Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

SIA- PERALATAN KONSTRUKSI


Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program S-1 pada jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Bandung

Disusun Oleh:
Asep Permana

22-2014-014

Dosen Pembimbing:
Rindu Evelina ST.,MT.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2017
1.1 Dasar Teori
Pekerjaan Percepatan Konsolidasi Tanah dengan Metode Penyalir Vertikal
(PVD) dan Vakum terdiri dari pengadaan material, tenaga kerja, dan peralatan kerja
untuk pelaksanaan pekerjaan Penanganan Tanah Lunak dengan menggunakan PVD
dan vakum. Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap pengadaan bahan material
dan alat serta pembuangan bahan material hasil pembersihan dan pemompaan
(vakum) dan mengatasi masalah-masalah yang mungkin muncul selama masa
pelaksanaan pekerjaan pemasangan PVD dan vakum.
Metode PVD dan vakum dimaksudkan untuk mempercepat penurunan dan
meningkatkan daya dukung tanah asli yang lunak dengan melakukan pemompaan
vakum pada tanah dengan maksud untuk mengurangi kadar air maupun kadar udara
pada butiran tanah sehingga dapat mempercepat penurunan jangka panjang dan
perbedaan penurunan (differential settlement).
Pekerjaan Percepatan Konsolidasi Tanah dengan metode Penyalir Vertikal
(PVD) dan Vakum juga dapat dimaksudkan untuk mensubtitusi sebagian material
timbunan yang harus didatangkan dari luar dengan material setempat (yang
ditempatkan didalam sistem vakum), mengurangi material timbunan yang
digunakan untuk pra pembebanan, mengurangi material timbunan untuk
counterweight (pemberat), mempercepat waktu konsolidasi dibanding dengan Pra
pembebanan dengan Sistem Penyalir Vertikal (PVD) dan Timbunan Tanah, dan
menaikan stabilitas timbunan.
PVD ini harus mampu menyalurkan tekanan vakum dari drainase horizontal
ke seluruh masa tanah lunak. PVD harus juga mampu berfungsi untuk menyalurkan
air dan udara yang keluar dari masa tanah lunak ke drainase horizontal.
1.2. Lingkup Pekerjaan
1.2.1.Persiapan Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang harus dipersiapkan, terdiri dari :
a. Geotekstil Separator ( Non Woven )
Geotekstil separator sebagai lapis separasi harus dapat berfungsi
sebagai pencegah terjadinya pencampuran antara tanah dasar
dengan agregat penutupnya (lapis pondasi bawah, lapis pondasi,
timbunan pilihan dan sebagainya). Juga dapat digunakan untuk
kondisi selain di bawah perkerasan jalan dimana diperlukan
pemisahan antara dua bahan yang berbeda tetapi dengan ketentuan
bahwa penanganan rembesan air (seepage) melalui geotekstil bukan
merupakan fungsi yang utama.
Fungsi geotekstil separator sebagai lapis pemisah (separator) sesuai
untuk struktur perkerasan yang dibangun di atas tanah dengan nilai
CBR sama atau kurang dari 3 (CBR 3) dan dalam kondisi jenuh.
Spesifikasi Khusus :

2
Separator berupa geoteksil dari jenis yang tidak dianyam.
Tidak boleh terbuat dari material daur ulang.
Geoteksile harus memiliki daya tahan terhadap pengaruh
kontak langsung dengan zat kimia.
Geoteksile dipasang sesaui dengan rekomendasi / petunjuk
yang dikeluarkan pabrik.
Penyambungan geoteksile harus dengan cara dijahit
menggunakan mesin jahit portable.
b. Geotekstil Separator untuk Lapis Proteksi ( Woven )
Geotekstil separator untuk Lapis proteksi berupa geotekstil dari jenis
yang dianyam (woven), terdiri dari serabut dengan bahan polimer
yang telah distabilkan terhadap UV dan dibuat dengan proses needle
punched.
Geotekstil yang terbuat dari material daur ulang tidak bisa diterima.
Geotekstil harus memiliki daya tahan terhadap pengaruh kontak
langsung dengan zat kimia yang umumnya ada di dalam tanah dan
air limbah serta memiliki daya tahan terhadap pengaruh mikro
biologis lainnya.
Geotekstil harus mempunyai jaringan serabut yang stabil sehingga
memiliki ketahanan terhadap kerusakan saat pelaksanaan.
Geotekstil yang dikirim ke lapangan harus dengan pembungkus
untuk melindungi material tersebut terutama dari sinar matahari.
Penyimpanan dan pemasangan gulungan geotekstil tersebut tidak
boleh mengakibatkan kerusakan fisik.
Geotekstil dipasang sesuai dengan rekomendasi/petunjuk yang
dikeluarkan pabrik, dan harus dipasang pada lokasi seperti yang
dicantumkan pada gambar rencana.
Penyambungan geotekstil harus dengan cara dijahit menggunakan
mesin jahit portable.
Spesifikasi khusus :
Acuan pemilihan geotextile berdasarkan nilai tensile
strength, sebaliknya nilai tensile strength sama pada kedua
sisi.
Tensile strength geotextile > 50 Kn/m2 ( 2 lapis agar
didapatkan 100 Kn/m2 ).
c. Drainase Pasir Horizontal

