak keluar sulit dibedakan
apabila pada luka tembak luar terdapat penahan kulit, pada luka tembak masuk
terdapat pakaian yang menghalangi residu lain, senjata yang digunakan kaliber
kecil (kaliber 22), dan tulang tidak langsung berada di bawah kulit.
Gambar 7. Luka tembak masuk di sebelah kiri dan luka tembak keluar di sebelah
kanan
14
2.7 Klasifikasi Luka Tembak
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa luka tembak terdiri atas luka
tembak masuk dan luka tembak keluar. Namun di sini, akan dijelaskan
karakteristiknya masing-masing, yaitu:
1. Luka Tembak Masuk
a. Luka tembak tempel (kontak)
Ketika senjata ditembakkan dengan menempel pada kulit, gambaran akan
tampak bermacam-macam tergantung apakah moncong senjata ditekan ke
permukaan kulit sehingga melekat erat, atau apakah tidak menempel pada kulit.
Gambaran akan tampak beda jika terdapat pakaian diantara moncong senjata dan
kulit. Pada jaringan lunak, seperti ekstremitas, abdomen, dan juga dada, luka akan
tampak kecil dan sirkuler. Akan ada pembakaran dan penghitaman pada dinding
luka. Jika antara moncong senjata denga kulit menempel kuat akan ada sedikit
bahkan tidak ada nyala api dan debu, kecuali kalau pakaian menutupinya. Dalam
luka, pada jaringan akan ada beberapa bintilk-bintik kotoran dengan jelaga atau
partikel-partikel amunisi. Kebanyakan amunisi senjata tampak bersih,
dibandingkan dengan peluru senjata api sehingga jelaga bisa tidak
ditemukan.Biasanya hyperemia terdapat disebelah luar cetakan diameter moncong
senjata, dan karbon monoksida akan diserap oleh Hemoglobin dan Mioglobin
disekitar kulit luka dan pada bekas yang lebih dalam. Kemungkinan akan ada luka
memar yang kadang meluas meskipun bentuknya tidak simetris dan jarang.
Perluasan jaringan karena gas yang masuk memaksa kulit lebih keras melawan
ujung laras, dan jejak moncong senjata mungkin akan terbentuk. Jika luka tempel
di atas tulang terutama tulang tengkorak, terjadi fenomena yan sama dengan luka
senjata api. Tampak gambaran linier atau seperti bintang6.
Luka pada kulit tidak bulat, tetapi berbentuk bintang dan sering ditemukan
cetakan/jejas ujung laras daun mata pejera. Terjadinya luka berbentuk bintang
disebabkan karena ujung laras ditempelkan keras pada kulit, maka seluruh gas
masuk kedalam dan akan keluar melalui lubang anak peluru. Desakan keluar ini
menembakkan cetakan laras dan robeknya kulit. Bila korban menggunakan
15
senjata api dengan picu, maka picu akan menimbulkan luka lecet pada kulit antara
ibu jari dan jari telunjuk. Luka lecet ini dinamakan schot hand.
Pada tembakan tempel di kepala, sisa mesiu yang ikut menembus kulit,
dapat dicari antara kulit dengan tulang kepala (tabula eksterna), dan antara tulang
kepala dengan selaput otak keras (tabula interna).2,5,9
16
Pada luka tembak jarak dekat, sejumlah gas yang dilepaskan membakar
kulit secara langsung. Area disekitarnya yang ikut terbakar dapat terlihat.
Terbakarnya rambut pada area tersebut dapat saja terjadi, namun jarang
diperhatikan karena sifat rambut terbakar yang rapuh sehingga patah dan mudah
diterbangkan sehingga tidak ditemukan kembali saat dilakukan pemeriksaan.
Rambut terbakar dapat ditemukan pada luka yang disebabkan senjata apapun5.
Pada umumnya luka tembak masuk jarak dekat ini disebabkan oleh
peristiwa pembunuhan, sedangkan untuk bunuh diri biasanya ditemukan tanda-
tanda schot hand. Jarak dekat disini diartikan tembakan dari suatu jarak dimana
pada sekitar luka tembak masuk masih didapatkan sisa-sisa mesiu yang habis
terbakar.
