Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Terapi Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.

) terhadap Ekspresi Interleukin


(IL)-13 dan Eosinophil Cationic Protein (ECP) pada Organ Paru Tikus (Rattus norvegicus)
Model Asma yang Diinduksi Ovalbumin dan Lipopolisakarida

The Expressions of Interleukin (IL)-13 and Eosinophil Cationic Protein (ECP) on Asthma Rats
(Rattus norvegicus) After Therapy Using Morinda citrofilia L.
Fruit Extract

Sylvia Dean Setiyolaras, Aulanniam Aulanniam, Wibi Riawan


Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Brawijaya
sylviadean95@gmail.com, aulani@ub.ac.id

ABSTRAK
Asma adalah penyakit inflamasi kronis pada saluran pernapasan. Angka prevalensi asma pada
hewan kesayangan seperti anjing dan kucing sangatlah tinggi. Ekstrak buah mengkudu digunakan
sebagai terapi asma karena mengandung senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas antiinflamasi.
Terapi dilakukan selama 2 minggu dengan menggunakan alat sonde. Tujuan penelitian ini untuk
mempelajari potensi ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) sebagai terapi penyakit asma
yang dilihat melalui ekspresi Interleukin (IL)-13 pada sel limfosit dan Eosinophil Cationic Protein
(ECP) pada sel eosinofil organ paru dengan metode imunohistokimia. Sensitisasi alergi dilakukan
dengan injeksi intraperitoneal OVA 10 g/mL, dilanjutkan dengan nebulasi 1 mg/mL ovalbumin
selama 20 menit. Paparan LPS dilakukan dengan cara menginjeksikan 1 g/mL LPS bakteri
Phorphyromonas gingivalis pada sulkus ginggiva tikus. Tikus dikelompokkan dalam empat
kelompok, yaitu kelompok A (kontrol negatif/sehat), B (kontrol positif/asma), C (asma + terapi
ekstrak buah mengkudu dosis 50 mg/kgBB), D (asma + terapi ekstrak buah mengkudu dosis 75
mg/kgBB). Data kuantitatif yang diperoleh selanjutnya dianalisa menggunakan analisis ragam
ANOVA dan uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) = 5%. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak buah
mengkudu mampu menurunkan tingkat inflamasi dilihat dari penurunan ekspresi IL-13 dan ECP pada
organ paru dengan dosis terbaik 75 mg/kgBB. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak buah
mengkudu (Morinda citrifolia L.) dapat digunakan sebagai kandidat terapi asma.
Kata Kunci: Buah Mengkudu, Asma, IL-13, dan ECP.

ABSTRACT
Asthma is a respiratory disease caused by chronic inflammation. It has been reported that
prevalence of asthma in pets (i.e dog and cat) is very high. The noni (Morinda citrifolia L.) fruit extract
used as therapy agent on asthma because the content of flavonoid as antiinflamation agent. Therapy for
2 weeks used sonde. The purpose of this research was to study the potency of noni ( Morinda citrifolia
L.) fruit extract that could affect to expression of Interleukin (IL)-13 in lymphocyte cells and
Eosinophil Cationic Protein (ECP) in eosinophilic cells that count by immuohistochemistry method.
Asthma allergy sensitization was conducted by intraperitonial injection of 10 g/mL ovalbumin (OVA),
followed by 20 min 1 mg/mL OVA by nebulizer. LPS exposure was conducted by injection of 1 g/mL
Phorphyromonas gingivalis LPS in rats gingival sulcus. Four groups of rats (Rattus norvegicus) were
used in this research were A (negative control), B (positive control/asthma), C (asthma + therapy with
noni extract dose of 50 mg/kgBW, and D (asthma + therapy with noni extract dose of 75 mg/kgBW).
Quantitative data analyzed by ANOVA and BNJ = 5%. The result showed that noni fruit extract
decrease IL-13 and ECP levels, with the best dose of 75 mg/kgBW. It can be concluded that noni
(Morinda citrifolia L.) fruit extract can be used as candidate for asthma therapy.
Key word: Morinda citrifolia L., Asthma, IL-13, and ECP.

