Anda di halaman 1dari 33

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara
sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan
masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan
metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitin,yakni suatu cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara
ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan
sistematis.
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrumen
penelitian merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam
komponen metodelogi penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat
yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu
masalah yang sedang diteliti.
Dalam menyusun dan sebelum mengaplikasikan instrumen penelitian,
ada tahapan yang begitu penting bagi bagaimana hasil dari penelitian tersebut
dapat dipertanggungjawakan, hal penting tersebut adalah yang biasa disebut
dengan validitas dan reliabilitas.
Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan realibitas
yang baik. Untuk memperoleh instrument yang baik tentu selain harus
diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai
kaidah-kaidah penyusunan instrument.
Validitas sendiri merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi
pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara
data yang dilaporkan peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
objek penelitian. Sedangkan pengertian reliabilitas adalah menunjuk pada
satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik,
atau hal yang berkaitan dengan keterandalan suatu indikator. Yang dimaksud
andal disini bahwa instrumen yaitu tidak berubah-ubah atau konsisten .
Sepertin yang diketahui, bahwa secara garis besar penelitian dibagi
menjadi dua, yaiitu; penelitian kuantitatif dan penelitian kuantitatif. Dari jenis

1
penelitian yang dibedakan jenisnya tersebut, sangat berpengaruh juga
terhadap instrumen penelitianya yang merupakan alat untuk menghasilkan
suatu kesimpulan penelitian. Dengan demikian sangat berdampak juga
terhadap pengujian instrumen tersebut, yaitu validitas dan reliabilitasnya.
Oleh karena itu, dalam pembahasan makalah mengenai validitas dan
reliabilitas instrumen penelitian ini juga menguraikan dari masing-masing
jenis penelitian yaitu validitas dan reliabilitas instrumen penelitian kuantitatif
serta yaitu validitas dan reliabilitas instrumen penelitian kualitatif.
Mengenai validitas dan reliabilitas menjadi suatu perhatian lebih oleh
peneliti, dikarenakan peranya yang begitu penting dan dijadikan suatu
keharusan bagi peneliti untuk menguji instrumenya terlebih dahulu sebelum
digunakan dalam meneliti suatu objek penelitian. Karena dengan instrumen
yang valid dan reliabel, tentunya akan menghasilkan suatu penelitian yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akan diuraikan
berbagai hal terkait dengan instrument penelitian yang pembahasannya
diawali dengan pengertian instrumen penelitian, jenis, lagkah-langkah
penyusunan, dan teknik pengujian validitas dan reliabiltasnya, demi
tercapainya suatu tujuan penelitian sesuai yang diharapkan.

B. Rumusan Masalah Penulisan


Rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini, melputi:
1. Apakah Pengertian dari Intrumen Penelitian ?
2. Apakah Kegunaan dari Instrumen Penelitian ?
3. Apa Sajakah Jenis-Jenis Instrumen Penelitian ?

4. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian


5. Bagaimanakah Langkah Langkah Penyusunan Instrumen
Penelitian ?
6. Bagaimanakah Pengujian Instrumen Penelitian ?
7. Bagaimanakah Teknik Pengujian Validitas ?

8. Bagaimanakah Teknik Pengujian Reliabilitas ?

2
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami pengertian instrumen penelitian
2. Mengetahui dan memahami kegunaan dari instrumen penelitian
3. Mengetahui dan memahami jenis-jenis dari instrumen penelitian
4. Mengetahui dan memahami teknik penyusunan instrumen penelitian
5. Mengetahui dan memahami langkah-langkah penyusunan instrumen
penelitian
6. Mengetahui dan memahami cara pengujian instrumen penelitian
7. Mengetahui dan memahami teknik pengujian validitas instrumen
8. Mengetahui dan memahami teknik pengujian reliabilitas instrumen

D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka manfaat dari pembuatan
makalah ini adalah:
1. Memahami lebih jauh pengertian instrumen penelitian
2. Memahami lebih jauh kegunaan dari instrumen penelitian
3. Memahami lebih jauh jenis-jenis dari instrumen penelitian
4. Memahami lebih jauh teknik penyusunan instrumen penelitian
5. Memahami lebih jauh langkah-langkah penyusunan instrumen
penelitian
6. Memahami lebih jauh cara pengujian instrumen penelitian
7. Memahami lebih jauh teknik pengujian validitas instrumen
8. Memahami lebih jauh teknik pengujian reliabilitas instrumen
BAB II PEMBAHASAN
INSTRUMEN PENELITIAN

