The Expressions of Interleukin (IL)-13 and Eosinophil Cationic Protein (ECP) on Asthma Rats
(Rattus norvegicus) After Therapy Using Morinda citrofilia L.
Fruit Extract
ABSTRAK
Asma adalah penyakit inflamasi kronis pada saluran pernapasan. Angka prevalensi asma pada
hewan kesayangan seperti anjing dan kucing sangatlah tinggi. Ekstrak buah mengkudu digunakan
sebagai terapi asma karena mengandung senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas antiinflamasi.
Terapi dilakukan selama 2 minggu dengan menggunakan alat sonde. Tujuan penelitian ini untuk
mempelajari potensi ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) sebagai terapi penyakit asma
yang dilihat melalui ekspresi Interleukin (IL)-13 pada sel limfosit dan Eosinophil Cationic Protein
(ECP) pada sel eosinofil organ paru dengan metode imunohistokimia. Sensitisasi alergi dilakukan
dengan injeksi intraperitoneal OVA 10 g/mL, dilanjutkan dengan nebulasi 1 mg/mL ovalbumin
selama 20 menit. Paparan LPS dilakukan dengan cara menginjeksikan 1 g/mL LPS bakteri
Phorphyromonas gingivalis pada sulkus ginggiva tikus. Tikus dikelompokkan dalam empat
kelompok, yaitu kelompok A (kontrol negatif/sehat), B (kontrol positif/asma), C (asma + terapi
ekstrak buah mengkudu dosis 50 mg/kgBB), D (asma + terapi ekstrak buah mengkudu dosis 75
mg/kgBB). Data kuantitatif yang diperoleh selanjutnya dianalisa menggunakan analisis ragam
ANOVA dan uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) = 5%. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak buah
mengkudu mampu menurunkan tingkat inflamasi dilihat dari penurunan ekspresi IL-13 dan ECP pada
organ paru dengan dosis terbaik 75 mg/kgBB. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak buah
mengkudu (Morinda citrifolia L.) dapat digunakan sebagai kandidat terapi asma.
Kata Kunci: Buah Mengkudu, Asma, IL-13, dan ECP.
ABSTRACT
Asthma is a respiratory disease caused by chronic inflammation. It has been reported that
prevalence of asthma in pets (i.e dog and cat) is very high. The noni (Morinda citrifolia L.) fruit extract
used as therapy agent on asthma because the content of flavonoid as antiinflamation agent. Therapy for
2 weeks used sonde. The purpose of this research was to study the potency of noni ( Morinda citrifolia
L.) fruit extract that could affect to expression of Interleukin (IL)-13 in lymphocyte cells and
Eosinophil Cationic Protein (ECP) in eosinophilic cells that count by immuohistochemistry method.
Asthma allergy sensitization was conducted by intraperitonial injection of 10 g/mL ovalbumin (OVA),
followed by 20 min 1 mg/mL OVA by nebulizer. LPS exposure was conducted by injection of 1 g/mL
Phorphyromonas gingivalis LPS in rats gingival sulcus. Four groups of rats (Rattus norvegicus) were
used in this research were A (negative control), B (positive control/asthma), C (asthma + therapy with
noni extract dose of 50 mg/kgBW, and D (asthma + therapy with noni extract dose of 75 mg/kgBW).
Quantitative data analyzed by ANOVA and BNJ = 5%. The result showed that noni fruit extract
decrease IL-13 and ECP levels, with the best dose of 75 mg/kgBW. It can be concluded that noni
(Morinda citrifolia L.) fruit extract can be used as candidate for asthma therapy.
Key word: Morinda citrifolia L., Asthma, IL-13, and ECP.
1
PENDAHULUAN
Asma merupakan penyakit inflamasi peningkatan jumlah eosinofil di saluran napas.
kronis pada saluran pernapasan yang ditandai Eosinofil yang teraktivasi akan menghasilkan
dengan obstruksi saluran pernapasan, ECP. Peningkatan ekspresi ECP dapat diukur
hiperesponsivitas, hipersekresi mukus, edema dalam serum, bronkoalveolar, dan sekresi nasal
dinding saluran pernapasan, deskuamasi epitel, pada pasien dengan penyakit alergi, seperti asma
infiltrasi sel inflamasi serta remodeling dari bronkial dan rinitis alergi.