1
PENDAHULUAN
Asma merupakan penyakit inflamasi peningkatan jumlah eosinofil di saluran napas.
kronis pada saluran pernapasan yang ditandai Eosinofil yang teraktivasi akan menghasilkan
dengan obstruksi saluran pernapasan, ECP. Peningkatan ekspresi ECP dapat diukur
hiperesponsivitas, hipersekresi mukus, edema dalam serum, bronkoalveolar, dan sekresi nasal
dinding saluran pernapasan, deskuamasi epitel, pada pasien dengan penyakit alergi, seperti asma
infiltrasi sel inflamasi serta remodeling dari bronkial dan rinitis alergi.
saluran pernapasan (Busse dkk., 2001). Asma Mengingat prevalensi asma semakin
dapat terjadi pada hewan anjing dan kucing, meningkat, maka pengobatan asma terus
ternyata kucing merupakan hewan yang paling dikembangkan. Pengobatan menggunakan obat-
banyak menderita asma atau dikenal Allergic obatan kimiawi memiliki efek samping yang
Feline Asthma. Gejala asma pada hewan beragam. Terapi menggunakan buah mengkudu
ditandai dengan batuk, bersin, frekuensi nafas (Morinda citrifolia L.) dapat menjadi terapi
meningkat, dan hipersalivasi (Pernans, 2010). yang efektif. Buah mengkudu mengandung zat
Asma pada hewan dipengaruhi oleh aktif flavonoid. Flavonoid dapat menghambat
banyak faktor diantaranya infeksi rongga mulut sel-sel mediator inflamasi, sintesis sitokin Th2,
dan akibat polutan udara. Infeksi rongga mulut IgE, dan degranulasi sel mast. Flavonoid yang
dapat disebabkan oleh bakteri gram negatif terkandung dalam buah mengkudu dapat
Phorphyromonas gingivalis. Dinding bakteri membantu mencegah penyakit yang
gram negatif tersusun atas lipopolisakarida. berhubungan dengan stres oksidatif dan
Penelitian Utomo (2012) membuktikan memiliki aktivitas antimikroba,
lipopolisakarida mampu meningkatkan tingkat antikarsinogenik, antiplatelet, antiiskemik,
keparahan asma. antialergi, dan antiinflamasi (Rahmawati,
Lipopolisakarida dari bakteri 2009). Studi literatur menyatakan bahwa terapi
Phorphyromonas gingivalis akan membentuk pemberian flavonoid pada hewan model asma
interaksi LPS-LBP (Lipopolysacharide Binding menunjukkan hasil yang baik.
Protein) melalui Toll Like Reseptor-4 (TLR-4). Penelitian ini dilakukan untuk untuk
Proses tersebut dapat mengaktivasi sel Th2 dan mengetahui bahwa ekstrak buah mengkudu
sel-sel mediator inflamasi seperti sel mast, (Morinda citrifolia L.) dapat digunakan sebagai
eosinofil, neutrofil, dan makrofag. Interleukin- terapi pendukung asma yang mampu
13 adalah sitokin yang berperan penting dalam menurunkan tingkat inflamasi dilihat dari
merangsang dan mempertahankan respon ekspresi Interleukin (IL)-13 dan Eosinophil
inflamasi yang dihasilkan oleh sel Th2 (Barnes, Cationic Protein (ECP) organ paru.
2008). IL-13 yang berlebihan menimbulkan
tanda-tanda asma alergi, yaitu hiperesponsivitas MATERI DAN METODE
saluran napas, peningkatan jumlah eosinofil dan Perlakuan Hewan Coba
sel mast, produksi IgE, hipersekresi lendir,
fibrosis subepitel, yang akan menyebabkan Hewan model menggunakan tikus
berbagai tingkat perubahan struktural saluran (Rattus norvegicus) jantan strain wistar dengan
napas (Broide, 2008). IL-13 berhubungan berat badan 150-250 gram dan umur 8-12
terutama dengan induksi penyakit saluran napas minggu yang didapat dari Laboratorium
dan memiliki peranan sebagai antiinflamasi. Biosains Universitas Brawijaya, Malang.
Eosinofil dalam patomekanisme asma Hewan coba dibagi menjadi empat kelompok
melepaskan Eosinophil Cationic Protein (ECP), perlakuan yaitu kelompok kontrol sehat,
dimana ECP memegang peranan penting dalam kelompok asma, kelompok terapi dosis 50
perkembangan inflamasi dan memiliki kapasitas mg/kg BB, dan kelompok terapi 75 mg/kg BB.
sebagai imunomodulator (Murat-Susic et al., Penggunaan hewan coba dalam penelitian ini
2006). Sekresi IL-13 berkorelasi dengan telah mendapatkan sertifikat laik etik dari