Komponen utama dari sebuah penelitian adalah data. Tidak dapat dikatakan
penelitian jika tidak terdapat data. Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data
yang dipakai dalam suatu penelitian adalah data yang benar dan dapat dipercaya,
karena jika data yang digunakan salah akan menghasilkan informasi yang salah.
Dalam kaitannya dalam pengumpulan data, seorang peneliti haruslah membuat
dan atau memiliki instrumen penelitian yang berfungsi sebagai alat untuk
mengumpulkan data. Tanpa instrumen penelitian, peneliti dianggap gagal dalam
penelitian ilmiah. Bagaimana bisa seorang peneliti tanpa instrumen penelitian
dapat memperoleh data yang akurat? Tentunya hal ini tidak mungkin.
Penelitian sebagai suatu cara ilmiah dalam menyelesaikan masalah, akan
selalu berhubungan dengan instrumen pengumpulan data. Tanpa instrumen yang
3
tepat, penelitian tidak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Mengapa
demikian? Karena penelitian membutuhkan data empiris, dan data tersebut hanya
mungkin diperoleh melalui instrumen dan teknik pengumpulan data yang tepat.
Dengan demikian instrumen penelitian dapat menentukan kualitas penelitian itu
sendiri. Oleh sebab itu, instrumen penelitian harus disusun dengan baik sesuai
dengan kaidah-kaidah penelitian ilmiah.
Dalam sebuah penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen
untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif-naturalistik
peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen, karena dalam penelitian kualitatif
peneliti merupakan key instrumen.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.
Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan
tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.

A. Pengertian Intrumen Penelitian


Instrumen itu merupakan alat yang digunakan untuk melakukan
sesuatu. Sedangkan penelitian memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan,
kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secara
sistematis dan objektif. Dengan masing-masing pengertian kata tersebut di
atas maka instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,
mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta
objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu
hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut
instrumen penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan
data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya.
Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang
variasi karakteristik variabel secara objektif.

4
Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata (2008:52)
adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara
kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut
psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif
dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut
kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-
kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti. Dengan demikian jumlah instrument yang akan digunakan tergantung
pada jumlah variable yang diteliti. Jadi jika variable yang digunakan
jumahnya 3, maka instrumen yang digunakan juga 3 jumlahnya .
Instrumen merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan
penelitian. Hal ini karena perolehan suatu informasi atau data relevan atau
tidaknya, tergantung pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu, alat ukur
penelitian harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai.
Instrumen penelitian dirancang untuk satu tujuan penelitian dan tidak
akan bisa digunakan pada penelitian lain. Kekhasan setiap obyek penelitian
membuat seorang peneliti harus merancang sendiri instrumen yang akan
digunakannya. Susunan instrumen untuk setiap penelitian tidak selalu sama
dengan penelitian yang lain. Hal ini disebabkan karena setiap penelitian
mempunyai tujuan dan mekanisme kerja yang berbeda-beda.
Dalam mekanisme pengumpulan informasi dalam penelitian sosial
dilakukan secara langsung dengan berbagai cara, yang antara lain melalui
teknik wawancara (baik secara langsung maupun dengan telepon), survey,
pengamatan dan angket.
Teknik angket dilakukan dengan meminta informasi dari responden
mengenai sesuatu masalah dengan sukarela. (Perbedaan antara teknik angket
dan survey terletak pada penentuan responden yang memang tidak akan
sama).
5
Teknik survey dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan
yang diajukan kepada responden. Kemudian responden didatangi oleh
pencacah untuk menanyakan informasi yang diminta serta dicatat dalam
daftar kuesioner yang telah disiapkan.
Teknik wawancara dilakukan dengan mendatangi secara langsung para
responden untuk dimintai keterangan mengenai sesuatu yang diketahuinya
(bisa mengenai suatu kejadian, fakta, maupun pendapat si responden).
Apapun teknik pengumpulan informasi yang dipilih penelitian sosial
yang melibatkan banyak orang, membutuhkan suatu instrumen penelitian,
yang nantinya akan digunakan dalam proses pengumpulan informasi dari
responden.
Menurut Nana Sujana dan Ibrahim (1989) dalam Wina Sanjaya
(2013), untuk menghasilkan data yang akurat, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian:
1. Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas
dan spesifik, sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis-jenis
instrumen yang diperlukan.
2. Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamannya harus
diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan dasar dalam menentukan isi,
bahasa, sistematika, dan sistematika item dalam instrumen penelitian.

3. Keterangan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik
dari keajekan, kesahihan, maupun objektivitasnya.

4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas,


sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna
memecahkan masalah penelitian.

5. Mudah dan praktis digunakan, tetapi dapat menghasilkan data yang


diperlukan.

B. Kegunaan Instrumen Penelitian


Suatu alat ukur atau instrumen dikembangkan untuk menerjemahkan
variabel (peubah), konsep dan indikator yang dipergunakan dalam
6
mengungkap data dalam suatu penelitian. Semakin suatu peubah, konsep, dan
indikator penelitian diukur dengan baik, maka akan semakin baik pula
instrumen penelitian tersebut dikembangkan.. Secara sederhana fungsi dari
instrumen penelitian yaitu :
1. Sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden.
2. Sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara.
3. Sebagai alat evaluasi terhadap hasil penelitian dari staff peneliti.
C. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian

1. Tes
a. Pengertian
Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengukuran, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang
kemampuan subjek peneliti dengan cara pengukuran, misalnya untuk
mengukur kemampuan subjek penelitian dalam menguasai materi
pelajaran tertentu digunakan tes tertulis tentang materi tersebut.
b. Kriteria Tes
1) Reliabilitas Tes
Tes sebagai instrumen atau alat pengumpul data dikatakan
reliabel manakala tes tersebut bersifat handal. Tes yang handal
adalah tes yang dapat mengumpulkan data sesuai dengan
kemampuan subjek yang sesungguhnya, yang tidak terpengaruh
oleh situasi dan kondisi termasuk oleh letak geografis.
2) Validitas Tes
Tes sebagai instrumen untuk mengumpulkan data dikatakan
valid manakala tes itu bersifat sahih, atau item-item tes mampu
mengukur apa yang hendak diukur. Terdapat dua cara uji
validitas yaitu, validitas logis dan validitas empiris. Validitas
logis diperoleh dengan cara judgment ahli yang kompeten.
Validitas empiris adalah validitas yang diperoleh melalui uji

7
coba tes pada sejumlah subjek yang memiliki karakteristik yang
diasumsikan sama dengan subjek penelitian.
2. Angket (Quisioner)
a. Pengertian
Angket adalah instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan atau
pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh
responden sesuai dengan petunjuk pengisiannya. Angket dapat
digunakan peneliti untuk penelitian kualitatif maupun kuantitatif.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui, digunakan bila responden
jumlahnya besar, dapat membaca dengan baik, dan dapat
mengungkapkan hal hal yang sifatnya rahasia.
Sebagai instrumen penelitian, angket memiliki kelebihan di
antaranya sebagai berikut:
1) Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah
responden atau sumber data yang jumlahnya cukup besar.
2) Data yang terkumpul melalui angket akan mudah dianalisis.
3) Responden akan memiliki kebebasan untuk menjawab setiap
pertanyaan sesuai dengan keyakinannya.

4) Responden tidak akan terburu-buru menjawab setiap pertanyaan,


pengisian angket tidak terlalu terikat oleh waktu.
Angket juga memiliki kelemahan, di antaranya:
1) Belum menjamin responden akan memberikan jawaban tepat
sesuai dengan keyakinannya.
2) Angket hanya mungkin dapat digunakan oleh responden yang
dapat membaca dan menulis.
3) Angket hanya dapat menggali masalah yang terbatas.
4) Kadang-kadang ada responden yang tidak bersedia untuk mengisi
angket karena alasan kesibukan dan, atau alasan pribadi lainnya.
b. Langkah-langkah Menyusun Angket

8
Beberapa petunjuk cara menyusun angket:
1) Buatlah kata pengantar terlebih dahulu secara singkat sebelum
pertanyaan-pertanyaan angket disusun.
2) Buatlah petunjuk cara pengisian angket dengan jelas dan ringkas.

3) Hindari istilah-istilah yang dapat menimbulkan salah pengertian.

4) Rumuskan dalam kalimat yang singkat, jelas, dan sederhana,


sehingga tidak menguras tenaga dan pikiran responden ketika
membaca angket.

5) Sebaiknya setiap pertanyaan hanya mengandung satu persoalan


yang ditanyakan.

6) Apabila ada kata-kata yang memerlukan penekanan, makia


sebaiknya diberi tanda, seperti dengan menebalkan kata atau
kalimat, menggaris bawahi, atau menulikan dalam warna yang
berbeda kata tersebut.

7) Pertanyaan setiap item angket tidak menggiring pada jawaban


yang diinginkan peneliti.

8) Angket harus dibuat semenarik mungkin.

3. Wawancara (Interview)
Wawancara (interview) adalah teknik pengumpulan data yang
dilaksanakan dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka)
maupun melalui saluran media tertentu antara pewawancara dengan yang
diwawancarai sebagai sumber data. Wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif.
Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang,
misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang
tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu. Wawancara digunakan
bila ingin mengetahui hal hal dari responden secara lebih mendalam
serta jumlah responden sedikit.

9
4. Observasi
a. Pengertian
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang
diamati dan mencatatnya pada alat observasi. Di dalam artian
penelitian observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung,
abservasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan
rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan
yang mungkin timbul dan akan diamati.

b. Instrumen Observasi
1) Check List
Check list atau daftar cek adalah pedoman observasi yang
berisikan daftar dari semua aspek yang diamati. Dengan
pedoman tersebut observer (pengamat) memberi tanda cek ()
untuk menentukan ada atau tidak ada sesuatu berdasarkan
hasil pengamatannya.
2) Rating Scale (Skala Penilaian)
Skala penilaian (rating scale) adalah instrumen observasi
yang berisi tentang segala aspek yang diobservasi yang
dikategorikan dalam bentuk skala yang dijadikan pedoman oleh
observer untuk menentukan beberapa aspek yang diobservasi itu
berada dalam rentangan tertentu. Rating atau skala bertingkat
adalah suatu ukuran subyaktif yang dibuat bersekala. Walaupun
skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup
memberikan informasi tertentu tentang program atau orang.
Intrumen ini depat dengan mudah memberikan gambaran
penampilan, terutama panampilan didalam orang menjalankan
tugas, yang menjukan frekuensi munculnya sifat-sifat. Didalam
menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
menentukan variabel skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang
dapat diamati responden.