Tanda utama adalah adanya kelim tato yang disebabkan oleh bubuk mesiu
yang tidak terbakar yang terbang kearah kulit korban. Disekitar zona tato terdapat
zona kecil berwarna magenta. Adanya tumbukan berkecepatan tinggi dapat
menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil dan menghasilkan perdarahan
kecil.Bentuk tato memberikan petunjuk mengenai tipe bubuk mesiu yang
digunakan. Serpihan mesiu menyebabkan tato dengan bentuk yang beraneka
ragam, tergantung bagaimana masing-masing mesiu membentur kulit dengan
bentuk pipih pada tepinya. Gumpalan mesiu, berbentuk bulat atau bulat telur,
menyebabkan tato bentuk bintik-bintik atau titik-titik. Karena bentuk gumpalan
lebih kecil dari bentuk serpihan sehingga daerah berkelim tato pada gumpalan
lebih halus.
Luas area tato menunjukkan jarak tembak. Makin besar jarak tersebut,
makin besar area, namun semakin halus. Metode pengukuran luas yang umum
dipakai adalah dengan mengukur dua koordinat, potongan longitudinal dan
transversal. Untuk kemudian dibuat luka percobaan, dengan menggunakan senjata
yang sama, amunisis yang sama, kondisi lingkungan yang sama dengan hasil luka
terlihat yang sama persis dengan korban, dapat di ukur jarak tembak.2,5,9
17
Gambar 10. Luka Tembak Jarak Dekat
18
Gambar 11. Luka Tembak Jarak Jauh
19
b. Bila luka tembak keluar ukurannya sama dengan luka tembak masuk, maka
hal ini didapatkan bila anak peluru hanya mengenai jaringan lunak tubuh
dan daya tembus waktu keluar dari kulit masih cukup besar.
Gambar 12. Tidak ditemukan kelim lecet pada luka tembak keluar
20
Pada beberapa keadaan luka tembak keluar lebih kecil dari luka tembak masuk,
hal ini disebabkan:1
- Kecepatan atau velocity peluru sewaktu akan menembus keluar berkurang,
sehingga kerusakannya (lubang luka tembak keluar) akan lebih kecil, perlu
diketahui bahwa kemampuan peluru untuk dapat menimbulkan kerusakan
berhubungan langsung dengan ukuran peluru dan velocity.
- Adanya benda menahan atau menekan kulit pada daerah dimana peluru akan
keluar yang berarti menghambat kecepatan peluru, luka tembak keluar akan
lebih kecil bila dibandingkan dengan luka tembak masuk.
21
2.9. Efek Luka Tembak
Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai sasaran
yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut akan didapatkan perubahan
yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau komponen yang keluar dari laras
senjata api tersebut. Adapun komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap
penembakan adalah1:
anak peluru
butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar
asap atau jelaga
api
partikel logam
Bila senjata yang dipergunakan sering diberi minyak pelumas, maka minyak
yang melekat pada anak peluru dapat terbawa dan melekat pada luka. Bila
penembakan dilakukan dengan posisi moncong senjata menempel dengan erat
pada tubuh korban, maka akan terdapat jejas laras. Selain itu bila senjata yang
dipakai termasuk senjata yang tidak beralur (smooth bore), maka komponen yang
keluar adalah anak peluru dalam satu kesatuan atau tersebar dalam bentuk pellet,
tutup dari peluru itu sendiri juga dapat menimbulkan kelainan dalam bentuk luka.
Komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap peristiwa penembakan akan
menimbulkan kelainan pada tubuh korban sebagai berikut:
1) Akibat anak peluru (bullet effect): luka terbuka.
Luka terbuka yang terjadi dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:
Kecepatan
Posisi peluru pada saat masuk ke dalam tubuh
Bentuk dan ukuran peluru
Densitas jaringan tubuh di mana peluru masuk
Peluru yang mempunyai kecepatan tinggi (high velocity), akan
menimbulkan luka yang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan peluru
yang kecepatannya lebih rendah (low velocity). Kerusakan jaringan tubuh akan
lebih berat bila peluru mengenai bagian tubuh yang densitasnya lebih besar.