2
Komisi Etik Penelitian Universitas Brawijaya, ditambah aquades sampai volume 100 mL
No: 787-KEP-UB. kemudian dihomogenkan menggunakan
magnetic stirrer (Dewi, 2010).
Tatalaksana Sensitasi Alergi dengan
Ovalbumin (OVA) Isolasi Organ Paru

Perlakuan pertama yang dilakukan pada Hewan coba dieuthanasi dengan cara
tikus adalah menginjeksian ovalbumin (Sigma dislokasi pada bagian leher. Pembedahan
Aldrich) 10 g yang diemulsi 1,5 mg AlOH 3 dilakukan dengan posisi hewan rebah
dalam 200 l PBS (Phosphate Buffer Saline) dorsoventral pada bagian abdomen hingga
pada hari ke-1 dan 14 secara intraperitonial thorax memotong kedua sisi sternum sehingga
(Utomo, 2012). Selanjutnya dilakukan sensitasi organ paru dapat dilihat, organ paru dibilas
OVA secara inhalasi. Pemaparan OVA aerosol pada cawan petri dengan NaCl fisiologis 0,9%
dilakukan dalam tabung transparan yang dan direndam dengan larutan
dihubungkan dengan Omron CompAir Paraformaldehyde Acid 4%.
Compressor Nebulizer pada hari ke 21, Pengamatan Ekspresi IL-13 dan ECP
dilakukan dengan melarutkan OVA dalam NaCl
steril sebanyak 1 mg/ml selama 20 menit. Metode pengamatan dilakukan dengan
pewarnaan imunohistokimia pada organ paru
Tatalaksana injeksi Lipopolisakarida (LPS) sehingga dapat mengetahui ekspresi IL-13 dan
Lipopolisakarida (LPS) diinjeksi ECP. Hasil positif menunjukkan warna coklat
secara intrasulkuler menggunakan dosis 1 pada sitoplasma sel. Pengamatan dengan
g/ml pada sulkus gingiva molar rahang atas menggunakan mikroskop dengan perbesaran
kiri tikus. Lipopolisakarida yang digunakan 1000x dilakukan pada dua puluh lapang
adalah LPS1435/1450 dari Porphyromonas pandang setiap kelompok.
gingivalis (Astarte Biologics) yang berfungsi HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai agen infeksi rongga mulut dan
memodulasi respon imun. Injeksi LPS Pengamatan Ekspresi IL-13
intrasulkuler dilakukan berturut-turut pada hari
Hasil pengamatan menunjukkan
ke 10 dan 11 (Utomo, 2012).
pengaruh terapi ekstrak buah mengkudu
Dosis dan Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) pada hewan coba tikus
yang dilihat melalui ekspresi interleukin (IL)-
Dosis aman buah mengkudu pada 13 pada kelompok perlakuan. Ekspresi IL-13
manusia adalah 500-1000 mg/kgBB. Faktor diketahui dengan pengamatan preparat
konversi dari manusia ke tikus dengan berat imunohistokimia setiap kelompok perlakuan
badan manusia 70 kg dan berat badan tikus 200 pada perbesaran 1000x organ paru hewan coba
g adalah 0,018. Jadi, hasil yang didapatkan (Gambar 1.1).
yaitu 45-90 mg/kgBB. Oleh karena itu pada
penelitian ini digunakan dosis 50 mg/Kg BB
dan dosis 75 mg/Kg BB sebagai dosis
eksperimental untuk terapi asma. Pembuatan
ekstrak buah mengkudu dilakukan dengan
metode maserasi dengan pelarut etanol 70%.
Ekstrak yang didapat dilarutkan kembali
dengan pelarut Carboxymethyl Cellulose
(CMC) 0,1% untuk memudahkan saat proses
pemberian ekstrak saat terapi. Sebanyak 0,1 g
CMC dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan

3
4
Gambar 1.1 Ekspresi interleukin (IL)-13 pada sel limfosit organ paru tikus dengan pewarnaan
imunohistokimia perbesaran 1000x.
Keterangan : (A) kontrol negatif. (B) kontrol positif. (C) dosis 50 mg/kgBB. (D) dosis 75
mg/kgBB. Anak panah hitam ( ) mewakili ekspresi IL-13.