3
Pemasangan Drainase pasir Horizontal minimum setebal 60 cm,
30cm sebelum install PVD lalu 30cm setelah PVD terinstall dan
harus digelar rata.
Drainase pasir Horizontal harus bersih dari gumpalan/endapan
kotoran, bahan organik, material keras dan tajam atau pun bahan lain
yang dapat mengganggu fungsi drainase.
Drainase pasir Horizontal tersebut direkomendasikan memiliki
material antara saringan no. 4 dan saringan no. 100. Material ini
maksimum lolos saringan 100% sebesar 7% dan maksimum lolos
saringan no. 200 sebesar 3% dan koefisien permeabilitas tanah
minimum sebesar 1 x 102 cm/det.
Sesudah pengujian, penyelidikan dan penyesuaian metode, jenis
tanah atau sistem drainase lain dapat digunakan sebagai lapisan
drainase horisontal apabila material pasir sulit diperoleh. Metode
lain tersebut harus dapat dibuktikan berfungsi sebagai lapisan
drainase horisontal secara baik.
Spesifikasi khusus :
Material sand blanket dihamparkan secara berlapis-lapis
kepermukaan yang telah disiapkan dan disebarkan dalam
lapisan yang merata dengan ketebalan tiap lapis tidak lebih
dari 200mm.
d. Drainase Vertikal prefabrikasi ( Prefabricated Vertical Drain, PVD )
PVD harus merupakan material komposit yang terintegrasi dengan
baik yaitu terdiri dari lapisan inti berbentuk sirip menerus yang
dilingkupi dengan saringan pembungkus.
Lapisan inti harus merupakan bahan polimer. Saringan pembungkus
harus dari bahan non-woven.
PVD yang terbuat dari potongan-potongan bahan fiber, limbah fiber
atau hasil daur ulang tidak dapat diterima.
PVD dipasang dengan menggunakan suatu mandrel atau semacam
lengan baja yang akan menembus tanah sampai pada kedalaman
yang ditentukan. Mandrel ini akan melindungi material agar tidak
sobek, terputus, dan rusak selama pemasangan dan kemudian ditarik
kembali setelah material terpasang. Mandrel harus dapat
dimasukkan tanpa menimbulkan efek getaran dan lainnya yang
dapat berdampak pada lingkungan sekitarnya.
PVD yang dikirim ke lapangan harus dengan pembungkus untuk
melindungi material tersebut terutama dari sinar matahari.
Penyimpanan dan pemasangan tidak boleh mengakibatkan
kerusakan fisik.

4
PVD dipasang sesuai dengan rekomendasi/ petunjuk yang
dikeluarkan pabrik, dan harus dipasang dengan menggunakan
peralatan yang sudah disetujui, pada jarak dan kedalaman yang
sudah ditentukan dan pada lokasi seperti yang dicantumkan ada
gambar rencana.
Jarak antar PVD adalah 1,25 m dengan pola segitiga atau sesuai
dengan perencanaan yang disetujui.
4.3.2. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pengajuan Kesiapan Kerja
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan tahap awal sebelum pekerjaan dimulai,
agar seluruh pekerjaan yang akan dilaksanakan dapat terlaksana sesuai desain dan
mencegah terjadinya resiko kegagalan sistem akibat benda-benda tajam yang dapat
merusak material pada saat proses vakum.
1. Pemeriksaan Bersama
Pada tahap awal sebelum dilaksanakannya pekerjaan, Penyedia Jasa melakukan
pemeriksaan dan pengukuran lokasi pekerjaan serta pemeriksaan detail kondisi
lokasi pekerjaan terhadap gambar rencana. Juga dilakukan Tes Sondir (Cone
Penetration Test - CPT) setiap jarak yang ditentukan pada area yang akan diperbaiki
dengan metode vakum untuk mengetahui kedalaman tanah lunak serta
memperkirakan kedalaman pemancangan PVD yang lebih terinci dan
merencanakan partisi (Zona) pelaksanaan vakum.