10
5. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.

D. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian


Dalam setiap penelitian yang bersifat empiris selalu dibutuhkan
instrumen penelitian yang terdiri dari daftar kuesioner (daftar pertanyaan),
formulir tabulasi, dan formulir analisis. Ketiga macam instrumen tersebut,
harus dirancang dalam satu kesatuan. Sehingga dalam proses penelitian para
peneliti dapat bekerja dalam satu arahan yang terpadu. Diantara ketiga
instrumen penelitian tersebut, perancangan daftar kuesioner membutuhkan
perhatian yang lebih besar dibanding jenis instrumen penelitian yang lainnya.
Mutu daftar kuesioner sangat menentukan keberhasilan penelitian yang
sedang dilakukan. Jenis instrumen lain perancangannya menyesuaikan
dengan struktur daftar pertanyaan yang dibuat. Keterpaduan semua aspek
instrumen diharapkan dapat menghasilkan instrumen yang baik dan
memenuhi tujuan penelitian tersebut.
Daftar kuesioner adalah serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada
responden guna mengumpulkan informasi dari responden mengenai obyek
yang sedang diteliti, baik berupa pendapat, tanggapn ataupun dirinya sendiri.
Sebagai suatu instrument peneliian, maka pertanyaan pertanyaan tersebut
tidak boleh menyimpang dari arah yang akan dicapai oleh usulan proyek
penelitian, yang tercermin dalam rumusan hipotesis. Oleh karena itu daftar
pertanyaan penelitian yang diajukan harus benar benar bisa membantu
dalam penyelesaian tujuan dari penelitian. .

Pertanyaan yang diajukan oleh responden harus jelas rumusannya,


sehingga peneliti akan menerima informasi dengan tepat dari responden.
Sebab responden dan pewawancara dapat menginterpretasi makna suatu
kalimat yang berbeda dengan maksud peneliti, sehingga isi pertanyaan justru
tidak dapat dijawab. Disamping itu harus pula diperhatikan kemana arah yang

11
dicapai, mengingat tanpa arah yang jelas tidak mungkin dapat disusun suatu
daftar pertanyaan yang memadai.
Seorang peneliti dalam menyusun daftar pertanyaan hendaknya
memepertimbangkan hal-hal berikut :
1. Apakah peneliti menggunakan tipe pertanyaan terbuka atau tertutup
atau gabungan keduanya
a. Dalam mengajukan pertanyaan hendaknya jangan langsung pada
masalah inti/pokok dalam penelitian anda. Buatlah pertanyaan yang
setahap demi setahap, sehingga mampu mengorek informasi yang
dibutuhkan.
b. Pertanyaan hendaknya disusun dengan menggunakan bahasa
Nasional atau setempat agar mudah dipahami oleh responden.
c. Apabila menggunakan pertanyaan tertutup, hendaknya setiap
pertanyaan maupun jawaban diidentifikasi dan diberi kode guna
memudahkan dalam pengolahan informasi
d. Dalam membuat daftar pertanyaan, hendaknya diingat bahwa anda
bukanlah seorang introgator, tetapi pihak yang membutuhkan
informasi dari pihak lain.
2. Proses Perancangan Daftar Pertanyaan
a. Menyususun suatu rancangan daftar pertanyaan sebetulnya
merupakan kerja kolektif seluruh anggota team peneliti.
Keterlibatan semua anggota team peneliti akan memberikan
konstribusu penyempurnaan kontruksi instrument penelitian.
b. Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun daftar
pertanyaan:
c. Penentuan Informasi yang dibutuhkan
d. Penentuan proses pengumpulan data
e. Penyusunan instrument penelitian
f. Pengujian instrumen penelitian