Perhitungan ekspresi IL-13 dilakukan statistik menggunakan software SPSS metode


pada setiap ulangan kelompok perlakuan One Way ANOVA dilanjutkan dengan uji Beda
dengan 20 lapang pandang menggunakan Nyata Jujur (BNJ) dengan =5% sehingga
counter. Data yang diperoleh dianalisa secara didapatkan hasil kuantitatif (Tabel 1.1).

Tabel 1.1 Hasil analisa statistik rata-rata ekspresi IL-13 pada sel limfosit organ paru pada setiap kelompok
perlakuan

Kelompok Perlakuan Rata-rata Ekspresi IL-13 (%)


Ekspresi IL-13SD
Peningkatan Penurunan
Kontrol negatif (A) 6,001,58a - -
Kontrol positif (B) 56,804,81d 846,7 -
Dosis 50 mg/kgBB (C) 23,204,54c - 59,2
Dosis 75 mg/kgBB (D) 13,403,13b - 76,4
Keterangan: SD: Standar Deviasi; Angka dengan superscript (notasi a, b, c, dan d) berbeda menunjukkan
perbedaan p<0,05. Kelompok A: tanpa perlakuan, B: induksi Ovalbumin dan LPS, C: dosis 50
mg/kgBB, dan D: dosis 75 mg/kgBB.