2. Gambar Kerja (shop drawing)


Pembuatan gambar kerja (shop drawing) oleh Penyedia Jasa dibuat sesuai gambar
desain dan menyesuaikan kondisi awal lapangan hasil pemeriksaan. Disamping itu
dibuat Shop Drawing untuk rencana kedalaman pemancangan PVD dan juga
rencana pembagian partisi (Zona) pelaksanaan vakum.

5
3. Mobilisasi Alat Kerja, Pekerja, dan Material
Mobilisasi adalah mendatangkan alat berat, pekerja serta material yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan pada lokasi proyek, dimana jadwal pengiriman alat
berat dan material tersebut harus sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
menyeluruh sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu dan sesuai rencana.

4. Pembuat titik acuan (Benchmark)


Pembuatan titik acuan (benchmark) harus dengan menggunakan patok kayu yang
kuat dan diwarnai dengan warna yang cukup terang serta diberi nama agar mudah
dipahami oleh semua pihak.

5. Pembersihan Lahan Lahan yang akan diperbaiki harus bersih dari batu, kayu,
bahan organik atau benda-benda lain yang menonjol ke permukaan tanah,
khususnya jika benda itu tajam dan akar pohon serta material organik lainnya
harus dikeluarkan dari lahan. Hal ini dikerjakan agar material yang akan digelar
di atas lahan tidak mengakibatkan robek geotekstil separator dan geomembran
yang akan mengakibatkan kebocoran sewaktu proses vakum berlangsung serta
tidak ada lapisan yang akan mengalami pelapukan sehingga mempengaruhi
proses settlement.

6
6. Gudang dan Bedeng
Bedeng dan gudang material yang dibangun harus memenuhi beberapa kriteria
yaitu sebagai berikut:
Bebas dari genangan air.
Dapat melindungi dari panas atau hujan.
Kuat, kokoh dan mempunyai luasan yang mencukupi.
Tersedia penerangan.
Cukup terbuka agar udara bisa masuk meminimalisasikan kelembapan
yang akan terjadi.

7. Pemasangan Geoteksil Separator


Pada area kerja yang mempunyai CBR 3 (tiga) dan dalam kondisi jenuh maka
sebelum dilakukan penimbunan area kerja tersebut perlu dipasang geotekstil
separator terlebih dahulu. Pemasangan Geoteksti Separator ini harus dapat
berfungsi sebagai pencegah terjadinya pencampuran antara tanah dasar dengan
material di atasnya serta diharapkan area tersebut dapat dibebani serta stabil oleh
pelaksanaan pekerjaan berikutnya yaitu penimbunan tanah dan pemasangan
drainase vertical prefabrikasi (prefabricated vertical drain, PVD).

7
b. Timbunan Material Pengisi
Untuk elevasi finish grade jauh diatas elevasi tanah existing, maka diperlukan
penimbunan tanah pada area yang akan divakum. Peninggian elevasi muka tanah
yang akan divakum dapat dilakukan dengan cara penimbunan tanah dengan
material pengisi diatas geotekstil separator. Cara penimbunan material pengisi
tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan struktur pengaman atau tanpa
struktur pengaman. Struktur pengaman dapat berupa tanggul dari timbunan, sheet
pile, atau konstruksi pengaman lainnya, adapun kriterianya sebagai berikut :
Tanpa Struktur Pengaman digunakan apabila tanah eksisting keras dengan
CBR > 3 dan tidak tergenang air yaitu dengan menimbun material pengisi
diatas geotekstil separator sesuai dengan tinggi rencana yang telah ditentukan
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Untuk mengantisipasi kelongsoran pada
timbunan material pengisi yang tinggi maka digunakan geotekstil stabilisator
untuk perkuatan lereng.
Dengan Struktur Pengaman digunakan apabila tanah eksisting memiliki CBR
3 dan atau tergenang air yaitu dengan menimbun material pengisi setelah
pekerjaan struktur pengaman selesai dan dihampar di antara struktur pengaman
dan diatas geotekstil separator. Struktur pengaman harus didesain agar dapat
menahan tekanan ke arah samping yang

c. Penghamparan Geoteksil Separator


Penghamparan Geotekstil Separator dapat dilaksanakan setelah dilakukan
timbunan material pengisi dan telah mencapai elevasi yang direncanakan serta
sebelum dilaksanakan pekerjaan penghamparan Drainase Pasir Horizontal.