E. Langkah Langkah Penyusunan Instrumen Penelitian


Iskandar (2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam penyusunan
instrumen penelitian, yaitu:
1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.
2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi
3. Mencari indikator dari setiap dimensi.
4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen
12
5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
6. Petunjuk pengisian instrumen.
Dalam metode pengumpulan data sudah ditetapkan bagaimana data itu
dikumpulkan. Sekarang bagaimana caranya ? Untuk itu kita harus tetapkan
instrumen-instrumen dari metode yang ditetapkan tersebut
Misalkan sudah ditetapkan data dikumpulkan dengan cara menyebar
angket atau kuesioner. Untuk itu instrumen yang harus dibuat bisa berbentuk
kuesioner terbuka, tertutup, atau menggunakan checklist.
Langkah-langkah menyusun instrumen penelitian :
1. Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian
2. Menjabarkan variabel tersebut menjadi sub-variabel
Menganalisis setiap variabel menjadi subvariabel kemudian
mengembangkannya menjadi indikator-indikator merupakan langkah
awal sebelum instrumen itu dikembangkan.
3. Menderetkan diskriptor dari setiap indikator
4. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen.
Jenis atau butir instrumen dapat ditetapkan manakala peneliti sudah
memahami dengan pasti tentang variabel dan indikator penelitiannya.
Satu variabel mungkin hanya memerlukan satu jenis instrumen atau
meungkin memerlukan lebih dari satu jenis instrumen.
3. Menyusun Kisi-kisi atau Layout Instrumen
Kisi-kisi instrumen diperlukan sebagai pedoman dalam
merumuskan item instrumen. Dalam kisi-kisi itu harus mencakup ruang
lingkup materi variabel penelitian, jenis-jenis pertanyaan, banyaknya
pertanyaan, serta waktu yang dibutuhkan. Selain itu, dalam kisi-kisi
juga harus tergambarkan indikator atau abilitas dari setiap variabel.
Misalnya, untuk menentukan prestasi belajar atau kemampuan subjek
penelitian, diukur dari tingkat pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan
sebagainya.
4. Menyusun Item Instrumen

13
Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, langkah selanjutnya
adalah menyusun item pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen yang
akan digunakan.
5. Mengujicobakan Instrumen
Uji coba instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat
reabilitas dan validitas serta keterbacaan setiap item. Mungkin saja
berdasarkan hasil uji coba ada sejumlah item yang harus dibuang dan
diganti dengan item yang baru, setelah mendapat masukkan dari subjek
uji coba.
Contoh penyusunan Instrumen
Contoh Penelitian : Pengaruh Motivasi, Kemampuan dan Loyalitas terhadap
Kualitas Kerja
Variabel penjelas (bebas) : Motivasi, Kemampuan, Loyalitas
Variabel Yang Dijelaskan ( Terikat ) : Kualitas Kerja

KISI-KISI INSTRUMEN

Variabel Dimensi Indikator Deskriptor Nomor Butir


(sub-variabel)

I. 1. Motif Kerjaa. Gaji a. Upah yang layak 1.1


Motivasi b. Kenyamanan Kerja b. Penilaian kerja 1.2

c. Fasilitas kerja c. Tempat kerja yang1.3


baik

2. Harapan a. Sifat kepemimpinan a. Loyalitas 1.4

b. Kedisiplinan pimpinan

b. Simpatik 1.5
c. Disiplin yang1.6
bijaksana
Contoh pertanyaan tentang : Motivasi Kerja
A. MOTIF
1. Saya bekerja dengan menerima upah :
a. Tinggi b. Cukup c. Rendah d. Sangat rendah
14
B. HARAPAN
1. Pekerjaan saya oleh pimpinan selalu dinilai :
a. Tinggi b. Cukup c. Rendah d. Sangat rendah

F. Pengujian Instrumen Penelitian


Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), kualitas instrumen ditentukan oleh dua
kriteria utama: validitas dan reliabilitas. Validitas suatu instrumen menurutnya
menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Sedangkan reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi hasil
pengukuran.
Sumadi Suryabrata (2008:60)mengemukakan bahwa validitas instrumen
didefinisikan sebagai sejauh mana instrumen itu merekam/mengukur apa yang
dimaksudkan untuk direkam/diukur. Sedangkan reliabilitas instrumen merujuk
kepada konsistensi hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itu
digunakan oleh orang atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan,
atau kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang
berbeda dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan.
Menurut Burhan Bungin (2005:96,97) Validitas alat ukur adalah akurasi alat
ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan di mana-mana.
Sedangkan reliabilitas alat ukur menurutnya adalah kesesuaian alat ukur dengan
yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Misalnya, menimbang beras dengan timbangan beras, mengukur panjang kain
dengan meter, dan sebagainya.
Sebuah instrumen dikatakan baik jika memenuhi dua kriteria sebagai
berikut :
1. Valid
Valid adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau
kesahihan suatu alat ukur. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Analoginya misalnya
meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan
teliti, karena meteran memang alat untuk mengukur panjang. Meteran
tersebut menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat. Jadi
hasil penelitian dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang
15
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti.
Ada tiga jenis pengujian Validitas Instrumen. (Sugiyono: 2010)
a. Pengujian Validitas konstruk
Instrumen yang mempunyai validitas konstruk jika instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan dengan
yang didefinisikan. Misalnya akan mengukur efektivitas kerja, maka
perlu didefinisikan terlebih dahulu apa itu efektivitas kerja. Setelah itu
disiapkan instrumen yang digunakan untuk mengukur efektivitas kerja
sesuai dengan definisi.
Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat
ahli. Setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan
diukur, dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang
instrumen yang telah disusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan
minimal tiga orang, dan umumnya mereka telah bergelar doktor sesuai
dengan lingkup yang diteliti.
Setelah pengujian konstruk dengan ahli, maka diteruskan dengan
uji coba instrumen. Setelah data ditabulasi, maka pengujian validitas
konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan
antar skor item instrumen.
b. Pengujian Validitas Isi
Instrumen yang harus memiliki validitas isi adalah instrumen yang
digunakan untuk mengukur prestasi belajar dan mengukur efektivitas
pelaksanaan program dan tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi
belajar yang mempunyai validitas isi, maka instrumen harus disusun
berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan. Sedangkan instrumen
yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan program, maka instrumen
disusun berdasarkan program yang telah direncanakan.
Untuk instrumen yang berbentuk tes, maka pengujian validitas isi
dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan
materi pelajaran yang telah diajarkan. Jika dosen memberikan ujian di