Penurunan ekspresi IL-13 penelitian ini, dimana telah diketahui bahwa


menandakan bahwa tingkat inflamasi pada ekstrak buah mengkudu mengandung zat
kedua kelompok perlakuan lebih rendah antiinflamasi yaitu flavonoid berdasarkan uji
dibandingkan kelompok kontrol positif. fitokimia.
Kelompok perlakuan D dengan dosis
75mg/kgBB memiliki rataan ekspresi yang Ekspresi IL-13 pada kelompok A
paling mendekati kelompok kontrol negatif (kontrol negatif) adalah normal. Dalam
(13,40 3,13). Dosis ekstrak buah mengkudu kondisi normal makrofag selalu ada dalam
75mg/kgBB adalah dosis terbaik pada tubuh dan tersebar di berbagai jaringan tubuh
seperti paru-paru (makrofag alveolar),
jaringan hati (sel kupffer), sistem saraf pusat terlepas akan berikatan pada sel Th2 untuk
(sel schwann atau mikroglia), ruang serosa menginisiasi sel B untuk memproduksi IgE,
(makrofag pleural dan peritoneal), jaringan sedangkan sitokin IL-5 dan IL-13 akan
pengikat (histiosit), dan makrofag bebas berikatan dengan Th2 untuk meningkatkan
(Janeway et al., 1999). Interleukin (IL)-13 produksi eosinofil (Bratawidjaja, 2010).
adalah sitokin yang berperan meningkatkan Alergen akan mudah berikatan dengan sel
produksi IgE dan eosinofil. Sitokin tersebut epitel dan menyebabkan fungsi normal sel
dihasilkan oleh sel Th2 (Barnes, 2008). terganggu, sehingga terjadi kerusakan
Penelitian Corrigan (2008) menyatakan sel/jaringan yang akan menimbulkan reaksi
bahwa IL-4, IL-13, dan TGF- memegang inflamasi di sekitar jaringan yang rusak
peranan dalam apoptosis epitel bronkiolus dan tersebut.
remodeling jalan napas. Pada kelompok C dan D, ekspresi IL-13
Pada kelompok B (kontrol menurun dikarenakan adanya kandungan
positif/asma) ekspesi IL-13 meningkat flavonoid pada ekstrak buah mengkudu yang
dikarenakan dikarenakan oleh induksi mampu menurunkan tingkat inflamasi.
ovalbumin sebagai alergen secara Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
intraperitoneal dan inhalasi serta LPS secara mengandung bahan-bahan seperti minyak
intrasulkuler. Pemberian alergen secara asiri, alkaloid, saponin, flavonoid, scopoletin,
intraperitoneal dan inhalasi dengan tujuan polifenol, antrakinon, damnacanthal,
agar ovalbumin segera dikenali oleh Antigen proxeronine (Mangan, 2009). Flavonoid telah
Presenting Cell (APC) yang banyak banyak diketahui memiliki banyak fungsi
ditemukan pada saluran intraperitoneal dan penting, salah satunya adalah sebagai
pada paru (Baratawidjaja, 2010). antiinflamasi.
Lipopolisakarida yang diinjeksikan secara Flavonoid sebagai antiinflamasi akan
intrasulkuler untuk menciptakan kondisi mengurangi aktivasi sel T, sehingga
gingivitis sehingga mampu memperparah proliferasi sel T menurun, akibatnya sitokin
keadaan asma (Utomo, 2012). Pemberian LPS sel Th2 seperti IL-4, IL-5, IL-9, dan IL-13
pada penelitian ini berasal dari bakteri mengalami penurunan. Sitokin IL-4 dan IL-13
Phorphyromonas gingivalis yang diinjeksikan tidak menginduksi sel B untuk menghasilkan
secara intrasulkuler telah terbukti mampu IgE. Tidak adanya ikatan antara IgE dengan
meningkatkan ekspresi Interleukin (IL)-13 sel mast oleh FcRI tidak akan menimbulkan
pada hewan model asma. Ekpresi IL-13 pelepasan mediator amina (histamin,
meningkat sebagai respon dari injeksi leukotriene, dan sitokin) yang mengawali
lipopolisakarida pada hari ke-10 dan ke-11 reaksi awal asma. Mediator inflamasi yang
dengan pemberian sebanyak 1 g/mL diyakini tidak lagi dihasilkan di organ paru akan
mampu menginduksi respon imun Th2 mengurangi terjadinya inflamasi dan
(Esenbarth et al., 2002). Peningkatan rata-rata menghentikan terjadinya asma. Dengan
ekspresi IL-13 berkorelasi dengan kerusakan adanya aktivitas flavonoid ekstrak buah
jaringan dan inflamasi. Hal ini dapat mengkudu mampu memperkecil tingkat
dijelaskan bahwa lipopolisakarida yang kerusakan jaringan.
diinjeksikan berikatan dengan
Lipopolysacharide Binding Protein (LBP). Pengamatan Ekspresi Eosinophil Cationic
Komplek LBP-LPS akan menuju makrofag Protein (ECP)
dan dikenali oleh reseptor CD-14 pada
makrofag. Respon imun Th2 diawali dengan Hasil pengamatan menunjukkan
terikatnya LPS dengan Toll Like Receptor 4 pengaruh terapi ekstrak buah mengkudu
(TLR-4). Ikatan LPS dan TLR-4 akan (Morinda citrifolia L.) pada hewan coba tikus
mengaktivasi sel dendrit dan sel Th2. Sel yang dilihat melalui ekspresi ECP pada
dendrit yang aktif akan merangsang sel Th2 kelompok perlakuan. Ekspresi ECP diketahui
untuk memproduksi sitokin berupa IL-13, IL- dengan pengamatan preparat imunohistokimia
5, dan IL-4. Sitokin IL-4 dan IL-13 yang setiap kelompok perlakuan pada perbesaran
1000x organ paru hewan coba (Gambar 1.2)
Gambar 1.2 Ekspresi Eosinophil Cationic Protein (ECP) pada sel eosinofil organ paru tikus dengan
pewarnaan imunohistokimia perbesaran 1000x.
Keterangan : (A) kontrol negatif. (B) kontrol positif. (C) dosis 50 mg/kgBB. (D) dosis 75
mg/kgBB. Anak panah hitam ( ) mewakili ekspresi ECP.

Perhitungan ekspresi ECP dilakukan statistik menggunakan software SPSS metode


pada setiap ulangan kelompok perlakuan One Way ANOVA dilanjutkan dengan uji Beda
dengan 20 lapang pandang menggunakan Nyata Jujur (BNJ) dengan =5% sehingga
counter. Data yang diperoleh dianalisa secara didapatkan hasil kuantitatif (Tabel 1.2).