8
d. Penghamparan Drainase Pasir Horizontal
Setelah Geotekstil Separator terhampar dengan baik maka dapat dilakukan
penghamparan Drainase pasir Horizontal setebal 30 cm dan harus dihampar hingga
rata. Lapisan Drainase pasir Horizontal harus dapat berfungsi sebagai drainase dan
dapat mengalirkan air dan udara yang keluar dari PVD masuk ke PHD.

e. Pemasangan Drainase Vertikal Prefabrikasi (PVD)


Pemancangan PVD dapat dilaksanakan setelah penghamparan Drainase Pasir
Horizontal selesai dilaksanakan. Prosedur pemancangan PVD sebagai berikut :
1. Bagi lahan kerja dalam partisi yang secara praktis dapat ditangani oleh
sejumlah alat tertentu sesuai dengan periode waktu kerja yang ada.
2. Buat titik referensi untuk setiap partisi.
3. Berdasarkan pada titik-titik referensi ini, dibuat titik-titik pemasangan sesuai
dengan pola dan jarak pemasangan yang telah ditetapkan.
4. Setelah gulungan PVD dipasang pada peralatan dan ujung PVD dipasang
pada mandrel, pemancangan dilakukan secara berulang dengan langkah-
langkah sebagai berikut :

9
a) Pasang angkur pada ujung PVD dibagian bawah mandrel agar PVD dapat
terpasang sesuai kedalaman yang direncanakan.
b) Posisi alat pemancangan diatur sehingga ujung bawah mandrel tepat pada
titik pemasangan.
c) Pancang PVD ke dalam tanah sampai dengan kedalaman yang telah
ditentukan.
d) Setelah mencapai kedalaman yang ditentukan, tarik mandrel ke atas.
Selama proses ini, PVD tetap berada didalam tanah tertahan oleh angkur.
e) Potong PVD yang berada di atas tanah sepanjang minimum 50 cm.
f) Dengan mengulang langkah-langkah diatas, maka PVD akan terpasang
dari satu partisi ke partisi berikutnya sehingga semua area selesai
dipasang.
g) Penyambungan antar PVD dilaksanakan dengan meng-overlap bagian
initi sebesar 20 cm kemudian ditutup kembali.
h) Bila kedalaman yang dituju tidak tercapai akibat adanya hambatan dalam
menekan mandrel kedalam tanah maka digantikan dengan melakukan
penetrasi ulang pada titik yang berdekatan dengan titik sebelumnya.

10
f. Pemasangan Drainase Horizontal Prefabrikasi (PHD)
a) Pemasangan Drainase Horizontal Prefabrikasi dapat dilaksanakan setelah
PVD terpasang pada area tertentu.
b) PHD harus ditanam kedalam Drainase Pasir Horizontal (Sand Layer Drain).
c) Fungsi drain horizontal prefabrikasi ini adalah untuk menyalurkan tekanan
vakum dari pompa keseluruh drainase pasir horizontal yang kemudian
disebarkan keseluruh masa tanah melalui PVD. Selanjutnya drainase
horizontal prefabrikasi ini juga berfungsi intuk udara yang keluar dari PVD
ke pompa.

g. Pemasangan Geoteksil Separator dan Geomembran


a) Setelah seluruh sistem PVD dan PHD terpasang maka berikutnya dipasang
geoteksil separator untuk lapisan proteksi yang bertujuan untuk melindungi
geomembran dari benda-benda tajam yang dapat mengakibatkan kebocoran
pada lapisan kedap tersebut.
b) Setelah geotekil separator untuk lapisan proteksi dipasang maka berikutnya
dipasang geomembran yang bertujuan membuat lahan menjadi kedap dari
udara dan air sehingga dapat dilakukan proses vakum.
c) Kondisi angin harus tenang saat penggelaran geomembran dan pemasangan
geomembran tersebut harus dilakukan mulai dari sis arah angin.