16
luar pelajaran yang telah ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut tidak
mempunyai validitas isi.
Secara teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat
dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu
terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur, dan nomor
butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari
indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian validitas dapat
dilakukan dengan mudah dan sistematis.
c. Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan
(untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen
dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Misalnya instrumen
untuk mengukur kinerja sekelompok pegawai. Maka kriteria kinerja pada
instrumen tersebut dibandingkan dengan catatan-catatan di lapangan
(empiris) tentang kinerja yang baik. Bila telah terdapat kesamaan antara
kriteria dalam instrumen dengan fakta di lapangan, maka dapat
dinyatakan instrumen tersebut mempunyai Validitas eksternal yang
tinggi.

2. Reliable
Reliable adalah keajekan (konsistensi) alat pengumpul data/
instrumen dalam mengukur apa saja yang diukur. Instrumen yang reliabel
maksudnya instrumen yang jika digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Meteran dari karet
yang digunakan untuk mengukur panjang merupakan contoh alat ukur
yang tidak reliabel. Sebagian besar langkah - langkah yang dilakukan
dalam suatu proses penelitian adalah dengan mengumpulkan informasi.
Informasi tersebut bisa didapat baik secara langsung (data primer) maupun
tidak langsung (data sekunder, tersier, dsb). Jadi hasil penelitian dikatakan
reliable jika terdapat kesamaan data pada waktu yang berbeda.
Pengujian reliabilitas instrumen menurut Sugiyono (2010:354) dapat
dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal, pengujian
dilakukan dengan test retest (stability), equivalent, dan gabungan

17
keduanya. Secara internal pengujian dilakukan dengan menganalisis
konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik-teknik
tertentu.
a. Test retest
Instrumen penelitian dicobakan beberapa kali pada responden yang
sama dengan instrumen yang sama dengan waktu yang berbeda.
Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama
dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan,
maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.
b. Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa
berbeda, tetapi maksudnya sama. misalnya, berapa tahun pengalaman
Anda bekerja di lembaga ini? Pertanyaan tersebut ekuivalen dengan
tahun berapa Anda mulai bekerja di lembaga ini?
Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi
instrumennya dua dan berbeda, pada responden yang sama.
Reliabilitas diukur dengan cara mengkorelasikan antara data
instrument yang satu dengan instrumen yang dijadikan ekuivalennya.
Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrumen dapat dinyatakan
reliabel.
c. Gabungan
Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen
yang ekuivalen beberapa kali ke responden yang sama. cara ini
merupakan gabungan dari test-retest (stability) dan ekuivalen.
Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua
instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan
selanjutnya dikorelasikan secara silang. Jika dengan dua kali
pengujian dalam waktu yang berbeda, maka akan dapat dianalisis
keenam koefisien reliabilitas. Bila keenam koefisien korelasi itu
semuanya positif dan signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa
instrumen itu reliabel.
d. Internal Consistency

18
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan
dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian data yang
diperoleh dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Hasil analisis dapat
digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian
reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari
Spearman Brown (Split half), KR20, KR21 dan Anova Hoyt.
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliable dalam
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan
reliable. Jadi instrumen yang valid dan reliable merupakan syarat mutlak
untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliable. Hal ini tidak
berarti bahwa dengan menggunakan instrument yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliable.
Karena hal tersebut masih dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan
kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data.
Oleh karena itu, peneliti harus mampu mengendalikan dan menggunakan
instrumen untuk mengukur variabel yang diteliti.
Instrumen yang reliable belum tentu valid. Misalnya meteran yang putus
dibagian ujungnya, bila digunakan berkali kali akan menghasilkan data
yang sama (reliable) tetapi selalu tidak valid, karena instrument tersebut
sudah rusak. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian
validitas instrument. Oleh karena itu, walaupun instrumen yang valid
umumnya pasti reliable, tepi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan,
untuk menambah keakuratan data. Selain itu Kriteria lain Instrumen yang
baik adalah Kekuatan penelitian bisa diketahui dari validitas baik internal
maupun eksternalnya.
1. Validitas internal adalah keyakinan terhadap hubungan sebab akibat atau
pengaruh dalam desain penelitian yang dilakukan.
2. Validitas Eksternal adalah berkenaan dengan kemampuan
digeneralisasinya hasil penelitian pada lingkungan, orang, atau peristiwa
lain.
Ancaman yang mempengaruhi validitas internal adalah history effects,
maturity effect, testing effect, instrumentation effects, selection effects,

19
statistical regression, dan mortality. Ancaman yang mempengaruhi validitas
eksternal adalah perbedaan situasi lingkungan penelitian, dan perbedaan
subyek penelitian.