Tabel 1.2 Hasil analisa statistik rata-rata ekspresi ECP pada sel eosinofil organ paru pada setiap
kelompok perlakuan
Kelompok Perlakuan Rata-rata Ekspresi ECP (%)
Ekspresi ECPSD
Peningkatan Penurunan
a
Kontrol negatif (A) 6,601,14 - -
d
Kontrol positif (B) 84,803,56 1184,8 -
Dosis 50 mg/kgBB (C) 21,201,92c - 75
Dosis 75 mg/kgBB (D) 13,203,03b - 84,4
Keterangan: SD: Standar Deviasi; Angka dengan superscript (notasi a, b, c, dan d) berbeda menunjukkan
perbedaan p<0,05. Kelompok A: tanpa perlakuan, B: induksi Ovalbumin dan LPS, C: dosis
50 mg/kgBB, dan D: dosis 75 mg/kgBB.

Berdasarkan analisa statistik yang berbeda antar perlakuan dengan uji


menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah lanjutan Beda Nyata Jujur/ Tukey (Tabel 1.2).
mengkudu (Morinda citrifolia L.) dapat Kelompok kontrol negatif, kontrol positif,
menurunkan ekspresi ECP secara signifikan terapi dosis 50 mg/kgBB, dan dosis 75
(p<0.05). Hal ini ditunjukkan dengan notasi mg/kgBB berbeda signifikan (p<0,05),
sehingga pada uji Tukey menunjukkan notasi berkurang. Semua kelompok berbeda
yang berbeda. Pada keadaan normal (kontrol signifikan, namun dalam penelitian ini dapat
negatif) rata-rata ekspresi ECP sebesar diketahui bahwa dosis 75 mg/kgBB
6,601,14. Secara normal ECP terdapat di menunjukkan hasil terbaik dengan rata-rata
dalam organ paru dan dihasilkan selama ekspresi ECP yang paling mendekati kontrol
proses inflamasi. Eosinophil Cationic Protein negatif. Ekspresi ECP menurun dikarenakan
(ECP) adalah biomarker atau penanda dari adanya kandungan flavonoid pada ekstrak
inflamasi saluran napas eosinofilik, dihasilkan buah mengkudu yang mampu menurunkan
oleh eosinofil yang diaktivasi oleh IL-5 dan tingkat inflamasi.
IL-13. Eosinophil Cationic Protein (ECP) Flavonoid sebagai antiinflamasi akan
dapat berperan dalam mengatur sel mukosa mengurangi aktivasi sel T, sehingga akan
dan sel imun, serta melawan infeksi parasite, menghambat aktivasi IL-4, IL-5, IL-9, dan IL-
bakteri, dan virus (Rifai, 2010). 13 yang dikeluarkan oleh sel Th2 (Takahasi
Pada kelompok B (kontrol dan Tanaka, 2013). Sel Th2 yang tidak
positif/asma) ekspesi ECP meningkat berikatan dengan IL-13 dan IL-4
dikarenakan oleh induksi ovalbumin sebagai mengakibatkan IgE tidak dihasilkan oleh sel
alergen secara intraperitoneal dan inhalasi B, sehingga sel mast tidak aktif. Tidak
serta lipopolisakarida secara intrasulkuler. teraktivasinya sel mast akan menurunkan
Penelitian Utomo (2012) menyatakan bahwa pelepasan mediator amina (histamin,
induksi asma melalui paparan ovalbumin dan leukotriene, dan sitokin) yang mengawali
lipopolisakarida dapat direspon tubuh sebagai reaksi awal asma. Flavonoid yang diberikan
antigen, sehingga meningkatkan respon pada hewan model asma dapat menghambat
inflamasi di dalam tubuh hewan coba. aktivasi IL-5 dan IL-13, sehingga jumlah
Ovalbumin dan lipopolisakarida dapat eosinofil akan berkurang. Berkurangnya
menginduksi makrofag, neutrofil, dan sel Th2 jumlah eosinofil memberikan pengaruh
di dalam tubuh hewan coba (Nials et al., terhadap rendahnya produksi ECP. Mediator
2008). Paparan ovalbumin dan inflamasi yang tidak lagi dihasilkan di organ
lipopolisakarida dapat mengaktivasi sel Th2 paru akan mengurangi terjadinya inflamasi
agar memproduksi sitokin proinflamasi. dan menghentikan terjadinya asma.
Sitokin IL-5 dan IL-13 akan berikatan dengan Penurunan ekspresi ECP tentunya akan
