ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Kemampuan adalah daya untuk melakukan
suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa
suatu tindakan dapat dilakukan, dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memerlukan
latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang. Kapasitas
sering digunakan sebagai sinonim untuk kemampuan dan biasanya diartikan sebagai kemampuan
yang dapat dikembangkan sepenuhnya di masa mendatang apabila latihan dilakukan secara
optimal. Dalam praktek kapasitas seseorang jarang tercapai.
Insting umumnya terdapat pada hewan, dimana dengan insting itu hewan dapat
melakukan sesuatu tanpa latihan sebelumnya. Jadi bakat adalah kemampuan alamiah untuk
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang relatif bersifat umum (misalnya bakat intelektual
umum atau khusus bakat akademis khusus). Bakat khusus disebut juga talenta.
Termasuk ke dalam bakat akademik khusus, misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-
angka (numerik), logika bahasa, dan sejenisnya. Bakat khusus dalam bidang kreatif
produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang baru. Misalnya, menghasilkan
rancangan aksitektur terbaru, menghasilkan teknologi terbaru dan sejenisnya. Bakat khusus
dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen music dan sangat dikagumi, mampu
menciptakan lagu hanya dalam 30 menit dan mampu melukis dengan sangat indah dalam
waktu singkat dan sejenisnya. Bakat kinestetik/psikomotorik misalnya sepak bola, bulu
tangkis, tennis dan keteranpilan teknik. Adapun bakat khusus dalam bidang sosial, misalnya
sangat mahir mencari koneksi, sangat mahir berkomunikasi dalam organisasi, dan sangat
mahir dalam kepemimpinan.
Perwujudan nyata dari bakat dan kemam puan adalah prestasi (Utami Munandar, 1992)
karena bakat dan kemampuan sangat menetukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki
bakat matematika dipredisikan mampu mencapai prestasi yang menonjol dalam bidang
matematika merupakan cerminan dari bakat khusus yang dimiliki dalam bidang tersebut,
Perlu ditekankan bahwa karena bakat masih bersifat potensial, seseorang yang berbakat
belum tentu mampu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidangnya jika tidak mendapatkan
kesempatan untuk mengembangkan bakatnya secara maksimal. Bakat khusus yang
memperoleh kesempatan masksimal dan dikembangkan sejak dini serta didukung oleh
fasilitas dan motivasi yang tinggi, akan terealisasikan dalam bentuk prestasi unggul. Contoh
kongkret bakat yang tidak memperoleh kesempatan maksimal untuk berkembang adalah hasil
penelitian Yaumil Agoes Akhir (1999) yang menemukan bahwa sekitar 22% siswa SD dan
siswa SLTP menjadi anak yang underachiever, artinya pretasi belajar yang mereka peroleh
berada di bawah potensi atau bakat intelektual yang sesungguhnya mereka miliki. Bakat
memang sangat menetukan prestasi seseorang, tetapi sejauh mana bakat itu akan terwujud dan
menghasilkan suatu prestasi, masih banyak variabel yang turut menentukan.