G. TEKNIK PENGUJIAN VALIDITAS

1. Uji Validitas Dengan Rumus Korelasi Product Moment


Melakukan melakukan korelasi masing-score butir pertanyaan dengan total
score konstruk atau variabel. Dalam hal ini melakukan korelasi masing
masing score pertanyaan dengan total score. Uji signifikansi dilakukan
dengan cara membandingkan antara nilai r hitung dengan nilai r tabel
yaitu:
Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atau
pertanyaan tersebut dikatakan valid.
Mencari r tabel, dengan menggunakan tabel r pada suatu degree of
freedom (df) tertentu, persamaan untuk menentukan df adalah :
df = n - k
Dimana:
n = adalah jumlah sample dan
k = adalah jumlah konstruk.
Berikut ini prosedur dalam menentukan validitas konstrak:
Langkah pertama, mendefinisikan secara operasional konsep yang akan
diukur (ada tiga cara dalam mencari konstrak).
Langkah kedua, melakukan uji coba skala pengukur pada sejumlah
responden, minimal 30 orang. Dengan batas minimal 30 orang maka
distribusi skor akan lebih mendekati kurve normal.
Langkah ketiga, mempersiapkan tabel tabulasi jawaban .
Langkah empat, menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan
dengan skor total dengan rumus korelasi product moment yang rumusnya
sebagai berikut:

20
Suatu Item Instrumen dianggap Valid jika rlebih besar dari 0,3 atau bisa
juga dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel
maka valid.
Contoh:
Dilakukan penelitian tentang pengaruh Peranan Hubungan Antar Pribadi,
Peranan Pengendalian Informasi terhadap Peranan Pengambilan
Keputusan. Untuk teknik pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Pada contoh ini diambil satu variabel peranan
hubungan antar pribadi untuk diuji Validitas dan Reliabilitasnya. Data hasil
pengambilan sampel adalah sebagai pada lampiran Data Uji Validitas dan
Reliabilitas. Selanjutnya dilakukan uji validitas untuk butir ke-1, terhadap
total nilai Variabel. Data Uji validitas butir adalah sebagai berikut:

Langkah Penyelesaian:
a. Persamaan Korelasi Pearson:

b. Tabel pembantu untuk menyelesaikan persamaan diatas

21
Jadi: korelasi pearson adalah 0,65345
c. Pengambilan Keputusan
Panduan Suatu Item Instrumen dianggap Valid
- Jika r lebih besar dari 0,3 maka valid atau

- Jika r hitung > r tabel maka valid.


Cara ke 1:
Berdasarkan perhitungan maka didapatkan r hitung sebesar 0,65345

22
> 0,3 , maka valid.
Cara ke 2:
Dengan mencari r tabel, dengan melihat tabel r pada 5%,dan df =
n-k = 40-2 = 38 maka didapatkan sebagai berikut r tabel =0,264,
maka r hitung 0,65345 > r tabel 0,264 maka valid.

2. Uji Validitas Dengan Program SPSS

Terlebih dahulu data dengan mengambil contoh 30 responden dan 24


butir soal ditabulasi ke Microsoft Excel. Sebagai contoh kami akan
menguji validitas Y. Dalam hal ini Y adalah variabel terikat, misalnya
minat melanjutkan studi perguruan tinggi.

Data yang sudah ditabulasikan ke excel tersebut di copy semua baik


dari data dan jumlahnya ke dalam SPSS. Hasil di SPSS seperti berikut :

23
Lalu, ikuti langkah berikut :
1. Klik analize > corelate -> bivariate, ( masukkan semua
seperti pada gambar berikut )

Lalu muncul seperti ini

24
2. Masukkan semua variabel yang ada dikotak kiri ke kanan, maka akan
seperti gambar di atas lalu klik OK. Hasilnya adalah tabel angka-angka uji
validitas, nah lalu bagaimana kita membacanya?
Cara ke 1:
Untuk uji validitas, menggunakan uji factor/ R kritis ( Sugiyono, 2011),
syarat yang di gunakan adalah pearson correlation lebih besar dari r kritis 0,3, jika kurang
dari 0,3 maka poin instrumen yang r correlationnya kurang dari 0,3 kita anggap gugur/
tidak dipakai.
Cara ke 2:
Dengan mencari r tabel, dengan melihat tabel r pada 5%,dan df = n-k =
30-2 = 28 maka didapatkan sebagai berikut r tabel = 0,3061.