saluran pernapasan (Busse dkk., 2001). Asma Mengingat prevalensi asma semakin
dapat terjadi pada hewan anjing dan kucing, meningkat, maka pengobatan asma terus
ternyata kucing merupakan hewan yang paling dikembangkan. Pengobatan menggunakan obat-
banyak menderita asma atau dikenal Allergic obatan kimiawi memiliki efek samping yang
Feline Asthma. Gejala asma pada hewan beragam. Terapi menggunakan buah mengkudu
ditandai dengan batuk, bersin, frekuensi nafas (Morinda citrifolia L.) dapat menjadi terapi
meningkat, dan hipersalivasi (Pernans, 2010). yang efektif. Buah mengkudu mengandung zat
Asma pada hewan dipengaruhi oleh aktif flavonoid. Flavonoid dapat menghambat
banyak faktor diantaranya infeksi rongga mulut sel-sel mediator inflamasi, sintesis sitokin Th2,
dan akibat polutan udara. Infeksi rongga mulut IgE, dan degranulasi sel mast. Flavonoid yang
dapat disebabkan oleh bakteri gram negatif terkandung dalam buah mengkudu dapat
Phorphyromonas gingivalis. Dinding bakteri membantu mencegah penyakit yang
gram negatif tersusun atas lipopolisakarida. berhubungan dengan stres oksidatif dan
Penelitian Utomo (2012) membuktikan memiliki aktivitas antimikroba,
lipopolisakarida mampu meningkatkan tingkat antikarsinogenik, antiplatelet, antiiskemik,
keparahan asma. antialergi, dan antiinflamasi (Rahmawati,
Lipopolisakarida dari bakteri 2009). Studi literatur menyatakan bahwa terapi
Phorphyromonas gingivalis akan membentuk pemberian flavonoid pada hewan model asma
interaksi LPS-LBP (Lipopolysacharide Binding menunjukkan hasil yang baik.
Protein) melalui Toll Like Reseptor-4 (TLR-4). Penelitian ini dilakukan untuk untuk
Proses tersebut dapat mengaktivasi sel Th2 dan mengetahui bahwa ekstrak buah mengkudu
sel-sel mediator inflamasi seperti sel mast, (Morinda citrifolia L.) dapat digunakan sebagai
eosinofil, neutrofil, dan makrofag. Interleukin- terapi pendukung asma yang mampu
13 adalah sitokin yang berperan penting dalam menurunkan tingkat inflamasi dilihat dari
merangsang dan mempertahankan respon ekspresi Interleukin (IL)-13 dan Eosinophil
inflamasi yang dihasilkan oleh sel Th2 (Barnes, Cationic Protein (ECP) organ paru.
2008). IL-13 yang berlebihan menimbulkan
tanda-tanda asma alergi, yaitu hiperesponsivitas MATERI DAN METODE
saluran napas, peningkatan jumlah eosinofil dan Perlakuan Hewan Coba
sel mast, produksi IgE, hipersekresi lendir,
fibrosis subepitel, yang akan menyebabkan Hewan model menggunakan tikus
berbagai tingkat perubahan struktural saluran (Rattus norvegicus) jantan strain wistar dengan
napas (Broide, 2008). IL-13 berhubungan berat badan 150-250 gram dan umur 8-12
terutama dengan induksi penyakit saluran napas minggu yang didapat dari Laboratorium
dan memiliki peranan sebagai antiinflamasi. Biosains Universitas Brawijaya, Malang.
Eosinofil dalam patomekanisme asma Hewan coba dibagi menjadi empat kelompok
melepaskan Eosinophil Cationic Protein (ECP), perlakuan yaitu kelompok kontrol sehat,
dimana ECP memegang peranan penting dalam kelompok asma, kelompok terapi dosis 50
perkembangan inflamasi dan memiliki kapasitas mg/kg BB, dan kelompok terapi 75 mg/kg BB.
sebagai imunomodulator (Murat-Susic et al., Penggunaan hewan coba dalam penelitian ini
2006). Sekresi IL-13 berkorelasi dengan telah mendapatkan sertifikat laik etik dari
2
Komisi Etik Penelitian Universitas Brawijaya, ditambah aquades sampai volume 100 mL
No: 787-KEP-UB. kemudian dihomogenkan menggunakan
magnetic stirrer (Dewi, 2010).