22
Pada organ tubuh yang berongga seperti jantung dan kandung kencing, bila
terkena tembakan dan kedua organ tersebut sedang terisi penuh (jantung dalam
fase diastole), maka kerusakan yang terjadi akan lebih hebat bila dibandingkan
dengan jantung dalam fase sistole dan kandung kencing yang kosong; hal
tersebut disebabkan karena adanya penyebaran tekanan hidrostatik ke seluruh
bagian.
Mekanisme terbentuknya luka dan kelim lecet akibat anak peluru:
a. Pada saat peluru mengenai kulit, kulit akan teregang
b. Bila kekuatan anak peluru lebih besar dari kulit maka akan terjadi robekan
c. Oleh karena terjadi gerakan rotasi dari peluru (pada senjata yang beralur
atau rifle bore), terjadi gesekan antara badan peluru dengan tepi robekan
sehingga terjadi kelim lecet (abrasion ring)
d. Oleh karena tenaga penetrasi peluru dan gerakan rotasi akan diteruskan ke
segala arah, maka sewaktu anak peluru berada dan melintas dalam tubuh
akan terbentuk lubang yang lebih besar dari diameter peluru
e. Bila peluru telah meninggalkan tubuh atau keluar, lubang atau robekan yang
terjadi akan mengecil kembali, hal ini dimungkinkan oleh adanya elastisitas
dari jaringan
f. Bila peluru masuk ke dalam tubuh secara tegak lurus maka kelim lecet yang
terbentuk akan sama lebarnya pada setiap arah
g. Peluru yang masuk secara membentuk sudut atau serong akan dapat
diketahui dari bentuk kelim lecet
h. Kelim lecet paling lebar merupakan petunjuk bahwa peluru masuk dari arah
tersebut
i. Pada senjata yang dirawat baik, maka pada klim lecet akan dijumpai
pewarnaan kehitaman akibat minyak pelumas, hal ini disebut kelim kesat
atau kelim lemak (grease ring/ grease mark)
j. Bila peluru masuk pada daerah di mana densitasnya rendah, maka bentuk
luka yang terjadi adalah bentuk bundar, bila jaringan di bawahnya
mempunyai densitas besar seperti tulang, maka sebagian tenaga dari peluru
disertai pula dengan gas yang terbentuk akan memantul dan mengangkat
23
kulit di atasnya, sehingga robekan yang tejadi menjadi tidak beraturan atau
berbentuk bintang
k. Perkiraan diameter anak peluru merupakan penjumlahan antara diameter
lubang luka ditambah dengan lebar kelim lecet yang tegak lurus dengan arah
masuknya peluru
l. Peluru yang hanya menyerempet tubuh korban akan menimbulkan robekan
dangkal, disebut bullet slap atau bullet graze
m. Bila peluru menyebabkan luka terbuka dimana luka tembak masuk bersatu
dengan luka tembak keluar, luka yang terbentuk disebut gutter wound
24
e. Oleh karena jelaga itu ringan, jelaga hanya menempel pada permukaan kulit,
sehingga bila dihapus akan menghilang.
25
d. Jejas laras dapat pula terjadi jika si penembak memukulkan moncong
senjatanya dengan cukup keras pada tubuh korban, akan tetapi hal ini jarang
terjadi
e. Pada hard contact, jejas laras tampak jelas mengelilingi lubang luka,
sedangkan pada soft contact, jejas laras sebetulnya luka lecet tekan tersebut
akan tampak sebagian sebagai garis lengkung
f. Bila pada hard contact tidak akan dijumpai kelim jelaga atau kelim tato,
oleh karena tertutup rapat oleh laras senjata, maka pada soft contact jelaga
dan butir mesiu ada yang keluar melalui celah antara moncong senjata dan
kulit, sehingga terdapat adanya kelim jelaga dan kelim tato.
26
Korban ditembak dari jarak dekat atau sangat dekat, akan tetapi antara
korban dengan moncong senjata ada penghalang; seperti bantal dan lain
sebagainya
Bila ada kelim api, berarti korban ditembak dari jarak yang sangat dekat
sekali, yaitu maksimal 15 cm (Idris, 1997). Menurut hadikusumo (1998), luka
tembak tempel bentuknya seperti bintang, dengan gambaran bundaran laras
senjata api dengan tambahan gambaran vizierkorrel (pejera, foresight) akibat
panasnya mulut laras. Bila larasnya menempel pada kulit, gas peluru ikut
masuk ke dalam luka, dan berusaha menjebol keluar lagi lewat jaringan
disekitar luka. Sementara luka tembak jarak dekat ada sisa mesiu yang
menempel pada daerah sekitar luka. Gambaran mesiu ini tergantung jenis
senjata dan panjang laras. Mesiu hitam lebih jauh jangkauannya dari pada
mesiu tanpa asap. Sedangkan luka tembak jarak jauh, luka bersih dengan
cincin kontusio, pada arah tembakan tegak lurus permukaan sasaran bentuk
cincin kontusionya konsentris dan bundar1.