25
Nilai pada kotak orange di atas adalah hasil yang akan kita bandingkan
dengan 0,3 . Dari kiri ke kanan sebanyak 24 item maka kita jadikan tabel
sebagai berikut :
Tabel rangkuman hasil uji validitas variabel minat melanjutkan studi

No.
r Hitung Syarat Keterangan
Soal
1 0.714 > 0.300 Item soal valid
2 0.419 > 0.300 Item soal valid
3 0.690 > 0.300 Item soal valid
4 0.534 > 0.300 Item soal valid
5 0684 > 0.300 Item soal valid
6 0.698 > 0.300 Item soal valid
7 0.486 > 0.300 Item soal valid
8 0.670 > 0.300 Item soal valid
9 0.047 < 0.300 Item soal tidak valid
10 0.147 < 0.300 Item soal tidak valid
11 0.760 > 0.300 Item soal valid
12 0.724 > 0.300 Item soal valid
13 0.637 > 0.300 Item soal valid

26
14 0.729 > 0.300 Item soal valid
15 0.419 > 0.300 Item soal valid
16 0.725 > 0.300 Item soal valid
17 0.625 > 0.300 Item soal valid
18 0.410 > 0.300 Item soal valid
19 0.668 > 0.300 Item soal valid
20 0.488 > 0.300 Item soal valid
21 0.529 > 0.300 Item soal valid
22 0.744 > 0.300 Item soal valid
23 0.416 > 0.300 Item soal valid
24 1,000 > 0.300 Item soal valid

H. TEKNIK PENGUJIAN RELIABILITAS


Cara pengukuran Uji Reliabilitas dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Repeated measure atau pengukuran ulang.
Dalam waktu yang berbeda, responden diberi butir pertanyaan dan
alternatif jawaban yang sama. Butir pertanyaan dikatakan andal jika
jawabannya sama.
2. One shot atau pengukuran sekali saja.
Pengukuran keandalan butir pertanyaan dengan sekali menyebarkan
kuesioner terhadap responden, dan hasil skornya diukur korelasinya antar
skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama dengan bantuan
komputer Statistical program for society science (SPSS), dengan
fasilitas Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70.
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka
yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan
dengan nilai rxx mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum reliabilitas
yang dianggap sudah cukup memuaskan jika 0.700.
Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach karena instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala
bertingkat.
a. Rumus Alpha Cronbach

27
Keterangan :

Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient


reliability) sementara jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item
reliabel dan seluruh tes secara konsisten memiliki reliabilitas yang kuat.
Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:
Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70
0.90 maka reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 0.70 maka reliabilitas
moderat. Jika alpha < 0.50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah,
kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel.

b. Langkah pengujian reliabilitas dengan SPSS

28
1) Klik Analyze -> Scale -> Reliability Analysis

2) Masukan seluruh item variabel X ke Items

29
3) Pastikan pada model terpilih Alpha

4) Klik Ok

Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.981 yang


menunjukan bahwa ke-11 pernyataan cukup reliable.

30
BAB III PENUTUP

A. Simpulan
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang
sedang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah
penelitinya sendiri, sedangkan dalam penelitian kuantitatif, instrumen
harus dibuat dan menjadi perangkat yang "independent" dari peneliti.
Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus mungkin, apapun
instrumen itu.
Enam langkah dalam penyusunan instrumen penelitian, yaitu : 1)
Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti. 2) Menjabarkan
variabel menjadi dimensi-dimensi, 3) Mencari indikator dari setiap
dimensi, 4) Mendeskripsikan kisi-kisi instrument, 5) Merumuskan item-
item pertanyaan atau pernyataan instrument, 6) Petunjuk pengisian
instrumen.
Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus memiliki
dua syarat yaituValid dan reliabel. Valid berarti instrumen secara akurat
mengukur objek yang harus diukur. Reliabel berarti hasil pengukuran
konsisten dari waktu ke waktu.

B. Saran
Diharapkan mahasiswa agar mampu memahami proses pemilihan dan
pembuatan instrumen penelitian serta mampu diuji dan dibuktikan
validitas dan reliabilitasnya demi terbentuknya sebuah penelitian yang
baik.

31
Daftar pustaka

Firmansyah, Dewi. 2016. Cara Menghitung Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Instrumen Skripsi Kuantitatif denan SPSS. Available :
https://www.academia.edu/6451833/Cara_Menghitung_Uji_Validitas_Dan
_Uji_Reliabilitas_Instrumen_Skripsi_Kuantitatif_dengan_SPSS (Diakses
tanggal 15 Oktober 2017pukul 08.10 WITA)

Ibnu Hadjar.1996.Dasar-dasar Metodologi Penelitian


Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta:RajaGrafindo
Persada.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial


(Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

M. Burhan Bungin. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif:


Komunikasi, ekonomi, dan kebijakan publik serta ilmu-
ilmu sosial lainnya. Jakarta: Prenada Media.

Rahma, Suci. 2013. Modul 7 Uji Validitas dan Reliabilitas : Available :


http://suci-rahma.mhs.narotama.ac.id/files/2013/06/Modul-7-Uji-Validitas-
dan-reliabilitas-upload-web.pdf (Diakses tanggal 15 Oktober 2017pukul
08.05 WITA)

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan. Bandung: Kecana Prenada Media


Group.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumadi Suryabrata. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

32
Umar, Husein. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Depok:
Rajagrafindo Persada.

33

Anda mungkin juga menyukai