Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias yang mempunyai alat pernapasan
tambahan berupa labirin. Dengan bantuan alat tersebut, ikan ini dapat mengambil oksigen
langsung dari udara. Dengan demikian dalam pemeliharaan ikan cupang, aerasi tidak harus
dipasang sehingga dapat menghemat penggunaan listrik dan sarana sistem aerasi.
Daya tarik lain dari ikan cupang adalah keindahan warna dan sirip-siripnya, terutama
ikan cupang jantan. Ikan ini juga senang berkelahi terhadap sesamanya sehingga dijuluki
fighting fish, tetapi bersikap toleran terhadap ikan jenis lain. Toleransi ikan cupang
terhadap temperatur berkisar antara 24-29 oC. Pertumbuhannya ikan cupang relatif cepat
sehingga masa pembesarannya tidak terlalu lama ke waktu penjualannya.
HABITAT
Habitat merupakan tempat hidup di mana cupang akan beraktivitas selama hidupnya.
Di habitat yang sesuai, ikan cupang dapat tumbuh dan berkembang biak secara optimal.
Adapun karakteristik perairan yang sesuai ditunjukkan dengan beberapa parameter seperti
keasaman (pH) air, suhu perairan, serta kesadahan. Di alam, cupang ditemukan di daerah
beriklim tropis dan hidup di sungai, rawa, persawahan, serta perairan tawar dangkal lainnya.
Bisa dibayangkan, habitat cupang alam yang tenang dan teduh akan mudah ditemui di daerah
Ikan cupang memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut dengan labirin. Dengan
adanya labirin, ikan cupang dapat mengambil dan menyimpan oksigen lebih banyak. Oleh
sebab itu, ikan ini mampu hidup di perairan yang relatif tenang dan miskin oksigen. Bisa
dimengerti, perairan yang tenang cenderung memiliki kadar oksigen terlarut yang sedikit
karena airnya tidak mengalir. Air yang mengalir cenderung mudah terpecah bagian
permukaannya sehingga oksigen udara dapat dengan mudah masuk ke badan air.
Perilaku berhubungan dengan tingkah laku alami yang ditunjukkan ikan cupang.
Selama penangkaran, perilaku alami tersebut hendaknya tidak dihambat atau dihilangkan.
Namun, peternak perlu mengelolanya agar sesuai dengan tujuan pemeliharaan.
Penghambatan perilaku alami justru berakibat buruk bagi ikan. Hal tersebut mengakibatkan
ikan menjadi stres karena tidak dapat menyalurkan hasratnya.
PERILAKU MAKAN
Secara umum, ikan mempunyai dua pola dalam mencari pakan, yaitu aktif mencari
pakan pada siang hari (diurnal) dan malam hari (nokturnal). Sementara cupang sendiri
termasuk tipe diurnal, yaitu aktif mencari pakan mulai dari matahari terbit hingga tenggelam.
Di alam, cupang akan memakan pakan yang ditemui sebanyak-banyaknya.
Ikan cupang termasuk dalam kelompok ikan karnivora, yaitu memakan binatang
hidup. Hal itu terlihat dari bentuk giginya yang runcing (bergerigi). Adapun jenis pakan yang
biasa disantap ikan ini yaitu larva serangga air, jentik nyamuk, ataupun cacing sutera.
Sebagaimana hewan lainnya, proses pemijahan dilakukan dengan jalan slah satu
pasangan menarik perhatian lawan jenisnya. Dalam kasus ini, cupang jantan merupakan
pihak yang melakukan aksi menarik perhatian tersebut. Cupang jantan akan berlagak
memamerkan ketampanannya di depan sang betina sambil mengembangkan sirip-siripnya.
Dengan keindahan warna tubuhnya pula, cupang jantan akan mendekati sang betina dan
berputar-putar.
Setelah sang betina tertarik, cupang jantan akan menelikung tubuh betina. Sementara
cupang betina membiarkan tubuhnya melayang dalam dekapan sang jantan. Jika selesai
memijah, cupang jantan akan melepaskan tubuh betina. Dari tubuh betina pun akan terlihat
telur yang keluar dan berjatuhan di ke dasar media pemeliharaan. Selanjutnya, tugas cupang
jantan lah yang merawat telur hingga menetas. Dalam hal ini, terdapat dua tipe pemijahan
yang terjadi pada ikan cupang, yaitu bubble nest breed dan mouth brooder. Di antara
keduanya tedapat perbedaan prinsip dalam hal menetaskan telur.
Secara alami, cupang jantan yang siap memijah pada tipe ini akan terlihat membuat
sarang busa. Sarang busa yang dibuat berbentuk gelembung-gelembung kecil udara yang
ditempatkan sang jantan di permukaan air. Biasanya, sarang busa ini ditempelkan pada
dedaunan atau tanaman air. Setelah selesai membuat sarang busa, cupang jantan akan
menggiring cupang betina untuk melakukan perkawinan di bawah sarang busa yang telah
dibuat. Cupang jantan akan menangkap telur yang berjatuhan dan menyimpan dalam
mulutnya. Selanjutnya, telur tersebut disemburkan ke sarang busa agar melekat. Telur yang
jatuh akan diambil dan disemburkan kembali hingga benar-benar melekat.