27
BAB III
LAPORAN KASUS
Laporan kasus
Dilaporkan sebuah kasus pada Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Rumah Sakit Umum Sultan Sulaiman di Sei Rampah,
menerangkan atas permintaan tertulis dari Kepala Kepolisian Resor Resort
Serdang Berdagai, Tertanggal 17 9 - 2017, No. Pol: B/ 820 / IX / 2017,
maka pada tanggal 17 - 9 - 2017, pukul 02.30. Waktu Indonesia Barat,
bertempat di Rumah Sakit Umum Sultan Sulaiman, telah dilakukan
pemeriksaan luar terhadap mayat yang menurut surat surat tersebut memiliki
identitas sebagai berikut:
Nama : Lisan Jaya, Jenis Kelamin : Laki-laki, Umur : 23 tahun, Pekerjaan :
Wiraswasta, Agama : Islam, Kewarganegaraan : Indonesia, Alamat : Jln.
Melinda Kel. Batang Terap. Perbaungan.Kab. Sergai
HASIL PEMERIKSAAN:
Dari pemeriksaan luar atas tubuh jenazah tersebut ditemukan fakta-fakta
sebagai berikut :
A. IDENTITAS JENAZAH :
1. Identitas Umum:
Pembungkus jenazah: Tidak dijumpai, Penutup jenazah: Tidak dijumpai,
Benda disamping jenazah: Tidak dijumpai, Pakaian Mayat: Memakai baju kaos
warna hitam tidak berkerah lengan pendek dengan corak bunga warna putih
tanpa ukuran tanpa merk, memakai celana panjang, bahan jeans warna biru
muda tanpa merek tanpa ukuran, memakai celana dalam segi tiga warna oranye
tanpa merek tanpa ukuran, Perhiasan: Tidak dijumpai. Sosok mayat dikenal,
jenis kelamin : laki-laki, berkhitan, umur : 23 tahun, perawakan gemuk, warna
kulit putih, panjang badan : 168 centimeter, berat badan: 80 kilogram, rambut
lurus, pendek warna hitam, dan tidak mudah dicabut.
2. Identitas Khusus
Tato: Tidak dijumpai, Jaringan parut: Tidak dijumpai, Tanda lahir: Tidak
dijumpai, Tahi lalat: Tidak dijumpai, Cacat fisik: Tidak dijumpai
TANDA KEMATIAN
Lebam mayat: Dijumpai pada daerah tengkuk, punggung, pinggang dan
bokong, yang hilang pada penekanan, Kaku mayat: Dijumpai pada
28
persendian, rahang, leher, anggota gerak atas dan bawah yang mudah dilawan,
Pembusukan: Tidak dijumpai
29
c. Dada
Dijumpai tiga luka tembak keluar,
luka tembak keluar ke satu pada dada sebelah kanan diatas puting
susu kanan, pinggir luka tidak rata, arah kulit luka keluar, bentuk luka
bulat, ukuran panjang satu sentimeter, lebar nol koma lima sentimeter,
luka tembak keluar kedua pada dada kanan disamping puting susu
kanan ukuran panjang satu sentimeter, lebar nol koma lima
sentimeter.
luka tembak keluar ketiga pada dada kiri, diatas puting susu kiri,
ukuran panjang satu sentimeter, lebar nol koma lima sentimeter, pada
perabaan tidak dijumpai tanda-tanda patah tulang.
