Anda di halaman 1dari 6

Clinnical Skills Refreshment Fak.

Kedokteran Unmuh Malang

PEMERIKSAAN KULIT & EFFORESENSI


Sri Adila Nurainiwati
Bag Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
FK Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

Seorang pasien dengan masalah kulit sering mengeluh


gatal di seluruh tubuh. Seringkali pasien di kirim/rujuk ke
dokter spesialis kulit dengan gatal di seluruh tubuh sebagai
diagnosis. Setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan
kulit kita akan menemukan pasien menderita berbagai
macam kelainan seperti, dermatitis, erupsi oabt, urtikaria,
skabies atau penyakit yang lain. Pemeriksaan kulit
sebaiknya dilakukan dengan cahaya yang baik, dan lebih
disukai sinar matahari langsung. Idealnya seluruh kulit tubuh
harus diperiksa. Luas dan lokasi seluruh lesi penting untuk
membuat diagnosis dan tatalaksana
Diagnosis penyakit kulit dapat ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik (dermatology),
dan bila perlu pemeriksaan penunjang laboratoris. Berbeda
dengan penyakit lain, pada penyakit kulit dapat dipelajari
langsung morfologi kelainan kulit secara obyektif
(effloresensi / ruam ). Anamnesis yang baik merupakan
dasar utama diagnosis. Anamnesis merupakan langkah
utama dalam rencana menegakkan diagnosis, pengelolaan
dan pengobatan. Dengan anamnesis yang baik, dapat
mendukung diagnosis lebih dari 60%/ selain itu anamnesis
yang baik dapat menghemat waktu, pemeriksaan dan
penggunaan penunjang diagnostik sehingga pelayanan
kesehatan lebih murah.
Pemeriksaan dermatologi berguna untuk
mengintegrasikan hasil temuan obyektif dengan keluhan
subyektif penderita. Untuk segi praktisnya dalam
menggambarkan atau mendiskripsikan ruam kulit digunakan
acuan sebagai berikut :
1. Lokasi ruam
2. Distribusinya

269
Clinnical Skills Refreshment Fak. Kedokteran Unmuh Malang

3. Jenis
4. Batas dan bentunya
5. Susunan
6. Perluasan

EFFLORESENSI
(RUAM / MORFOLOGI )

Definisi :
kelainan kulit yang dapat dilohat dengan mata telanjang
9secara obyektif). Effloresensi mutlak diperlukan untuk
mempelajari ilmu penyakit kulit. Ada 2 macam :
1. Effloresensi primer
Adalah kelainan kulit yang terjadi pada permulaan
penyakit
Macam : makula, papula, nodul, vesikel, bula, urtika,
pustul, plak, kista
2. Effloresensi sekunder
Kelainan kulit yang terjadi selama perjalanan penyakit /
pengaruh lingkungan
Macam : skuama, krusta, erosi, ekskoriasi, sikatriks,
ulkus

Definisi masing-masing ruam kulit :


1. Makula : perubahan warna kulit semata-mata, tanpa
disertai peubahan bentuk
Contoh : Makula hipopigmentasi (P. versikolor), makula
hiperpigmentasi (melasma).
2. Papul : peninggian kulot padat dan berbatas tegas ,
diameter < 5 mm. Terjadi karena pertambahan sel
epidermis.
Contoh : papul pada akne vulgaris, lues II

270
Clinnical Skills Refreshment Fak. Kedokteran Unmuh Malang

3. Nodul : masa padat, berbatas, terlertak di kutan atau


subkutan. Terjadi karena infiltrasi di bawah epidermis,
dermis dan subkutis. Kulit diatasnya bisa normal atau
eritema. Bila diraba dapat diketahui sakit atau tidak
nyeri.
Contoh : nodul pada eritema nodusum
4. Vesikel : Peninggian kulit terbatas, berisi cairan,
diameter < 5 mm. Tergantung jenis cairan, bisa jernih
atau berisi darah
Contoh : vesikel pada varisela
5. Bula : peninggian kulit berisi cairan dengan diameter >
5 mm.
Contoh : bula pada pemfigus
6. Urtika : peninggian kulit berbatas tegas akibat edema
local pada dermis. Terlihat daerah yang kepucatan dan
melebarnya folikel rambut dan permukaan seperti kulit
jeruk
Contoh : urtika pada urtikaria
7. Pustula : peninggian kulit berbatas tegas, didalamnya
berisi pus (nanah)
Contoh : pustula pada folikulitas. Acne vulgaris
8. Plak : peninggian kulit akibat bersatunya beberapa
papul atau nodul.
Contoh : plak pada kusta, psoriasis
9. Kista : kantong berisi cairan / material semisolid (cairan,
sel, dan produk sel).
10. Skuama : lembara-lembaran yang melekat pada
kulit akibat pel;epasan masa keratoin yang dapat
dilihat. Terjadi karena gangguan proses deskuamasi.
Pada skuama diperiksa warna, cara melekat kulit,
susunan, halus dan kasarnya.
Contoh : skuama kasar pada psoriasis vulgaris
11. Krusta : pengeringan cairan tubu8h
dimpermukaan kulit karena kerusakan kulit. Warna
tergantung bahan asalnya. Darah berwarna hitam,
nanah berwarna kuning.

271
Clinnical Skills Refreshment Fak. Kedokteran Unmuh Malang

12. Erosi : terlepasnya jaringan kulit yang tidak


melebihi stratum basalis. Terjadi pada umumnya akibat
trauma mekanis, bula atau vesikel yang pecah
13. Ekskoriasi : terlepasnya jaringan kulit sampau
papilla dermis. Dapat terjadi karena trauma, garukan.
14. Ulkus : hilangnya jaringan kulit sampai mencapai
kutis bahkan mungkin subkutis. Terja karena nekrosis
pada kulit. Bila sembuh dapat menimbulkan jariungan
parut.
15. Sikatriks : kelainan yang merupakan penggantian
kulit dengan bahan yang lebih rendah mutunya. Bila
menonjol sikatriks hipertropi, dan bila cekung sikatriks
atrofi.

272
Clinnical Skills Refreshment Fak. Kedokteran Unmuh Malang

STATUS PENDERITA KULIT DAN KELAMIN

IDENTITAS PENDERITA
Nama : Pekerjaan :
Umur : Agama :
Jenis kelamin : Suku bangsa :
Alamat : Tgl Pemeriksaan :

DATA BASE
Anamnesis
- Keluhan utama :

- Riwayat penyakit sekarang :

- Riwayat penyakit dahulu :

- Riwayat penyakit keluarga :

- Riwayat sosial :

Pemeriksaan Fisik
- Status generalis :

- Status lokalis
Regio :

Effloresensi :

Pemeriksaan penunjang

PROBLEM LIST

273
Clinnical Skills Refreshment Fak. Kedokteran Unmuh Malang

RESUME

ASSASEMENT

INITIAL PLANING

Dx

Tx

Mx

Ex

274

Anda mungkin juga menyukai