11
d) Kondisi geomembran harus selalu diperiksa selama kosolidasi berlangsung.
Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan maka tindakan perbaikan harus
dilakukan segera.

h. Pemasangan Vakum
a) Jumlah dan lokasi penempatan pompa vakum harus mengikuti rencana yang
telah ditetapkan.
b) Pemasangan pompa vakum dilakukan setelah geomembran selesai
dilaksanakan serta setelah seluruh sistem dalam lahan telah terpasang.
c) Pompa vakum dan generator harus diletakan pada posisi yang lebih tinggi
dari lahan sehingga tidak tergenang air.

12
i. Urugan diatas lapisan drainase pada percepatan konsolidasi Tanah dengan
metode Penyalir Vertikal (PVD) dan beban dengan timbunan tanah, dan
atau tambahan beban pada Metode Pra pembebanan dengan sistem Penyalir
Vertikal (PVD) dengan beban vakum.
a) Penambahan tinggi urugan diatas lapis drainase pada perbaikan
tanah dengan metode penyalir vertikal (PVD) dan vakum, sangat
tergantung dari daya dukung tanah asli. Tinggi urugasn maksimum
dapat dhitung dengan persamaan.

Dalam melaksanakan sebuah proyek, dibutuhkan sumber daya untuk


mendukung suatu proyek agar bisa berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Salah satu sumber daya yang sangat penting pada proyek ini yaitu peralatan.
Adapun peralatan yang digunakan pada proyek ini, yaitu:

1. Dump Truck

Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau
memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m). Dump
Truck biasa digunakan untuk mengangkut material alam seperti tanah, pasir, batu
split, dan juga material olahan seperti beton kering pada proyek konstruksi. Untuk
membongkar muatan material bak dump truck dapat terbuka dengan bantuan sistem
hidrolik.

2. bulldozer

Bulldozer adalah jenis peralatan konstruksi (biasa disebut alat berat


atau construction equipment) bertipe traktor menggunakan Track/ rantai serta
dilengkapi dengan pisau (dikenal dengan blade) yang terletak di depan. Bulldozer
diaplikasikan untuk pekerjaan menggali, mendorong dan menarik material (tanah,
pasir, dsb). Istilah bulldozer sering kali digunakan untuk menggambarkan semua
tipe alat berat (Eksavator, Loader, dsb) meskipun istilah ini tepatnya hanya
menunjuk ke traktor berantai yang dilengkapi dengan blade.

13
Selain blade sebagai perlengkapan standar Bulldozer, pada sisi belakang Bulldozer
bisa dipasang perlengkapan tambahan berupa :

Ripper untuk membongkar material yang tidak dapat digali


menggunakan blade, biasanya untuk pekerjaan pembuatan jalan
atau pertambangan.
Winch untuk menarik material, sering digunakan pada pekerjaan pengeluaran
kayu di hutan.

3. Excavator Stitcher
Excavator stitcher adalah alat berat yang berfungsi untuk memasukan material
PVD ke dalam tanah dengan kedalaman yang sudah ditentukan.
4. Motogrider
Motor grader adalah alat berat yang digunakan untuk meratakan jalan,
membentuk jalan (grading) yang dibiasa digunakan dalam proyek pembangunan
jalan. Motor grader merupakan salah satu alat berat yang sangat penting untuk
konstruksi jalan. Grader juga dapat digunakan untuk pengupasan lapisan atas
yang hendak dibuang, atau dikurangi, mencampur material dan meratakan/
menyebarkannya lagi. Meratakan area dengan grader sangat diperlukan untuk
pemadatan yang sempurna oleh compactor.
Grader mempunyai roda dari karet sehingga dapat dikendarai di jalanan
beraspal, 4 wheel drive dengan transmisi otomatis. Grader juga berbeda dari alat
berat yang lain, karena hasil akhirnya merupakan visualisasi dari sang operator.
Salah satu skill yang membedakan operator grader professional dan pemula
adalah kemampuan untuk memvisualisasikan hasil akhir yang sempurna,
tikungan, kemiringan, tanjakan dan turunannya dan membentuk jalanan sesuai
dengan visualisasi tersebut.

14

Anda mungkin juga menyukai