30
g. Pinggang. Bokong. Dubur: Tidak dijumpai kelainan
h. Anggota gerak:
o Anggota Gerak Atas:
Kanan
Dijumpai luka tembak masuk pada lengan kanan atas ukuran panjang
satu sentimeter, lebar nol koma lima sentimeter
b. Hidung:
Bentuk hidung: Tidak dijumpai kelainan
Permukaan kulit hidung: Dijumpai luka lecet dipangkal hidung
dengan panjang tiga sentimeter, lebar dua sentimeter
Lubang hidung: Dijumpai darah keluar dari lubang hidung
31
c. Telinga:
Bentuk telinga. Permukaan daun telinga. Lubang telinga: Tidak
dijumpai kelainan
d. Mulut:
Bibir atas, bibir bawah, selaput lendir bibir, lidah: tidak dijumpai tanda-
tanda kekerasan.
Rongga mulut: Terbuka. Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan
Gigi-geligi
o Gigi rahang atas: Gigi lengkap,dengan jumlah enam belas gigi geligi
o Gigi rahang bawah: Gigi lengkap,dengan jumlah enam belas gigi
geligi
Langit-langit mulut: Tidak dijumpai kelainan
32
BAB IV
PEMBAHASAN
33
sentimeter, lebar nol koma lima sentimeter. Luka tembak masuk kedua pada
punggung sebelah kanan bagian bawah ukuran panjang satu sentimeter, lebar nol
koma lima sentimeter, luka tembak masuk ketiga pada punggung sebelah kiri
ukuran panjang satu sentimeter, lebar nol koma lima sentimeter. Pada lubang
terdapat darah.
Pada lengan kanan atas dijumpai luka tembak masuk pada lengan kanan
atas ukuran panjang satu sentimeter, lebar nol koma lima sentimeter,pinggir luka
tidak rata, sudut luka tumpul, bentuk bulat arah kulit luka ke dalam.
Dari hasil pemeriksaan dada, punggung, dan lengan kanan atas dapat
dipastikan telah terjadi luka karena tembakan (luka tembak). Tiga luka
tembak dari punggung tembus kedada dan satu luka tidak tembus di lengan
kanan atas.
34
Dari aspek yuridis, tampak jelas bahwa korban meninggal, sehingga
dapat dikategorikan luka berat dimana luka dapat mendatangkan bahaya
maut.
Tubuh kita ternyata membawa darah yang cukup banyak. Pada orang
dewasa, rata-rata terdapat 4,5 - 5,5 liter darah (sekitar 10 persen dari BB)
yang bersirkulasi dalam tubuh.
Kelompok perdarahan akhir adalah tingkat 4, terjadi saat seseorang
kehilangan lebih dari 40 persen volume darahnya. Perdarahan berat ini
membutuhkan tindakan segera atau pasien tak akan mungkin bertahan.
Dalam kondisi ini akan terjadi hypovolemic shock.
Diperkirakan pada korban ini mengalami perdarahan grade 4 dimana
tubuh kehilangan 40% volume darahnya. Yaitu:
40% x 5liter = > 2liter kehilangan darah
35
pemeriksaan lebam mayat, waktu kematian diperkirakan 1 jam sebelum
pemeriksaan.
Dari pemeriksaan kaku mayat: dijumpain pada persendian, rahang, leher,
anggota gerak atas dan bawah yang mudah dilawan. Dari pemeriksaan kaku
mayat, waktu kematian diperkirakan 1 jam sebelum pemeriksaan.
Dari pemeriksaan pembusukan dan modifikasinya: tidak didapatkan bau
busuk dan tanda-tanda pembusukan lainnya. Dari pemeriksaan pembusukan
dan modifikasinya, waktu kematian diperkirakan < 24 jam sebelum
pemeriksaan.
Dari 3 hasil pemeriksaan perkiraan waktu kematian di atas, dapat
disimpulkan bahwa korban meninggal 1-2 jam sebelum pemeriksaan.
Pemeriksaan otopsi dimulai pada pukul 02.30 WIB. Maka perkiraan
waktu kematian korban terjadi antara pukul 00.30 WIB hingga pukul
01.30 WIB pada hari pemeriksaan.
36
BAB V
KESIMPULAN
37
DAFTAR PUSTAKA
5. Indah PS, Lely, Irene, Elena, Luh S. 2011. Gunshot wound. (online).
(http://www.freewebs.com/ gunshot_wound/luka tembak pada tulang.htm,,
diakses tanggal 18 April 2011).
11. Chadha P.V. 1995. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi. Edisi V.
Jakarta : Widya Medika. Hal. 75-81
38
39