Oleh : Eriyanti Wahid Page 3
Tingkah Laku Larva Ikan Cupang
Sejak saat itu, cupang jantan akan dengan setia menjaga telurnya dari gangguan ikan
lain. Selain itu, sang jantan akan mengipasi telur dengan sirip-siripnya agar suplai oksigen
untuk telur tetap terjaga. Selama itu pula, induk jantan akan merenovasi sarang busa yang
rusak dengan membuat sarang baru.
Setelah menetas, anak cupang akan tetap berada dalam sarang busa sampai mereka
mampu menembus atau melepaskan diri dari sarangnya. Jika telah terlepas, anak cupang
sudah mampu menghirup udara langsung dari udara.
Adapun jenis ikan cupang yang termasuk dalam bubble nest breed yaitu Betta
akarensis, Betta coccina, Betta bellica, Betta tasyaee, Betta smaragdina, Betta imbellis, dan
Betta splendens.
2. Mouth brooder
Pada kelompok ini, cupang jantan akan memunguti telur yang sudah terbuahi dan
memasukkan serta mengeraminya dalam mulut hingga menetas. Selama mengerami telur
tersebut cupang jantan berpuasa dan menghindari kontak fisik dengan jantan lain.
Setelah menetas, anak cupang akan dikeluarkan dari mulut induk jantan ke permukaan
air. Selanjutnya, induk jantan akan tetap melindungi anaknya dengan cara memasukkan
kembali anaknya ke dalam mulut jika ada bahaya. Hal tersebut dilakukan hingga anak cupang
berumur satu minggu dan bisa mencari makan sendiri.
Selanjutnya, induk jantan tidak lagi menlindungi anaknya dengan cara memasukkan
ke dalam mulut, tetapi sekadar berjaga-jaga di dekatnya. Hal tersebut dilakukan karena
ukuran anak cupang yang sudah mulai membesar.
Beberapa jenis cupang yang berkembang biak dengan cara ini di antaranya Betta
pugnax, Betta taeniata, Betta macrostoma, Betta unimaculata, Betta picta, Betta
anabantoides, Betta edithae, dan Betta foerschi.
Pada hari ke 6 setelah menetas biasanya larva sudah bisa makan dengan sendiri tanpa
harus disuap oleh induk jantan, ini ditandai dengan induk jantan yang selalu memojok di
aquarium, pada tahap ini pula induk jantan diambil dari tempat pemijahan, lakukan
pemindahan secara hati hati, dan taruh di aquarium soliter untuk di persiapkan melakukan
proses pemijahan selanjutnya. Kunci pemeliharaan larva ikan cupang tanpa induk jantan
terletak pada pemeliharaan airnya, oleh karena itu lakukan pergantian secara berkala
sebanyak 1/4 air dari volume air semula, lakukan penyiphonan pada dasar aquarium hingga
bersih dan ganti air dengan air yang sudah tua dan dikasih larutan methylene blue yang
Pakan yang dapat di berikan dapat berupa cacing sutra yang di cacah kecil kecil dan
berikan sedikit demi sedikit dengan frekuensi sering sehingga termakan habis dan tidak
mencemari tempat pemeliharaan, dan biasanya perkembangan anak ikan cupang meningkat
dengan cepat setelah lepas 10 hari. Pada hari ke 17 anakan ikan cupang sudah bisa di beri
pakan cacing sutra secara utuh, tetapi masih berupa cacing sutra yang disaring.
Pada hari ke 20 anakan ikan cupang sudah mulai nampak, dan bisa di taruh ke tempat
yang lebih besar, pada tahap ini saya menggunakan ember yang berdiameter kurang lebih 60
cm, caranya adalah, masukkan air yang sudah tua ke dalam ember untuk melakukan
pembesaran ikan cupang, tapi jangan terlalu penuh lalu masukkan aquarium pemeliharaan
tadi ke dalam ember, miringkan pelan pelan sampai air dan anakan ikan cupang masuk
semua ke dalam ember pembesaran, usahakan jangan sampai ada yang tertinggal, lalu periksa
ketinggian air, jika terlalu tinggi lakukan pengurangan dengan cara di siphon menggunakan
selang kecil untuk aerator.
Proses selanjutnya berikan pakan dan perhatikan kualitas air, dalam jangka waktu
kurang lebih 1,5 bulan, anak ikan cupang sudah mulai terlihat keindahannya dan bisa di sortir
mana yang jantan dan mana yang betina
Sumber :http://img.photobucket.com/albums/v299/kuching/iban-MS.jpg