Th2 untuk meningkatkan produksi eosinofil menurunkan tingkat kerusakan jaringan
(Bratawidjaja, 2010). Sekresi IL-13 maupun patogenesis asma. Hal ini karena
berkorelasi dengan peningkatan jumlah menurut Shi (2004) eosinofil yang
eosinofil di saluran napas. Eosinofil yang mensekresikan ECP berperan dalam
teraktivasi akan menghasilkan ECP. meningkatkan patogenesis penyakit alergi.
Eosinophil Cationic Protein (ECP) akan
dihasilkan selama proses inflamasi. Oleh KESIMPULAN
karena itulah ECP digunakan untuk mengukur
tingkat inflamasi yang terjadi pada paru Terapi ekstrak buah mengkudu
hewan coba. (Morinda citrifolia L.) mampu menurnkan
Kelompok dosis 50 mg/kgBB terjadi ekspresi Interleukin (IL)-13 dan Eosinophil
penurunan rata-rata ekspresi ECP sebesar Cationic Protein (ECP) pada organ paru
21,201,92 atau 75,0% bila dibandingkan hewan tikus model asma.
dengan kelompok kontrol positif. Untuk UCAPAN TERIMAKASIH
kelompok dosis 75 mg/kgBB juga terjadi
penurunan ECP sebesar 13,203,03 atau Terimakasih kepada seluruh staff
84,4% bila dibandingkan dengan kelompok Laboratorium Biosains Universitas
kontrol positif. Penurunan pada kelompok Brawijaya, Laboratorium Biokimia Fakultas
dosis 50 mg/kgBB dan dosis 75 mg/kgBB Kedokteran Universitas Brawijaya, dan UPT
menunjukkan bahwa inflamasi telah Materia Medika Batu atas bantuan dan
kerjasama untuk penyelesaian penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, P. J; K. F. Chung; dan C. P. Page. Total Ekstrak Buah Mengkudu
2008. Inflammatory Mediators of (Morinda citrifolia L.). Fakultas
Asthma: An Update. Pharmacological Kedokteran Universitas Indonesia.
Reviews 50(4): 515 596. Jakarta.
Bratawidjaja, K.G dan I, Rengganis. 2010. Rifai, Muhaimin. 2010. Imunologi Untuk
Imunologi Dasar. Fakultas Biologi dan Kedokteran. UB Press.
Kedokteran , Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Malang.
Jakarta. Utomo, H. 2012. Rapid Relief Mechanism of
Broide, D. H. 2008. Immunologic and Allergic Rhinosinositosis after
Inflammatory Mechanism that Drive Assisted Drainage Therapy. Journal
Asthma Progession to Remodeling. J. of Dentistry Indonesia, 19(3); 57-64.
Allergy Clin Immunol 121 (3): 560-
572.
Busse, W. W; dan R. F. Lemanske. 2001.
Asthma. The New England Journal of
Medicine 344(5): 350-362.
Corrigan C. 2008. Mechanisms of Asthma.
Medicine 344(5): 350-362.
Dewi, F.K. 2010, Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Buah Mengkudu
(Morinda citrifolia, Linnaeus)
terhadap Bakteri Pembusuk Daging
Segar [Skripsi]. Universitas Sebelas
Maret.
Eisenbarth, S. C; D. A. Piggott; J. W. Huleatt;
I. Visintin; C. A. Herrick; and K.
Bottomly. 2002. Lipopolysaccharide-
Enhanced, Toll-Like Receptor 4
Dependent T Helper Cell Type 2
Responses To Inhaled Antigen.
Mangan, Y. 2009. Solusi Sehat Mencegah dan
Mengatasi Kanker. PT. Agro Media
Pustaka, Jakarta.
Murat-SuSic, S., J. Lipozencic; V. ZiZic, V.
Husar; K. Marinovic. 2006. Serum
Eosinophil Cationic Protein In
Children With Atopic Dermatitis. Int J
Dermatol, 45 (10): 1156-1160.
Nials, A. T dan S. Uddin. 2008. Mouse
Models of Allergic Asthma: acute and
Chronic Alergen Challenge. Journal
Dis Model Mech, 1(4-5): 213220.
Pernans, G. S. 2010. Feline Asthma.
Departemen of Veterinary Cliniclal
Science, Facultad de Veterinaria de
Lugo, Universidad de Santiago de
Compostela. Veterinary Focus, 20(2):
10-17.
Rahmawati, Anita. 2009. Kandungan Fenol

Anda mungkin juga menyukai