Tatalaksana Sensitasi Alergi dengan
Ovalbumin (OVA) Isolasi Organ Paru
Perlakuan pertama yang dilakukan pada Hewan coba dieuthanasi dengan cara
tikus adalah menginjeksian ovalbumin (Sigma dislokasi pada bagian leher. Pembedahan
Aldrich) 10 g yang diemulsi 1,5 mg AlOH 3 dilakukan dengan posisi hewan rebah
dalam 200 l PBS (Phosphate Buffer Saline) dorsoventral pada bagian abdomen hingga
pada hari ke-1 dan 14 secara intraperitonial thorax memotong kedua sisi sternum sehingga
(Utomo, 2012). Selanjutnya dilakukan sensitasi organ paru dapat dilihat, organ paru dibilas
OVA secara inhalasi. Pemaparan OVA aerosol pada cawan petri dengan NaCl fisiologis 0,9%
dilakukan dalam tabung transparan yang dan direndam dengan larutan
dihubungkan dengan Omron CompAir Paraformaldehyde Acid 4%.
Compressor Nebulizer pada hari ke 21, Pengamatan Ekspresi IL-13 dan ECP
dilakukan dengan melarutkan OVA dalam NaCl
steril sebanyak 1 mg/ml selama 20 menit. Metode pengamatan dilakukan dengan
pewarnaan imunohistokimia pada organ paru
Tatalaksana injeksi Lipopolisakarida (LPS) sehingga dapat mengetahui ekspresi IL-13 dan
Lipopolisakarida (LPS) diinjeksi ECP. Hasil positif menunjukkan warna coklat
secara intrasulkuler menggunakan dosis 1 pada sitoplasma sel. Pengamatan dengan
g/ml pada sulkus gingiva molar rahang atas menggunakan mikroskop dengan perbesaran
kiri tikus. Lipopolisakarida yang digunakan 1000x dilakukan pada dua puluh lapang
adalah LPS1435/1450 dari Porphyromonas pandang setiap kelompok.
gingivalis (Astarte Biologics) yang berfungsi HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai agen infeksi rongga mulut dan
memodulasi respon imun. Injeksi LPS Pengamatan Ekspresi IL-13
intrasulkuler dilakukan berturut-turut pada hari
Hasil pengamatan menunjukkan
ke 10 dan 11 (Utomo, 2012).
pengaruh terapi ekstrak buah mengkudu
Dosis dan Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) pada hewan coba tikus
yang dilihat melalui ekspresi interleukin (IL)-
Dosis aman buah mengkudu pada 13 pada kelompok perlakuan. Ekspresi IL-13
manusia adalah 500-1000 mg/kgBB. Faktor diketahui dengan pengamatan preparat
konversi dari manusia ke tikus dengan berat imunohistokimia setiap kelompok perlakuan
badan manusia 70 kg dan berat badan tikus 200 pada perbesaran 1000x organ paru hewan coba
g adalah 0,018. Jadi, hasil yang didapatkan (Gambar 1.1).
yaitu 45-90 mg/kgBB. Oleh karena itu pada
penelitian ini digunakan dosis 50 mg/Kg BB
dan dosis 75 mg/Kg BB sebagai dosis
eksperimental untuk terapi asma. Pembuatan
ekstrak buah mengkudu dilakukan dengan
metode maserasi dengan pelarut etanol 70%.
Ekstrak yang didapat dilarutkan kembali
dengan pelarut Carboxymethyl Cellulose
(CMC) 0,1% untuk memudahkan saat proses
pemberian ekstrak saat terapi. Sebanyak 0,1 g
CMC dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan
3
4
Gambar 1.1 Ekspresi interleukin (IL)-13 pada sel limfosit organ paru tikus dengan pewarnaan
imunohistokimia perbesaran 1000x.
Keterangan : (A) kontrol negatif. (B) kontrol positif. (C) dosis 50 mg/kgBB. (D) dosis 75
mg/kgBB. Anak panah hitam ( ) mewakili ekspresi IL-13.
Tabel 1.1 Hasil analisa statistik rata-rata ekspresi IL-13 pada sel limfosit organ paru pada setiap kelompok
perlakuan
Tabel 1.2 Hasil analisa statistik rata-rata ekspresi ECP pada sel eosinofil organ paru pada setiap
kelompok perlakuan
Kelompok Perlakuan Rata-rata Ekspresi ECP (%)
Ekspresi ECPSD
Peningkatan Penurunan
a
Kontrol negatif (A) 6,601,14 - -
d
Kontrol positif (B) 84,803,56 1184,8 -
Dosis 50 mg/kgBB (C) 21,201,92c - 75
Dosis 75 mg/kgBB (D) 13,203,03b - 84,4
Keterangan: SD: Standar Deviasi; Angka dengan superscript (notasi a, b, c, dan d) berbeda menunjukkan
perbedaan p<0,05. Kelompok A: tanpa perlakuan, B: induksi Ovalbumin dan LPS, C: dosis
50 mg/kgBB, dan D: dosis 75 mg/kgBB.